Niken Puruhita
Bag Gizi FK UNDIP/SMF Gizi RSUP dr. Kariadi
Pokok Bahasan
• Pada remaja: Asma berhubungan dengan asupan hati (OR . 2.32, 95%CI 1.11±4.80),
makanan gorengan (OR . 2.13, 95%CI 1.06±4.30) dan daging berlemak (OR 1.84,
95%CI 0.89±3.80). (Huang SL, et al Clinical and Experimental Allergy, 2001, Volume 31, pages 259-264)
Status Gizi Penderita Asma
• Anak dengan asma bronkhial cenderung lebih pendek dibanding anak sehat.
Penelitian Umlawska et al., 2013 menunjukkan 5% anak dengan asma bronkhial
sangat pendek < persentil ke5 diagram pertumbuhan.
• Faktor yang berpengaruh: usia saat diagnosis, durasi dan derajad beratnya
penyakit, ISPA berulang, deformitas dada, pemendekan otot dan adaptasi postural,
hipoksemia, gangguan fungsi paru, peningkatan kebutuhan metabolik karena
peningkatan work of breathing, dan terapi kortikosteroid
• Pada anak dengan pengelolaan yang kurang baik, ditemukan pubertas dan
pertumbuhan yang terlambat sampai dengan 1.3 tahun
Asma Bronkhial dan IMT
• Scepanovic et al., 2013, melaporkan anak dengan asma bronkhial cenderung
kegemukan atau mengalami gizi kurang dibanding anak sehat.
• Hubungan IMT dengan derajad beratnya penyakit masih menjadi kontroversi.
Szroniak et al., 2008 melaporkan bahwa semakin tinggi IMT semakin berat derajad
asma.
• Anak gemuk lebih sering batuk berdahak, mengi, sesak dan QoL yang menurun.
• Anak gemuk cenderung mengalami eksaserbasi yang membutuhkan steroid berulang,
penurunan lung volume ratios (functional residual capacity/total lung capacity (TLC)
and residual volume/TLC)
Asma Bronkhial dan Komposisi Tubuh
• Triceps skinfold pada anak perempuan dengan asma lebih besar daripada anak
perempuan sehat
• Musaad et al. 2009 melaporkan bahwa obesitas sentral berhubungan dengan asma
bronkhial, derajad beratnya penyakit dan fungsi paru yang rendah
• Pada anak usia 2-5 tahun berhubungan dengan WHtR, tebal lemak
• Pada anak usia 9–13 tahun asma bronkhial berhubungan dengan lingkar pinggang, WHtR, tebal
lemak dan IMT
• Yiallouros et al., 2013, melaporkan persentase lemak yang lebih tinggi pada anak
dengan asma bronkhial usia 7–8 tahun dan 16–17 tahun
Terapi kortikosteroid dan pengaruhnya terhadap
pengukuran antropometri dan status gizi
Lothian JB. International Journal of Food Sciences and Nutrition, 2006; 57(3/4): 204-211
Diet Meditterania
dan Asma
• BB (kg) / TB (m)2
Body Mass Index
(indeks massa tubuh)
BB (kg) / TB (m)2
Tinggi
Badan
BMI
Lingkar
Pinggang
Waist-Hip Ratio
Lingkar panggul
BERAT BADAN
Terapi Gizi pada Asma
• Pada Kondisi akut/serangan asma
• Pada kondisi tenang/Maintenance
Pada Kondisi Akut/ Serangan Asma
• Prinsip intervensi gizi
• Menunggu setelah proses “resusitasi” selesai/keadaan umum membaik
• Pemberian zat gizi: “Start low go slow”
• Konsistensi makanan disesuaikan dengan keinginan dan kenyamanan pasien
Bentuk makanan
Bentuk Makanan
Pada Kondisi Tenang/maintenance
• Cukup energi dan protein
• Rendah lemak jenuh, cukup lemak tidak jenuh
• Tinggi asupan sayur dan buah
• Menghindari makanan alergen
• Aktifitas fisik disesuaikan dengan kondisi
Semoga bermanfaat