Anda di halaman 1dari 22

Sumber :https://klikpajak.

id/blog/pajak-umkm-tarif-cara-hitung-bayar-dan-lapor-spt-pajaknya/
#a_Pajak_Bulanan

Aturan Pajak UMKM


dari Tarif hingga Lapor
SPT Pajaknya

By Samijoe Adjie, SE, Ak, ACPA


U
Kategori UKM sebagai Dasar Pengenaan Pajak UMKM
1. Kategori UMKM Berdasarkan Omzet
Kategori UMKM didasarkan dari berapa besar jumlah omzet yang didapatkan setiap tahunnya tertera dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM.

M Skala Usaha Mikro


 Kekayaan bersih/aset (tidak
termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha) maksimal
Skala Usaha Kecil
 Kekayaan bersih/aset (tidak
termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha) maksimal
Skala Usaha Menengah
 Kekayaan bersih/aset (tidak
termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha)

K
maksimal >Rp500.000.000 –
Rp50.000.000 setahun Hasil >Rp50.000.000 – Rp10.000.000.000
Rp500.000.000.
 Hasil penjualan/omzet
 penjualan/omzet maksimal  Hasil penjualan/omzet maksimal >Rp2.500.000.000
Rp300.000.000 setahun maksimal >Rp300.000.000 – – Rp50.000.000.000

M
Rp2.500.000.000
Sumber :https://klikpajak.id/blog/pajak-umkm-tarif-cara-hitung-bayar-dan-lapor-spt-pajaknya/
#a_Pajak_Bulanan

2. Kategori UMKM Berdasarkan Skala Usaha

U
Kategori UMKM juga dapat dibedakan berdasarkan skala usahanya untuk menentukan berapa persen pajak yang
harus dibayar, diantaranya adalah:
Skala Usaha Mikro Skala Usaha Kecil Skala Usaha Menengah
 Tempat usaha tidak menetap  Tempat usaha sudah menetap  Tempat usaha sudah menetap

M
atau bisa berpindah-pindah  Jenis produk yang dijual tidak  Jenis produk sudah tetap
 Jenis produk yang dijual dapat mudah berubah  Memiliki NPWP perusahaan
berubah sewaktu-waktu  Sudah memiliki pengalaman  Memiliki izin usaha atau
 Belum memiliki izin usaha berusaha mendirikan perusahaan
 Tidak memiliki NPWP  Memiliki izin usaha  Punya SDM yang
 Belum melakukan pencatatan  Memiliki NPWP berpendidikan

K
keuangan  Mengelola administrasi  Memiliki manajemen SDM
 Masih mencampur keuangan keuangan sederhana sesuai fungsi dan tugas
pribadi dan hasil usaha  Memisahkan keuangan pribadi masing-masing
 Belum ada akses ke bank, tapi dan uang hasi usaha  Melakukan administrasi
memanfaatkan pinjaman non-  Dapat mengakses modal ke keuangan dengan sistem

M
bank bank maupun non-bank akuntansi
 Memiliki akses modal ke
perbankan maupun non-bank
 Melakukan pengelolaan
organisasi perburuhan
Sumber :https://klikpajak.id/blog/pajak-umkm-tarif-cara-hitung-bayar-dan-lapor-spt-pajaknya/
#a_Pajak_Bulanan

Kelompok UMKM Berdasarkan Perpajakan

U
UMKM berdasarkan penghasilan Bruto tertentu :
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018, UMKM dengan omset bruto di
bawah Rp4,8 miliar setahun dengan tarif PPh Final UMKM sebesar 0,5% dari penghasilan bruto.

 Dan juga dilampirkan pembayaran PPh final PP.23/2018 yang bayarkan.

M UMKM dengan status PKP :

 UMKM dengan status Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) ini artinya sudah memiliki omzet bruto lebih
dari Rp4,8 miliar setahun dan hanya boleh menggunakan tarif PPh normal.

K
 Tarif PPh normal adalah sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,
yakni 25%.

 Melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 1 Tahun 2020, tarif PPh
Badan turun menjadi 22% di 2020 dan 2021, lalu turun menjadi 20% di 2022, dan tambahan 3%

M
menjadi 17% khusus untuk Perseroan Terbuka (Tbk).

 Namun pada 2022 pemerintah kembali menerbitkan peraturan perpajakan dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2021.
KEWAJIBAN PAJAK UMKM

U
 Seperti yang sempat disinggung di atas, bahwa status usaha yang dijalankan memiliki kewajiban pajak yang
berbeda.

 Tentu saja, di sini tidak membicarakan untuk kategori jenis usaha mikro, karena usaha mikro jelas-jelas
bukan merupakan objek/subjek pajak.

M  Sehingga tidak memiliki kewajiban perpajakan atau tidak dikenakan pajak.

 Tapi, yang menjadi target pajak adalah jenis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan ketentuan jumlah
omzet yang sudah diharuskan membayar pajak.

K  Sebagai pengusaha UKM, inilah kewajiban perpajakannya yang dibayarkan perusahaan, yang terdiri dari
dua jenis pajak yakni pajak yang dibayarkan ataupun dilaporkan setiap bulannya dan pajak yang dibayarkan
serta dilaporkan setiap tahun atau pajak tahunan.

M
KEWAJIBAN PAJAK UMKM
BULANAN

U
PPh pasal 21 PPh pasal 23 PPh pasal 26
 Syaratnya Jika UKM memiliki karyawan  Jika ada transaksi pembayaran  Jika WP melakukan transaksi
dengan jumlah pegawai termasuk DIVIDEN atau pemegang SAHAM WP luar negeri dan transaksi
dalam yang dikenakan pajak dan jumlah kepemilikan saham tersebut termasuk gaji, sewa,
penghasilan, wajib memotong PPh 21 paling besar 25%. dividen, bunga dan royalty

M
dari gaji, upah, honorarium, tunjangan serta kainnya yanf termasuk
dan pembayaran dengan nama serta  Jika melakukan pembayaran royalty pph 21 dan PPh pasal 23
dalam bentuk apapun yang masih dan pembayaran bunga pinjaman
terkait dengan pekerjaan, jasa, juga selain Bank
kegiatan yang dilakukan WP Dalam

K
Negeri, pekerjanya tersebut.  Jika melakukan pembayaran sewa
atas penggunaan harta,
pembayaran imbalan sehubungan
dengan jasa teknik, jasa
manajemen,jasa konstruksi,jasa

M
konsultan dan jasa lain yang diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 141/PMK.03/2015.
BULANAN

U PPh pasal 4 ayat 2

 Pajak penghasilan yang dikenakan atas


transaksi persewaan atas tanah
PPh Final PP 23/2018 (Pajak
Final UMKM)
 UMKM dikenakan PPh final PP
23/2018 atas penghasilan dari
PPN

 UKM juga diwajibkan atas Pajak


Pertambahan Nilai ( PPN ) ketika
sudah dikukuhkan menjadi

M
dan/atau bangunan, pengalihan hak usaha yang diterima atau Pengusaha Kena Pajak (PKP).
atas tanah dan/atau bangunan, diperoleh WP yang memiliki
penghasilan atas usaha dari jasa peredaran bruto tertentu.  WP Pribadi Pengusaha memiliki
konstruksi, dan dari dividen omzet bruto di bawah Rp4,8 miliar,
perusahaan yang dibayarkan pada  PPh Final UMKM PP 23/2018 ini dapat memilih sebagai PKP
orang pribadi. sebenarnya sifatnya lebih kepada
 Sehingga UKM yang telah menjadi
insentif bagi pelaku UKM, PKP ini wajib menerbitkan Faktur

K
 Untuk pemotongan PPh 4 ayat (2) ini khususnya WP Badan yang boleh Pajak dan dapat mengkreditkan
bersifat final, jadi penghasilan yang memilih jenis tarif Pajak Final Pajak Masukan yang lebih bayar
telah dipotong itu tidak diperhitungkan UMKM PP 23/2018 ini karena sebagai pengurang pajak pada
lagi dalam SPT Tahunan PPh Badan. lebih kecil dibanding tarif PPh penyampaian SPT Tahunan.
Badan normal yang di mencapai
 Atau, dapat mengkreditkan PPN
dobel digit dan WP Badan yang terutang lebih bayar untuk masa
bisa menggunakan tarif PPh Final

M
pajak berikutnya maupun
UMKM PP 23/2018 memiliki jangka melakukan restitusi atau
waktu berbeda-beda sesuai bentuk pengembalian pajak lebih bayar.
usahanya, apakah berbentuk CV,
Koperasi, Firma, atau PT.
KEWAJIBAN PAJAK UMKM

TAHUNAN

U
PPh badan  UKM dengan kategori pengusaha dengan skala usaha menengah
dikenakan PPh Badan yang dibayarkan setahun sekali atau melalui
angsuran PPh Pasal 25 yang dibayarkan setiap bulan.

 Pajak UMKM atau PPh UMKM adalah jenis pajak penghasilan yang

M
dikenakan terhadap penghasilan di luar pekerjaan formal.PPh UMKM ini
juga merupakan pajak penghasilan yang bersifat final.Karena pengenaan
pajak UMKM ini bersifat final, maka pajak penghasilan yang harus
dibayarkan sudah final, tidak dapat diikutsertakan dalam penghitungan
PPh Terutang tahunan.

K
M
TARIF UMKM
Tarif  Bicara pajak UMKM, memang identik dengan Pajak Penghasilan ( PPh )
yang dikenakan pajak pelaku UMKM atau biasa disebut pajak PP 23

U
UMKM.

 Peraturan Pemerintah (PP) NOmor 23 Tahun 2018 ini mengatur tentang


besar tarif PPh Final UMKM dengan periode tertentu.

M Objek
Pajaknya
 Penghasilan dari usaha
 Peredaran bruto (omzet) setahun tidak melebihi Rp4,8 miliar setahun
 Omzet ditotal dari seluruh gerai/outlet, baik pusat atau cabang tidak lebih
dari Rp4,8 miliar setahun

K
Subjek Pajaknya Sesuai dengan Pasal 3 ayat (1) PP 23/2018, WP
berikut yang masih boleh menikmati PPh Final 0,5%:
Tarif PPh Final PP 23 Tahun 2018 ini tidak
hanya berlaku bagi WP Badan tertentu,  WP Orang Pribadi
tapi juga WP Orang Pribadi yang  WP Badan berbentuk Koperasi, Persekutuan

M
melakukan kegiatan usaha.
Komanditer (CV/Commanditaire Vennootschap),
Firma, atau Perseroan Terbatas (PT) yang memiliki
atau memperoleh penghasilan dengan peredaran
bruto tidak lebih dari Rp4,8 miliar dalam satu tahun
pajak (setahun).
JENIS TARIF UMKM
Pajak UMKM  Awalnya, pajak UMKM ini diatur dalam PP 46 Tahun 2018 tentang PPh
Berdasarkan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh WP yang

U
PP No. 46 Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Tahun 2013
 Tarif PPh Final UMKM sesuai PP 46 Tahun 2013 adalah 1% dari omzet
atau peredaran bruto.

M
 Dengan munculnya jenis pajak UMKM yang diatur dalam PP 23/2018,
maka mencabut PP 46/2013.

Pajak UMKM  Dengan munculnya PP 23 Tahun 2018 tentang PPh atas Penghasilan dari
Berdasarkan Usaha yang Diterima atau Diperoleh WP yang Memiliki Peredaran Bruto

K
PP No. 23 Tertentu, maka hal-hal yang mengatur pajak UMKM khususnya besar tarif
Tahun 2018 pajaknya jadi berubah.

 Dalam PP 23 Tahun 2018 ini, besar tarif PPh Final UMKM jadi lebih
rendah atau turun separuhnya dibanding PP 46 Tahun 2013.

M
 Jadi tarif PPh Final pajak UMKM sesuai skema PP 23 Tahun 2018 adalah
0,5% dari peredaran/omzet bruto.

 Tarif PPh Final PP 23 Tahun 2018 ini bukanlah tarif yang berlaku
selamanya, tapi hanya untuk jangka waktu tertentu.
Aturan Pajak UMKM dalam Skema PP 23 Adalah Sebagai Berikut
Aturan Pajak  Sesuai penjelasan di atas bahwa pajak UMKM merupakan pajak yang
UMKM PP 23 dikenakan secara final Sehingga PPh Final dalam skema PP 23 pajak UMKM

U
Tahun 2018 ini tidak dapat dikreditkan di akhir tahun pajak pada saat pelaporan Surat
Pemberitahuan (SPT) PPh Tahunan.

 Setelah diterbitkannya PP 23 Tahun 2018, menyusul beleid baru dalam


Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 99/PMK.03/2018 tentang

M
Pelaksanaan PP 23/2018.

 Melalui PMK 99/2018 ini, maka Pajak Penghasilan yang terutang dapat
dilunasi dengan 2 cara, yaitu:
 Pertama, disetor sendiri oleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto

K
tertentu.
 Kedua, dipotong atau dipungut oleh pemotong atau pemungut pajak yang
ditunjuk sebagai Pemotong atau Pemungut Pajak.
 Pemotong atau pemungut pajak tersebut berkedudukan sebagai pembeli atau
pengguna jasa melakukan pemotongan atau pemungutan pajak terhadap
wajib pajak yang memenuhi kriteria PP 23/2018 dengan tarif setengah

M
persen.

 Untuk menjadi perhatian, pemungutan/pemotongan PPh Final sesuai PP 23


Tahun 2018 sebesar 0,5% ini dipungut/dipotong terhadap WP yang sudah
memiliki Surat Keterangan PP 23 Tahun 2018.
Tarif Pajak UMKM Sesuai Jenis-jenis Pajak UMKM
PPh 21 Jadi, besar tarif PPh 21 yang terutang ditentukan dengan mengalikan Penghasilan Kena
Pajak dengan tarif PPh 17, yang diatur kembali dalam UU HPP No. 7 Tahun 2021 yakni:

U
 5% untuk penghasilan Rp0 – Rp60.000.000 per tahun
 15% untuk penghasilan Rp60.000.000 – Rp250.000.000 per tahun
 25% untuk penghasilan Rp250.000.000 – Rp500.000.000 per tahun
 30% untuk penghasilan Rp500.000.000 – Rp5.000.000.000 per tahun
 35% untuk penghasilan di atas Rp5.000.000.000 setahun

M PPh 23
yang
memiliki
 15% untuk dividen, royalti, bunga pinjaman, hadiah, penghargaan dan bonus
 2% untuk sewa atas penggunaan harta, jasa
NON NPWP

K
NPWP  30% untuk dividen, royalti, bunga pinjaman, hadiah, penghargaan dan bonus
 4% untuk sewa atas penggunaan harta, jasa

 Tarif PPh 26 sebesar 20% dari penghasilan bruto yang diterima oleh orang asing atau
Tarif badan asing.

M
PPh 26
 Tapi tarif pemotongan PPh 26 ini dapat berubah menjadi lebih rendah, bahkan tidak
dikenakan pajak jika negara penerima penghasilan tersebut memiliki kerja sama
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) atau Tax Treaty dengan Indonesia.
 Bagi penerima penghasilan ini, wajib menunjukkan Surat Keterangan Domisili dari
negara asalnya tersebut.
Tarif Pajak UMKM Sesuai Jenis-jenis Pajak UMKM
PPh Besar tarif PPh 4 ayat (2) dibedakan berdasarkan jenis usahanya hingga skala usaha,

U
pasal 4 apakah termasuk kualifikasi usaha kecil, atau bahkan tidak memiliki kualifikasi usaha.
ayat 2
Berikut tarif PPh Pasal 4 ayat (2):

M
K
M Catatan: Penentuan kualifikasi usaha dari perusahaan jasa konstruksi tertera pada Sertifikat
Badan Usaha (SBU) yang dimiliki perusahaan.
Tarif Pajak UMKM Sesuai Jenis-jenis Pajak UMKM
Tarif PPh Final  Tarif PPh Final UMKM PP 23/2018 adalah 0,5% dari peredaran bruto.
UMKM PP 23/2018

U
(Tarif Pajak  UKM yang termasuk dalam kelompok yang dapat menggunakan tarif PPh
UMKM) Final UMKM PP 23/2018 sebesar 0,5% ini adalah WP Pribadi Pengusaha
maupun WP Badan yang memiliki peredaran usaha di bawah
Rp4.800.000.000 dalam 1 tahun maupun yang memiliki omzet bruto di atas
Rp4,8 juta dengan jangka waktu sesuai ketentuan peraturan perundangan
perpajakan.

M  Bagi UKM yang omzet bruto di bawah Rp4,8 miliar atau lebih dari Rp4,8
miliar setahun dan memilih melakukan pencatatan, dikenakan tarif PPh
Final 0,5% dari peredaran bruto setiap bulan, yang harus dibayarkan pula
setiap bulannya.

K
PPh badan  Tarif PPh WP Badan sebesar 25% dari Penghasilan Kena Pajak, yang
berlaku sejak 2010 sesuai UU PPh No. 36 Tahun 2008.
 Namun, khusus WP Badan berbentuk Perseroan Terbuka (Tbk). Ketentuan
ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2020 tentang

M
Penurunan Tarif PPh Bagi WP Badan Dalam Negeri yang Berbentuk
Perseroan Terbuka.
 Seperti yang sudah disebutkan di atas, untuk tarif PPh Badan terbaru diatur
dalam UU HPP yakni 22% mulai 2021 dan 2022.
Dasar Penghitungan PPh Bagian dari Pajak UMKM adalah

Perlu dipahami, wajib pajak UMKM itu bisa berupa WP Badan maupun WP Pribadi yang melakukan kegiatan

U
usaha/bisnis atau disebut WP Pribadi Pengusaha.

Untuk mengetahui besar PPh yang harus dibayarkan ke kas negara, UKM harus menghitung terlebih dahulu
berapa besar PPh Terutangnya.

Guna mengetahui jumlah PPh Terutang, UKM harus mengetahui Dasar Pengenaan Pajak (DPP) pajak

M
penghasilannya, dengan cara:

 “Menghitung jumlah Penghasilan Kena Pajak, kemudian mengalikannya dengan tarif pajak badan bagi WP
Badan atau mengalikan dengan tarif pajak progresif PPh Pasal 17 ayat (1) bagi WP Pribadi Pengusaha
UMKM ataupun WP Badan yang memiliki kewajiban memungut PPh 21 karyawan harus memerhatikan
pajak progresif WP Pribadi ini.”

K
Sesuai PMK Nomor 101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak,
berikut besar PTKP Orang Pribadi:

 Rp54.000.000 = PTKP untuk WP Orang Pribadi


 Rp4.500.000 = Tambahan PTKP untuk WP yang kawin

M
 Rp54.000.000 = Tambahan PTKP untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami
 Rp4.500.000 = Tambahan PTKP untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam
garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang
untuk setiap keluarga
Rumus PPh Pajak UMKM Adalah Sebagai Berikut :

Rumus untuk mencari Sedangkan rumus untuk Rumus pajak Jika untuk PPh Badan

U
Penghasilan Kena Pajak mencari PPh Terutang perusahaan (WP) Badan UMKM/UKM dengan
WP OP adalah: adalah: dalam hal ini UKM tarif PPh Final, ada
adalah: beberapa cara
penghitungan, yakni:

M
Penghasilan Kena Pajak = PPh Terutang = PPh Badan = Penghasilan  Mekanisme PPh OP
Penghasilan Neto – PTKP Penghasilan Kena Pajak x Kena Pajak x Tarif PPh secara Umum
Tarif PPh Pasal 17 Badan  PPh Final PP 23/2018
 Mekanisme Norma
Penghitungan

K
Penghasilan Neto
(NPPN)

M
Contoh Perhitungan Pajak PPh Final UMKM Berapa Persen Besarnya:
Pak Kelik sebagai pengusaha dengan omzet dalam setahun mencapai Rp3.500.000.000 dan mendirikan usahanya
pada tahun 2018.

 Artinya, Pak Kelik sebagai WP Prbadi yang melakukan usaha dengan skala UKM dapat memanfaatkan tarif PPh
Final 0,5% sesuai PP 23 Tahun 2018.

 Karena Pak Kelik merupakan WP Pribadi yang dapat menggunakan fasilitas PPh Final setengah persen hingga 7
tahun terhitung sejak 2018 dan berakhir pada 2024.

CV BBB didirikan pada tahun 2021 dengan omzet Rp4.800.000.000 dalam setahun dan memanfaatkan tarif PPh Final
PP 23 Tahun 2018.

 Karena perusahaan BBB ini berbentuk CV, maka hanya dapat memanfaatkan fasilitas tarif PPh Final 0,5% ini hingga
2020 saja.

Perusahaan AAA merupakan WP Badan berbentuk Perserotan terbatas (PT) dengan omzet sebesar
RpRp4.800.000.000 setahun yang didirikan pada tahun 2020 dan memilih menggunakan tarif PPh Final PP No 23 Tahun
2018.

 Karena ketentuan WP Badan berbentuk PT hanya dapat menggunakan tarif PPh Final 0,5% dari omzet selama 3
tahun, maka Perusahaan AAA hanya dapat menggunakan tarif PPh final setengah persen ini hingga 2022 saja.

 Memasuki tahun keempat, yakni pada 2023 Perusahaan AAA sudah harus menggunakan tarif PPh Badan Normal.
Peraturan Terbaru Pajak UMKM dalam UU HPP
Dalam peraturan terbaru mengenai PPh Final UMKM yang tertuang dalam Undang-Undang No. 7
Tahun 2021, UKM dengan kriteria tertentu tidak dikenakan PPh Final.

 UMKM kriteria tertentu artinya UMKM WP Pribadi yang memiliki peredaran bruto tidak mencapai
Rp500.000.000 atau di bawah Rp500 juta tidak dikenakan PPh Final UMKM PP 23/2018.

 Lalu untuk pajak UMKM yang peredaran bruto lebih dari Rp500 juta berapa persen besarnya?

 Melalui UU HPP ini, maka artinya pemerintah meningkatkan jumlah peredaran bruto kena pajak.

 Sehingga WP Pribadi pelaku usaha kelas mengah yang menggunakan tarif PPh Final Pp 23/2018 akan
membayar pajak penghasilan lebih kecil karena nilai penghasilan bruto yang dikenakan pajak berkurang
Rp500 juta sebagaimana ketentuan omzet bruto kurang dari Rp500 juta bebas PPh Final UMKM PP 23
Tahun 2018.
Peraturan Terbaru Pajak UMKM dalam UU HPP
Jadi, poin-poin syarat UMKM tidak dikenai PPh Final sesuai UU HPP adalah:

 Jumlah peredaran bruto atau omzet bruto tidak sampai Rp500 juta
 Menghitung pajak penghasilan dengan menggunakan tarif PPh Final PP 23/2018
Agar lebih mudah memahami perhitungan PPh Pribadi Pengusaha atau UMKM yang bebas PPh, berikut ilustrasi perhitungannya:

Pak Kelik punya bisnis Katering. Katakanlah jumlah omzet Katering Pak Kelik setiap bulannya sama, yakni Rp40.000.000 per bulan. Sehingga
total omzet setahun adalah Rp480.000.000.

Dan memilih menghitung pajak penghasilan usahanya menggunakan tarif PPh Final 0,5% berdasarkan PP No. 23 tahun 2018.

Maka, perhitungan PPh Final 0,5% PP 23/2018 atas usaha catering Pak Kelik adalah:
PPh Final = Tarif PPh Final x Peredaran Bruto

= 0,5% x Rp400.000.000

= Rp2.000.000 setahun
atau
= Rp2.000.000 : 12 bulan

= Rp166.666 sebulan

Karena dalam UU HPP ditetapkan peredaran bruto Tidak Kena Pajak sebesar Rp500.000.000, maka Pak Kelik tidak perlu membayar PPh Final sebesar
Rp166.666 tersebut.
Peraturan Terbaru Pajak UMKM dalam UU HPP
Jadi, poin-poin syarat UMKM tidak dikenai PPh Final sesuai UU HPP adalah:

 Bagaimana jika jumlah omzet bruto setiap bulannya berbeda-beda? Pajak UMKM yang harus dibayar berapa persen besarnya?

 Artinya, ada kalanya peredaran usaha yang didapat pada bulan tertentu ternyata jumlahnya banyak.

 Untuk lebih mudah memahaminya, simak tabel penghitungan Pajak Tuan A pengusaha Toko Kelontong pada Tahun Pajak 2022 seperti
yang diilustrasikan Kementerian Keuangan pada pengesahan RUU HPP menjadi UU berikut ini:
UKM Bayar PPh Lebih Rendah dengan UU HPP
Berdasarkan ilustrasi perhitungan di atas, jelas bahwa bebas pajak penghasilan pribadi ini hanya
diberikan pada WP Pribadi dengan skala usaha Usaha Mikro dan Usaha Kecil dengan maksimal omzet
bruto Rp500 juta saja.

Bagaimana dengan WP Pribadi Pengusaha dengan skala kecil dan menengah dengan
omzet lebih dari Rp500 juta?

Melalui UU HPP, bagi WP Pribadi dengan skala Usaha Kecil dan Menengah atau UKM
dengan omzet di atas Rp500 juta, dapat menikmati PPh yang lebih rendah.

Hal ini terlihat jelas dari ilustrasi di atas yang menunjukkan bahwa Tuan A Pengusaha
Toko Kelontong, sebagai pengusaha skala Usaha Kecil tersebut mendapatkan beban
pajak penghasilan yang harus dibayar menjadi berkurang Rp2.500.000 dalam
perhitungan menggunakan tarif PPh Final 0,5% PP 23/2018.
Cara Bayar Pajak UMKM adalah Sebagai Berikut
Perhitungan PPh Final UMKM 0,5% dari omzet bruto disetor ke kas negara setiap tanggal 15 bulan
berikutnya dengan mencantumkan Kode Akun Pajak 411128 dan Kode Jenis Setoran (KJS) 420.
Ketentuan dan Cara Lapor SPT Pajak UMKM adalah sebagai berikut!
 Sebagai UMKM, selain membayar PPh dengan penghasilan bruto tertentu, juga wajib menyampaikan SPT Masa PPh paling lambat 20
hari setelah Masa Pajak berakhir atau setiap bulannya.

 Setelah melakukan pelaporan SPT Masa PPh, maka UMKM akan dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh sesuai dengan
tanggal validasi Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) yang tercantum pada Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana
administrasi lain yang dipersamakan dengan SSP.

 Namun, jika pelaku UMKM tidak memiliki peredaran usaha pada bulan tertentu, maka tidak wajib menyampaikan SPT Masa PPh.

 Akan tetapi, jika pelaku UMKM tersebut merupakan Pemotong atau Pemungut pajak, maka wajib menyampaikan SPT Masa PPh atas
pemotongan atau pemungutan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdaftar paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.

 Ketentuan penyampaian SPT Tahunan UMKM dengan penghasilan bruto tertentu mengikuti Tata Cara Penyampaian SPT Tahunan
secara umum.

 Tapi yang harus diperhatikan adalah terkait penyampaian informasi penghasilan bruto dan PPh yang telah dibayar atas penghasilan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai