Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

TAMAN MINI INDONESIA INDAH

NAMA : Ahmad Rayhan Aryanto


KELAS :

SMPN 12 DEPOK
TAMAN MINI INDONESIA INDAH

Danau yang menggambarkan kepulauan Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah


Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya
Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare, atau 1,5 kilometer persegi
ini terletak pada koordinat 6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT. Taman ini merupakan rangkuman
kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari
masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan
daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah.
Di samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur
kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX
Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai
salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.
Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan
segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan
sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8
Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan
rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu
proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh
Yayasan Harapan Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975.
Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern
diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini
sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang
tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan
berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.
MUSEUM INDONESIA TMII

Museum Indonesia diresmikan tepat pada peringatan lima tahun berdirinya Taman Mini
Indonesia Indah tahun 1980. Museum ini merupakan gagasan dari ibu Tien Soeharto dengan
dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, pemerintah, swasta dan masyarakat. Pada saat itu ibu
negara menghimbau dan menggerakkan hati masyarakat agar menyerahkan berbagai benda-benda
budaya unggulan dari semua daerah untuk menjadi koleksi Museum Indonesia.

 Sebuah Gedung yang Menyimpan Sejarah Peradaban Bangsa

Museum bukan sekedar gedung megah yang menyimpan dan memamerkan benda-benda
koleksi. Museum Indonesia ditujukkan sebagai tempat yang menyajikan kisah panjang sebuah sejarah,
pikiran, cita-cita, pesan-pesan, karya-karya besar, kejayaan dan kegembiraan masa lampau. Sebagai
generasi penerus kita wajib memelihara dan mengapresiasi masa lalu sebagai pembelajaran dalam
berbangsa di masa kini dan masa datang.

 Museum Sebagai Ruang Belajar

Museum Indonesia adalah sebuah tempat untuk menggali perjalanan dan capaian budaya
bangsa sejak masa lalu. Belajar dari masa lampau bukan hanya untuk mengagumi kejayaan dan
kekayaan bangsa, bukan juga untuk meratapi keruntuhannya. Museum memberikan pembelajaran
kepada kita untuk memperkuat jati diri dan identitas bangsa dalam upaya membangun masa depan.
Pesan dan makna akan menginspirasi dan memotivasi pengunjung untuk lebih tangguh dan kuat
dalam menghadapi perkembangan zaman dan teknologi masa kini dan masa datang.
ANJUNGAN BALI

Om Swastiastu, selamat datang di Bali! Daerah dengan julukan “Pulau Dewata” ini terkenal
sebagai destinasi wisata baik di dalam dan di luar negeri. Hayo, siapa di sini yang pernah study tour
ke Bali saat masih sekolah? Keindahan alamnya serta nuansa kental tradisional Bali yang tidak
tergerus oleh zaman membuat turis datang dan datang lagi.

Julukan Pulau Dewata ini benar-benar mengalir di kehidupan masyarakatnya. Saat menjelajahi Bali,
kamu akan menemukan banyak sekali pura di setiap jalan yang kamu lalui. Sebagian besar
penduduknya memang menganut agama Hindu.

Masyarakat Bali sangat kental dengan aneka tradisi religi dengan corak khasnya sendiri. Menariknya,
wisatawan bisa melihat dengan dekat aneka tradisi yang ada asal tetap menghormati ritual dan
peraturan area beribadah, ya!

Nah, anjungan Bali di TMII ini sangat spesial. Kamu bisa melihat secara langsung perumahan adat di
Bali. Menariknya, perumahan ini menampilkan pola arsitektur tradisional dengan falsafah Tri Hita
Kirana. Filsafah ini mengatakan bahwa ada tiga penyebab kebahagiaan, yaitu hubungan yang
harmonis antar manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam
(lingkungan hidup).

Begitu masuk, kamu akan disambut oleh sebuah Candi Bentar yang berupa bangunan belahan kembar
dalam posisi berhadap-hadapan. Makanya, ia disebut sebagai gapura belah. Usai itu, kamu akan
melihat Balai Bengong (tempat berangin-angin yang terdapat di bagian kiri halaman), Balai
Pengambuhan yang berfungsi sebagai balai kesenian dan balai peruman yang berfungsi sebagai balai
musyawarah.

Kamu juga akan menemukan Balai Rangki. Ini adalah tempat untuk menyimpan aneka kelengkapan
upacara keagamaan dan lokasi aneka upacara dilakukan. Salah satu kegiatan tradisionalnya adalah
Upacara manusia Yadya atau upacara yang diadalah sesuai dengan siklus kehidupan manusia.
MIsalnya, upacara bayi dalam kandungan, kelahiran, potong gigi, perkawinan, kematian, dan masih
banyak lagi.
RUMAH ADAT DI.YOGYAKARTA

Sugeng Rawuh! Begitu masuk ke Anjungan Yogyakarta, kamu akan merasakan bagaimana
rasanya menjadi seorang “sultan”. Area ini menampilkan rumah adat Mataram yang kental
dengan nuansa tradisionalnya. Kamu akan disambut oleh dua patung yang disebut Gupolo.
Ini merupakan simbol penjagaan. Serasa jadi raja sehari Ketika masuk ke anjungan ini.

Nah, begitu masuk ke bangunan, kamu akan melihat bahwa area ini terbagi menjadi tiga
bagian. Bagian pertama yang akan kamu lihat adalah Kuncungan. Area ini fungsinya untuk
menurunkan tamu VIP dari kereta kencana. Keretanya masih ditarik oleh kuda, bukan tenaga
mesin, loh! Selanjutnya, kamu akan ke Pendopo Agung. Area ini umumnya digunakan untuk
menerima tamu dan pementasan kesenian.

Di Yogyakarta sana, Pendopo Agung disebut dengan nama “Bangsal Kencono”. Di Anjungan
TMII, pendopo ini berupa bangunan tanpa dinding. Menariknya, empat tiang yang ada di area
ini punya makna tersendiri loh. 4 Tiang utama ini diberi nama Soko Guru (Tiang Pokok).
Tiang-tiang lain yang ada di area ini hanya sebagai pendukungnya. Coba lihat ukiran di tiang-
tiang yang ada. Semuanya mempunyai ukiran khas dengan corak yang berasal dari aliran
Hindu, Budha, dan Islam.

Area tengah bangunannya diberi nama Pringgitan. Nah, seperti namanya Ringit yang berarti
wayang kulit, ini merupakan area untuk pementasan wayang kulit. Di antara Pendopo Agung
dan Pringgitan terdapat ruangan yang cukup luas yang Bernama Longkangan. Di sinilah
penari berlatih dan jika sudah mahir akan tampil di Pendopo Agung.

Bagian dalam dari rumah adat Mataram ini Bernama Dalem Ageng. Di Yogyakarta sendiri,
bangunan seperti ini diberi nama Bangsal Proboyekso. Selalu pantau jadwalnya, ya! Dalam
waktu tertentu, kamu bisa melihat secara langsung kesenian tradisional Yogyakarta di
anjungan i
RUMAH ADAT JAWA TENGAH

Sugeng Rawuh! Jawa Tengah siap menyambutmu untuk menjelajahi aneka keunikannya. Di Anjungan
ini, kamu bisa menemukan replika pendopo agung ‘Istana Mangkunegaran’ Surakarta. Daerah ini
diakui sebagai pusat kebudayaan Jawa. Saat kamu mengeksplor lebih jauh, kamu bisa melihat behind
the scene ruangan pertunjukan wayang kulit atau disebut sebagai Ringgit.

Menariknya, bangunan pendopo agung tersebut dijuluki sebagai “Joglo Trajumas”. Bentangan
atapnya yang luas ditopang oleh 4 Sokoguru (tiang pokok), 12 Soko Penanggap, dan 20 Soko Penitih.
Semua ini menimbulkan kesan anggun yang khas Jawa Tengah.

Jawa Tengah terkenal dengan wisata candinya. Bagaimana tidak, Candi Borobudur, Prambanan,
Mendut, dan masih banyak lainnya terletak di provinsi ini. Kehadiran candi-candi ini memberikan
bukti bahwa agama Hindu dan Budha berkembang pesat di masanya. Nggak hanya itu, sentuhan
islami juga terlihat dari berbagai masjid raya yang ada di sini. Misalnya, Masjid Demak konon dibuat
oleh para Wali Songo. Masjid ini juga masih terpelihara hingga saat ini demi kamu. Ya, kamu biar
tetap mengingat dan tahu akan beragamnya sejarah dan warisan Tanah Air.

Anjungan Jawa Tengah juga mendapat julukan sebagai “Padepokan Jawa Tengah”. Setiap
pengunjung yang datang diharapkan bisa pulang dengan membawa pulang bekal kearifal lokal. Nilai-
nilai adi luhur semuanya tercermin dalam anjungan ini.

Bangunan lain yang dapat kamu lihat berbentuk rumah adat “Joglo Tajuk Mangkurat”, “Joglo
Pengrawit,” Rumah Kudus, dan model rumah berciri “Doro Gepak”. Menariknya, ada pula sebuah
panggung terbuka dengan latar sebuah bukit dan bangunan makara.

Bangunan ini terbuat dari batu cadas hitam yang bertuliskan kata Mutiara Ojo Dumeh atau “jangan
sok”. Anjuran Ojo Dumeh berarti sebagai manusia, kita harus bisa mengendalikan diri dan tidak sok
tahu atau bisa. Justru di saat kita mendapatkan kesuksesan, kita harus tetap tahu diri dan tidak pamer.
RUMAH ADAT NUSA TENGGARA TIMUR

Koe Pontam! Nusa Tenggara Timur terkenal dengan keindahan alamnya. Nggak heran, banyak turis
domestik maupun luar negeri datang ke provinsi ini. Pantai pasir putih yang memesona serta
pemandangan sunset yang memorable pasti menyentuh hati yang berkunjung.

Warganya juga ramah-ramah dan asyik. Provinsi ini adalah rumah dari berbagai suku seperti Atoni,
Manggarai, Sumba, Solor, Ngada, Rote, Lio, Alor, dan masih banyak lagi. Selain itu, ada juga
pendatang seperti suku Jawa, Bugis, Papua, Maluku, Tionghoa, Bali, Batak, dan masih banyak lagi.

Begitu datang ke NTT, siapkan itinerary-mu untuk mengunjungi destinasi wisatanya. Jangan lupa
untuk mengunjungi Pulau Komodo, Danau Kelimutu, Gunung Mutis, Air Terjun Waimarang, Pulau
Alor, Pantai Nemberalla, Pantai Pink, dan banyak lagi.

Di anjungan TMII ini, kamu bisa melihat sekilas bagaimana budaya Nusa Tenggara Timur yang
ramah dan penuh makna. Di sini ada tiruan rumah adat istana kerajaan Kupang. Nama lainnya
adalah Temukung. Aslinya, rumah ini berbentuk panggung dengan dinding dari pelepah
daun Siwalan atau tal.

Kamu bisa menemukan aneka macam barang-barang tradisional, loh. Misalnya, kamu bisa melihat
seccara dekat anyaman dari daun lontar, kerajinan tempurung kelapa, serta alat musik tradisional,
seperti heo, jungga, ukulele, bermacam kain tenun motif Patola dan sasando yang terbuat dari daun
siwalan. Ada juga pakaian pengantin khas NTT, loh!

Selain itu, ada juga dua bangunan lainnya. Di sebelah barat ada rumah adat Rote (umatua) dari
Kabupaten Rote Ndao. Di dalamnya ada pakaian adat dan Sasando yang lebih modern. Nah, di sisi
timur ada rumah adat Alor, yang di dalamnya dipamerkan pakaian upacara adat suku raja serta
beraneka macam selendang.
RUMAH ADAT KALIMANTAN SELATAN

Malumbar Urat! Kalimantan Selatan siap menyambutmu dengan tangan terbuka. Di sini,
kamu akan menemukan banyak sekali hutan dan sunga-sungai yang besar. Penduduknya juga
beragam. Kamu bisa bertemu dengan suku Banjar di area Pesisir. Sedangkan suku Dayak
lebih banyak ditemui di pedalaman. Daerah ini juga kaya akan anugerah alam. Bagaimana
tidak, Kalimantan Selatan terkenal akan hasil buminya seperti batubara, emas, minyak,
kaolin, intan, marmer, dan pospat.

Kulinernya juga menggoyang lidah. Kalimantan Selatan adalah rumah untuk berbagai
hidangan yang menggugah selera. Jika berkunjung, jangan lupa untuk mencicipi Soto Banjar,
Ketupat Kandangan, Manday, Gangan Asam Banjar, Sate Tulang, Lontong Orari, Lamang,
Sayur Kambang Tigarun, Habang Banjar, dan masih banyak lagi.

Bagi kamu yang ingin mengungkap keindahan Kalimantan Selatan juga tak akan kecewa.
Jelajahi kehidupan atas air di sungai Martapura, Kuin maupun Barito. Museum ‘Lumbung
Mangkurat’, pantai Sarang Tiung, Pantai Takisung, gua Kelelawar di gunung Batu Kampung
Jaro, dan masih banyak lagi yang lain.

Di TMII, kamu bisa mengintip sekilas kebudayaan penduduk asli Kalimantan Selatan.
Terdapat rumah adat banjar, yang disebut ‘Rumah Bubungan Tinggi’ atau ‘Rumah Lambung
Mangkurat’. Konon, rumah ini sudah ada sejak pemerintahan Sultan Suriyansah di abad ke-
16.

Menariknya, rumah ini tidak datar. Dari depan, lantainya akan meninggi. Ketika sudah
sampai di area tengah, lantainya akan menurun lagi. Nah, bagian pertama disebut
sebagai Pelataran. Area ini digunakan untuk berangin-angin, mencuci kaki, dan menyambut
tamu. Bagian kedua disebut sebagai Penampik Kecil berfungsi untuk menyimpan alat
perikanan, pertukangan dan pertanian. Lalu ada Penampik Besar yang digunakan untuk
menerima dan tempat duduk tamu yang dihormati serta untuk acara selamatan serta upacara
adat.
RUMAH ADAT SUMATERA SELATAN

Selamat datang di bumi Sriwijaya! Pada abad ke-7 sampai 12, provinsi ini adalah pusatnya
kerajaan Sriwijaya. Mereka terkenal sebagai kerajaan maritim yang terbesar dan terkuat di
Nusantara. Kisahnya tersohor bahkan ke berbagai penjuru dunia, loh.

Sumatera Selatan terkenal dengan kekayaan alamnya. Salah satunya adalah Danau Ranau,
yang merupakan danau vulkanik terbesar kedua di Indonesia setelah Danau Toba. Danau
Ranau terletak di perbatasan antara Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten
Lampung Barat. Danau ini memiliki pemandangan yang sangat mempesona, dengan air yang
jernih dan biru, dikelilingi oleh pegunungan hijau dan perkebunan kopi.

Untuk urusan kuliner, pasti kamu tidak asing lagi dengan Pempek. Hidangan ini berupa kue
ikan yang dibentuk menjadi berbagai macam bentuk dan ukuran, seperti kapal selam, lenjer,
keriting, adaan, kulit, dan lain-lain. Dinikmati bareng kuah cuka yang pedas dan manis, pasti
bikin lidah siapapun tergoda.

Kamu bisa mengintip pesona Sumatera Selatan dengan mengunjungi anjungannya di TMII.
Di sini, kamu bisa melihat langsung tiga bangunan rumah adat yaitu rumah Limas, rumah
Ulu, dan rumah Rakit.

Rumah Limas menyimpan pernak pernik budaya Sumatera Selatan seperti tempat duduk raja
(puade), pakaian adat, kain songket, pelaminan pengantin, keramik, aneka kerajinan gading,
kuningan, dan timah. Menariknya, pada bagian lantai dari depan kea rah tengah, lantainya
semakin tinggi. Fitur ini disebut Kekijing. Hal ini karena setiap ruangan memiliki fungsi
berbeda. Lantai bagian depan untuk masyarakat biasa yang ingin bertemu dengan raja atau
sultan. Nah, lantai yang lebih tinggi digunakan untuk pejabat kerajaan yang hendak
menghadap raja atau sultan.
RUMAH ADAT MALUKU

Salamat Datang! Maluku terkenal dengan rempah-rempahnya. Nggak hanya itu, provinsi ini
juga mempunyai banyak sekali pulau-pulau. Nggak heran, Maluku dijuluki sebagai daerah
“Seribu Pulau”. Pulau besarnya meliputi pulau Seram, pulau Buru, pulau Yamdena dan pulau
Wetar. Yang kecil itu ada lain pulau Ambon, Banda, Kei, Aru, Saparua dan pulau Tanimbar.

Banyak sekali suku yang mendiami Maluku. Oleh karena itu, kebudayaannya begitu aneka
ragam. Nggak ada bosan-bosannya deh mengkeksplor setiap selak-beluknya. Maluku
merupakan rumah bagi suku Ambon, Seram, kei, Yamdena, Buru, banda dan Kisar.

Kamu yang lidahnya ingin berpetualang juga pasti puas. Maluku adalah rumah bagi aneka
masakan rempah yang menggiurkan. Nggak percaya? Cobain deh kuliner khas seperti Sagu
Papeda, Nasi Lapola, Sambal Colo-colo, Lalampa, Ikan Kuah Pala Banda, Ikan Bakar Dabu-
dabu, Manisan Pala, Woku Komo-komo, dan masih banyak lagi.

Berkunjung ke anjungan Maluku di TMII kamu akan melihat bangunan Baileo dan
rumah Latu atau rumah Raja (kepala desa). Nah, Baileo merupakan tempat pertemuan antara
rakyat dan wakilnya. Mereka akan bermusyawarah dan berdiskusi untuk membahas aneka
macam permasalahan. Ini jadi tanda bahwa demokrasi sudah dikenal sejak dulu kala.

Rumah Baileo di Anjungan Maluku ini merupakan bentuk baileo terakhir, mencerminkan
persekutuan antara dua marga besar di Maluku, Pata Siwa dan pata Lima. Ini dilambangkan
oleh Sembilan siwa (tiang), di bagian depan dan belakang dari lima tiang samping kiri dan
kanan. Kata siwa lima akhirnya mempunyai makna baru ‘kita semua punya’ dan menjadi
lambing persatuan Maluku.

Nah, kamu juga bisa menemui aneka barang khas Maluku di anjungan ini. Ada busana daerah
Maluku Utara, busana pengantin Maluku Tengah (Pono), busana pengantin Maluku Tenggara
(Sanikin), pakaian sehari-hari (baju cele), kebaya putih untuk pertemuan, dan celana
Makassar untuk pria Maluku tengah. senjata tradisional seperti parang dan salawaktu (perisai,
tombak, panah, dan pandan dari pelepah sagu) serta kerajinan khas dari cengkeh berupa
perahu dan benda-benda lainnya.

Penasaran dengan keindahan alamnya? Kamu bisa melihat dioramanya di anjungan ini, loh.
Ada diorama berbagai tumbuhan yang dipadukan dengan berbagai satwa langka seperti
cendrawasih, kasuari soa-soa dan kuskus.

Untuk Rumah Latu berbentuk segiempat dan mempunyai serambi untuk menerima tamu pria,
ruang tengah untuk menerima tamu wanita, kamar tidur, serta ruang belakang sebagai ruang
makan, duduk dan dapur. Rumah Latu di Anjungan Maluku ini digunakan sebagai kantor.

Anda mungkin juga menyukai