Anda di halaman 1dari 16

Ada Apa

Dengan
DKI Jakarta
D. P. Queenara / X-3/ 06
List Slide

Sejarah & Letak Budaya Rumah Adat Ciri Khas


Wilayah
Sejarah DKI Jakarta
Jakarta atau secara resmi bernama Daerah Khusus Ibukota Jakarta (disingkat DKI Jakarta) adalah
ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Nama Jakarta sudah beberapa kali berganti nama,
Sunda Kalapa (397–1527), Jayakarta (1527–1619), Batavia (1619–1942), Jakarta (1942–
sekarang), DKI Jakarta (1998–sekarang).
SEJARAH
DKI
JAKARTA
SUNDA KALAPA
(397–1527)
Jakarta awalnya dikenal sebagai pelabuhan Sunda Kalapa, yang merupakan salah
satu pelabuhan Kerajaan Sunda pada abad ke-5. Pelabuhan ini terkenal karena
dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan, Dayeuh Pakuan Padjadjaran (sekarang
Bogor), selama dua hari perjalanan. Pada abad ke-12, pelabuhan ini menjadi
pelabuhan lada yang sibuk, di mana kapal-kapal asing dari Tiongkok, Jepang,
India Selatan, dan Timur Tengah berlabuh untuk melakukan perdagangan dengan
rempah-rempah sebagai komoditas utama.
SEJARAH
DKI
JAKARTA
JAYAKARTA (1527–
1619)
Bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang datang ke Jakarta pada abad ke-16. Raja
Sunda, Surawisesa, meminta bantuan Portugis di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda
Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari
Kerajaan Sunda. Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon menyerang
pelabuhan tersebut. Pada tahun 1527, Fatahillah berhasil merebut pelabuhan Sunda Kelapa dan
mengganti namanya menjadi Jayakarta yang berarti "kota kemenangan". Sunan Gunung Jati dari
Kesultanan Cirebon kemudian menyerahkan pemerintahan di Jayakarta kepada putranya, Maulana
Hasanuddin, yang menjadi sultan di Kesultanan Banten.
SEJARAH
DKI
JAKARTA
BATAVIA (1619–1942)
Belanda datang ke Jayakarta pada akhir abad ke-16 dan mengubah namanya menjadi Batavia setelah
mengalahkan pasukan Kesultanan Banten pada 1619. Selama kolonialisasi, Belanda banyak mengimpor budak
sebagai pekerja, yang kemudian membentuk komunitas suku Betawi. Sebelum kedatangan budak, sudah ada
masyarakat Sunda yang tinggal di wilayah Jayakarta. Pada tahun 1740, terjadi kerusuhan di Batavia yang
menyebabkan banyak orang Tionghoa lari dan melakukan perlawanan terhadap Belanda. Batavia berkembang
ke arah selatan setelah selesai dibangunnya Koningsplein pada tahun 1818 dan Belanda membangun kota
taman Menteng pada tahun 1920. Pada tahun 1935, Batavia dan Meester Cornelis terintegrasi menjadi wilayah
Jakarta Raya. Pada 1 Januari 1926, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan
sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas, dan Batavia menjadi salah satu keresidenan dalam
Provincie West Java.
SEJARAH
DKI
JAKARTA
DJAKARTA (1942–
1945)
Pendudukan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama
Batavia menjadi Djakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II.
Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai
pengakuan kedaulatan tahun 1949.
SEJARAH
DKI
JAKARTA
JAKARTA (1945-SEKARANG)
Sejarah Jakarta sejak kemerdekaan hingga masa pemerintahan Soekarno, termasuk
perubahan status Kota Jakarta menjadi Daerah Tingkat Satu dan kemudian Daerah
Khusus Ibukota (DKI). Sejak dinyatakan sebagai ibu kota, penduduk Jakarta melonjak
pesat dan menghadapi masalah kepadatan penduduk seperti banjir dan kemacetan. Pada
Mei 1998, terjadi kerusuhan di Jakarta yang memakan korban etnis Tionghoa dan
memicu gerakan reformasi yang mengakibatkan turunnya Presiden Soeharto dari kursi
kepresidenan.
LETAK WILAYAH
DKI
JAKARTA
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) terletak di bagian barat
Pulau Jawa, Indonesia. DKI Jakarta memiliki luas wilayah sekitar 661,5
km² dan terdiri dari 5 kota administratif, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta
Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. DKI Jakarta juga
memiliki beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Seribu
(Kepulauan Seribu) yang terletak di sebelah utara Jakarta.
BUDAYA
DKI
JAKARTA

DKI Jakarta memiliki beragam budaya yang kaya dan berasal dari berbagai suku di Indonesia. Budaya Betawi merupakan
salah satu budaya yang paling khas dari DKI Jakarta. Suku Betawi merupakan suku asli Jakarta yang memiliki budaya
unik dan tradisional, seperti tari topeng, ondel-ondel, dan pakaian adat Betawi.
BUDAYA
DKI JAKARTA
MUSEUM
Selain budaya Betawi, DKI Jakarta juga memiliki berbagai museum dan tempat
budaya yang menampilkan kekayaan sejarah dan seni. Contohnya adalah
Museum Nasional, Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, dan Museum
Seni Rupa dan Keramik.

TEMPAT WISATA
Ada pula tempat-tempat wisata seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang
menampilkan keberagaman budaya Indonesia dalam bentuk miniatur. Ada juga beberapa
bangunan bersejarah seperti Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, dan Gereja
Katedral Jakarta yang menjadi tempat wisata sekaligus tempat beribadah bagi masyarakat
Jakarta.
SOTO
BETAWI
sup daging sapi dengan santan kental, rempah-rempah, dan
sayuran seperti kentang, tomat, buncis, dan taoge.
Makanan ini biasanya disajikan dengan nasi putih, emping
goreng, dan kerupuk.

KETOPR
AK
makanan yang terbuat dari tahu goreng, bihun, taoge, dan
mentimun yang dicampur dengan saus kacang dan kecap
manis. Beberapa versi juga ditambahkan dengan telur
rebus atau kerupuk.
TARI
YAPONG
tarian tradisional yang berasal dari Betawi, Jakarta. Tarian ini
biasanya dilakukan dalam acara-acara pernikahan, khitanan, dan
acara-acara adat lainnya. Tarian ini melibatkan gerakan kaki yang
cepat dan gesit dengan iringan musik yang enerjik dari alat musik
tradisional seperti kendang, gendang, dan rebana. Para penari juga
mengenakan pakaian adat Betawi yang berciri khas seperti kebaya,
kain batik, dan selendang. Tarian Yapong sering dianggap sebagai
lambang kegembiraan dan semangat dalam budaya Betawi.
RUMAH ADAT
DKI JAKARTA
Rumah Betawi adalah jenis rumah adat yang berasal dari suku
Betawi di Jakarta. Rumah Betawi didesain untuk menyesuaikan
kondisi iklim tropis dengan sistem ventilasi yang baik. Ciri
khasnya antara lain atap limas atau atap joglo, pintu dan jendela
besar, serta terdapat ruang tengah. Rumah Betawi biasanya
memiliki taman, kebun, dan kolam ikan di sekitarnya. Namun,
sayangnya, rumah Betawi semakin jarang ditemukan di Jakarta
karena banyak diganti dengan bangunan modern. Oleh karena itu,
upaya pelestarian dan pengenalan kembali rumah Betawi sangat
penting.
CIRI KHAS
DKI
JAKARTA
ONDEL -
ONDEL
kesenian tradisional asli Betawi yang terdiri dari sepasang boneka
raksasa yang diarak dan ditari oleh beberapa orang di dalamnya. Boneka
ondel ondel biasanya terbuat dari anyaman bambu dan dihiasi dengan
kain warna-warni yang cerah serta hiasan seperti payung, kipas, dan
lampu-lampu kecil. Kesenian ondel ondel sering dipentaskan dalam
berbagai acara seperti pernikahan, khitanan, dan acara keagamaan di
Jakarta dan sekitarnya. Kesenian ini dianggap sebagai simbol kesenian
dan budaya Betawi yang kaya dan unik.
TERIMA
K ASIH
DESAK PUTU QUEENARA / X-3 / 06/ 2210223

Anda mungkin juga menyukai