Anda di halaman 1dari 61

Prepared by Translated by Kuwat Slamet, PKN STAN, 2021

Coby Harmon Beberapa istilah telah disesuaikan dengan PSAK 14 tentang Persediaan dan
University of California, Santa Barbara PSAK 69 tentang Agrikultur.
Westmont College
9-1
Persediaan: BAB 9
Isu Penilaian Lainnya
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk:
1. Menjelaskan dan mengaplikasikan 4. Menentukan persediaan akhir
aturan lower-of-cost-or-net realizable dengan menerapkan metode
value (LCNRV). persediaan eceran.
2. Menjelaskan isu lain pada penilaian 5. Menjelaskan cara melaporkan
persediaan. dan menganalisis
persediaan.
3. Menentukan persediaan akhir
dengan menerapkan metode laba
kotor.

9-2
PREVIEW OF CHAPTER 9

Intermediate Accounting
IFRS 3rd Edition
Kieso ● Weygandt ●
9-3
Warfield
Tujuan Pembelajaran 1
Harga Terendah Antara Biaya Perolehan Menjelaskan dan
dan Nilai Realisasi Bersih (Lower-of- mengaplikasikan aturan lower-
Cost-or-Net Realizable Value/ LCNRV) of-cost-or-net realizable
value.

Sebuah perusahaan dapat mengabaikan prinsip biaya


historis (historical cost) ketika utilitas masa depan
(kemampuan menghasilkan pendapatan) dari aset menurun
di bawah biaya perolehannya.

Nilai Realisasi Neto (Net Realizable Value)


Taksiran harga penjualan dalam kegiatan bisnis normal
dikurangi:
 taksiran biaya penyelesaian dan
 taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan
penjualan.
9-4 LO 1
Nilai Realisasi Neto

Contoh: Asumsikan bahwa Mander AG memiliki persediaan yang


belum selesai dengan biaya €950, nilai penjualan €1.000,
estimasi biaya penyelesaian €50, dan estimasi biaya penjualan
€200.
Maka, nilai realisasi neto persediaan Mander dihitung sebagai
berikut:

ILLUSTRATION 9.1
Penghitungan Nilai Realisasi Neto

9-5 LO 1
Nilai Realisasi Neto ILLUSTRATION 9.1
Computation of Net
Realizable Value

 Mander melaporkan persediaan di neraca sebesar


€750.
 Dalam laporan laba ruginya, Mander melaporkan
Loss on Inventory Write-Down sebesar €200 (€950
nilai persediaan menurut buku ‒ €750 nilai
realisasi neto).

9-6 LO 1
Nilai Realisasi Neto - pengungkapan

ILLUSTRATION 9.2
LCNRV Disclosures

9-7 LO 1
Ilustrasi LCNRV
Jinn-Feng Foods menghitung persediaannya
dengan LCNRV (jumlah dalam ribuan). ILLUSTRATION 9.3
Menentukan Nilai
Persediaan Akhir

9-8 LO 1
Metode Penggunaan LCNRV
Misalkan bahwa Jinn-Feng Foods memisahkan produk
makanannya menjadi dua kelompok besar, yaitu makanan beku
dan makanan kaleng.

ILLUSTRATION 9.4
Alternatif Penggunaan LCNRV

9-9 LO 1
Metode Penggunaan LCNRV

 Dalam banyak kasus, perusahaan menetapkan


harga persediaan berdasarkan item per item.
 Aturan perpajakan di beberapa negara
mengharuskan perusahaan menggunakan
basis item individual.
 Pendekatan item individual memberikan
penilaian terendah untuk tujuan laporan posisi
keuangan.
 Metode yang dipilih harus diterapkan secara
konsisten dari satu periode ke periode lainnya.

