Anda di halaman 1dari 48

Kromatografi Penukar dan Pasangan Ion,

Kiral, dan Eksklusi Ukuran


Minggu 12
CPMK

Mahasiswa dengan memanfaatkan teknologi informasi menelusuri literatur atau


informasi yang sesuai dengan permasalahan.

Indikator

1. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar pengertian kromatografi fasa


normal dan fasa terbalik dan mekanisme pemisahannya
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar pengertian kromatografi chiral
dan size exclusion dan mekanisme pemisahannya
Kromatografi Penukar Ion
Prinsip
● Penukar ion atau pertukaran ion adalah suatu
proses menukarkan satu tipe ion dalam suatu
senyawa untuk tipe lainnya, kation untuk kation,
anion untuk anion.
● Kromatografi penukar ion adalah proses
penukaran ion yang mana ion yang diinginkan
ditukar dalam suatu urutan dan dielusi dari suatu
kolom seperti senyawa yang ditukarkan pada
kolom di kolom kromatografi.
● Alat yang digunakan dalam pemisahan penukar
ion mirip dengan alat yang digunakan pada
kromatografi kolom.
Prinsip

Situs penukar ion amobilisasi pada fasa diam, yang direpresentasikan pada
persamaan berikut sebagai R-.

Ion B+ = analit yang ingin dipisahkan dari kation lain (C+ dan D+)
Ion A+ = kation yang sudah terikat pada resin, tidak boleh terlalu kuat diikat oleh
resin atau penukar anion tidak akan terjadi.

Contoh sebelumnya adalah penukaran kation sehingga disebut sebagai


kromatografi penukar kation. Jika resin mengandung situs positif maka resin
tersebut mampu menukarkan anion dan prosesnya disebut penukar anion
Ilustrasi

Tontonlah video berikut untuk lebih


memahami ilustrasi proses
penukaran ion yang terjadi.
Contoh Resin Penukar Kation dan Anion

Label resin kuat dan lemah merujuk pada kekuatan asam atau basa dari gugus
fungsi
Hal Penting yang Harus Diperhatikan

1. Selektivitas resin
2. Bentuk ion yang terikat pada resin pada permulaan analisis
3. Konsentrasi ion counter pada fase gerak
4. pH fasa gerak
Resin

Fasa diam atau resin yang biasa digunakan pada kromatografi penukar ion
adalah stirena (suatu divinil benzena kopolimer) seperti terlihat pada gambar.
Gugus fungsi diletakkan pada cincin fenil untuk menyediakan situs ionik.
Cara Membuat Resin

1. Air dan monomer 12:1


dicampurkan.
2. Katalis 1% dan 100 mL dispersant
1% digunakan per 250 mL
monomer.
3. Sebanyak 2 L campuran lalu diaduk
pada 740 rpm selama 5 jam pada
80 oC.
Pembacaan Label Resin

Suatu resin penukar ion commercial menuliskan informasi berikut pada botolnya:
Asam kuat, asam sulfonat, Na+, 20 - 50 mesh, Porositas medium atau 8X, 4,4
meq/g min dry. Apa arti dari informasi tersebut?
Pembacaan Label Resin

Suatu resin penukar ion commercial menuliskan informasi berikut pada botolnya:
Asam kuat, asam sulfonat, Na+, 20 - 50 mesh, Porositas medium atau 8X, 4,4
meq/g min dry. Apa arti dari informasi tersebut?

Resin tersebut adalah resin penukar kation dalam bentuk asam sulfonat. Kation yang ada
dalam resin adalah natrium. Partikel resin akan melewati saringan 20 mesh namun tidak
untuk saringan 50 mesh. 8X merujuk pada derajat ikatan silang. Artinya 8% divinil benzena
ditambahkan pada campuran awal, bukan berikatan silang 8%, yang menghasilkan resin
dengan porositas medium. Satu gram resin kering memiliki kapasitas tukar minimal 4,4 meq.
Aturan Umum Afinitas Pertukaran Ion

1. Pada konsentrasi rendah dan temperatur biasa, pertukaran akan meningkat


dengan adanya peningkatan valensi ion.
Na+ < Ca2+ < Al3+ < Th4+
2. Pada konsentrasi rendah, temperatur biasa, dan valensi konstan, pertukaran
akan meningkat dengan pertambahan nomor atom ion.
Li+ < Na+ < K+ = NH4+ < Rb+ < Cs+ < Ag+ < Be2+ < Mn2+ < Mg2+ = Zn2+ < Cu2+ = Ni2+ <
Co2+ < Ca2+ < Sr2+ < Ba2+
Untuk resin tertentu: UO2 < Mg < Zn < Co < Cu < Cd < Ni < Ca < Sr < Pb < Ba
3. Pada konsentrasi tinggi, perbedaan potensial pertukaran ion untuk valensi yang
berbeda menjadi berkurang, bahkan bertukar. Hal inilah yang dapat dimanfaatkan
untuk regenerasi resin.
Aturan Umum Afinitas Pertukaran Ion
4. Pada temperatur tinggi, media non-aqueous atau konsentrasi tinggi, potensial pertukaran
ion muatan yang mirip menjadi mirip bahkan bertukar
5. Potensial pertukaran ion dapat diperkirakan dari koefisien aktivitasnya. Semakin tinggi
koefisien aktivitasnya, semakin tinggi pertukarannya
6. Potensial pertukaran ion H+ dan OH- berbeda bergantung pada sifat gugus fungsi dan
kekuatan asam atau basa yang terbentuk antara gugus fungsi dan ion hidrogen atau
hidroksil. Semakin kuat asam atau basa, semakin rendah potensial pertukarannya
7. Untuk penukar basa lemah, urutan pertukarannya:
OH- > SO42- > CrO42- > sitrat > tartrat > NO3- > ASO42- > PO42- > MoO42- > asetat = I- = Br- > Cl-
> F-
Untuk beberapa resin, urutannya:
Sitrat > sulfat > oksalat > I- > nitrat > kromat > Br- > SCN- > Cl- > format > asetat > OH- > F-
Kinetika Pertukaran Ion
● Step 1 dan 5 bukan rate determining karena pelarut masih
melewati kolom
● Step 3 terjadi secara instan sehingga bukan faktor
pembatas
● Step 4 merupakan migrasi melewati manik-manik resin
menuju situs pertukaran. Jika konsentrasi larutan lebih dari
0,1 M, maka langkah ini mengontrol laju pertukaran
● Namun demikian, Step 2 lebih dipercaya mengontrol laju
pertukaran saat konsentrasi lebih rendah dari 0,001 M. Jika
konsentrasi berada pada 0,001 - 0,1 M, maka kombinasi
langkah 2 dan 4 mengontrol laju pertukaran ion
Teknik Kromatografi Kolom
1. Jangan membuang resin yang telah digunakan karena dapat diregenerasi banyak
kali. Kumpulkan dalam kontainer tertutup agar resin tetap lembab.
2. Pre-swell / gembungkan manik-manik sebelum dimasukkan kolom. Manik-manik
resin kering akan menggembung 2 - 4x dalam air. Rendam resin dalam air selama
beberapa menit atau sampai volume penggembungan tidak bertambah.
3. Gunakan manik-manik berdiameter kecil agar pemisahan lebih baik karena semakin
kecil resin maka semakin cepat pertukaran dapat berlangsung (difusi terjadi lebih
singkat)
4. Ketika pertama kali menerima botol resin, sebaiknya segera dibersihkan dengan
hati-hati.
Pengaturan Kolom Penukar Ion
● Letakkan kolom pada buret holder atau ring stand agar kolom tetap vertikal
● Masukkan potongan kecil glass wool pada dasar kolom
● Isi kolom sampai setengah penuh oleh air
● Tambahkan kapas pada atas kolom lalu tambahkan manik-manik resin
● Buka keran untuk menghilangkan air bubbles
● Tambahkan sedikit lagi glass wool pada bagian atas manik-manik
● Kurangi air berlebih
Further Explained

1. Konsep Kromatografi Penukar Ion:

https://www.youtube.com/watch?v=vMn_cveKfnQ

2. Praktik di Laboratorium:

https://www.youtube.com/watch?v=wFpLgDceBhk
Kromatografi Pasangan Ion
Kromatografi Pasangan Ion

Pasangan ion adalah suatu pasangan ion bermuatan saling berlawanan yang
berikatan sementara secara bersama-sama akibat tarikan elektrostatis tanpa
adanya ikatan kimia
Kromatografi Pasangan Ion
● Kromatografi pasangan ion pertama kali diperkenalkan pada akhir 1970
● Kation dan anion dipaksakan bersama-sama dengan afinitas mutual
keduanya dan gaya solvofobik yang ada memaksa tarikan elektrostatik
Coulomb sehingga terbentuk pasangan ion
● Pasangan ion lebih disukai pada eluen yang kaya air
● Pelarut organik dengan variasi elektrostatik juga dapat dimanfaatkan sebagai
pelarut pada kromatografi pasangan ion
Optimasi Parameter

1. Ion Pairing Reagent (pH, tipe, konsentrasi, kekuatan ion, dan lipofilisitas)
2. Organic Modifier
3. Analit (non-ionik, ionik, atau dapat mengion)
Pengaruh pH
Fasa Diam Kromatografi Pasangan Ion

1. Berbasis silika
2. Fasa diam berbasis silika memiliki ketahanan mekanik yang baik
3. Stabil pada pH 2 - 8

Fasa diam dibedakan menjadi fasa terbalik dan fasa normal berdasarkan pada
sifat kolom yaitu hidrofobik atau polar. Kolom fasa terbalik adalah rantai pendek
alkil (C8/oktil atau C18/oktadesil) sementara kolom fasa normal difungsionalisasi
dengan rantai yang mengandung gugus -OH, -CN, atau -NH2.
Ion Pair Reagent (IPR)
● Pemisahan menggunakan kromatografi pasangan ion secara konvensional
biasanya dilakukan dengan cara menambahkan amina organik dan garam
amonia sebagai kation IPR untuk analit yang berupa anion.
● Untuk IPR alkilamonium, retensi meningkat dengan pertambahan substituen
alkil nitrogen:
Monoalkilamonium < dialkilamonium < trialkilamonium < tetraalkilamonium
● Semakin panjang rantai alkil, IPR semakin efektif.
● Sementara untuk IPR anion ditambahkan alkil atau aril sulfonat untuk analit
yang berupa kation.
Organic Modifier
● Penambahan ini dilakukan untuk
mempercepat waktu retensi.
● Organic Modifier akan mengubah
viskositas eluen dan menurunkan
tegangan permukaan.
Further Explained

Untuk lebih memahami


kromatografi pasangan ion secara
lebih praktis dan aplikasinya,
tontonlah video berikut.
Kromatografi Kiral
Kromatografi Gas

Fasa Diam
● Untuk dapat memisahkan secara selektif antara enantiomer, struktur fasa
diam harus cocok dengan salah satu isomer.
● Kolom kiral yang tersedia sangat sedikit.
● Kolom yang tersedia merupakan kolom open tubular, memiliki panjang yang
bervariatif dan kolom dengan diameter kecil (125 μm) untuk mendapatkan
efisiensi yang tinggi dan analisis yang lebih pendek.
Kromatografi Gas

Jenis Fasa Diam


● turunan asam amino,
● polimer polisiloksan,
● turunan siklodekstrin (paling populer)
Kromatografi Gas

Jenis Fasa Diam: Turunan asam amino


Kromatografi Gas

Jenis Fasa Diam: Turunan siklodekstrin


Kromatografi Cair

Fasa Diam
1. Berbasis protein
Dijual dengan nama Chiral-AGP, sangat stabil, terikat pada partikel silika 5 μm.
Pelarut yang digunakan biasanya mengandung 1 - 10% 2-propanol, etanol, atau
asetonitril.
2. Molekul kiral kecil yang berikatan pada silika
Prikle-phases
Kromatografi Cair

3. Polimer selulosa dan amilosa


Kromatografi Cair

4. Makrosiklik glikopeptida 5. Material berbasis siklodekstrin


Sama dengan GC
Kromatografi Eksklusi Ukuran
Teori
● Sampel yang mengandung analit dengan ukuran
beragam diperkenalkan pada kolom.
● Kolom kromatografi eksklusi ukuran berisi fasa
diam yang inert, hanya memiliki ukuran pori yang
terkontrol
● Molekul yang berukuran paling besar tidak dapat
masuk ke dalam pori-pori dikeluarkan dan terelusi
sebagai material tidak tertahan
● Molekul yang berukuran sedikit lebih kecil akan
mampu masuk ke dalam pori-pori dan tertahan
sedikit
● Analit yang semakin kecil akan masuk dan
meningkatkan fraksi volume pori dalam kolom dan
semakin tertahan sehingga terpisah dari yang lain
Jenis
● Metode ini dikenal dengan nama kromatografi filtrasi gel jika fasa diamnya
bersifat hidrofilik, dan
● dikenal dengan nama kromatografi permeasi gel jika fasa diam bersifat
hidrofobik
Fasa Diam
● Fasa diam yang digunakan pada kromatografi eksklusi ukuran adalah
padatan dengan material polimer organik sintetis sampai kaca / mineral
dengan ukuran pori 3 - 20 μm
● Diameter pori 4 - 200 nm
● Kebanyakan fasa diam terbuat dari silika atau kaca sehingga penggunaan
terbatas pada pH kurang dari 7,5
● Fasa diam harus mampu bertahan tekanan kolom dan temperatur sampai
100 oC
● Panjang kolom standar sepanjang 30 cm dengan diameter internal 7,5 mm
Jenis Kolom Komersial
Jenis Kolom Komersial
Jenis Kolom Komersial
Jenis Kolom Komersial
Material Fasa Diam
● Untuk kromatografi permeasi gel, material fasa diam yang digunakan adalah
polimer stiren-divinilbenzena dengan fasa gerak organik seperti
tetrahidrofuran atau triklorometana atau triklorobenzena.
● Untuk kromatografi filtrasi gel, fasa diam menggunakan polistiren-
divinilbenzena yang dilapisi material hidrofilik seperti gugus hidroksil atau
sulfonat. Material lain berasal dari polivinil alkohol murni atau dicampur
dengan poligliserometakrilat atau vinil poliasetat. Material ini disebut gel
karena mengembang ketika adanya fasa gerak.
Fasa Gerak

Ada beberapa kebutuhan fasa gerak yang harus dipenuhi:


(1) fase gerak harus mampu sebagai pelarut untuk sampel
(2) memiliki viskositas rendah sama seperti pelarut HPLC
(3) mampu membasahi fasa diam dan jika dimungkinkan mampu mendeaktivasi
fase diam
(4) kompatibel dengan detektor yang digunakan

Biasanya fasa gerak yang digunakan adalah air, THF (Tetrahidrofuran), dan
kloroform
Instrumentasi
● Sama dengan HPLC, hanya saja kolomnya lebih besar
● Untuk meningkatkan resolusi biasanya digunakan dua sampai tiga kolom
dengan porositas berbeda
Ilustrasi

Untuk lebih memahami ilustrasi


kromatografi eksklusi ukuran
dalam memisahkan analit,
tontonlah video di samping.
Further Explained
1. Ringkasan (5 minutes):

https://www.youtube.com/watch?v=qrUaZWUM9uw

2. Praktikum di Laboratorium (Pemisahan):

https://www.youtube.com/watch?v=Xmero00XOh0

3. Praktikum di Laboratorium (Pemisahan + Instrumen):

https://www.youtube.com/watch?v=L0EIo8k0Ljs

4. Advanced Size Exclusion Chromatography by Biorad:

https://www.youtube.com/watch?v=hCr8AS4rQCI&t=2157s

Anda mungkin juga menyukai