Anda di halaman 1dari 77

Tugas Akuntansi Sektor Publik Digital

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah


(SPIP)

Dosen : Dr. Rimi Gusliana Mais., SE., M.Si., CSRS., CSRA


Kelompok 5
Deni Sulistyo (NIM 12220009)
M. Arif Budiman (NIM 12220010)
Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pasal 58, yang
berbunyi :
1) Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara
menyeluruh
2) Sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
peraturan pemerintah
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Pengertian SPIP

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah Sistem
Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
UNSUR SPIP (PP 60 2008)
UNSUR SPIP
Penegakan Integritas dan Etika
Komitmen terhadap Kompetensi
Ps. 4
Kepemimpinan yang Kondusif
6 Lingkungan Struktur Organisasi yang Sesuai Kebutuhan
Pengendalian Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
Peran APIP yang Efektif
Ps. 13 Hubungan Kerja yang Baik

Identifikasi Risiko
Penilaian Risiko
Analisis Risiko

Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah


Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
Ps. 18 Pengendalian Fisik atas Aset
SPIP
Kegiatan Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja
Pemisahan Fungsi
Pengendalian
Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu
Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya
Ps. 41
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern
Informasi &
Sarana Komunikasi
Komunikasi
Sistem Informasi

Pemantauan Pemantauan Berkelanjutan


Pengendalian Evaluasi Terpisah
Intern Ps. 43 Tindak Lanjut
LINGKUNGAN PENGENDALIAN

Penegakan Integritas dan


Nilai Etika
SPIP Komitmen Terhadap Kompetensi

Kepemimpinan yang kondusif

Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan


Pendelegasian Wewenang dan
Lingkungan Tanggung Jawab yang Tepat
Pengendalian Kebijakan yang Sehat tentang
Pembinaan SDM
Peran APIP yang Efektif
Hubungan Kerja yang Baik dengan
IP Terkait
Penegakan Integritas dan Nilai Etika

a) menyusun dan menerapkan aturan perilaku;


b) memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkat pimpinan
Instansi Pemerintah;
c) menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan terhadap kebijakan dan
prosedur, atau pelanggaran terhadap aturan perilaku
d) menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi atau pengabaian
pengendalian intern; dan
e) menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis.
Komitmen Terhadap Kompetensi

a) mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas


dan fungsi pada masing-masing posisi dalam Instansi Pemerintah;
b) menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi
dalam Instansi Pemerintah;
c) menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu pegawai
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pekerjaannya; dan
d) memilih pimpinan Instansi Pemerintah yang memiliki kemampuan manajerial dan
pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah
Kepemimpinan yang kondusif

a) mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan;


b) menerapkan manajemen berbasis kinerja;
c) mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP;
d) melindungi atas aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah;
e) melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah;
dan
f) merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan,
penganggaran, program, dan kegiatan.
Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan

a) menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan Instansi Pemerintah;


b) memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam Instansi Pemerintah;
c) memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern dalam Instansi
Pemerintah;
d) melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap struktur organisasi
sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis; dan
e) menetapkan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi pimpinan
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung
Jawab yang Tepat
a) wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung
jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan Instansi Pemerintah;
b) wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung
jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan Instansi Pemerintah;
c) pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf b memahami bahwa
pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan SPIP.
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM

penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai;
penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen; dan
supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.
Peran APIP yang Efektif

a) memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan


efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah;
b) memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; dan
c) memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah.
Hubungan Kerja yang Baik dengan IP Terkait

Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait diwujudkan dengan adanya
mekanisme saling uji antar Instansi Pemerintah terkait.
Penilaian Risiko
Identifikasi Risiko
a) menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan
kegiatan secara komprehensif;
b) menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal;
dan
c) menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.
Analisa Risiko
Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian
tujuan Instansi Pemerintah.
Pengertian Kegiatan Pengendalian

Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko,


penetapan dan pelaksanaan kebijakan serta prosedur
untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko
telah dilaksanakan secara efektif (Penj PP 3c)
Pengendalian Preventif dan Detektif-Risiko

Probabilitas

mitigation

prevention

Dampak
Hubungan Kegiatan Pengendalian dengan Penilaian Risiko

Identifikasi

Tujuan
Analisis Instansi
Risiko
Pemerintah

Respon/ Kelola

11 Sub Unsur Kegiatan Pengendalian


Karakteristik Kegiatan Pengendalian

Harus dikaitkan Disesuaikan


Diutamakan pada
dengan proses dengan sifat
kegiatan pokok
penilaian risiko khusus instansi

Kebijakan &
Dilaksanakan
Prosedur Dievaluasi secara
sesuai yg
ditetapkan secara teratur
ditetapkan
tertulis

Psl 18.2
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SPIP di masing-masing Instansi

1. Misi, maksud
serta tujuan

2. Lingkungan dan
5. Risiko cara beroperasi
yang dihadapi

3.Tingkat kerumitan
organisasi
4. Sejarah/latar belakang
serta budaya
Bentuk – Bentuk Kegiatan pengendalian

a.Reviu atas b.Pembinaan c.Pengendalian d.Pengendalian


Kinerja SDM Sistem Informasi Fisik atas Aset

e. Penetapan dan f. Pemisahan


g.Otorisasi h.Pencatatan
Reviu Kinerja Fungsi

i.Pembatasan
j.Akuntabilitas k.Dokumentasi
Akses

Psl 18 (3)
Parameter bahwa Kegiatan PengendalianTelah Diterapkan

a. b. c. d.
Kegiatan Pegawai dan Pengawas
Pengend. yg Atas
atasan mereviu
diatur di kegiatan
penyimpangan
memahami diambil tindakan
pedoman tujuan keg. pengendalian
sudah dg tepat.
pengend.
diterapkan dg
tepat

Daftar Uji A2
III A. Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah yang
bersangkutan
REVIU = membandingkan
kinerja dengan tolok ukur

Mengomunikasikan tugas,
tanggung jawab dan
akuntabilitas.

Mereviu secara sistematis.

Persetujuan kerja pada titik


penting.

Psl 19; 18.3.a


Reviu Kinerja Pada Tingkat Puncak Telah Dilaksanakan

a. Terlibat dalam penyusunan rencana strategis dan rencana


kerja tahunan.

b. Terlibat dalam pengukuran dan pelaporan hasil yang dicapai.

c. Secara berkala mereviu kinerja dibandingkan rencana.

d. Inisiatif signifikan dipantau pencapaian targetnya dan


tindak lanjut yang telah diambil
Reviu Manajemen pada Tingkat Kegiatan

Mereviu laporan kinerja, menganalisis kecenderungan, dan


mengukur hasil.

Pejabat Pengelola Keuangan mereviu dan membandingkan


kinerja keuangan, anggaran, dan operasional dengan rencana.

Kegiatan pengendalian yang tepat telah dilaksanakan

Psl 19. 18.3a; DU B 2


III B. Pembinaan Sumber Daya Manusia

Komunikasi tentang visi,misi,tujuan,nilai,dan


strategi

Buat strategi perencanaan dan pembinaan SDM


yang dukung visi tersebut

Buat urjab, prosedur rekrut, diklat, sistem


kompensasi, ketentuan disiplin, ukuran kinerja,
dan pengembangan karier
Pembinaan Sumber Daya Manusia

1. Pemahaman bersama visi, misi, tujuan,


nilai, dan strategi, tercermin di Renstra, RKT, dsb

2. Strategi pembinaan SDM tampak di Renstra SDM


Pembinaan SDM dan dokumen perencanaan.

3. Ada strategi perencanaan SDM yg spesifik


dan jelas dikaitkan dengan keseluruhan.

4. Ada syarat jabatan dan ketetapan kinerja yang diharapkan


Pembinaan Sumber Daya Manusia

5. Dorong kerja sama tim, penerapan visi, dan umpan balik

6. Manajemen kinerja mendapat prioritas tertinggi


Pembinaan SDM

7. Rekrutmen Berdasar kompetensi

8. Ada orientasi, diklat & kelengkapan kerja


Pembinaan Sumber Daya Manusia

9. Sistem kompensasi memadai

10. Program kesejahteraan dan fasilitas

Pembinaan SDM
11. Pengawasan atasan berkesinambungan

12. Diberikan evaluasi dan umpan balik (jujur, konstruktif)


agar tahu kaitan kinerjanya dengan tujuan instansi

13. Ada kaderisasi utk menjamin kontinuitas kompetansi


III C. PENGENDALIAN PENGELOLAAN SISTEM
INFORMASI

Pengendalian
Umum
Pengendalian
Aplikasi

( ps 22 – 28)

