Anda di halaman 1dari 40

Sistem

Pengendalian
Interen
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing Keuangan Sektor Publik
Kelompok 2..
Irawati
01 Windy Mulya Arini
19022110018 190221100109 02

03 Anasthasia J.P.
190221100111
Anisa Dewi R.
190221100113 04
05
Abdul Maki
190221100116
01
Akuntabilitas
Definisi Akuntabilitas
 Dalam Utary, Anis R dan Ikbal M, (2014), akuntabilitas didefinisikan sebagai sebuah konsep etika yang dekat
dengan administrasi public pemerintah baik Lembaga eksekutif pemerintah, Lembaga legisatif parlemen
maupun Lembaga yudikatif kehakiman yang sering dikaitkan dengan konsep yang dapat
dipertanggungjawabkan (respondbility), yang dapat dipertanyakan (answerability), yang dapat dipersalahkan
(blameworthiness) dan yang mempunyai ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang memiliki
keterkaitan dengan harapan dapat menerangkan salah satu aspek dari administrasi publik atau pemerintahan
yang menjadi pusat diskusi terkait dengan tingkat problembilitas di sektor publik, perusahaan nirlaba, yayasan
dan perusahaan-perusahaan.

 Dalam peran kepemimpinan, akuntabilitas dapat digambarkan sebagai pengetahuan dan pertanggungjawaban
yang ada pada setiap tindakan, produk, keputusan dan kebijakan yang didalamnya termasuk administrasi publik
pemerintahan serta pelaksanaannya dalam lingkup peran maupun posisi kerja mencakup kewajiban untuk
melaporkan, menjelaskan dan konsekuensi yang dihasilkan dapat dipertanyakan.
Akuntabilitas Sektor
publik
Sector publik erat kaitannya dengan Instansi Pemerintahan, dimana
akuntabilitas memiliki arti bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan yang diselenggarakan negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat yang berkedudukan
sebagi pemegang kekuasaan tertinggi negara. Konsep dan sistem
administrasi publik yang kaku, structural/hierarkis, dan birokratis
kini telah ditinggalkan dan diganti. Dimana saat ini dibuat seefisien
dan seefektif mungkin sehingga dapat bergerak dengan fleksibel
mengikuti tuntutan masyarakat dan perubahan lingkungan yang ada
dan mengacu pada kaidah New Public Manajegement (NPM).
Dalam pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah,
perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

01 02
Harus ada komitmen dan pimpinan dan Harus merupakan suatu sistem yang dapat
menjamin penggunaan sumber-sumber
seluruh staf instansi pemerintah, perlu daya secara konsisten dengan peraturan
melakukan pengelolaan pelaksanaan misi perundang-undangan yang berlaku.
agar akuntabel.

03 04
Harus dapat menunjukkan tingkat Harus berorientasi pada pencapaian visi
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah dan misi serta hasil dan manfaat yang
ditetapkan. diperoleh.

jujur, objektif, transparan, dan aktif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi

05 pernerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan tekuik pengukuran kinerja dan
penyusunan laporan akuntabilitas.
02
Sistem Pengendalian
Internal Sektor
Publik
Sistem Pengendalian Internal Sektor Publik
 Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

 Dalam Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 2008 tentang sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) tersebut dijelaskan bahwa SPIP adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan
secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

 Pengendalian berfungsi penting sebagai sarana untuk menegakkan disiplin nasional dalam rangka
pencapaian tujuan negara dengan baik, efektif, dan efisien dikaitkan dengan aparatur pemerintah yang
bersih dan berwibawa.
Definisi di atas mengandung konsep-konsep fundamental
sebagai berikut:
Pengendalian intern adalah suatu proses

Pengendalian intern dipengaruhi oleh orang

Pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan yang


memadai, bukannya keyakinan yang absolut, bagi pimpinan organisasi

Pengendalian intern dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan


pelaporan keuangan, ketaatan, dan kegiatan tersebut secara bersama-
sama.
 untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara

 keandalan pelaporan keuangan

 pengamanan aset negara

 ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Tujuan SPIP (Sistem Pengendalian Internal


Pemerintah)
Komponen Pengendalian Intern

Aktivitas-
Lingkungan Informasi dan
Penilaian Risiko Aktivitas Pemantauan
Pengendalian Komunikasi
Pengendalian
Lingkungan Pengendalian
o Adalah kondisi dalam Instansi Pemerintah yang memengaruhi efektivitas pengendalian intern.
o Unsur ini menekankan bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus
menciptakan dan memelihara keseluruhan lingkungan organisasi, sehingga dapat menimbulkan
perilaku positif dan mendukung pengendalian intern dan manajemen yang sehat.
o Lingkungan pengendalian menjadi dasar bagi sistem pengendalian internal yang memadai bagi
organisasi melalui kepemimpinan, nilai bersama, dan budaya yang menekankan akuntabilitas
untuk pengendalian.
o Menentukan suasana organisasi dengan mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi akan
kesadaran mereka terhadap pentingnya pengendalian.
Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan
Pengendalian

Komitmen manajemen Filosofi dan gaya operasi


Integritas & nilai etika yang
terhadap kompetensi manajemen
dipelihara dan ditunjukkan oleh
jajaran manajemen dan pegawai
organisasi Struktur organisasi

Cara pendelegasian wewenang Kebijakan dan praktik Hubungan instansi dengan


dan tanggungjawab dalam manajemen SDM yang baik Lembaga pengawas di dalam
organisai dan di luar organisasi
Penilaian Risiko
o Adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah.
o Unsur ini memberikan penekanan bahwa pengendalian intern harus memberikan
penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam.
o Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko dengan cara
mengidentifikasi dan menganalisis resiko.
o Penilaian atas risiko ini sendiri baru dapat dilakukan apabila instansi pemerintah
tersebut memiliki tujuan yang jelas dan konsisten.
Langkah Penilaian Risiko

Identifikasi Risiko Evaluasi Risiko

Penilaian atas tendensi Pengembangan langkah


organisasi terhadap risiko tindak
Aktivitas Pengendalian
Adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta
penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk
memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah
dilaksanakan secara efektif.
Unsur ini menekankan bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah
wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan
ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah yang bersangkutan.
Contoh Aktivitas Pengendalian

Evaluasi kinerja Evaluasi oleh Pengendalian-


Pengelolaan modal
berjalan oleh pimpinan manajemen pada setiap pengendalian pada
sumber daya manusia
puncak dari instansi tingkatan manajerial pemrosesan informasi

Pengendalian fisik atas


Penetapan dan evaluasi Pelaksanaan transaksi
aset-aset yang rawan
indikator-indikator dan Pemisahan tugas-tugas atau kegiatan dengan
penyelewengan/kehilang
ukuran-ukuran kinerja benar
an

Pembatasan akses atas


Pencatatan transaksi sumber daya dan
Dokumentasi yang layak
dan kegiatan yang dokumen-dokumen
atas transaksi-transaksi
akurat dan tepat pada serta akuntabilitas atas
dan pengendalian intern
waktunya sumber daya dan
dokumen-dokumen
Informasi dan Komunikasi

Informasi Komunikasi
data yang telah diolah proses penyampaian pesan atau
yang dapat digunakan informasi dengan menggunakan
untuk pengambilan simbol atau lambang tertentu
keputusan dalam rangka baik secara langsung maupun
penyelenggaraan tugas tidak langsung untuk
dan fungsi Instansi mendapatkan umpan balik.
Pemerintah
Subsistem Penyediaan Informasi

01. 02.
Subsistem akuntansi Subsistem akuntansi
instansi anggaran

03. 04.
Subsistem pelaporan Subsistem pelaporan
ketaatan operasi
Pemantauan
o Untuk memastikan apakah sistem pengendalian intern pada suatu
instansi pemerintah telah berjalan sebagaimana yang diharapkan
dan apakah perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan telah
dilaksanakan sesuai dengan perkembangan. Unsur ini mencakup
penilaian desain dan operasi pengendalian serta pelaksanaan
tindakan perbaikan yang diperlukan.
o Pengendalian yang tidak dipantau dengan baik cenderung
memberikan pengaruh yang buruk dalam jangka waktu tertentu.
o Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke
waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya dapat segara ditindak lanjuti.
Pengendalian Intern Pemerintah

01. 02. 03.


Badan Pengawasan Keuangan Inspektorat Jenderal (Itjend) Badan Pengawasan
dan Pembangunan (BPKP Departemen/Unit Pengawasan Daerah
LPND
Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan
Dalam melaksanakan tugasnya BPKP menyelenggarakan fungsi:
a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dibidang pengawasan keuangan dan
pembangunan.
b. Perumusan pelaksanaan kebijakan dibidang pengawasan keuangan dan pembangunan.
c. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP.
d. Pemantauan, pemberian bimbingan, dan pembinaan terhadap kegiatan pengawasan
keuangan dan pembangunan.
e. Penyelenggaraan, pembianaan, dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
persandingan, perlengkapan, dan rumah tangga.
Lanjutan..
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut BPKP mempunyai kewenangan:
a. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidang pengawasan keuangan dan pembangunan.
b. Perumusan kebijakan dibidang pengawasan keuangan dan pembangunan untuk mendukung
pembangunan secara makro.
c. Penetapan sistim informasi dibidang pengawasan keuangan dan pembangunan.
d. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian
pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi dibidang pengawasan keuangan dan
pembangunan.
e. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta
persyaratan jabatan dibidang pengawasan keuangan dan pembangunan.
f. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Inspektorat Jenderal (Itjend) Departemen/Unit
Pengawasan LPND

Dalam melaksanakan tugasnya Itjen menyelenggarakan fungsi:


a. Penyiapan, perumusan kebijakan, rencana dan program pengawasan.
b. Pemeriksan, pengujian, penilaian dan pengusutan terhadap kebenaran pelaksanaan tugas, pengaduan,
penyimpangan, dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan unsur-unsur Departemen.
c. Pembinaan dan pengembangan sistem dan prosedur serta teknis pelaksanaan pengawasan.
d. Penyampaian hasil pengawasan, pemantauan, dan penilaian penyelesaian tindak lanjut hasil
pengawasan.
e. Pelaksanaan urusan administrasi Itjen
Badan Pengawasan
Daerah
Ketentuan pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawas intern pemerintah adalah :
a. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah secara nasional
dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.
b. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota
dikoordinasikan oleh Gubernur.
c. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa dikoordinasikan oleh
Bupati/Walikota.
d. Bupati dan walikota dalam pembinaan dan pengawasan dapat melimpahkannya kepada
camat.
Ruang Lingkup Aparat Pengawas Intern
Pemerintah
Perbedaan Lingkup
 BPKP mengawasi seluruh pelaksanaan APBN
Pengawasan BPKP diarahkan untuk akuntabilitas Depertemen/LPND, penilaian tentang hasil
program, penilaian tentang isu nasional yang berwawasan makro dan strategis.
 Itjen departemen hanya mengawasi departemen yang bersangkutan.
Pengawasan Itjen Dep./UP. LPND diarahkan untuk akuntabilitas program pembangunan unit
eselon I dan unit vertikalnya serta akuntabilitas program pembangunan departemen, serta penilaian
atas pelayanan aparatur pemerintah.
Keterbatasan Pengendalian Intern
Pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan yang memadai kepada
manajemen instansi pemerintahan berkenaan dengan pencapaian tujuan-tujuan
organisasi. Pengendalian intern memiliki kelemahan melekat pada sistem informasi dan
pengendalian intern entitas karena hal-hal berikut:
a) Biaya versus manfaat
b) Pengabaian oleh manajemen
c) Kesalahan-kesalahan dalam melakukan pertimbangan
d) Kolusi
e) Kegagalan sistem
Aktivitas-aktivitas Pengendalian pada Sektor
Publik
Dalam Murwanto A., Budiarso A., dan Ramadhana FH., Audit Sektor Publik, suatu Instansi pemerintah memerlukan
pengendalian manajemen yang dapat memberi jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan adanya dukungan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang
sesuai, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung. Proses pengendalian manajemen pada
sektor publik dapat dilakukan dengan menggunakan saluran formal dan informal.

Organisasi pada sektor publi aktivitas-aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi fase-fase yang saling berkaitan
antara lain:

a) Perencanaan (programming)

b) Penganggaran (budget formulation)

c) Operasionalisasi dan Pengukuran (operating and measurement)

d) Pelaporan dan Evaluasi (reporting and evaluation)


Pengendalian dalam Pencegahan
KKN
Menurut Murwanto A, Budiarso A, dan Ramadhana FH, (1970)
peranan auditor sering digambarkan sebagai pengawas
(watchdog) terhadap adanya indikasi KKN. Pada sektor publik,
peranan auditor sebagai pengawas atas indikasi KKN lebih
ditekankan daripada auditor pada sektor swasta. Auditor tidak
saja waspada terhadap kemungkinan KKN tetapi juga
mempersiapkan langkah langkah spesifik untuk mencegah
KKN, yang biasanya menjadi bagian dari evaluasi yang lebih
luas atas pengendalian intern. Auditor juga harus memberi
perhatian khusus terhadap praktik-praktik KKN dan langkah-
langkah yang diambil manajemen instansi untuk membatasi
kemungkinan KKN.
Indikasi-indikasi terjadinya KKN
a) Kesulitan bertemu pegawai tertentu yang penting bagi audit.
b) Kesulitan menemukan dokumen-dokumen.
c) Dokumen-dokumen yang telah diubah, terutama bila telah difotokopi atau di-tipp-ex, kecuali ada paraf yang
menunjukkan tanggung jawab perubahan dan hal yang berubah masih terbaca.
d) Pos-pos yang belum diselesaikan untuk jangka waktu yang lama atau saldo-saldo yang tidak dapat dijelaskan
dalam pembukuan.
e) Keengganan pegawai/pejabat untuk mengambil cuti.
f) Gaya hidup yang mewah.
g) Kunjungan-kunjungan kepada kontraktor yang sering dan tidak biasa.
h) Keengganan untuk ditemani/disaksikan orang lain selama atau ketika menangani hal-hal yang terkait dengan
kas.
i) Upaya-upaya menawarkan informasi-informasi tertentu, seperti transaksi-transaksi tertentu, kepada auditor.
j) Penawaran jamuan yang berlebihan, terutama bila jamuan ini kemudian dapat dipandang sebagai penyuapan.
k) Komputer yang selalu bermasalah ketika auditor mencoba menggunakannya.
l) Upaya-upaya memojokkan pegawai lain (baik benar ataupun tidak benar) yang dapat dipandang sebagai cara-
cara untuk mengalihkan perhatian auditor kepada pihak ketiga yang tidak bersalah.
Beberapa Pengendalian Intern Kunci
Setiap organisasi memiliki situasi dan kondisi yang berbeda beda akan tetapi mereka mempunyai
beberapa pengendalian intern kunci yang sama dalam mencegah KKN. Pengendalian-pengendalian
tersebut seperti:

a) Pengendalian-pengendalian yang melibatkan lebih dari satu pejabat.

b) Pengendalian-pengendalian yang menggunakan rekonsiliasi independen.

c) Pengendalian-pengendalian yang melibatkan penggunaan tanda tangan.

d) Pengendalian fisik.

e) Daftar kekayaan yang dimiliki pejabat.


03
Tata Pemerintahan
yang Baik (Good
Governance)
Good Governance
Menurut Utary, Anis R dan Ikbal M, (2014), tata pemerintahan merupakan suatu mekanisme interaksi
pihak terkait yang berada di Lembaga pemerintahan, Lembaga legislative dan masyarakat, pribadi
maupun kelompok untuk bersama-sama merumuskan berbagai kesempatan yang berkaitan dengan
manajemen pembangunan dalam suatu wilayah hukum atau administrative tertentu.

Good Governance menurut Osborne and Geabler, OECD and World Bank dalam Sarimalia, R., &
Fitriasuri, (2021) Good Governance adalah penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana
investasi yang langka, dan pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administratif, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal and political frameworksbagi tumbuhnya aktivitas
kewiraswastaan.

Good governance dapat diartikan bahwa pemerintahan dijalankan mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan
yang baik dengan menyatupadukan tiga pilar utama pelaku good governance yaitu negara, dunia usaha
dan masyarakat (state, private sector and society) (Haeli, 2020).
Karakteristik Good Governance

Transparan Akuntanbel
Keberhasilan transparansi dapat diukur apabila Mampu memberikan pertanggungjawaban
informasi tersebut informatif, atas tanggungjawab yang diberikan
mutakhir, dapat diandalkan, mudah diperoleh kepadanya (stakeholdersnya)
dan dimengerti

Adil Wajar
Adanya jaminan bahwa masyarakat Jaminan atas pemerintah
mendapatkan pelayanan dan kesempatan terhadap pemenuhan kebutuhan
yang sama dalam menjalankan dasar masyarakat (standar).
kehidupannya.
Con't

Demokratis Partisipatif Responsive


Adanya jaminan kebebasan bagi Adanya jaminan kesamaan hak Pemerintah harus melayani
setiap individu untuk bagi setiap individu dalam semua stakeholders secara
berpendapat serta berpartisipasi pengambilan keputusan tepat, baik, dan dalam
dalam kegiatan pemilihan (langsung maupun melalui waktu yang tepat (tanggap
umum yang bebas, langsung dan Lembaga perwakilan). terhadap kemauan
jujur. masyarakat).
Keperintahan (Governanance) dan
Akuntabilitas
World Bank dalam Murwanto Kepemerintahan yang
A., Budiarso A., dan baik (good governance)
Ramadhana FH, Audit Sektor berorientasi pada tujuan
Publik, mendefinisikan nasional serta menuntut
kepemerintahan sebagai cara pemerintah memiliki
bagaimana kekuasaan negara kompetensi sehingga
digunakan untuk mengelola struktur ekonomi dan
sumber daya-sumber daya mekanisme politik dapat
ekonomi dan social guna berfungsi efektif dan
pembangunan masyarakat. efisien.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa keperintahan merupakan bagaimana
cara pemerintah dalam menggunakan kekuasaannya baik
kekuasaan politik, ekonomi maupun sosial untuk
menyelesaikan segala permasalahan nasional serta
mencapai tujuan negara) yang telah dirumuskan
sebelumnya. Keperintahan yang baik (good governance)
adalah keperintahan yang berorientasi pada tujuan
nasional serta memiliki kompetisi yang diharapkan dapat
memiliki struktur ekonomi dan mekanisme politik yang
berfungsi secara efektif dan efisien.
Tugas utama Pimpinan organisasi dalam proses
kepemerintahan yang baik
• Mengawasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi guna
memastikan ketersediaan sumber daya manusia yang efektif untuk
melaksanakan tugas sehari-hari

• Pertanggungjawaban sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya


• Memastikan bahwa tidak terdapat permasalahan yang serius dalam
pengarahan organisasi untuk mencapai visi dan misinya
Peranan Sistem Pengendalian Intern Sektor
Publik dalam Mendorong Kepemerintahan
yang Baik dan Akuntabilitas
 Penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dapat menjadi faktor
kunci dalam mencapai keberhasilan dan meminimalkan permasalahan-permasalahan operasional.
 Sistem pengendalian intern yang efektif akan dapat mendukung. manajemen organisasi dalam upaya
antisipasi perubahan lingkungan internal dan eksternal yang dapat merubah pola dan prioritas kebutuhan
masyarakat.
 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sejak 1999 yang menghasruskan pemerintah menyertakan
visi, misi, sasaran-sasaran kinerja strategis dan tahunan serta mengukur dan melaporkan kinerja dari
pencapaian sasaran-sasaran tersebut. Dalam hal ini sistem pengendalian berperan penting dalam memastikan
hal-hal tersebut tercapai dalam kerangka waktu yang telah ditentukan.
 Pasal 58 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara mengharuskan Pemerintah
mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh
untuk peningkatan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara
 E-government sebagai sistem informasi sector publik yang dapat diakses melalui internet. Hal ini merupakan
pengaruh dari perkembangan pesat dari teknologi komunikasi dan informasi yang mulai mempengaruhi sector
publik.
Thanks! Any questions?

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai