Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS SECARA

KOMPREHENSIF
( BIO PSIKOSOSIAL & SPIRITUAL )

Martha Dilla
Mery Agustina
Natasha Pristanty
Nur Amalia
PENGKAJIAN FISIOLOGIS

• Pengakajian yang dilakukan segera setelah pasien tiba di ICU meliputi ABCDE yaitu Airway,
breathing, circulation, drugs (obat-obatan yang saat ini dipakai termasuk apakah alergi terhadap
obat atau makanan tertentu) danequipment (adakah alat yang terpasangpadapasien).Hal-hal yang
perlu diingat dalampemeriksaan fisik adalah :
• a. Pemeriksaan fisik dilakukan pada saat pasien masuk, dan diulang kembali dalam interval waktu
tertentu sesuaikondisipasien..
• b. Setiappemeriksaan harus dikomunikasikan kepadapasien.
• c. Privacy pasien harus terus dipertahankan (walaupun pasien dalam keadaan koma)
• d. Tehnik yang digunakan adalah : inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
• e. Pemeriksaan dilakukan secara “Head to toe”
• f.Pemeriksaan dilakukan pada semua sistemtubuh
ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

• Ruang Intensif Care Unit (ICU) merupakan ruangan khusus untuk


merawat pasien yang dalam keadaan kritis. Ruangan ini digambarkan
sebagai ruangan yang penuh stress tidak hanya bagi pasien dan
keluarganya, tetapi juga bagi tenaga kesehatan yang bekerja di ruangan
tersebut.
1. ICU sebagai lingkunganyang penuh stress
ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri atau sebuah instalasi
di bawah direktur pelayanan yang mempunyai perlengkapan dan staf yang
khusus di tujukan untuk observasi, perawatan dan terapipasien-pasien yang
menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa
ataupotensial mengancam nyawa
LANJUTAN

II. Caring pada pasien kritisa.


a. Perawat harus mengatasi dulu masalahnya sendiri
Sebelum mampu mengatasi stress pada pasien yang dirawat, seorang perawat ICU
harus mampu mengatasi stressnya sendiri. Perawat yang bertugas di ruang ICU
mempunyai stress yang lebih tinggi daripada perawat yang bertugas di ruangan lain
b. Upaya untuk mengatasi masalah psikososial pasien kritis
Setelah perawat mampu mengatasi stresnya sendiri, baru dia bisa berupaya
mengatasi stress pasien dan keluarga.
Berikut adalah beberapa tindakan yang bisadilakukan oleh perawat untuk
menurunkan stress pada pasien diruang ICU:
LANJUTAN

1). Modifikasi lingkungan


Lingkungan ICU sebaiknya senantiasa dimodifikasi supaya lebih fleksibel
walaupun menggunakan banyak sekali peralatan dengan teknologi canggih,
serta meningkatkan lingkungan yang lebih mendukung kepada proses
recovery /penyembuhan pasien
2). Terapi musik
• . Tujuan therapy musik adalah menurunkan stress, nyeri, kecemasan dan
isolasi. Beberapa penelitian telah meneliti efek musik pada physiology pasien
yang sedang dirawat
KEBUTUHAN SPIRITUAL

• Spritual juga dimaknai sebagai suatu jalinan antara pikiran,


tubuh, dan emosi (McEwan, 2004), mengidentifikasi
karakteristik umum bahwa spiritualitas melibatkan
aspek keterkaitan (relatedness), keterhubungan
(connectedness), kehadiran (prescence), transendensi
(transcendence), harapan (hope), kemaknaan (meaning) and
tujuan (purpose).
MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN
TERKAIT KEBUTUHAN SPIRITUAL

• A. Distres spiritual (spiritual distress),


• B. Risiko terhadap distres spiritual (risk for spiritual
distress),
• C. Potensial terhadap perbaikan/peningkatan kesejahteraan
spiritual (spiritual well-being, readiness for enhanced).
PERENCANAAN KEPERAWATAN
TERKAIT KEBUTUHAN SPIRITUAL :

• A. Membantu klien untuk memenuhi kewajiban agamanya.


• B. Membantu klien untuk mengambil nilai-nilai ke dalam dirinya dan
menggunakan sumber-sumber dalam dirinya secara lebih efektif untuk
memenuhi situasi/keadaan saat ini.
• C. Membantu klien memelihara atau membangun hubungan personal yang
dinamis dengan yang maha tinggi dalam menghadapi situasi yang tidak
menyenangkan.
• D. Membantu klien menemukan makna/arti tentang situasi yang ada.
• E. Meningkatkan harapan.
• F. Memberikan sumber-sumber spiritual jika tidak tersedia
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TERKAIT
PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

A. Pendampingan (providing prescence)


• Pendampingan digambarkan sebagai hadir dan menyatu dengan klien Pendampingan,
sering merupakan yang terbaik dan kadang-kadang satu- satunya intervensi untuk
mendukung penderitaan klien dimana intervensi medik tidak dapat mengatasinya
(Kozier, 2004). Ketika klien tidak mempunyai harapan (hopless), tidak berdaya
(powerless), dan rentan, maka pendampingan oleh perawat dapat sangat bermanfaat
(Taylor, 2002, dalam Kozier, 2004).
B. Dukungan praktik keagamaan
Perawat perlu mempertimbangkan praktik keagamaan tertentu yang akan mempengaruhi
asuhan keperawatan, seperti: keyakian klien tentang kelahiran, kematian, berpakaian,
diet, berdoa, tulisan/pesan suci dan symbol-simbol suci lainnya.
LANJUTAN

• C. Membantu berdoa/mendoakan
• Klien dapat memilih untuk berpartisipasi dalam berdoa secara pribadi atau
secara kelompok dengan keluarga, teman atau pemuka agama. Pada situasi
seperti ini, tanggung jawab utama perawat adalah memastikan ketenangan
lingkungan dan privacy pribadi klien.
• D. rujukan mungkin diperlukan ketika perawat membuat diagnosa distress
spiritual. Pada situasi ini, perawat dan konselor keagamaan dapat bekerja
bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan klien.
KESIMPULAN

• 1. Pasien – pasien yang dirawat diruangan ICU adalah pasien –


pasien yang sedang mengalami keadaan kritis yaitu suatu keadaan
penyakit kritis dimana pasien sangat beresiko untuk meninggal. Pada
keadaan kritis ini pasien mengalami masalah psikososial dan spiritual
yang cukup serius dan karenanya perlu perhatian dan penanganan
yang serius pula dari perawat dan tenaga kesehatan lain yang
merawatnya.
• 2. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien kritis ini,
perawat harus menunjukkan sikap professional dan tulus dengan
pendekatan yang baik serta berkomunikasi yang efektif kepada
pasien.
SARAN

1. Perawat harus memahami bagaimana konsep


asuhan keperawatan secara komprehensif di area
kritis.
2. Perawat harus memiliki kemampuan dalam
memberikan layanan asuhan keperawatan di area
kritis secara komprehensif meliputi bio-psiko-
sosial- spiritual.

Anda mungkin juga menyukai