Anda di halaman 1dari 11

Penggunaan Hasil Evaluasi Clinical Pathway (CP)

dalam Audit Klinis


sesuai Permenkes no 755 Tahun 2011

Henry Boyke Sitompul SpB FICS FISQua


Definisi
CLINICAL PATHWAY ADALAH ;
Suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah
yang diberikan pada pasien, yang berdasarkan standar asuhan medis , standar
asuhan keperawatan dan standar asuhan profesional lain yang berbasis bukti
dengan hasil terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di RS

Definisi
Audit Klinis adalah :
Suatu telaah kritis dan sistematis terhadap mutu pelayanan
klinik, termasuk prosedur diagnosis dan terapi, penggunaan sumber-
daya rumah-sakit, dan outcome serta quality of life dari pasien.
Audit Klinis/Medik

Audit Klinik membandingkan pelaksanaan pelayanan


dengan Clinical Pathway .
audit klinik mengikuti kaidah dari clinical pathway yang dipakai di
rumah sakit

Audit Medik membandingkan pelaksanaan pelayanan kedokteran


di rumah sakit Panduan Praktik Klinis (PPK) atau panduan yang
mengatur pelayanan kedokteran di sebuah rumah sakit, PPK ini
dibuat menggunakan referensi PNPK (Pedoman nasional yang dibuat
Perhimpunan Dokter Spesialis dan Kolegium Pendidikan Dokter
Spesialis bersama tim lain dari Kementrian Kesehatan..
Prinsip Penyusunan CP
Pelayanan terpadu/terintegrasi dan berfokus pasien
Melibatkan semua profesional pemberi pelayanan (dokter, perawat, bidan,
farmasis,nutrisionis, fisioterapis, dll)
Tetapkan rentang waktu pelaksanaan pelayanan/asuhan
Seluruh kegiatan dicatat (rekam medis)
Penyimpangan kegiatan dicatat sebagai varians
Tugas dan Fungsi Komite Medik (pasal 11)

• Pasal 11
• (1) Komite medik mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme
staf medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara:
• a. melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan
melakukan pelayanan medis di rumah sakit;
• b. memelihara mutu profesi staf medis; dan c. menjaga disiplin,
etika, dan perilaku profesi staf medis.
Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis
komite medik memiliki fungsi sebagai berikut: pasal 11 ayat 3

• a. pelaksanaan audit medis;


• b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka
pendidikan berkelanjutan bagi staf medis;
• c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit tersebut; dan
• d. rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis
yang membutuhkan.
• Hasil audit terdiri dari:
• Tingkat kesesuaian antara standar penatalaksaaan
sesuai kriteria dengan pelaksanaan dilapangan
• Penyebab/masalah utama ketidaksesuaian (bila ada)
• Usulan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan mutu rumah
sakit dalam bentuk plan of action (POA)

• Tentu diharapkan perbaikan indicator klinis


EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU
Pimpinan harus melaksanakan evaluasi pelayanan dan
pengendalian mutu
• Dibuat program atau kegiatan untuk peningkatan mutu
pelayanan medis
• Program peningkatan mutu pelayanan medis disusun
dengan mempergunakan prosedur yang dibakukan oleh
pimpinan rumah sakit .
TIM AUDIT

• Tim audit : Audit Klinis dan Audit Medis


Unuk tim audit medis dari panitia / sub komite Peningkatan Mutu dari
Komite Medis. Untuk Audit Klinis Melbatkan Komite 2 lainnya
• Tim ini dibentuk untuk meneliti dan membahas kasus – kasus medis
penting , audit medis , penerapan indikator klinis.
• Dalam melaksanakan tugasnya tim audit dapat mengundang dokter
ahli lain yang berasal dari dalam dan dari luar rumah sakit yang relevan
dengan kasus – kasus yang diteliti dan dibahas
• Dokter ahli bukan anggota tim audit
• Kegiatan dilaksanakan teratur dengan meneliti dan membahas paling
sedikit 3 kasus penting dalam 1 tahun

Anda mungkin juga menyukai