Anda di halaman 1dari 42

ANTI VIRUS

KELOMPOK B
VIRUS

VIRUS adalah mikroorganisme hidup yg terkecil dan hanya dapat dilihat


dengan bantuan mikroskop elektron.
Diluar tubuh manusia seringkali virus berbentuk kristal tanpa tanda
hidup, sangat ulet, tahan asam dan basa, serta resisten terhadap suhu
rendah atau tinggi.
Jika keadaan lingkungan membaik, seperti dalam tubuh manusia atau
hewan, kristal tersebut bernyawa lagi dan mampu memperbanyak diri
Virus adalah jasad biologis, bukan hewan, bukan tanaman, tanpa
struktur sel dan tidak berdaya untuk hidup dan memperbayak secara
mandiri.
Mikroorganisme ini menggunakan sistem enzim dari sel tuan rumah
untuk sintesis asam nukleat, protein dan perkembangbiakannya,
sehingga sulit sekali untuk membuat obat-obat yg selektif bagi virus.
VIRUS
JENIS-JENIS VIRUS :

Jenis virus yang sering menginfeksi manusia adalah :


1. Virus Herpes
2. Virus Hepatitis
3. Virus Influensa
4. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

5. Virus-Virus lain :
- Virus Dengue - Human Papillona Virus (HPV)
- Virus Ebola - Virus SARS
- Virus Hanta - Virus Nile Barat
1. VIRUS HERPES
• Infeksi akibat virus Herpes sukar sekali disembuhkan secara
radikal, sekali masuk ke dalam tubuh, virus Herpes praktis tidak
dapat dikeluarkan lagi.
• Infeksi primer terjadi di kulit / mukosa, umumnya pada usia di
bawah 10 tahun.
• Setelah sembuh virus mengundurkan diri melalui saraf ke sumsum
tulang belakang, lalu bersembunyi di simpul-simpul saraf
disamping sumsum (ganglia) dlm bentuk laten untuk seumur hidup.
• Bila suatu waktu terdapat rangsangan tertentu, virus melalui saraf
muncul lagi di kulit dan menimbulkan infeksi sekunder berdekatan
dg tempat infeksi pertama.
• Rangsangan dapat berbentuk masuk angin, demam, haid, stres,
sinar X, penyakit berat, dll.
JENIS-JENIS VIRUS HERPES

Herpes Simplex Virus (HSV) dikenal ada 2 tipe, yaitu :


1. HSV-I : menghinggapi terutama daerah muka, mata, mulut, dan
sekitarnya
2. HSV-II : kebanyakan terdapat di daerah kelamin,
Biasanya infeksi primer terjadi di mulut dg luka kecil, bengkak dan
demam, umumnya akan sembuh setelah pengobatan 1 minggu
dg analgetik, obat kumur, dan istirahat.

Kortikosteroid tidak boleh digunakan krn sistem imun akan lbh


tertekan dan infeksi lbh menyebar ke tempat lain.
JENIS-JENIS HERPES

1. Herpes Labialis ; terjadi sebagai infeksi sekunder setelah


reaktivasi virus dan bercirikan : gelembung2 kecil di bibir / dibawah
hidung (demam bibir, kortslip). Gelembung ini sangat gatal dan
infeksius sekali krn berisi virus. Dengan salep acyclovir
penyembuhan berlangsung lebih cepat.

2. Herpes Keratitis ; terjadi infeksi di mata yg bercirikan gelembung2


yg bercabang di permukaan epitel selaput bening (cornea). Jika
tidak segera diobati dpt terjadi perforasi cornea dan kebutaan.
Terapi efektif dpt dilakukan dengan tetes mata Trifluridin, dan
Vidarabin atau salep mata Acyclovir.
JENIS-JENIS HERPES

3. Herpes Genitalis ; disebabkan oleh HSV-II dan ditulari melalui


kontak seksual. Penyakit kelamin ini di AS merupakan peny.
Kelamin no.2 (Gonore adalah no.1). Penyakit kelamin penting
lainnya adalah kutil kelamin (warts), Clamydia, sifilis dan Hepatitis
B/C. Ternyata kondom juga tdk memberikan perlindungan 100%
terhadap infeksi HSV-II, mgk krn virusnya lbh kecil dari pori-pori
karet kondom. Gejalanya berupa gelembung2 berair atau borok yg
membengkak dan sangat nyeri di daerah pantat, paha dan alat
kelamin. Pengobatan dilakukan dengan infus iv acyclovir, juga
salep povidon-iodium.
JENIS-JENIS HERPES

4. Herpes Zoster ; penyakit ini diakibatkan oleh Varicella zoster


Virus (VZV), penyebab cacar air yg menetap di ganglia pasien
setelah mengalami infeksi cacar pada masa kanak-kanak.
Terutama orang2 diatas usia 50 th dihinggapi infeksi ini dan setelah
sembuh menjadi imun untuk seumur hidup. Infeksi bercirikan
peradangan akut dari simpul-simpul saraf punggung, biasanya
hanya separuh tubuh dibawah dada. Gejalanya berupa kelompok
gelembung2, umumnya sejajar dg tulang iga di daerah simpul saraf
yg lazimnya disertai nyeri setempat yg hebat sekali. Pengobatan
neuralgia tsb sukar ditanggulangi dg analgetik tetapi dpt dikurangi
dg mengoleskan 2-3 kali sehari larutan asetosal 10% dlm alkohol
95% pd tempat yg sakit. Terapi oral dpt dilakukan dg pemberian
virustatika (acyclovir, valasiclovir).
2. VIRUS HEPATITIS

• Hepatitis (radang hati) dapat ditimbulkan oleh banyak sebab,


tetapi paling sering terjadi karena infeksi oleh virus Hepatitis.
• Sebab-sebab lain hepatitis adalah virus demam kuning dan
penyumbatan sal. empedu (batu empedu), zat-zat kimia atau obat-
obat tertentu, juga krn minum terlalu banyak alkohol
• Dikenal ada 7 jenis virus Hepatitis yaitu ; Virus hepatitis A, B, C, D,
E, F, dan G. Hepatitis B dan C dianggap paling berbahaya, krn dpt
merusak hati secara permanen.
A. HAV (Hepatitis A Virus)
• HAV adalah virus-RNA dan merupakan penyebab hepatitis yg
paling sering terjadi. Penularan terutama berlangsung melalui jalur
tinja-mulut melalui minuman dan makanan yg tercemar.
• Tidak terdpt pembawa virus, diagnosa dilakukan dg deteksi
antibodies IgM (anti-HAV). Kebanyakan infeksi berlangsung tanpa
keluhan dan tidak kentara.
• Gejala utamanya adalah kulit dan mata menjadi kuning pd k.l. 50%
pengidap, berhubung zat warna empedu (bilirubin) tdk diuraikan lg
oleh hati dan dikeluarkan ke dalam darah. Gangguan lambung,
demam, rasa letih, nyeri perut, nyeri otot dan sendi bisa terjd. Tinja
dpt hilang warnanya dan kemih berwarna gelap.
• Pencegahan dpt dilakukan dg imunisasi pasif (imunoglobulin),
serum dan vaksin. Tidak ada obat anti HAV, tetapi infeksi sembuh
secara spontan dg istirahat dan pengaturan diet (tanpa lemak) dlm
waktu 4-8 minggu.
B. HBV (Hepatitis B Virus)
• HBV termasuk penyakit kelamin, bersama sifilis, gonore, herpes
genitalis, trichomoniasis, chlamydiasis dan AIDS.
• Sama dg HIV, penularannya khususnya terjadi melalui darah, mani
dan cairan vaginal.
• Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia dg lebih-kurang ada 200
juta pengidapnya dan sekitar 2 juta kematian setiap tahun.
• Di Asia dan Afrika diperkirakan 15% penduduknya pembawa-virus,
dibandingkan kurang dari 1% di negara2 barat.
• Potensi penularan lbh besar dari HIV, tetapi risiko kematiannya
sama besar.
• Gejalanya mirip dg infeksi HAV, tetapi lbh hebat dan lbh sering
menimbulkan warna kulit menjadi kuning.
B. HBV (Hepatitis B Virus)
• Pencegahan dilakuakn dg vaksinasi (HB-vax), WHO menganjurkan
agar vaksinasi HBV dilakukan secara teratur dalam rangka
program imunisasi setiap negara. Diperancis, Italia dan Belgia
sudah dilakukan.
• Pengobatan dg obat-obat antiviral jauh belum sempurna, efek
cukup baik dicapai dg alfa-interferon im, 3x seminggu 5-9 MU. Obat
HIV Lamivudin dlm dosis tinggi efektif pula terdhp HBV.
C. HCV (Hepatitis C Virus)
• Virus ini baru ditemukan pada th 1989, infeksi dg HCV acap kali
berlangsung lambat tanpa gejala, nilai fungsi hati dalam darah
agak meningkat terus-menerus.
• Penularan berlangsung melalui darah, mani dan lendir, sama dg
HIV tetapi lbh agresif, setetes kecil darah sudah cukup untuk
mengakibatkan infeksi. Penyakit ini khususnya menyerang
pecandu narkoba, pekerja sex dan orang2 dg kontak seksual
berganti-ganti.
• Pengobatan dpt dilakukan dg alfa-interferon im, 3x seminggu 3 MU
selama 3-12 bulan. Hanya efektif untuk lbh krg 60%, dg prosentase
kambuh tinggi > 50%.
• Virus hepatitis lainya (HDV) belum diteliti dg baik
D. HEV (Hepatitis E Virus)
• Banyak terdapat di daerah tropis dan terutama melanda remaja.
• Gejalanya secara klinis dpt dibedakan dari hepatitis A, lazimnya
sembuh tuntas secara spontan

E. HFV (Hepatitis F Virus)


• Belum lama ditemukan, bahan-bahan genetiknya belum dianalisa secara
lengkap.
F. HGV (Hepatitis G Virus)
• Ditemukan tahun 1996 dan relatif banyak ditemukan pada donor
darah.
• Kebanyakan infeksi (via tranfusi dan jarum yg tercemar),
berlangsung tanpa gejala nyata, seperti halnya pada hepatitis akut.
3. VIRUS INFLUENSA

• Influensa disebabkan oleh virus-RNA yg dpt hidup pada manusia,


kuda, babi, ikan paus, ayam, itik dan burung.
• Virus-RNA terdiri atas inti protein dg antara lain RNA dan
polimerase. Di bagian luar terdapat membran albumin dan
membran lemak, dimana terdapat tajuk-tajuk glycopeptida
• Infeksi terjadi melalui inhalasi dari tetesan liur (pada waktu bersin,
batuk, berbicara).
• Gejalanya muncul setelah masa inkubasi (1-3 hari), berupa demam
sampai 40 C, nyeri sendi dan otot di seluruh tubuh, sakit
tenggorokan dan kepala, radang mukosa hidung dan batuk kering
yg dpt bertahan berminggu-minggu.
3. VIRUS INFLUENSA

• Disamping virus influensa masih terdapat lebih dari seratus jenis


Rhinovirus penyebab salesma / pilek (common cold). Gangguan ini
sering kali dikelirukan dg influensa, krn gejalanya sama.
• Salesma dpt sembuh spontan melalui pengobatan simtomatis dg
anagetik, obat batuk, dan tetes hdung.
• Jenis-jenis virus influensa yg dikenal ada 3 tipe, yaitu :
• Tipe A, dg 5 subtipe, yaitu H1, H2, H3, H4, dan H5 yg bermuatsi
setiap 1-2 tahun.
• Tipe B, yg bermutasi setiap 4-5 tahun.
• Tipe C, yg jarang sekali terdapat
3. VIRUS INFLUENSA
• Mutasi besar terjadi setiap 8-15 tahun pada virus A, dimana
terbentuk suatu tipe A baru dg protein permukaan yg seluruhnya
berlainan. Mutan demikian dpt mengakibatkan epidemi hebat.
• Munculnya virus-virus A baru dlm abad ini sudah beberapa kali
menimbulkan pandemi, yg terkenal adalah pandemi di tahun 1919
(spanish flu) dg sekitar 20 -50 juta kematian, terutama orang muda.
• Menurut penelitian epidemi itu disebabkan oleh subtipe H1-N1 yg
berkerabat dg virus flu babi. Tahun 1957 (flu Asia) subtipe H2-N2,
tahun 1968 (flu Hongkong) subtipe H3-N2 dan tahun 1977 (flu
Rusia) subtipe H1.
• Virus-virus yg terdapat dewasa ini merupakan turunan dari tipe
H3-N2, Virus influensa yg terdapat pd babi (1976) menimbulkan
epidemi.
3. VIRUS INFLUENSA
• Flu Burung ; Akhir tahun 1997 di Hongkong telah muncul suatu
virus influensa-A baru (Avian Influensa tipe H5-N1) yg berasal dari
burung / unggas dan dpt ditularkan kepada manusia melalui
percikan lendir yg keluar dari unggas atau melalui udara (kotoran
unggas yg sudah mengering).
• Gejalanya pada manusia adalah demam tinggi (diatas 38 C), sakit
kepala, tenggorokan, sakit otot (myalgia) batuk pilek dan radang
paru-paru.
• Penanganan : sebagai tindakan prevensi ; ayam dan itik dpt
divaksinasi dg vaksin H5-N1 (Sanofi Pasteur, perancis) yg sudah
tersedia sejak beberapa tahun, sedangkan unggas yg sudah
terinfeksi harus dimusnahkan.
3. VIRUS INFLUENSA

• Amantadin dapat digunakan selama 10 hari bersama injeksi


vaksin influensa guna melindungi terhadap virus A2 selama
vaksin belum aktif terutama pd orang2 dg daya tangkis lemah.
• Oseltamivir dan Zanamivir termasuk kelompok neuraminidase-
inhibitors (1998) yg ternyata efektif untuk mencegah dan
menangani influensa.
• Antibiotik hanya digunakan pada orang yg berisiko tinggi dg
daya tangkis lemah, seperti penderita bronchitis kronis, jantung
atau ginjal. Penderita ini mudah dihinggapi infeksi bakterial
sekunder, khususnya radang paru (pneumonia) yg tdk jarang
berakhir fatal.
3. VIRUS INFLUENSA
Pengobatan terdiri atas istirahat (bedrest) dan pemberian
analgetikum untuk mengatasi rasa nyeri (paracetamol, asetosal),
obat-obat lain yg dapat mempengaruhi jalanya infeksi adalah Vit C,
seng (Zn), amantadin, dan penghambat neuraminidase.
a. Vitamin C dalam dosis tinggi (3-4 kali @1000 mg) berkhasiat
meringankan gejala dan mempersingkat lamanya infeksi.
b. Seng-gluconat dalam bentuk tablet hisap dg 13,3 mg Zn yg
digunakan sedini mungkin (awal infeksi) dpt memersingkat
lamanya masa sakit.
c. Virustatika digunakan sbg prevensi atau untuk meringankan
gejala penyakit bila terjadi infeksi, yaitu ;
• Amantadin dapat digunakan selama 10 hari bersana injeksi
vaksin influensa guna melindungi terhadap virus A2
selama vaksin belum aktif terutama pd orang2 dg daya
tangkis lemah
4. VIRUS-VIRUS LAIN :
a. Virus Dengue, merupakan virus-RNA terutama terdapat di Asia
dan Afrika, tetapi dewasa ini juga ada di Amerika. Infeksi terjadi
melalui gigitan nyamuk Aedes Agypti dan penularannya mirip
malaria. Kini virus tsb ditemui di 17 negara bagian AS, gejala
infeksi virus ini berupa demam-menggigil sampai 40 C, nyeri sendi
dan otot yg hebat, terutama di tungkai, sakit kepala berat, nyeri otot
/ persendian dan timbulnya bintik-bintik merah yg khas di muka,
kaki dan tubuh.
Sampai sekarang blm ada terapi kausal untuk dengue dan
penanganan hanya terdiri dari usaha-usaha penunjang spt infus dg
lar. garam, pemberian zat asam, istirahat dan pemberian
paracetamol untuk mengatasi demamnya.
Dengan terapi penunjang yg baik mortalitas penyakit infeksi
terbatas sampai 1-3%.
4. VIRUS-VIRUS LAIN :
Demam Berdarah Dengue (DBD) dan sindrom shock dengue
(SSD), merupakan bentuk parah dari dengue. Menurut perkiraan
disebabkan oleh 2 infeksi berturut-turut dari suku berlainan.
Selama infeksi kedua terjadi reaksi imunologis dg aktivitas sistem
komplemen serta terganggunya endotel dan permeabilitas
pembuluh.
DBD terutama menghinggapi anak-anak, prevensi dilakukan dg
jalan memberantas nyamuk dari tempat pembiakan (air yg tdk
mengalir, tong air hujan),
Pengobatan hanya simtomatis dg tranfusi darah untuk
menanggulangi shock dan pemberian analgetik / antipiretik untuk
mengatasi demamnya.
4. VIRUS-VIRUS LAIN :
b. Virus Ebola ; adalah virus-RNA, yg pd th 1995 mengakibatkan
epidemi di Zaire setelah virus tidur selama 16 tahun. Ebola adalah
nama sungai di Zaire, dimana penyakit dideteksi untuk pertama
kalinya di th 1979. Sampai sekarang blm diketahui vektornya atau
hewan perantara yg meneruskan virus tsb ke manusia, tetapi
diduga vektornya kelelawar, walaupun hewan ini sendirinya tdk
memperlihatkan gejala penyakit.
Infeksi terjadi melalui kontak langsung dg darah (spt HIV) atau dg
cairan tubuh lain (liur, kemih, feces, mani).
Gejalanya berupa nyeri kepala, muka dan mata bengkak, ruam
kulit, demam dan diare, disusul dg pendarahan hebat di semua
liang tubuh dan organ2 dalam krnm darah tdk membeku lg.
Hingga kini blm ada obat terhadap infeksi virus ini.
4. VIRUS-VIRUS LAIN :
c. Virus Hanta ; Penyakit virus ini ditularkan ke manusia melalui
kotoran (urin, feces) binatang2 spt tikus, tetapi tdk dpt ditularkan
dari manusia ke manusia.
Infeksi timbul melalui debu kotoran yg dihirup melalui pernafasan.
Untuk pertama kalinya muncul di Korea (1951) dg gejala demam,
shock dan pendarahan.
Suatu jenis Hanta baru tlh menimbulkan pandemi di AS barat
(1993) pada suku Indian Navajo dan kini telah ditemukan di lbh dari
20 negara bagia AS.
Pada th 2006 infeksi Hanta virus yg sangat meresahkan krn timbul
di bbrp negara Eropa Barat.
Infeksi ditandai dg gangguan fungsi ginjal serius dan trombopeni
disamping berisinya paru2 oleh cairan dan tekanan darah sangat
meningkat. Belum dikenal obat atau vaksin untuk virus ini.
VIRUS-VIRUS LAIN :
d. Human Papilloma Virus (HPV) ; Virus-DNA ini termasuk famili
papovavirus dan mencakup lbh dari 80 jenis. Virus ini
menyebabkan timbulnya kutil-kutil di kulit dan di daerah anogenital
dg jalan proliferasi sel-sel epitelnya.
Kutil-kutil kelamin ini merupakan penyakit kelamin no.3 setelah
gonore dan herves genitalis. HPV jg penyebab kanker rahim
(cervix) dg angka kematian diatas 40%.
Pengobatan : Kutil-kutil ini seringkali sembuh secara spontan,
dalam kasus serius dpt dilakukan prosedur pembakaran dg listrik
atau pembedahan setelah pembekuan dg kloretil. Selain ini dpt
digunakan keratolitik (lar. asam salisilat + asam laktat aa 17% dlm
colladium, salep salisilat 40%) atau dikompres dg formaldehida 2-
5%.
4. VIRUS-VIRUS LAIN :
e. Virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom) ; Awal th 2003
dunia dikejutkan oleh timbulnya epidemi penyakit infeksi virus
SARS, berasal dari cina SARS dlm waktu beberapa bln melanda
seluruh dunia.
Penyebab SARS adalah suatu penyakit sal. Pernafasan yg
diakibatkan oleh coronavirus yg dinamakan SARS-associated
coronavirus atau SARS-CoV.
Virus ini menyerang manusia melalui transmisi dari hewan ke
manusia, gejalanya adalah demam tinggi (99%) sampai 38 C,
batuk tdk produktif, myalgia dan dyspnoe. Gejala lain sakit kepala,
diare dan seb. besar menderika pneuminia.
Pengobatannya menggunakan ribavirin. Suatu vaksin telah
dikembangkan tetapi hanya efektif pada anak-anak, tdk pd orang
dewasa.
4. VIRUS-VIRUS LAIN :
f. Virus Nile Barat ; Virus baru ini pertama kali muncul th 1937 di
Uganda dan kemudian secara acak melanda Amerika dan Israel.
Baru th 1999 disinyalir timbulnya di New York.
Penyebaran terjadi oleh burung perantau dan nyamuk Culex, yg
ditularkan virus setelah menyengat burung yg terinfeksi. Penularan
bisa jg terjadi melalui tranfusi darah.
Gejalanya mirip flu ringan tetapi menjadi sangat berbahaya bila
timbul demam tinggi, mengigau dan koma, krn dpt mengakibatkan
meningitis yg fatal.
Di laboratorium kini para ilmuwan bekerja keras untuk menemukan
vaksin antivirus.
ISTILAH-ISTILAH :
a. Epidemik : Suatu keadaan dimana masalah kesehatan (umumnya
penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu
yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.

b. Pandemik : suatu epidemi global atau wabah global yang


merupakan terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang
dalam daerah geografi yang luas.

c. Endemik : Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik pada suatu


populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam populasi
tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.
OBAT ANTI VIRUS
Empat golongan besar antivirus yg akan dibahas adalah seperti
bagan dibawah ini :
OBAT ANTI VIRUS
OBAT ANTI VIRUS
OBAT ANTI VIRUS
Tujuan utama terapi antivirus pada pasien adalah menurunkan
tingkat keparahan penyakit dan komplikasinya, serta menurunkan
kecepatan transmisi virus. Untuk pasien dg infeksi virus kronik
terapi antivirus untuk mencegah kerusakan oleh virus ke organ
veceral terutama hati, paru, sal. cerna dan SSP.
Antivirus dpt digunakan untuk propilaksis, supresi, terapi preventif,
atau terapi penyakit yg sudah jelas.
Hal yg harus diperhatikan dalam penggunaan obat antivirus antara
lain :
1. Lama terapi
2. Pemberian terapi tunggal / kombinasi
3. Interaksi obat
4. Kemungkinan terjadinya resistensi
ANTI VIRUS untuk Herpes
1. Herpes Genitalis
Ada 3 obat yg sering digunakan untuk herpes genitalis, yaitu :
asiklovir, valasiklovir, dan famsiklovir. Asiklovir merupakan satu-
satunya yg terdapat dalam sediaan intravena.
Untuk terapi awal herpes genitalis asiklovir oral dan valasiklovir lebih
disukai dan asiklovir merupakan terapi pilihan untuk terapi herpes
pada wanita hamil.
Asiklovir topikal disetujui untuk digunakan pd herpes genitalis, namun
hanya efektif pada lesi superfisial.

2. Herpes Mukokutan
Studi klinis membuktikan bahwa asiklovir dpt menekan infeksi
mukokutan oleh herpes simplex pd pasien yg menerima tranplantasi
sumsum tulang.
ANTI VIRUS untuk Herpes
3. Herpes Neonatal
Terapi pilihan untuk hepes Neonatal adalah asiklovir intravena. Dapat
juga menggunakan asiklovir oral jangka panjang setelah terapi awal
asiklovir intravena. Asilovir oral dpt menekan herpes neonatal
simtomatik pd kehamilan trimester akhir, namun tidak berpengaruh pd
outcame fetus.
4. Cacar air
Terapi dg asiklovir dianjurkan dlm jangka waktu 24 jam setelah
muncul ruam, terapi yg diberikan secara dini akan menurunkan
keparahan hingga 25-30%. Asiklovir intravena akan mencegah
penyebaran virus ke organ viceral jika diberikan secara cepat.
4. Herpes Zoster
Asiklovir, valasiklovir dan famsiklovir, jika diberikan dlm jangka waktu
72 jam setelah munculnya ruam, akan memberikan penyembuhan
cepat dalam waktu 2 hari. Valasiklovir lbh efektif untuk meringankan
nyeri akibat zoster.
ANTI VIRUS untuk Herpes
Mekanisme Kerja Anti Virus
Mekanisme Kerja Anti Virus
ANTI VIRUS untuk Influensa
Amantadin dan rimantadin menurunkan lamanya infeksi influensa
A jika diberikan pd pasien dewasa dlm 48 jam setelah tampak
gejala awal penyakit.
Inhibitor neuramindase (oseltamivir dan zanamivir) dpt mengatasi
infeksi akibat influensa A dan Influensa B.

AVIAN INFLUENSA
Zamivir dan oseltamivir hingga saat ini merupakan satu-satunya
pilihan terapi atau propilaksis untuk infeksi virus H5-N1.
Saat ini obat-obat antiuvirus yg terus dipelajari untuk avian
influensa adalah zanamivir, peramivir, ribavirin dan interferon-a
ANTI VIRUS untuk Influensa

SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROM (SARS)


Ribavirin oral 1,2 gr setiap 8 jam atau secara intravena 8 mg/kgBB
setiap 8 jam digunakan untuk penaganan SARS, namun belum
cukup data yg menunjukan efektivitas terapi ini.

ANTIVIRUS UNTUK HBV DAN HCV


Hingga saat ini hanya 3 antivirus yg disetujui untuk terapi infeksi
kronis hepatitis B, yaitu : interferon-a, lamivudin dan adevofir.
Untuk HCV terapi direkomendasikan menggunakan kombinasi
antara Interferon-a dg lamivudin, Interferon-a dg famsiklovir, atau
kombinasi lamivudin + femsiklovir/pensiklovir/adefovir
ANTI VIRUS untuk Influensa

Anda mungkin juga menyukai