( Sistem Regulasi)
SISTEM KOORDINASI
Apakah yang dimaksud dengan sistem koordinasi ?
• Sistem koordinasi adalah sebuah sistem yang mengatur kerja
organ-organ pada tubuh. Sistem ini berperan untuk
memerintahkan setiap organ untuk dapat bekerjasama
mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik.
• Fungsi sistem koordinasi pada manusia diperlukan untuk
mengendalikan setiap bagian dalam tubuh agar gerakan yang
dihasilkan menjadi tepat sasaran.
• Tanpa sistem koordinasi, seluruh organ tubuh tidak mampu
bekerjasama.
Ada beberapa sistem yang termasuk dalam sistem
regulasi manusia , yaitu
• sistem saraf,
• sistem hormon, dan
• sistem indra.
• Sistem Regulasi pada hewan tingkat tinggi dilakukan
oleh sistem saraf dan sistem Hormon atau system
endokrin yang saling bekerja sama bertugas
mengatur keserasian kerja organ tubuh.
• Sistem saraf berkaitan dengan system indra. Tuhan
Yang Maha Esa telah menganugerahkan organ indra
yang mempunyai reseptor khusus untuk menerima
rangsang. Dengan system indra tubuh dapat
merespon lingkungan dan melindungi diri dari
gangguan.
Perhatikan gambar berikut ! • Ketika seorang penjaga gawang
mendapat serangan bola yang
ditembakkan ke arah gawang, ia akan
berusaha agar bola tidak masuk gawang.
• Penjaga gawang akan bergerak cepat ke
arah bola sambil menangkap atau
mendorong bola menjauhi gawangnya.
• Reaksi penjaga gawang berlangsung
secara cepat melibatkan mata dan otot.
Jadi reaksi penjaga gawang tersebut
Kenapa Penjaga gawang bisa melibatkan koordinasi beberapa organ
seperti itu ? atau sistem organ tubuh.
• Sistem koordinasi sangat penting untuk
mengatur kehidupan manusia.
Sistem Saraf
• Sistem saraf dalam tubuh kita berperan dalam iritabilita .
• Apakah yang dimaksud dengan Iritabilita ? Jelaskan !
A.Neuron Bipolar
adalah neuron yang memiliki dua
tonjolan keluar dari badan sel,
satu sebagai dendrit dan yang
satunya sebagai akson.
B. Neuron Unipolar yaitu neuron
yang memiliki satu tonjolan akson
C. Neuron Multipolar
adalah neuron yang memmiliki
banyak tonjolan yang keluar dari
badan sel. Beberapa tonjolan
sebagai dendrit dan hanya satu
tonjolan sebagai akson.
Apakah yang disebut Neuroglia ( Sel Glia) ??
• Jaringan saraf, secara garis besar
tersusun atas dua sel. Sel utama
penyusun jaringan saraf adalah
neuron, sedangkan sel
pendukung jaringan saraf
adalah neuroglia atau yang
kerap disebut dengan sel glia
dan ganglia saraf.
• Neuroglia atau sel glia adalah
sel yang tidak mengirimkan atau
menghasilkan impuls. Sel glia
berfungsi mendukung ativitas
neuron dalam jaringan saraf.
Ada beberapa macam sel Glia/Neuroglia . sebutkan !
• Ada empat jenis sel glia jaringan
saraf yang terletak di sistem saraf
pusat, yaitu
1. astrosit,
2. sel mikroglia,
3. sel ependimal, dan
4. oligodendrosit.
• Dua jenis sel glia jaringan saraf
lainnya terletak di sistem saraf
tepi yaitu sel satelit dan sel
schwann.
Bagaimanakah karakteristik Astrosit
• Masing-masing bagian
sumsum tulang belakang :
31 ps terdiri
8 ps saraf leher (servikal)
12 ps saraf punggung
(toraks)
5 ps saraf pinggang
(lumbal,)
5 ps kelangkang dan
1 ps sakral, memiliki akar
saraf yang muncul di kanan
dan kirinya.
Apakah yang dimaksud dengan Saraf Autonom ?
• Saraf autonom adalah bagian dari system saraf tepi yang
mengontrol kegiatan organ organ dalam seperti kelenjar
keringat, pembuluh darah, jantung, lambung dll
• Ada dua system saraf outonom yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik yang kerjanya berlawanan.
• Sistem saraf parasimpatik adalah saraf yang mengontrol
homeostasis dan tubuh saat istirahat dan bertanggung jawab
atas fungsi "istirahat dan cerna" dari tubuh. Sedangkan sistem
saraf simpatik mengontrol respons tubuh terhadap ancaman
yang dirasakan dan bertanggung jawab atas respons "lawan
atau lari".
Gangguan pada system Saraf
• 1) Migrain, kurangnya suplai oksigen pada salah satu bagian otak.
• 2) Gegar otak, disebabkan oleh cedera otak berupa benturan.
• 3) Amnesia, ketidakmampuan mengingat hal yang telah terjadi akibat
cedera otak
• 4) Alzheimer, berkurangnya kemampuan mengingat dan melakukan
aktivitas sehari-hari (menulis, dll.) akibat usia lanjut.
• 5) Multiple sclerosis, degenerasi sel saraf pada sistem saraf pusat.
• 6) Autisme, kesulitan berkonsentrasi, bersosialisasi, daya khayal tinggi, dan
melakukan pola tingkah laku berulang yang tidak wajar. Autisme
diakibatkan gen, obat-obatan, dan ketidakseimbangan neurotransmitter di
otak.
• 7) Skizofrenia, ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin di otak yang
menyebabkan gangguan kejiwaan dan respons emosional yang tinggi.
• 8) Hidrosefalus, kelebihan cairan cerebrospinal di otak yang menyebabkan
pembesaran kepala.
• 9) Stroke, kerusakan otak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah
otak, dapat menyebabkan bagian tubuh lumpuh sebagian atau seluruhnya.
• 10) Neuritis, radang saraf karena infeksi, kekurangan vitamin B, pengaruh
fisik, keracunan gas dan logam, dan obat-obatan.
• 11) Transeksi, kerusakan pada segmen medulla spinalis, menyebabkan
kelumpuhan serta hilangnya kepekaan.
• 12) Parkinson, berkurangnya neurotransmitter dopamin yang
menyebabkan tangan gemetar, kesulitan bergerak, otot wajah kaku.
• 13) Epilepsi (ayan), tidak dapatnya sistem saraf merespon
rangsangan atau efektor yang bekerja tanpa
diperintah/dikontrol. Epilepsi disebabkan oleh kerusakan otak
karena munculnya jaringan parut otak sewaktu kelahiran, tumor,
infeksi, kelainan metabolisme, dan kecelakaan.
• 4) Poliomielitis, infeksi Poliovirus pada saraf motorik di otak.
Gejalanya adalah sakit kepala, panas, sakit otot yang berakibat
lumpuh.
• 15) Neurasthenia (lemah saraf), akibat gen atau keracunan.
• 16) Meningitis, radang selaput pelindung sistem saraf pusat.
Bagaimanakah Pengaruh Psikotropika pada Sistem Regulasi
• Psikotropika atau narkoba adalah zat/obat-obatan yang dapat mempengaruhi
kerja sistem saraf dan dapat menimbulkan adiksi (kecanduan).
Berdasarkan pengaruh zat, zat psikotropika dibedakan menjadi:
• a. Stimulan: bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik melalui hipotalamus.
Contoh: kafein, nikotin, amfetamin, kokain, ritalin, dexedrine, fenmetrazin,
metilfenidat.
• b. Depresan: bersifat mengurangi kegiatan sistem saraf pusat. Contoh:
alkohol, valium, barbiturat, opium, morfin, kodein, metadon, kloroform, eter
• c. Halusinogen: bersifat mempengaruhi persepsi penglihatan, pendengaran
dan respons emosional. Halusinogen menyebabkan halusinasi, perasaan
melayang, hilangnya konsentrasi dan perhatian, dan penurunan berat badan.
Contoh: LSD, STP, DMT, PCP, mesakolin, marijuana, ekstasi, sabu-sabu
Tahapan rusaknya susunan sistem regulasi akibat
konsumsi zat psikotropika
• 1. Menurunnya daya koordinasi tubuh karena kekurangan neurotransmiter
dopamin yang menyebabkan impuls tidak dapat diteruskan.
• 2. Muncul gejala hilangnya kendali otot, jantung lemah, terganggunya
peredaran darah, rusaknya alat pernapasan, tubuh gemetar, jalan
sempoyongan, daya ingat menurun, dan turunnya berat badan.
• 3. Zat psikotropika tersebut kemudian menimbulkan adiksi sehingga
penggunanya menjadi kecanduan
• 4. Orang yang kecanduan akan mengalami penumpukan zat-zat racun di hati
sehingga dapat menimbulkan kanker hati atau sirosis hati.