9-10 LO 1
Mencatat NRV daripada Cost

Contoh: Data Ricardo SpA


Cost of goods sold (before adj. to NRV) €108,000
Ending inventory (cost) 82,000
Ending inventory (at NRV) 70,000

Loss Loss Due to Decline to NRV 12,000


Method Inventory (€82,000 - €70,000) 12,000

COGS Cost of Goods Sold 12,000


Method Inventory 12,000

9-11 LO 1
Mencatat NRV daripada Cost

Laporan Posisi Keuangan Parsial

Loss COGS
Method Method
Current assets:
Inventory € €
70,000 70,000
Prepaids 20,000 20,000
Accounts receivable 350,000 350,000
Cash 100,000 100,000
Total current assets 540,000 540,000

9-12 LO 1
Mencatat Nilai Realisasi Neto
Loss
COGS
Income Statement Method Method

Sales € 200,000 €
200,000
Cost of goods sold 108,000 120,000 Gross profit 92,000
80,000
Operating expenses:
Selling 45,000
45,000
General and administrative 20,000
20,000
Total operating expenses 65,000 65,000 Other income and
expense:

Loss due to decline of inventory to NRV 12,000 -


Interest income 5,000 5,000
3
Total other (7,000) 5,000
Penggunaan Penyisihan (Allowance)

Pada umumnya perusahaan lebih banyak menggunakan akun


penyisihan, yaitu: Allowance to Reduce Inventory to NRV,
daripada mengkredit akun Persediaan untuk penyesuaian NRV.
Melalui penggunaan akun penyisihan pada metode kerugian (loss
method), maka Ricardo SpA membuat jurnal berikut untuk
mencatat penurunan persediaan ke NRV.

Loss Due to Decline of Inventory to NRV 12,000


Allowance to Reduce Inventory to NRV 12,000

ILLUSTRATION 9-7

9-14 LO 1
Penggunaan Penyisihan (Allowance)

Laporan Posisi Keuangan Parsial


No
Allowance Allowance
Current assets:
Inventory € €
70,000 82,000
Allowance to reduce inventory
(12,000)
Inventory at NRV 70,000
Prepaids 20,000 20,000
Accounts receivable 350,000 350,000
Cash 100,000 100,000
Total current assets 540,000 540,000

9-15 LO 1
LCNRV

Pemulihan Kerugian Persediaan

 Pulihkan jumlah yang telah diturunkan.


 Pemulihan hanya terbatas (maksimum) pada jumlah awal
penurunan.
Pada contoh Ricardo sebelumnya, asumsikan nilai realisasi
neto menjadi €74,000 (meningkat €4,000), maka Ricardo
membuat jurnal berikut pada penggunaan metode kerugian:

Allowance to Reduce Inventory to NRV 4,000


Recovery of Inventory Loss 4,000

9-16 LO 1
Pemulihan Kerugian Persediaan

Akun penyisihan akan disesuaikan pada periode berikutnya,


sehingga persediaan selalu dilaporkan dengan LCNRV.
Contoh di bawah ini menunjukkan evaluasi nilai realisasi neto
dari Vuko Company dan pengaruh penyesuaian nilai realisasi
neto tersebut terhadap pendapatan.

ILLUSTRATION 9.8
Effect on Net Income of
Adjusting Inventory to Net
Realizable Value
9-17 LO 1
Evaluasi Aturan
LCM
Aturan LCNRV memiliki beberapa kekurangan konseptual:
1. Perusahaan mengakui penurunan nilai aset dan pencatatan ke
beban pada periode terjadinya kerugian utilitas—bukan pada
periode penjualan.
2. Penerapan aturan menghasilkan ketidakkonsistensian karena
perusahaan dapat menilai persediaan pada biaya (at cost)
dalam satu tahun dan pada nilai realisasi neto (at NRV) pada
tahun berikutnya.
3. LCNRV menilai persediaan dalam laporan posisi keuangan secara
konservatif, tetapi pengaruhnya terhadap laporan laba rugi bisa
konservatif atau tidak. Laba bersih untuk tahun di mana perusahaan
menanggung kerugian pasti akan lebih rendah. Laba bersih
periode berikutnya mungkin lebih tinggi dari laba normal jika
penurunan harga jual yang diharapkan tidak terwujud.

9-18 LO 1
LCNRV
P9.1: Remmers SE memproduksi meja. Katalog 2019 berlaku hingga
November 2019, dan katalog 2020 berlaku mulai 1 Desember 2019.
Pada 31 Desember 2019, meja yang telah selesai muncul di
persediaan perusahaan.

Finished Desks A B C D
2019 Catalog selling price € 450 € 480 € 900 € 1,050
FIFO cost per inventory list 12/31/19 470 450 830 960
Estimated cost to complete and sell 50 110 260 200
2020 catalog selling price 500 540 900 1,200

Diminta: Berapa jumlah empat meja yang harus muncul dalam


persediaan perusahaan pada tanggal 31 Desember 2019, dengan
asumsi bahwa perusahaan telah mengadopsi pendekatan lower-
of- FIFO-cost-or-net realizable value untuk penilaian persediaan
secara item individual?
9-19 LO 1
LCNRV
Diminta: Berapa jumlah empat meja yang harus muncul dalam
persediaan perusahaan pada tanggal 31 Desember 2019, dengan
asumsi bahwa perusahaan telah mengadopsi pendekatan lower-of-
FIFO-cost-or-net realizable value untuk penilaian persediaan secara
item individual?

Finished Desks A B C D
2019 Catalog selling price € 450 € 480 € 900 € 1,050
FIFO cost per inventory list 12/31/19 470 450 830 960
Estimated cost to complete and sell 50 110 260 200
2020 catalog selling price 500 540 900 1,200

Net Realizable Value € 450 € 430 € 640 € 1,000


Lower-of-Cost-or-NRV 450 430 640 960

9-20 LO 1
LEARNING OBJECTIVE 2
Basis Penilaian Identify other inventory
valuation issues.

Nilai Realisasi Neto


Bermula dari aturan LCNRV, penggunaan nilai ini dapat
dibenarkan dalam situasi ketika:
 biaya sulit ditentukan,
 barang siap dipasarkan dengan harga pasar
kuotasian, dan
 unit produk dapat dipertukarkan.

Dua kondisi umum dimana NRV merupakan sebuah aturan


yang umum diberlakukan adalah:
 Aset Agrikultur
 Komoditas yang ditahan oleh para pialang-pedagang.
9-21 LO 1
Nilai Realisasi Neto

Persediaan Agrikultur
Aset biologis (diklasifikasikan sebagai aset tidak
lancar) adalah hewan atau tumbuhan yang
hidup, seperti domba, sapi, pohon buah-buahan,
atau tanaman.
 Aset biologis diukur pada pengakuan awal dan
pada akhir setiap periode pelaporan pada nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual (NRV).
 Perusahaan mencatat keuntungan atau kerugian
(karena perubahan NRV) aset biologis sebagai
pendapatan ketika hal tersebut muncul.
9-22 LO 1
Nilai Realisasi Neto

Persediaan Agrikultur

Produk pertanian adalah produk yang dipanen


dari aset biologis, seperti wol dari domba, susu
dari sapi perah, buah yang dipetik dari pohon
buah, atau kapas dari tanaman kapas.
 Hasil pertanian diukur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual (NRV) pada
saat panen.
 Setelah dipanen, NRV menjadi biaya.

9-23 LO 1
Akuntansi Agrikultul pada NRV
Contoh: Bancroft Dairy memproduksi susu untuk dijual ke pembuat
keju lokal. Bancroft mulai beroperasi pada 1 Januari 2019 dengan
membeli 420 sapi perah seharga €460.000. Terkait dengan
pemerahan sapi, Bancroft memberikan informasi berikut.

ILLUSTRATION 9.9 Agricultural Assets—Bancroft Dairy


9-24 LO 2
Akuntansi Agrikultul pada NRV ILLUSTRATION 9.9
Agricultural Assets—
Bancroft Dairy

Bancroft membuat jurnal untuk mencatat perubahan nilai tercatat


sapi perah sbb:

Biological Asset (milking cows) 33,800


Unrealized Holding Gain or Loss—Income 33,800

9-25 LO 3
Akuntansi Agrikultul pada NRV

Biological Asset (milking cows) 33,800


Unrealized Holding Gain or Loss—Income 33,800

Dilaporkan pada Laporan Posisi Keuangan sebagai aset


tidak lancar pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
(nilai realisasi neto).

Dilaporkan sebagai “Other income and expense” pada


Laporan Laba Rugi.

9-26 LO 3
Akuntansi Agrikultul pada NRV

Bancroft juga membuat jurnal untuk mencatat susu yang dipanen


selama bulan Januari sbb.

Inventory (milk) 36,000


Unrealized Holding Gain or Loss—Income
36,000

Dengan asumsi susu yang dipanen pada bulan Januari dijual ke


pembuat keju lokal seharga €38.500, maka Bancroft mencatat
penjualan
Cash sebagai berikut. 38,500
Sales Revenue 38,500
Cost of Goods Sold 36,000
Inventory (milk) 36,000

9-27 LO 3
Nilai Realisasi Neto

Pialang-Pedagang Komoditas
Pada umumnya persediaan mereka diukur pada nilai
wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual (NRV) dan
perubahan NRV diakui sebagai pendapatan pada
periode perubahan.
 Membeli atau menjual komoditas (seperti jagung yang
dipanen, gandum, logam mulia, minyak pemanas).
 Tujuan utamanya adalah untuk:
► menjual komoditas dalam waktu dekat dan
► menghasilkan keuntungan dari fluktuasi harga.

9-28 LO 3
Basis Penilaian

1. Nilai Jual Relatif Berdiri Sendiri (Relative


Standalone Sales Value)
Digunakan saat membeli berbagai item dalam satu lump-
sum purchase.

Contoh: Woodland Developers membeli tanah seharga $1 juta


yang akan dibagi menjadi 400 lot. Kavling ini memiliki ukuran dan
bentuk yang berbeda tetapi secara umum dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kelompok, yakni A, B, dan C. Saat Woodland menjual
kavling, ia membagi biaya pembelian sebesar $1 juta ke kavling
yang terjual dan kavling yang tersisa.
Hitunglah harga pokok penjualan dan laba kotornya.

9-29 LO 3
Relative Standalone Sales Value ILLUSTRATION 9.10
Allocation of Costs,
Using Relative
Standalone Sales Value

ILLUSTRATION 9.11
Determination of Gross Profit,
Using Relative Standalone Sales Value

9-30 LO 3
Basis Penilaian

2. Komitmen Pembelian—kasus khusus

 Pada umumnya penjual mempertahankan hak atas barang


dagangan.
 Pembeli tidak mengakui aset atau kewajiban.
 Jika nilainya material, maka pembeli harus mengungkapkan
rincian kontrak ke dalam catatan atas laporan keuangan.
 Jika harga kontrak lebih besar dari harga pasar dan
pembeli memperkirakan bahwa kerugian akan terjadi pada
saat pembelian dilakukan, maka pembeli harus mengakui
liabilitas dan kerugian tersebut pada periode terjadinya
penurunan harga pasar tersebut.

9-31 LO 3
Komitmen Pembelian

Contoh: Apres Paper AG menandatangani kontrak penebangan


kayu yang akan dilaksanakan pada tahun 2020 dengan harga
€10.000.000. Asumsikan bahwa harga pasar hak tebang kayu
pada 31 Desember 2019 turun menjadi €7.000.000. Maka, pada
31 Desember 2019, Apres membuat jurnal berikut.

Unrealized Holding Gain or Loss—Income 3,000,000


Purchase Commitment Liability 3,000,000

Other expenses and losses in the Income statement.

Current liabilities on the balance sheet.

9-32 LO 3
Komitmen Pembelian

Ketika Apres memotong kayu dengan biaya €10 juta, maka


akan dibuat jurnal berikut.

Purchases (Inventory) 7,000,000


Purchase Commitment Liability 3,000,000
Cash 10,000,000

Asumsikan Apres diizinkan untuk mengurangi harga kontraknya


dan komitmennya berkurang sebesar €1.000.000.

Purchase Commitment Liability 1,000,000


Unrealized Holding Gain or Loss—Income
1,000,000
9-33 LO 3
LEARNING OBJECTIVE 3
Metode Laba Kotor dalam Menentukan persediaan akhir
dengan menerapkan metode
Taksiran Persediaan laba kotor.

Suatu Ukuran Pengganti untuk memperkirakan nilai


Persediaan
Didasarkan pada 3 asumsi, yakni:
1. Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total
barang yang harus dipertanggungjawabkan.
2. Barang yang tidak terjual harus ada di tangan (gudang).
3. Penjualan, dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah
persediaan awal ditambah pembelian, sama dengan
persediaan akhir.
Catatan: Metode ini terutama digunakan untuk mengestimasi persediaan untuk
pelaporan keuangan interim atau digunakan untuk kepentingan internal saja, atau dalam
keadaan perusahaan kehilangan data.
9-34 LO 3
Metode Laba Kotor dalam Taksiran Persediaan

Contoh: Cetus SE memiliki persediaan awal €60.000 dan


pembelian €200,000, keduanya berdasarkan biaya. Penjualan
berjumlah €280.000. Laba kotor atas harga jual adalah 30 persen.
Cetus menerapkan metode laba kotor sebagai berikut.

ILLUSTRATION 9.13
Application of Gross Profit Method

9-35 LO 3
Metode Laba Kotor dalam Taksiran Persediaan

Penghitungan Persentase Laba Kotor


Pada Ilustrasi 9.13, laba kotor telah disebutkan.
Pertanyaannya: dari manakah Cetus mendapatkan angka 30%
tersebut?
Untuk mengetahui cara menghitung persentase laba kotor,
asumsikan bahwa sebuah item berharga €15 dan dijual
dengan harga €20 (atau laba kotor sebesar €5).

ILLUSTRATION 9.14
Computation of Gross Profit Percentage

9-36 LO 3
Metode Laba Kotor ILLUSTRATION 9.15
Formulas Relating to
Gross Profit

ILLUSTRATION 9.16
Application of Gross
Profit Formulas

9-37
Metode Laba Kotor dalam Taksiran Persediaan

E9.14: Astaire ASA menggunakan metode laba kotor guna menaksir


persediaan untuk tujuan pelaporan bulanan. Berikut ini adalah informasi
pada bulan Mei.
Inventory, May 1 € 160,000 Sales € 1,000,000
Purchases (gross) 640,000 Sales returns 70,000
Freight-in 30,000 Purchases discounts 12,000

Diminta:
(a) Hitunglah taksiran persediaan pada tanggal 31 Mei, dengan asumsi
bahwa laba kotor adalah 25% dari penjualan.
(b) Hitunglah taksiran persediaan pada tanggal 31 Mei, dengan
asumsi
bahwa laba kotor adalah 25% dari biaya perolehan.
9-38 LO 3
Metode Laba Kotor dalam Taksiran Persediaan

(a) Hitunglah taksiran persediaan pada tanggal 31 Mei,


dengan asumsi bahwa laba kotor adalah 25% dari
penjualan.
Inventory, May 1 (at cost) € 160,000
Purchases (gross) (at cost) 640,000
Purchase discounts (12,000)
Freight-in 30,000
Goods available (at cost) 818,000
Sales (at selling price) € 1,000,000
Sales returns (at selling price) (70,000)
Net sales (at selling price) 930,000
Less: Gross profit (25% of €930,000) 232,500
Sales (at cost) 697,500
Approximate inventory, May 31 (at cost) € 120,500

9-39 LO 3
Metode Laba Kotor dalam Taksiran Persediaan

(b) Hitunglah taksiran persediaan pada tanggal 31 Mei,


dengan asumsi bahwa laba kotor adalah 25% dari biaya
perolehan.
Inventory, May 1 (at cost) € 160,000
Purchases (gross) (at cost) 640,000
25%
Purchase discounts = 20% of sales (12,000)
100% +
Freight-in 25% 30,000
Goods available (at cost) 818,000
Sales (at selling price) € 1,000,000
Sales returns (at selling price) (70,000)
Net sales (at selling price) 930,000
Less: Gross profit (20% of €930,000) 186,000
Sales (at cost) 744,000
Approximate inventory, May 31 (at cost) € 74,000

9-40 LO 3
Metode Laba Kotor dalam Taksiran Persediaan

Evaluasi Metode Laba Kotor

Kelemahan
1) Hanya memberikan nilai taksiran persediaan akhir.
2) Menggunakan persentase masa lalu dalam perhitungan.
3) Tingkat laba kotor blanket mungkin tidak representatif.
4) Biasanya tidak dapat diterima untuk tujuan pelaporan
keuangan karena hanya memberikan taksiran.
IFRS menetapkan bahwa inventarisasi secara fisik harus
dilakukan entitas sebagai suatu verifikasi tambahan atas
nilai persediaan yang tercatat dalam pembukuan.

9-41 LO 3
Tujuan Pembelajaran 4
Metode Persediaan Eceran Menentukan persediaan akhir
dengan menerapkan metode
persediaan eceran.

Metode yang digunakan oleh perusahaan pengecer (retailer) untuk


menghitung persediaan pada harga eceran. Pengecer dapat
menggunakan suatu rumus untuk mengubah harga eceran menjadi
harga perolehan.
Metode ini mensyaratkan pengecer untuk menyimpan catatan
mengenai:

1) Total biaya dan nilai eceran barang yang dibeli.


2) Total biaya dan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual.
3) Penjualan untuk periode tersebut.
Metode
 Metode konvensional (Conventional Method) atau LCNRV.
 Metode Biaya (Cost Method)
9-42 LO 3
Metode Persediaan Eceran
Contoh: Data berikut berkaitan dengan suatu departemen Fuque
Ltd di bulan Oktober. Buatlah daftar untuk menghitung persediaan
eceran dengan menggunakan Metode Konvensional dan Metode
Biaya.

COST RETAIL

Beg. inventory, Oct. 1 £ £ 78,000


52,000
Purchases 272,000 423,000
Freight in 16,600
Purchase returns 5,600 8,000
Additional markups 9,000
Markup cancellations 2,000
Markdowns (net) 3,600
Normal spoilage and breakage 10,000
9-43 Sales 390,000 LO 4
Metode Persediaan Eceran

COST Method: Cost to


COST RETAIL Retail %
Beginning inventory £ 52,000 £ 78,000
Purchases 272,000 423,000
Purchase returns (5,600) (8,000)
Freight in 16,600
Markups, net 7,000
Current year additions 283,000 422,000
Goods available for sale 335,000 500,000 67.0%
Markdowns, net (3,600)
Normal spoilage and breakage (10,000)
Sales (390,000)
Ending inventory at retail £ 96,400

Ending inventory at Cost:


£ 96,400 67.0% = £ 64,588
x

9-44 LO 4
Metode Persediaan Eceran

COST Method: Cost to


COST RETAIL Retail %
Beginning inventory £ 52,000 £ 78,000
Purchases 272,000 423,000
Purchase returns (5,600) (8,000)
Freight in 16,600
Markdowns, net (3,600)
Markups, net 7,000
Current year additions 283,000 418,400
Goods available for sale 335,000 496,400 67.49%
Normal spoilage and breakage (10,000)
Sales (390,000)
Ending inventory at retail £ 96,400

Ending inventory at Cost:


£ 96,400 67.49% = £ 65,060
x

9-45 LO 4
Metode Persediaan Eceran
Item Khusus Berkaitan dengan Metode Eceran
 Biaya angkut (Freight costs)
 Retur Pembelian (Purchase returns)
 Potongan Pembelian dan Pengurangan
Harga (Purchase discounts and
allowances)
 Pengiriman Masuk (Transfers-in)
 Kekurangan Normal (Normal
 shortages)
Kekurangan Abnormal (Abnormal Ketika penjualan dicatat
shortages) dengan nilai kotor (gross),
 Potongan bagi Karyawan (Employee maka perusahaan tidak perlu
discounts) mengakui diskon penjualan.

9-46 LO 4
ILLUSTRATION 9.22
Conventional Retail
Inventory Method—
Special Items Included

9-47
Metode Persediaan Eceran

Evaluasi Metode Persediaan Eceran


Digunakan untuk alasan berikut:
1. Memungkinkan untuk penghitungan laba bersih tanpa
penghitungan fisik persediaan.
2. Merupakan tindakan pengendalian dalam
menentukan
kekurangan persediaan.
3. Untuk mengatur jumlah barang dagangan yang ada.
4. Sebagai informasi bagi pihak asuransi.
Beberapa perusahaan menyempurnakan metode eceran dengan menghitung
persediaan secara terpisah menurut departemen atau kelas barang dagangan
dengan nilai laba kotor yang sama.

9-48 LO 4
Tujuan Pembelajaran 5
Penyajian dan Analisis Menjelaskan cara melaporkan
dan menganalisis
persediaan.

Penyajian Persediaan
Standar akuntansi mensyaratkan pengungkapan mengenai:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
persediaan, termasuk formula penghitungan biaya
yang digunakan.
2. Jumlah total tercatat persediaan dan jumlah tercatat persediaan
menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas (barang dagangan,
perlengkapan produksi, bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi).
3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual.
4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama
periode
9-49 berjalan. LO 5
Penyajian dan Analisis

Penyajian Persediaan
Standar akuntansi mensyaratkan pengungkapan mengenai:

5) Jumlah setiap penurunan nilai persediaan yang diakui sebagai


beban dalam periode berjalan dan jumlah setiap pembalikan
dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang
beban dalam periode berjalan.
6) Keadaan atau peristiwa penyebab terjadinya pembalikan
penurunan nilai persediaan.
7) Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai
jaminan liabilitas, apabila ada.

9-50 LO 5
Penyajian dan Analisis

Analisis Persediaan

Rasio umum yang digunakan dalam manajemen


dan evaluasi persediaan adalah perputaran
persediaan (inventory turnover) dan hari rata-
rata untuk menjual persediaan (average days to
sell the inventory).

9-51 LO 5
Analisis Persediaan

Perputaran Persediaan
Mengukur berapa kali rata-rata perusahaan menjual
persediaan selama suatu periode.

Contoh: Dalam laporan tahunan 2015 Tate & Lyle plc (GBR)
melaporkan persediaan awal sebesar £372 juta, persediaan akhir
sebesar £263 juta, dan harga pokok penjualan sebesar £1.319 juta
untuk tahun tersebut.

ILLUSTRATION 9.25

9-52 LO 5
Analisis Persediaan

Hari Rata-Rata untuk Menjual Persediaan


Ukuran yang mewakili jumlah hari rata-rata penjualan di
mana perusahaan memiliki persediaan di tangan (gudang).
ILLUSTRATION 9.25

Average Days to Sell

365 days / 3.59 times = every 101.7 days

9-53 LO 5
Copyright

Copyright © 2018 John Wiley & Sons, Inc. All rights reserved.
Reproduction or translation of this work beyond that permitted in
Section 117 of the 1976 United States Copyright Act without the
express written permission of the copyright owner is unlawful.
Request for further information should be addressed to the
Permissions Department, John Wiley & Sons, Inc. The purchaser
may make back-up copies for his/her own use only and not for
distribution or resale. The Publisher assumes no responsibility for
errors, omissions, or damages, caused by the use of these
programs or from the use of the information contained herein.

9-54
GLOBAL ACCOUNTING INSIGHTS

LEARNING OBJECTIVE 6
Compare the accounting for inventories under IFRS and U.S. GAAP.

Inventories
In most cases, IFRS and U.S. GAAP related to inventory are the same. The
major differences are that IFRS prohibits the use of the LIFO cost flow
assumption and records market in the LCNRV differently.

9-55 LO 6
GLOBAL ACCOUNTING INSIGHTS

Relevant Facts
Following are the key similarities and differences between U.S. GAAP and
IFRS related to inventories.
Similarities
• U.S. GAAP and IFRS account for inventory acquisitions at historical cost
and evaluate inventory for lower-of-cost-or-net realizable value (market)
subsequent to acquisition.
• Who owns the goods—goods in transit, consigned goods, special sales
agreements—as well as the costs to include in inventory are essentially
accounted for the same under U.S. GAAP and IFRS.

9-56 LO 6
GLOBAL ACCOUNTING INSIGHTS

Relevant Facts
Differences
• U.S. GAAP provides more detailed guidelines in inventory accounting. The
requirements for accounting for and reporting inventories are more
principles-based under IFRS.
• A major difference between U.S. GAAP and IFRS relates to the LIFO cost
flow assumption. U.S. GAAP permits the use of LIFO for inventory
valuation. IFRS prohibits its use. FIFO and average-cost are the only two
acceptable cost flow assumptions permitted under IFRS. Both sets of
standards permit specific identification where appropriate.

9-57 LO 6
GLOBAL ACCOUNTING INSIGHTS

Relevant Facts
Differences
• In the lower-of-cost-or-market test for inventory valuation, U.S. GAAP
defines market as replacement cost subject to the constraints of net
realizable value (the ceiling) and net realizable value less a normal markup
(the floor). IFRS defines market as net realizable value and does not use a
ceiling or a floor to determine market.
• Under U.S. GAAP, if inventory is written down under the lower-of-cost-or-
market valuation, the new basis is now considered its cost. As a result, the
inventory may not be written up back to its original cost in a subsequent
period. Under IFRS, the write-down may be reversed in a subsequent
period up to the amount of the previous write-down. Both the write-down
and any subsequent reversal should be reported on the income statement.
9-58 LO 6
GLOBAL ACCOUNTING INSIGHTS

Relevant Facts
Differences
• IFRS requires both biological assets and agricultural produce at the point of
harvest to be reported at net realizable value. U.S. GAAP does not require
companies to account for all biological assets in the same way.
Furthermore, these assets generally are not reported at net realizable
value. Disclosure requirements also differ between the two sets of
standards.

9-59 LO 6
GLOBAL ACCOUNTING INSIGHTS

On the Horizon
One convergence issue that will be difficult to resolve relates to the use of the
LIFO cost flow assumption. As indicated, IFRS specifically prohibits its use.
Conversely, the LIFO cost flow assumption is widely used in the United States
because of its favorable tax advantages. In addition, many argue that LIFO
from a financial reporting point of view provides a better matching of current
costs against revenue and therefore enables companies to compute a more
realistic income.

9-60 LO 6
Copyright

Copyright © 2018 John Wiley & Sons, Inc. All rights reserved.
Reproduction or translation of this work beyond that permitted in
Section 117 of the 1976 United States Copyright Act without the
express written permission of the copyright owner is unlawful.
Request for further information should be addressed to the
Permissions Department, John Wiley & Sons, Inc. The purchaser
may make back-up copies for his/her own use only and not for
distribution or resale. The Publisher assumes no responsibility for
errors, omissions, or damages, caused by the use of these
programs or from the use of the information contained herein.

9-61

Anda mungkin juga menyukai