PEMBELAJARAN DAN PELATIHAN BACA PUISI DAERAH TINGKAT SEKOLAH DASAR DAN
MENENGAH PERTAMA PROVINSI SULAWESI SELATAN
Struktur Inrinsik
Meliputi: diksi, rima, ritme, bait, baris,
dan tipografi.
Struktur Ekstrinsik
Meliputi segala faktor luar yang
melatarbelakangi penciptaan puisi,
berupa kondisi social, motivasi, tendensi
yang mendorong dan mempengaruhi
penciptaan puisi, termasuk tradisi dan
nilai-nilai, struktur kehidupan social,dll.
HAKIKAT PUISI
PEMAKNAAN PUISI
Memperhatikan judul
Memperhatikan kata-kata yang dominan
Memahami makna konotatif
Mencari makna kata
Memparafrasekan
Mengusut kata ganti
Mencari pertalian makna
Mencari makna yang tersembunyi
Memperhatikan corak puisi
Menafsirkan sesuai teks.
PUISI DAERAH SULAWESI SELATAN
Puisi daerah Makassar ada beberapa jenis, antara lain: Doangang (Mantera),
Paruntuk Kana (Peribahasa), Kelong (Pantun), Pakkiok Bunting, Dondo, dan Aru
(Ikrar/Janji).
Di Daerah Bugis, Puisi (disebut surek). Dibagi kedalam empat jenis, yaitu:
Galigo, Pau-pau, Tolok, dan Elong. Keempat jenis puisi Bugis (surek) ini, jika
dilihat bentuknya, maka dapat digolongkan lagi kedalam dua jenis, yaitu: Galigo,
Pau-pau, dan Tolok berupa puisi naratif yang ceritanya pada umumnya panjang.
Sedangkan Elong hanya berupa pernyataan yang mungkin satu atau beberapa
bait saja.
Puisi daerah Toraja menyatu bersama upacara adat Toraja seperti dalam
upacara ritual Rambu Tuka dan Rambu Solo yang diiringi prosesi tarian dan
nyanyian.
PUISI DAERAH MAKASSAR
Coppong ri Nawa-nawa
Karya Azis Nojeng
Makna
Indo’ku,
mudaranaina’
Mupakaboro’na’
Yake malena’ massikola
Mintu’ tukuparalliuna mupasakkaranna’
Indo’ku
Mupakaboro’ tongankan
Sae lako maleko undaka’kamanarangan
Lako tondokna tau
Moiraka kikamali’ liukomi
Apa sa’ba’rakan kampaikomi
Indo’ku
Yanna suleko lako banua
Masannang tongan ki sa’ding
Belanna sisola omiki’ mamma’
Sia mipa’nasuankan
Lendu’masannangna kisa’ding
Terjemahannya
Ibuku
Kau Peliharaku
Kau kasihiku
Jika aku kesekolah
Segalanya kau siapkan
Ibuku
Kau sangat mengasihi kami
hingga kau pergi mencari ilmu
ke negeri orang
Kami sangat mengasihimu
tapi kami sabar menantimu
Ibuku
ketika kau kembali kerumah
Kami sangat senang
Karena kita tidur bersama lagi
Kau memasakkan kami nasi
Sangat senang kami rasakan
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PEMBACAAN PUISI DENGAN DEKLAMASI
PERBEDAAN
Dalam lomba baca puisi, meskipun puisi itu telah dihafal,
tapi dalam membacakannya tetap lembaran teks puisi
dibawa ke atas panggung dan dibaca walaupun hanya
sesekali dilihat atau dilirik. Sedang deklamasi puisi tidak
menggunakan lembaran teks yang dibaca karena puisi
tersebut sejatinya telah dihafal dengan baik.
PERSAMAAN
Adapun persamaannya ialah keduanya menggunkanan
puisi untuk diinterpretasi atau dianalisis, baik tema,
judul, isi, gaya bahasa, pesan yang disampaikan, suasana
dan irama. Baik membacakan maupun
mendeklamasikan puisi, keduanya menggunakan tubuh,
gerak, mimik atau ekspresi dan vocal berdasarkan hasil
interpretasi terhadap puisi.
METODE PRAKTIS PEMBACAAN PUISI
1. Olah Tubuh
Olah tubuh merupakan ketrampilan
tubuh, yakni penguasaan bagian-
bagian tubuh kita yang dapat
digerakkan dan dikontrol. Adapun
tujuan olah tubuh untuk dapat
menguasai secara sadar bagian-
bagian tubuh yang akan digunakan
untuk menunjang kebutuhan seorang
pembaca puisi. Karena tubuh adalah
alat utama bagi seorang pembaca
puisi untuk dapat tampil di atas
panggung.
Dasar-dasar yang akan dilakukan olah tubuh:
Latihan pernafasan
Latihan menggerakkan otot
Latihan menggerakkan tubuh
Latihan relaksasi (pengenduran ketegangan)
Latihan konsentrasi dengan gerak
Latihan perasaan dengan gerak
Latihan gerakkan menirukan gerak yang tidak biasa
Latihan gerakkan dalam menguasai ruang dan latihan dengan tempo
2. Olah Vokal
Kemampuan vokal yang baik bagi seorang
pembaca puisi adalah syarat utama agar bisa
membacakan puisi dengan baik. Dengan vokal,
dituntut untuk dapat menyampaikan informasi
di dalam puisi. Suara (vokal) mempunyai
peranan penting dalam membaca puisi, karena
digunakan sebagai bahan komunikasi kepada
penonton/pendengar. Suara (vokal) tidak hanya
dilontarkan begitu saja tetapi juga hatus dijaga
artikulasi, keras lembutnya, tinggi rendahnya,
dan cepat lambatnya sesuai dengan situasi dan
kondisi emosi. Itulah yang disebut intonasi.
3. Olah Nafas
Seorang pembaca puisi harus memiliki kemampuan
vokal terbaik. Untuk itu, diperlukan pernafasan
yang baik. Ada beberapa pernafasan yang
digunakan dalam membaca puisi, yaitu: Pernafasan
Dada : Pernafasan ini jarang digunakan, karena
daya tampung udara yang sedikit serta
mengganggu gerak dalam berperan. Pernafasan ini
dilakukan dengan cara menyerap udara, kemudian
dimasukkan kerongga dada. Setelah melakukan
pernafasan ini, dada akan membusung. Pernafasan
Perut : Sebagian pembaca puisi menggunakan
pernafasan ini. Daya tampung dari pernafasan ini
jauh lebih banyak dibandingkan dengan pernafasan
dada. Pernafasan ini dilakukan dengan cara
menyerap udara, kemudian dimasukkan kedalam
perut. Setelah melakukan pernafasan ini, perut
akan menggelembung.
4. Olah Rasa/Olah Sukma
Pembaca puisi membutuhkan kepekaan
rasa/sukma karena dalam menghayati isi
puisi, semua emosi yang terkandung di dalam
puisi harus mampu diwujudkan. Oleh karena
itu, latihan-latihan yang mendukung
kepekaan rasa perlu dilakukan. Seorang
pembaca puisi harus mampum
mengekspresikan suasana dalam puisi.
Latihan olah rasa berfungsi untuk
meningkatkan kepekaan rasa dalam diri
terhadap isi puisi. Latihan olah rasa dimulai
dari konsentrasi, gestur, dan imajinasi.
Langkah/Tahap Olah Tubuh, Vokal dan Nafas
1. Persiapan mental
2. Vokal
3. Artikulasi
4. Intonasi
5. Jedah
6. Tempo
7. Irama
8. Pernafasan
9. Penghayatan
10. Ekspresi atau mimic
11. Gerak tubuh sesuai motif
12. Sadar ruang
13. Membangun imaji dan suasana
14. Penampilan
TUGAS DAN LATIHAN