Anda di halaman 1dari 35

AK4201 - Spacepreneur

PEMODALAN, KEUANGAN DAN


KELAYAKAN USAHA
Oleh
Tim Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan
PENGERTIAN
 Manajemen keuangan >> cara mengelola sumber-sumber dana dan mengalokasikan

dana tersebut secara efektif dan efisien dalam suatu kegiatan usaha atau bisnis

 Tujuan manajemen keuangan >> memaksimalkan “keuntungan” melalui perencanaan

dan pengelolaan keuangan secara sistematik

 Keuntungan >> nilai lebih yang diperoleh melalui proses usaha, baik dalam bentuk

material maupun non material


 Nilai immaterial >> knowledge, skill, experience, dan lain-lain

 Nilai material >> uang, asset, dll


PENCATATAN KEUANGAN
SEDERHANA
 Setiap transaksi dalam kegiatan usaha haruslah dicatat dan disusun

 Penyusunannya dalam bentuk catatan akutansi sederhana


SUMBER DANA
 Dana modal sendiri >> berasal dari pemrakarsa / pemilik proyek, investor lain maupun

penyertaan dari modal ventura.

 Dana kegiatan atau kerjasama >> kegiatan proyek; melibatkan pihak lain (pribadi/badan

usaha); pendanaan lainnya

 Pinjaman dari Pihak Ketiga >> berasal dari bank, lembaga keuangan non bank atau suplier.

Pinjaman yang diberikan akan menimbulkan beban bunga. Pinjaman dari bank umumnya
tidak lebih dari 65 % dari keb. riil
Kegiatan
PKM
Nasional

Sumber-
Kegiatan
sumber dana
Penelitian
lainnya

SUMBER DANA Sumber


Dana -
Mahasiswa Kegiatan
Dana
Pengabdian
Kampus
Masyarakat

Dana Hibah Kegiatan


Lainnya Wirausaha
KAPAN PEMBIAYAAN USAHA
DIBUTUHKAN
Awal memulai usaha

Pengembangan usaha

Ketika ada kesulitan keuangan (financial distress)


BIAYA (COST) DALAM BISNIS
 Biaya merupakan pengeluaran (expenditure) guna memperoleh manfaat. Manfaat dapat berwujud, seperti:

bahan-bahan, alat-alat dan jasa (upah, sewa, atau tenaga).

 Setiap biaya adalah pengeluaran; namun terdapat perbedaan pencatatan berdasar penerimaan manfaatnya.

 Jika belum diterima manfaatnya, seperti pembelian harta tetap, biaya disebut dengan deferred cost dan

dicatat dalam neraca sebagai harta (asset).

 Jika sudah diterima manfaatnya, biaya disebut expired cost dan dicatat dalam income statement sebagai

beban pendapatan.

 Ada juga pengeluaran yang tidak mendatangkan manfaat, seperti: kerusakan produk, kehilangan, kebakaran,

dll. Ini juga merupakan biaya (loss), dan dicatat dalam income statement sebagai beban pendapatan
TANTANGAN UNTUK UMKM
 Pengawasan intern yang buruk

 Perencanaan kas yang kurang, apabila tidak mampu memperkirakan kebutuhan kas, maka

akan beresiko kas minus saat operasi

 Penyimpanan/pengalokasian dana yang tidak tepat

 Kesalahan memberikan piutang dan tidak mampu mengendalikan tagihan

 Kelemahan mengendalikan biaya-biaya (manajemen biaya), seperti beban administrasi

 Kendala akses sumber pemodalan: kelayakan usaha, agunan dan legalitas usaha
STRATEGI MENDAPATKAN
PEMODALAN
 Mengawali usaha dengan modal sendiri untuk

meminimalkan risiko

 Manfaat legalitas usaha: hampir semua sumber

pembiayaan mensyaratkan ini

 Buat rencana bisnis walaupun sederhana: hal

ini sangat penting untuk meyakinkan pemiliki


modal

 Marketing dan portofolio


ISTILAH
TERKAIT
KEUANGAN
FIXED COST DAN VARIABLE
COST
 Variabel cost adalah biaya yang meningkat secara

proporsional dengan perubahan tingkat aktivitas beberapa


variable
 Terdapat banyak variable yang mungkin, istilah yang umum

untuk variable yang menyebabkan perubahan -> cost driver


 Cost driver digunakan untuk menggambarkan metode yang

digunakan untuk biaya tidak langsung sebagai objek biaya,


seperti produk, departemen, atau pelanggan
 Variabel cost = variable cost perunit of the cost driver x cost

driver units
CONTOH VARIABLE COST
 Sebuah perusahaan memproduksi sebuah kursi. Biaya kayu yang digunakan untuk membuat setiap kursi

diperkiran $25
 Variabel cost = variable cost perunit of the cost driver x cost driver units

 Variabel cost dari kayu = $25 * jumlah kursi yang akan dibuat

 akan dibuat

 Jika ada variable cost yang lain, seperti upah

($30), biaya supplies (lem, paku, dll) ($5), biaya


penjualan & pengiriman ($20), maka
 Variable cost per unit kayu ($25 + $30 + $5 + $

20) * jumlah kursi yang akan dibuat


FIXED COST DAN VARIABLE
COST
 Fixed cost -> biaya yang tidak ikut bervariasi

dengan aktivitas tertentu


 No matter how much units, the cost will be

constant, no matter activity level


 Contoh: sewa gedung, internet, gaji, honor

supervisor, biaya pajak, biaya asuransi, biaya


peralatan pabrik,dsb
 Total cost = variable cost + fixed cost
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Break Even Point (BEP)

 BEP adalah titik impas dimana posisi jumlah

pendapatan dan biaya sama atau seimbang


sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun
kerugian dalam suatu usaha
 BEP = 0, artinya perusahaan hanya cukup

untuk menutupi biaya tetap dan variabel


ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Analisis BEP dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai hal
berikut:
 Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak

mengalami kerugian
 Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu

 Seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian

 Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan terhadap

keuntungan yang diperoleh


ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Asumsi yang digunakan dalam analisis BEP (Susan Irawati, 2007)
 Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan dalam biaya tetap dan

biaya variable
 Biaya variable berubah sesuai dengan perubahan volume

 Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun kegiatan ada perubahan

 Harga jual per-unit konstan selama periode analisis

 Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual

 Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk. Bila membuat lebih dari 1 jenis

maka “perimbangan hasil penjualan” setiap produk tetap.


ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Break Even Point (BEP)
 BEP dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu atas dasar unit dan moneter (rupiah)

 Kondisi atau syarat BEP (Titik impas) -> TS (Total revenue) = TC (Total cost)

 BEP dalam unit ->

 BEP dalam rupiah ->


ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Contoh Break Even Point (BEP)  Biaya lain: 35.000

 Biaya tetap sebulan = 200 juta  Harga penjualan perunit: 100.000

 Gaji pegawai+pemilik = 120 juta  BEP unit

 Sewa pabrik = 30 juta

 Sewa Gedung = 20 juta  BEP rupiah

 Perawatan mobil = 1 juta


 Jadi usaha tersebut akan mencapai titik impas bila total
 Asuransi = 29 juta
penjualannya mencapai 1.333.333,33
 Biaya variable per unit Rp. 85.000

 Bahan baku: 40.000

 Tenaga kerja tidak langsung: 10.000


ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Payback Period
 Abdul Choliq (2004) >> cara untuk mengembalikan suatu modal yang telah dikeluarkan pada

sebuah perusahaan dalam jangka waktu tertentu, dan dilakukan melalui keuntungan yang
diperoleh pada proyek yang telah direncanakan
 Bambang Riyanto (2004) >> Menutupi kembali pengeluaran modal pada sebuah investasi

pada suatu periode tertentu menggunakan Proceeds atau Aliran Kas Netto (Net Cash Flows)
 Djarwnto Ps (2003) >> Payback Period digunakan dalam jangka lama waktu yang diperlukan

untuk menutupi kembali pengeluaran modal pada sebuah investasi (Original Cash Outlay)
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Perhitungan Payback Period
Dihitung dengan membagikan nilai investasi (Cost of investment) dengan aliran kas netto

yang masuk per tahun (Annual net cash flow).

Payback Period = n + (a-b) /(c-b) x 1 Tahun


Keterangan
n : Tahun terakhir jumlah arus kas belum bisa menutupi modal investasi awal.
a : Jumlah investasi awal.
b : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Contoh Payback Period
Dalam suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 600 juta dengan syarat periode pengembalian
2 tahun dengan arus kas pertahun adalah sebagai berikut
Tahun ke Arus kas Arus kas kumulatif
1 300.000.000 300.000.000
Periode pengembalian
2 250.000.000 550.000.000
3 200.000.000 750.000.000
4 150.000.000 900.000.000
5 100.000.000 1.000.000.000
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Net Present Value (NPV)
 Dr. Sobarsa Kosasih dalam buku nya yang berjudul “ Manajemen Operasi ( 2009 : 99 ) “,

NPV merupakan sebuah Kelebihan Present Value ( PV ) dari cash inflow yang dihasilkan
oleh sebuah proyek atas sejumlah investasi awal.
 Dian Wijayanto dalam buku nya yang berujudul “ Pengantar Manajemen ( 2012 : 246 ) ”, Net

Present Value ( NPV ) ialah sebuah kombinasi antara present value penerimaan dan present
value pengeluaran
 R. Agus Sartono ( 2010 : 195 ), Net Present Value merupakan sebuah selisih antara present

value aliran kas yang bersih atau yang sering disebut juga dengan procceed dengan present
value Investasi
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Perhitungan NPV (Net present value)

Keterangan
NPV = Net Present Value ( dalam rupiah )
Ct = Arus kas per tahun pada periode t
C0 = Nilai investasi awal pada tahun ke 0 ( dalam rupiah )
r = Suku bunga atau discount rate ( dalam % )
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Harga sebuah produk adalah Rp. 150 juta dengan mengikuti aturan suku bunga pinjaman yakni
sebesar 12% per tahun. Untuk Arus Kas yang masuk pada perusahaan itu diestimasikan sekitar
Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pada pembelian mesin
produksi diatas dapat dilanjutkan?
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
IRR (Internal rate of return)
 IRR >> indikator tingkat efisiensi dari sebuah investasi

 Sebuah proyek investasi dapat dilakukan apabila rate of return-nya lebih besar dibandingkan

laju pengembalian ketika kita melakukan investasi di tempat lain


 IRR berfungsi untuk menilai laju pengembalian setelah dikenakan pajak sehingga investor

tahu mana investasi yang tingkat pengembaliannya lebih tinggi meskipun dikenakan pajak
 IRR terjadi saat nilai NPV =0
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Perhitungan IRR (Internal rate of return)

Keterangan
i1 = DF yang menghasilkan NPV+
i2 = DF yang menghasilkan NPV –
NPV 1 = Net Present Value positif
NPV 2 = Net Present Value Negatif
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Tahun Cost Penjualan C-P DF PV DF PV (15%) DF PV
ke (12%) (12%) (15%) (20%) (20%)
1 7500 0 -7500 0.893 -6696 0.870 -6522 0.833 -6250
2 6000 0 -6000 0.797 -4783 0.756 -4537 0.692 -4167
3 1300 6000 4700 0.72 3345 0.658 3090 0.579 2720
4 1300 6000 4700 0.636 2987 0.572 2687 0.482 2267
5 1300 6000 4700 0.567 2667 0.497 2337 0.402 1889
6 1300 6000 4700 0.507 2381 0.432 2032 0.335 1574
7 1300 6331 5031 0.452 2276 0.376 1891 0.279 1404
NPV 2177 NPV 979 NPV -563

979
𝐼𝑅𝑅=15+ ( 20− 15 ) =18,2%/𝑡𝑎h𝑢𝑛
979− (− 663 )
HARGA POKOK PENJUALAN
(HPP)
 HPP -> jumlah pengeluaran yang dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung untuk

menghasilkan produk atau jasa

 Setiap biaya yang dimasukkan ke HPP adalah biaya yang berhubungan secara langsung

dengan produk tertentu yang dijual perusahaan

 Biasanya nilai HPP juga digunakan sebagai patokan berapa laba yang diinginkan oleh

perusahaan

 HPP = Persediaan awal + Pembelian bersih – Persediaan akhir

 Pembelian bersih = (Pembelian + ongkos angkut pembelian) – (Retur pembelian + potongan

pembelian)
LABA KOTOR
 Untuk mengetahui hasil kegiatan usaha, maka harus diketahui besar laba yang diperoleh

 Perhitungan laba kotor sebagai berikut:

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Pembelian (HPP)

Penjualan bersih = Penjualan – (Potongan penjualan + retur penjualan)


LABA BERSIH
 Untuk menghitung laba bersih digunakan rumus berikut

Laba bersih = Laba kotor – Beban usaha (Biaya operasional + Non


operasional)

 Penghitungan laba bersih dilanjutkan dengan cara mengurangi laba bersih dengan bunga dan

pajak (tax)
CONTOH HPP, LABA BERSIH &
KOTOR
 HPP = Persediaan awal + Pembelian bersih – Persediaan

akhir

 Persediaan bersih = (Pembelian + ongkos angkut

pembelian) – (Retur pembelian + potongan pembelian)

 Persediaan bersih = (95.700.000+2.200.000) –

(2.300.000+2.500.000) = 93.100.000

 HPP = 70.500.000 + 93.100.000 – 65.400.000 =

98.200.000
CONTOH HPP, LABA BERSIH &
KOTOR
 Laba kotor = Penjualan bersih – HPP

 Penjualan bersih = Penjualan – (Potongan penjualan + retur

penjualan)

 Penjualan bersih = 125.600.000 – (1.200.000+2.200.000) =

122.200.000

 Laba kotor = 122.200.000 – 98.200.000 = 24.000.000

 Laba bersih = Laba kotor – beban usaha

 Laba bersih =24.000.000 –

(14.000.000+1.800.000+2.300.000) = 18.100.000
JENIS
STARTUP
https://indonesiabaik.id/infografis/kenali-perbedaan-startup-
unicorn-decacorn-dan-hectocorn
LANJUTAN TUGAS 4
 Tentukan dan hitung variable cost dan fixed cost dari usaha Anda

 Berapakah jumlah investasi yang harus saya keluarkan jika investor menginginkan pengembalian tidak

lebih dari 3 tahun (Hitung tahunnya)

 Hitung BEP, NPV dan IRR dari usaha yang akan Anda kembangkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai