Anda di halaman 1dari 12

Filsafat Politik

Kelompok 7
Devi Aisyah (221420115)
Itoh Nuraeni (221420117)
Anggita Nur Alfiah (221420120)
PENGERTIAN

Filsafat politik adalah Mengenai cara kita membenarkan


berbagai bentuk pemerintah, ideologi politik, hukum dan ciri
lain dari negara. Yaitu sebuah investigasi kedalam prinsip
dan argumentasi apa yang bisa digunakan untuk mendukung
atau mengkritik bentuk bentuk umum lembaga dan
kepercayaan politik.

Teori politik juga terlibat dalam diskursus akademik dengan


cakupan yang lebih luas dan kategori seperti identitas,
budaya, seksualitas, ras, kekayaan, hubungan manusia-non
manusia, etika, agama, dan banyak lagi.
Dalam presfektif Haryatmoko, Filsafat politik tidak bisa
dipisahkan dari upaya untuk merefleksikan munculnya
politik, makna dan nilai kategori politik dalam kehidapan
manusia. Atas dasar struktur dan bentuk pemerintahan,
orang bisa menguap prinsip dan makna yang ada pada
organisasi pelembagaan politik.filsafat politik selalu
menentukan cara pandang tertentu dan menuntut suatu
penilaian (sintetis).
Signifikansi Filsafat Politik
Dalam paradigma Haryatmoko, tugas filsafat politik mencoba menjelaskan konsep-konsep, prinsip-
prinsip, cara penalaran khas praktik-praktik institusi-institusi, dan ideologi-ideologi politik.

Tugas filsafat politik berupaya mengusulkan suatu penjelasan isi normatif yang ditunjukan oleh
sejarah, fakta ekonomi, sosial, dan budaya. Tugas filsafat politik adalah menganalisis secara
refletif, menyingkap dan mendiskusikan secara kritis isi normatif yang ada dalam konteks sosio
budaya. Kemudian merumuskan kembali dalam kerangka prinsip umum dengan metode
pembenaran yang mudah dipahami. Jadi, tugas filsafat politik bukan mendeskripsikan fakta, tetapi
membangun konsep-konsep yang membuat politik semakin dipahami secara lebih dalam.
Filsafat politik memperteguh keyakinan-keyakinan yang matang dan membantu mengambil
kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan terhadap kemanusiaan .
Tipologi legitimasi
Dalam Bahasa inggris legitimacy berarti pengesahan. Dalam KBBI
legitimasi diartikan sebagai: 1) keterangan yang mengesahkan atau
membenarkan bahwa pemegang kebenaran adalah betul-betul yang
dimaksud (kesahan); 2) pernyataan yang sudah menurut UU atau
sesuai dengan undang-undang (pengesahan). Dalam konteks filsafat
politik,legitimasi berarti keabsahan kekuasaan. Disini keabsahan
adalah istilah normatif.
Lanjutan

Dalam perspektif franz magnis-suseno, dari segi objek dibedakan


antara dua pertanyaan legitimasi: antara legitimasi materi
wewenang dan legitimasi subjektif wewenang. Legitimasi materi
wewenang mempertanyakan wewenang dari segi fungsinya.
Legitimasi subjek kekuasaan mempertanyakan apa yang menjadi
dasar wewenang seseoarng atau sekelompok orang untuk membuat
undang-undang dan peraturan dan peraturan bagi masyarakat dan
untuk memegang kekuasaan negara.
Legistimasi Religious mendasarkan hak untuk memerintah pada faktor-
faktor yang adiduniawi, jadi bukan pada kehendak rakyat atau pada suatu
kecakapan empiris khusus penguasa.

Legistimasi religious mencakup 3 unsur:

Pertama, Penguasaan Kedua, Kemampuan “empiris” itu Ketiga, Agar penguasa


harus menunjukan diri tidak mencukupi. Dalam pandangan menujukan mutu mental atau
mampu untuk memegang jawa, seseorang hanyalah dianggap sikap budi yang merupakan
kekuasaannya betul-betul berkuasa apabila prasyarat kemampuannya
masyarakat dibawah pemerintahanya untuk berhubungan dengan
berada dalam keadaan adil makmur alam gaib.
tata-tentram-kerta-raharja.
Legitimasi Eliter, mendasar hak untuk memerintah pada kecakapan
khusus suatu golongan untuk memerintah.

Empat macam legitimasi eliter. Yang tertua adalah


Legitimasi Aristokratis. Tiga bentuk legitimasi eliter
lainnya adalah baru muncul di zaman modern.
Pertama termasuk legitimasi yang disebut Franz
Magnis sebagai Legitimasi Pragmatis. Kedua, adalah
Legitimasi Ideologis Modern. Ketiga, yang paling
modern adalah Legitimasi Teknokratis.
Wacana Demokrasi
Istilah demokrasi (democracy; Inggris) berasal dari bahasa yunani yang terdiri
dari dua kata: demos yang berarti rakyat dan kratein yang berarti memerintah.
Jadi demokrasi secara sederhana berarti pemerintahan yang dijalankan oleh
rakyat.
Pemerintahan oleh rakyat dapat dilakukan secara langsung atau melalui wakil-
wakil rakyat. Secara langsung terdapat dalam demokrasi murni, sedangkan
melalui wakil-wakil rakyat terdapat dalam demokrasi perwakilan.
Lanjutan
Menurut Hendra Nurtjahyo, wacana demokrasi dapat disoroti dengan pengertian secara umum dan
pengertian secara filosofis. Dalam pengertian umum, ide demokratis adalah suatu prinsip etika
yang digunakan dalam bidang politik pemerintahan.
Namun, dalam perspektifnya, pengertian filosofis masih memerlukan elaborasi lebih jauh tentang
realitas sesungguhnya dari kata “rakyat”.
Selanjutnya, wacana demokrasi juga dapat dilihat dari dua dimensi cakupannya. Pertama,
demokrasi institusional atau prosedural seperti yang di kemukakan oleh Josep A. Kedua,
demokrasi juga masih melingkupi nilai-nilai substansif seperti kemerdekaan (liberty),
kebebasan (freedom), kesederajatan (equaqlity), keadilan (justice), toleransi dan penegakan
hukum.
Agama Dalam Ruang Publik

Teori sekularisasi dan doktrin liberal yang menyatakan


bahwa keyakijan keagamaan akan memudar dan
kehilangan relevansinya dalam ruang public, seiring
dengan pendalaman proses modernisasi dan keperluan
adanya “kemandirian konsepsi keadilan”. (Freestanding
Conception Of Justice) diluar agama, menuai banyak
bantahan public.
Menurut Jurgen Hebernas, konsep-konsep agama yang
bersifat particular harus diterjemahkan terlebih dahulu
kedalam Bahasa universal yang dapat diterima oleh
publik.
TERIMA KASIH. Filsafat
ANY QUESTIONS? Politik
KALO BISA SI JANGAN. HEHE

Anda mungkin juga menyukai