Anda di halaman 1dari 15

SPIRITUALITAS PASTORAL

SPIRITUALITAS PASTORAL
“dan tampaklah pada mereka
lidah-lidah seperti nyala api
yang bertebaran dan hinggap
pada mereka masing-masing.
Maka penuhlah mereka dengan
Roh Kudus, lalu mereka mulai
berkata-kata dalam bahasa-
bahasa lain seperti yang
diberikan oleh Roh itu kepada
mereka untuk mengatakannya”.
Kis. 2:3
Arti Spiritualitas
Spiritualitas berasal dari kata: SPIRIT, yang berarti ROH (Ruah), JIWA,
SEMANGAT, NAFAS. SPIRIT berarti daya atau kekuatan yang menghidupkan,
yang berasal dari si Pemberi Hidup yaitu TUHAN ALLAH.
Kis. 2:3
“dan tampaklah pada
Kej. 2:7 : mereka lidah-lidah seperti
“ketika itulah Tuhan nyala api yang bertebaran
Yoh. 20:22 ;
Allah membentuk dan hinggap pada mereka
“dan sesudah berkata
manusia itu dari masing-masing. Maka
demikian, Ia
debu tanah dan penuhlah mereka dengan
mengembusi mereka
menghembuskan Roh Kudus, lalu mereka
dan berkata, Terimalah
nafas hidup ke mulai berkata-kata dalam
Roh Kudus.”
dalam hidungnya; bahasa-bahasa lain seperti
demikianlah manusia yang diberikan oleh Roh
itu menjadi makhluk itu kepada mereka untuk
yang hidup.” mengatakannya”.
Spiritualitas
• Maka Spiritualitas = hidup yang didasarkan
pada pengaruh dan bimbingan ROH
ALLAH.
• Jika kita berbicara tentang “Spiritualitas”
berarti kita berbicara tentang GAYA hidup,
atau CARA hidup yang diresapi oleh ROH
KUDUS.

• Cara ROH menuntun kita adalah melewati keterbatasan-keterbatasan kita, menuju


pertumbuhan yang penuh sebagai pribadi yang dikehendaki Allah dalam mengikuti Yesus.
• Usaha kita yang diilhami oleh ROH untuk selalu menjadi lebih penuh manusiawi, ketika
kita menjawabi atau menanggapi seruan/kebutuhan orang-orang di tempat karya kita.
Spiritualitas

• Setiap spiritualitas itu mengandung unsur


pertumbuhan, yang bercirikan:
 dinamis, senantiasa berubah.
 setiap orang itu unik.
 seperti tanaman membutuhkan air dan matahari,
demikian kita membutuhkan Roh Kudus.
 pertumbuhan itu tidak terjadi otomatis, tapi lewat
kerja keras, bahkan juga melewati tantangan
pelbagai kesulitan hidup.
 setiap orang adalah Rekan Pencipta, karena ada
ENERGI ILAHI di dalam dirinya (bdk. Sir 17: 1-
4. 6-15).
Pentingnya Spiritualitas
1. Melahirkan dan memelihara VISI:
Kalau kita memiliki Spiritualitas/SEMANGAT, NAFAS – HIDUP/ Daya Kekuatan yang menghidupkan
maka dengan sendirinya dari dalam Spiritualitas itu akan melahirkan dan memelihara VISI.
VISI adalah cita-cita ke depan yang mau kita capai. Atau suatu situasi/keadaan baik yang kita
rindukan/dambakan untuk mencapainya demi kesejahteraan dan keharmonisan/kebahagiaan
bersama. Maka alangkah baiknya kalau tiap-tiap KBG merumuskan VISI KBG-nya, dengan
berpedoman pada Visi Keuskupan dan Paroki.
Sebagai peringatan bagi kita, Visi Keuskupan Maumere: “Menuju Keuskupan yang beriman,
sejahtera, solider, dan membebaskan dalam terang Sabda Allah”. KBG juga bisa merumuskan
Visi yang kurang lebih sama dengan Visi Keuskupan atau sesuai dengan situasi dan kondisi KBG. Hal
ini akan menjadi pedoman dalam menggerakkan KBG, sehingga sebuah KBG tidak berjalan biasa-
biasa saja tidak panas/ tidak dingin, tetapi memiliki kekuatan/ semangat/ daya hidup untuk mencapai
KBG yang diharapkan (cara beradanya Gereja Basis yang mempunyai daya empati).
Pentingnya Spiritualitas
2. Menggerakkan dan menguatkan MISI :
Spiritualitas yang dihidupi di dalam diri akan
membuat orang tergerak dan bergerak untuk
menanggapi segala kebutuhan yang ada dalam
Komunitas Gereja dan masyarakat.
Orang yang menghidupkan spiritualitas di dalam
dirinya, ia akan senantiasa peka terhadap
kebutuhan sesamanya. Setiap kali ada kebutuhan
dalam komunitas, atau masyarakat yang
membutuhkan perhatiannya ia pasti berusaha untuk
menjawabi kebutuhan itu.
Misi merupakan tindakan-tindakan konkrit yang
dilaksanakan untuk mencapai VISI.
Unsur-unsur pokok yang membentuk Spritualitas
Ekaristi
1.Ekaristi merupakan Puncak dan Sumber/Pusat kehidupan orang
Kristiani.
2.Di dalam Ekaristi, kita bersatu dengan Yesus secara nyata, dan
juga bersatu dengan sesame umat yang sedang berkumpul
dalam merayakan ekaristi.
3.Dalam Ekaristi kita belajar dari Yesus yang memberi diri-Nya
untuk kita, sehingga kita juga mampu memberi diri (waktu,
tenaga, hati, pikiran, material-finansial) untuk sesama yang kita
layani. Bersatu dengan Yesus dalam ekaristi secara teratur dan
terus menerus membentuk dan menguatkan Spiritualitas kita,
sehingga kita semakin peka/tanggap terhadap kebutuhan Gereja
dan masyarakat. Atau menjadi Pelayan-pelayan yang Ekaristis.
Unsur-unsur pokok yang membentuk Spritualitas

Membaca dan Merenungkan Kitab Suci


1.Kitab suci merupakan buku pegangan bagi
setiap orang Kristen.
2.Melalui Kitab Suci kita berjumpa dengan Tuhan
yang Bersabda kepada kita. Dengan membaca
Kitab Suci, kita menemukan pesan Tuhan bagi
hidup kita dan hidup sesama kita yang kita
layani saat ini.

3. Pesan-pesan Kitab Suci menguatkan, menyemangati kita untuk mengambil bagian dalam
Pewartaan Kristus. Para pelayan mengakrabkan diri dengan Kitab Suci, akan lebih
mengenal Yesus secara benar dan membentuk dirinya sebagai Pelayan-Pelayan yang
Alkitabiah.
Unsur-unsur pokok yang membentuk Spritualitas
Doa dan Devosi
1. Doa merupakan kegiatan hidup rohani.
2. Doa mempunyai Fungsi untuk membentuk kehidupan Rohani seorang pengikut Kristus/Pelayan Pastoral.
3. Hidup Rohani seseorang secara konkrit dibangun melalui doa-doa dan devosi. Dengan cara itu Spiritualitas
atau semangat/kekuatan/daya dorong seseorang dikuatkan dan ditumbuhkembangkan. Seorang pelayan
bisa mempunyai devosi kepada Santo-Santa yang adalah pelindung namanya. Cara hidup dan
spiritualitasnya bisa menjadi inspirasi bagi para pelayan.
4. Doa dan Devosi merupakan siraman rohani bagi setiap orang Katolik. Oleh karena itu seorang Pelayan
Pastoral mesti memiliki kerinduan akan Allah sang pemberi Roh kehidupan yang membuatnya terus
mencari Allah di dalam hidup doanya.
5. Doa merupakan pengambilan bagian dalam hidup Allah Tritunggal dengan pengantaraan Yesus Kristus
dalam Gereja.
6. Metode doa, bentuk doa bermacam-macam. Namun semuanya itu dapat membentuk Spiritualitas
/kerohanian kita. Para Pelayan Pastoral menjadi contoh bahwa di rumahnya ada Pojok Rohani atau Ruang
Doa.
Unsur-unsur pokok yang membentuk Spritualitas
Pembaharuan Diri/ T O B A T
1. Mengarahkan hidup kepada sesuatu, membiarkan kekuatan
dinamis, Kekuatan Allah masuk dan mempengaruhi hidup kita
melalui pembaharuan diri dan pertobatan yang terus menerus.
2. Dengan Pembaharuan Diri atau Pertobatan yang terus menerus,
membuka pintu bagi Tuhan untuk senantiasa menghembuskan
Roh-Nya ke atas kita. Oleh karena itu, seorang pelayan harus
menjadi teladan dalam hal kecintaan terhadap Sakramen Tobat
demi suatu pelayanan yang lebih maksimal.
3. Seorang pelayan atau pemimpin dengan rendah hati mesti ada
waktu untuk merefleksi diri atau menilai atau mengevaluasi diri
seluruh pelayanannya dan juga perkataannya. Tidak mesti
menunggu orang lain untuk menilai kita.
Unsur-unsur pokok yang membentuk Spritualitas

Pengalaman akan ALLAH


1.Dalam doa kita berjumpa dan berbicara dengan
Allah.
2.Dalam doa Allah juga berbicara kepada manusia, di
mana manusia mengalami “Pengalaman akan
Allah”.
3.Allah yang dialami adalah Allah yang menciptakan,
Allah yang menebus, mengasihi dan mencintai.
Pengalaman akan Allah ini juga akan memperkuat
Visi dan Misi kita dalam tugas pelayanan.
4.Setiap peristiwa atau kisah mesti juga dilihat dari
kaca mata iman. Bahwa Allah juga berkarya dalam
kisah dan peristiwa.
Unsur-unsur pokok yang membentuk Spritualitas
Discermen/ pembedaan roh
1. DISCERMENT= Kebijaksanaan yang memungkinkan kita untuk
membedakan sesuatu yang secara “rohani” otentik dan yang
sebaliknya;
2. Hal-hal apa yang berasal dari Roh dan yang tidak berasal dari Roh.
3. Dengan Discermen orang tahu membedakan mana Roh baik dan
mana roh jahat dan mampu membuat keputusan secara benar. Kalau
Roh baik hidup di dalam dirinya maka, orang itu akan selalu bergerak
menurut dorongan roh baik itu dan mau melakukan pekerjaan apa saja
untuk kepentingan hidup bersama (kepentingan Gereja dan
Masyarakat). Tetapi jika orang itu hidup menurut roh jahat maka ia
tidak peduli dengan kebutuhan orang lain, tidak peduli terhadap
kegiatan gereja dan masyarakat. Orang akan selalu mencari
kesenangan diri (judi, mabuk, narkoba, pencurian/merampok/ memeras
dengan alasan-alasan suci).
Unsur-unsur pokok yang membentuk Spritualitas

Kesaksian Hidup
1.Kesaksian hidup merupakan perwujudan
iman kita. (Iman tanpa perbuatan adalah
mati) maka iman yang hanya diungkapkan
tetapi tidak diwujudkan secara nyata adalah
mati.
2.Para Pelayan Pastoral mesti menjadi
teladan/ Figur di tengah gereja dan
masyarakat, melalui kesaksian hidupnya.
3.Membiarkan Kristus Yesus tinggal dalam
hati kita dan berkarya dalam diri kita.
Jadi, Spiritualitas Pelayanan:
seseorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus, ia secara pribadi atau
bersama harus mengalami peristiwa Pentekosta yang tidak hanya
dikisahkan dalam Kitab Suci tetapi juga di dalam pelayan.
Seorang pelayan pastoral yang mengalami peristiwa Pentekosta akan
bekerja dengan semangat tanpa kenal lelah, gembira dalam melayani,
dan berkorban untuk Tuhan dan sesama.

Anda mungkin juga menyukai