(ps 29 - 33)
Rincian Pengendalian Umum

a. Pengamanan sistem informasi (23)

b. Pengendalian atas akses (24)

c. Pengendalian atas pengembangan (25)

d. Pengendalian atas perangkat lunak sistem (26)

e. Pemisahan tugas (27)

f. Kontinuitas pelayanan (28)

Psl 22
Pengamanan Sistem Informasi (dalum 1-6 )

c. Organisasi
a. Penilaian b. Program
pengelola
risiko pengamanan
program

e. Implementasi f. Memantau
d. Uraian tanggung Kebijakan yang
jawab pengamanan efektif atas
efektivitas
pegawai pengamanan

Psl 23
Pengendalian atas Akses (dalum 2 - 6)

Mengklasifikasikan Mengidentifikasi
sumber daya sistem pengguna yang
informasi berhak dan
otorisasi akses

Pengendalian Memantau akses ke


fisik dan sistem informasi,
pengendalian investigasi, dan
logik penegakan disiplin.

Psl 24
Pengendalian atas Akses (dalum 3 - 6)

Fitur pemrosesan
sistem informasi
dan modifikasi
program
diotorisasi.

Menetapkan
Seluruh perangkat prosedur
lunak sudah diuji pengendalian atas
dan disetujui kepustakaan
perangkat lunak

Psl 25
Pengendalian atas Akses (dalum 4 - 6)

Membatasi akses
ke perangkat
lunak sistem

Akses Mengendalikan
dikendalikan dan perubahan
dipantau

Psl 26
Pengendalian atas Akses (dalum 5 - 6)

Identifikasi yang
tidak bisa digabung,
dan tetapkan
kebijakan pemisahan

Pengendalian atas
Penetapan kegiatan pegawai
Pengendalian akses via prosedur
utk pisahkan tugas supervisi reviu

Psl 27
Kontinuitas pelayanan (dalum 6 - 6 )

Pemberian prioritas Pencegahan dan


atas kegiatan minimalisasi
komputerisasi yang potensi kerusakan
kritis dan terhentinya
operasi

Rencana Menguji rencana untuk


mengatasi mengatasi kejadian
kejadian tidak tidak terduga
terduga

Psl 28
Pengendalian Aplikasi

Struktur, kebijakan dan prosedur yang


diterapkan terpisah pada sistem aplikasi dan
dirancang untuk menangani pemrosesan data

d. Keandalan
a. pemrosesan
Otorisasi dan file

b. Kelengkapan c.
Akurasi

Psl 29
Pengendalian Otorisasi (Dal aplikasi)

Pengendalian Pengesahan atas


dokumen sumber dokumen sumber

Pembatasan Penggunaan file induk


akses ke dan laporan khusus
terminal entri

Psl 30
Pengendalian kelengkapan (completness) (dal Aplikasi)

Pengentrian dan
pemrosesan seluruh
Rekonsiliasi data
transaksi yang telah
diotorisasi

Psl 31
Pengendalian akurasi (dal Aplikasi)

Reviu atas
Pencatatan laporan
, keluaran
Validasi pelaporan,
data investigasi
, dan
Desain perbaikan
entri data
data Psl 32
Pengendalian keandalan pemrosesan dan file data

Hanya program dan Memverifikasi


file data versi terkini bahwa versi file
yang digunakan komputer yang
sesuai

Mengecek
internal file Mencegah perubahan
header labels file secara bersamaan

Psl 33
III D. Pengendalian Fisik Atas Aset

Rencana untuk Aset yang berisiko secara


Kebijakan dan
identifikasi dan fisik diamankan dan
prosedur pengamanan
pengamanan aset akses ke aset tersebut
fisik dikendalikan.
infrastruktur.

Aset tertentu secara Formulir diberi nomor


Uang tunai dalam
periodik dihitung dan urut tercetak, secara fisik
dibandingkan dengan
tempat terkunci dan diamankan, dan akses
catatan akses dikendalikan. dikendalikan.

Psl 34
Pengendalian Fisik Atas Aset

Penandatangan cek
Peralatan yang Identitas aset
secara fisik dilindungi
berisiko dicuri dilekatkan pada
dan aksesnya
diamankan inventaris.
dikendalikan

Akses ke
Persediaan disimpan di Fasilitas dilengkapi
gedung/fasilitas
tempat aman. alarm dan pemadam.
dikendalikan

Akses ke fasilitas di
luar jam kerja dibatasi

Psl 34
III E. Penetapan dan reviu indikator/dan ukuran kinerja

Ukuran dan
indikator kinerja
ditetapkan.

Data capaian Reviu dan validasi


kinerja secara periodik
dibandingkan atas ketetapan dan
secara terus- Psl 35 keandalan ukuran
menerus dan dan indikator
selisihnya kinerja.
dianalisis.

Faktor penilaian
pengukuran
kinerja
dievaluasi.
III F. Pemisahan Fungsi

1. Tidak seorang pun


3. Pelimpahan tugas
kendalikan seluruh aspek
2. Pisahkan fungsi : otorisasi; sistematik sehingga ada
utama transaksi /
persetujuan; pemrosesan; checks and balances
kejadian.
pencatatan; penerimaan atau
pembayaran; reviu dan audit;
penyimpanan & penanganan
aset

5. Petugas rekonsiliasi Bank


tidak bertanggungjawab atas
Jika mungkin pisahkan .4 terima, bayar, simpan kas.
orang yang tangani uang 6. Kurangi kesempatan
tunai, surat berharga dan kolusi.
aset riskan lain
Psl 36
III G. Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting

PI wajib mengotorisasi Hanya transaksi yg valid


transaksi dan kejadian yg dientri sesuai arahan
penting PI wajib menetapkan dan PIP
mengomunikasikan syarat dan
ketentuan otorisasi kepada
semua pegawai

Otorisasi memuat syarat &


spesifik dikomunikasikan
Hanya transaksi Syarat Otorisasi sejalan
signifikan yg dientri oleh dengan peraturan
pegawai yg diotorisasi

Psl 37; 18.3.g


III H. Pencatatan Transaksi Akurat dan Tepat Waktu

Transaksi dan kejadian Dilaksanakan di


diklasifikasikan dan seluruh siklus atau
dicatat dengan tepat kejadian

psl 38, 18 ayat 3 h


III I. Pembatasan Akses Sumber Daya dan Pencatatannya

Ada pembatasan akses Pembatasan akses


sumber daya dan terhadap
pencatatannya: hanya penyimpanan
pegawai yang direviu secara
.berwenang periodik

Penentuan tingkat
pembatasan
mempertimbangkan Click HereTo Play
mobilitas dan nilai
aset

psl 39, 18 ayat 3 I


III J. Akuntabilitas Sumber Daya dan Pencatatannya

Ada peg khusus


bertanggung jawab Penetapan
atas penyimpanan, pertanggungjwaban
penggunaaan & akses diireviu secara
pencatatan periodik

Pembandingan Menginformasikan dan


secara berkala mengomunikasikan
pencatatan dengan tanggung jawab atas
sumber daya akuntabilitas

psl 39, 18 ayat 3 J


III K. Dokumentasi SPI, Transaksi dan Kejadian Penting yang
Baik

Wajib
menyelenggarakan
dokumentasi yg baik
atas SPIP

psl 40, 18 ayat 3 k


Dokumentasi yang Baik

1. Tertulis

2. Tersedia setiap saat untuk diperiksa

3. Memuat identifikasi,penerapan, evaluasi tercermin


di pedoman akuntansi dll

4. Termasuk penanganan data, pengendalian umum, aplikasi

5. Lengkap, mudah ditelusuri sejak otorisasi, inisiasi sd. selesai

6. Elektronis maupun tercetak

7. Dipelihara dengan baik & dimutakhirkan secara berkala


DU L ;psl 40, 18 ayat 3 k
IV. Implementasi Kegiatan Pengendalian

Identifikasi

Tujuan
Analisis Risiko Instansi
Pemerintah

Respon/Kelola

Gambar 4 Implementasi Kegiatan


Gambar 5: Pengendalian
Implementasi Kegiatan Pengendalian

www.themegallery.com
IV A. Penerapan Umum

Kegiatan pengendalian meliputi kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat berkaitan
dengan risiko dari kegiatan pokok dan sifat khusus dari instansi pemerintah.

www.themegallery.com
IV B. Reviu Pencapaian Kinerja instansi pemerintah

 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
 Keputusan Menteri PAN No Kep 135/M.PAN/9/2004 tentang evaluasi LAKIP

www.themegallery.com
IV C. Pembinaan SDM untuk mencapai hasil yang diharapkan

 Peraturan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/15/M.Pan/7/2008


tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi
 Kegiatan membangun sistem penilaian kinerja
 Output sistem penilaian kinerja berdasarkan kompetensi, transparan dan user friendly.

www.themegallery.com
IV D. Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi

 Sistem informasi yang digunakan instansi pemerintah dikembangkan


dengan berbasis teknologi komputer.
 Bagi instansi pemerintah yang belum memiliki sistem informasi berbasis
teknologi komputer, kegiatan pengendalian minimal meliputi:
- pengecekan ulang
- pencatatan transaksi menggunakan nomor berurut
- pengecualian dan pelanggaran diindikasikan dari kegiatan pengendalian
lainnya
- Akses ke data dan file dikendalikan memadai.

www.themegallery.com
IV E. Pengendalian fisik aset

 Kegiatan pengendalian yang perlu dikembangkan:


- ada rencana pengidentifikasian dan perlindungan aset
- aset yang rawan sudah diamankan secara fisik
- aset seperti uang, surat berharga dihitung periodik
- uang tunai dan surat berharga dikelola secara ketat
- formulir seperti cek diberi nomor urut sebelumnya
- mesin penandatangan cek dan cap tanda tangan diproteksi
- perlengkapan yang rawan dicuri, diproteksi ketat
- pemberian tanda inventaris pada barang inventaris
- persediaan dan perlengkapan disimpan di gudang yang aman.

www.themegallery.com
IV F. Penetapan Reviu Indikator dan Ukuran Kinerja

 Penetapan indikator dan ukuran kinerja tingkat instansi


 Penetapan indikator dan ukuran kinerja unit kerja dan pegawai
 Reviu indikator dan ukuran kinerja.

www.themegallery.com
IV G. Pemisahan Fungsi

 Pembagian tugas dan tanggung jawab


 Penugasan secara sistematis
 Penugasan untuk aset berisiko tinggi tidak 1 orang
 Tanggung jawab pembukaan surat kepada orang yang tidak berhubungan dengan piutang
dan uang tunai
 Rekonsiliasi rekening koran oleh pegawai yang bukan bendahara
 Mengurangi kemungkinan terjadinya kolusi.

www.themegallery.com
IV H. Otorisasi Transasksi dan Kejadian Penting

 Seluruh transaksi harus mendapat otorisasi dari pejabat yang memiliki kewenangan
 Tidak ada pejabat lain yang dapat memberi persetujuan kecuali karena kondisi yang
memaksa.

www.themegallery.com
IV I. Pencatatan akurat dan tepat waktu

 Transaksi diklasifikasikan dengan layak


 Pada instansi pemerintah pusat pengelompokkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 91/PMK/06/2007 tanggal 30 Agustus 2001
 Pada instansi pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

www.themegallery.com
IV J. Pembatasan akses sumber daya

 Di instansi pemerintah pusat berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor


171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat,
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN).

www.themegallery.com
IV K. Akuntabilitas Sumber Daya

 Penugasan pegawai yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan
pencatatannya serta reviu secara berkala.
 Pembandingan sumber daya dengan catatan dilakukan secara periodik.

www.themegallery.com
Informasi dan Komunikasi

Komunikasi atas informasi wajib diselenggarakan secara efektif :


a) menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi; dan
b) mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus.
Pemantauan Pengendalian Intern

Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan,


evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.
Pemantauan Berkelanjutan

Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi,


pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.
Evaluasi Terpisah

1) Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian


efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
2) Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak
eksternal pemerintah.
3) Evaluasi terpisah dapat dilakukan dengan menggunakan daftar uji pengendalian intern
Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya
Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera diselesaikan dan
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya yang ditetapkan.
Penguatan Efektivitas Penyelenggaraan SPIP

Aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) melakukan pengawasan intern melalui :


a. Audit;
b. Reviu;
c. Evaluasi;
d. Pemantauan; dan
e. Kegiatan pengawasan lainnya
Audit

Audit terdiri atas :


a) Audit kinerja : audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan efektivitas.
b) Audit dengan tujuan tertentu : mencakup audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja
Reviu

Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan
tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah
ditetapkan.
Evaluasi

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan
standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan Pengawasan Lainnya

Kegiatan pengawasan lainnya antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan
dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan, dan
pemaparan hasil pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai