Anda di halaman 1dari 13

Nama : Afifah Walida Maulany

Nim : 12030120420039

Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

PP Nomor 60 tahun 2008

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 membahas tentang Sistem


Pengendalian Internal Perintah (SPIP). SPIP adalah sistem pengendalian internal
yang diselenggarakan secara menyeluruh dilingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. PP Nomor 60 tahun 2008 Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi “Untuk
mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan
pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan”. Oleh karena itu
tanggungjawab operasional kegiatan pemerintah ada pada manajemen dan
dilaksanakan dengan berpedoman pada SPIP. PP Nomor 60 tahun 2008 Pasal 2 ayat
(3) tentang tujuan SPIP yaitu untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara,
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

 Lingkungan Pengendalian Internal


Lingkungan pengendalian internal adalah kondisi dalam instansi pemerintah yang
mempengaruhi efektifitas pengendalian intern. Lingkungan pengendalian diwujudkan
melalui:

a. penegakan integritas dan nilai etika;


b. komitmen terhadap kompetensi;
c. kepemimpinan yang kondusif;
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia;
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan
h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

A. Penegakan Integritas Dan Nilai Etika


1. Menerapkan aturan perilaku serta kebijakan lain yg berisi ttg standar perilaku
etis.

2. Memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkat.

3. Pekerjaan dilaksanakan dengan tingkat etika yg tinggi.

4. Menegakkan tindakan disiplin.

5. Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervansi atau pengabaian


atas pengendalian internal.

6. Pimpinan menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong


perilaku tidak etis.

B. Komitmen Terhadap Kompetensi

1. Pimpinan menetapkan dan mengidentifikasi kegiatan yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam instansi
pemerintah.

2. Menyusun standar kompetensi untuk setiap kegiatan

3. Menyelenggarakan Latihan bimbingan untuk meningkatkan kompetensi

4. Pimpinan mempunyai kemampuan manajerial dan pengetahuan yang luas

C. Kepemimpinan Yang Kondusif

1. Mempertimbangkan resiko dlm pengambilan keputusan

2. Menerapkan manajemen berbasis kinerja

3. Mendukung fungsi tertentu dlm penerapan SPIP

4. Perlindungan atas aset dan informasi

5. Interaksi yg intensif dengan pimpinan yg lebih rendah


6. Sikap positif dan responsif thd pelaporan keuangan, penganggaran, program
dan kegiatan

7. Tidak ada mutasi pegawai berlebihan pada fungsi-fungsi kunci.

D. Struktur Organisasi

1. Disesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan

2. Memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab

3. Kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan internal instansi

4. Melaksanakan evaluasi dan penyesuaian struktur organisasi dengan


perubahan lingkungan strategis

5. Menetapkan jumlah pegawai yg sesuai terutama untuk pimpinan

E. Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab Yang Tepat

1. Diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung


jawabnya

2. Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf a


memahami wewenang dan tanggung jawab yang diberikan.

3. Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf b


memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan
penerapan SPIP

F. Kebijakan Yang Sehat Tentang Pembinaan SDM

1. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan


pemberhentian pegawai

2. Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen;

3. Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.

G. Perwujudan Peran Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Yang Efektif

1. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi,


dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah
2. memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

3. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelolapenyelenggaraan tugas dan


fungsi Instansi Pemerintah

H. Hubungan Kerja Yang Baik Dengan Instansi Pemerintah Terkait

Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah yang mengelola


anggaran, akuntansi dan perbendaharaan sehingga tercipta mekanisme saling uji.

 PENILAIAN RISIKO
Penilaian risiko dalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah. Daftar uji berikut ini
dimaksudkan untuk menilai efektivitas penilaian risiko yang dilaksanakan oleh
pimpinan Instansi Pemerintah dalam rangka penerapan sistem pengendalian internal
:
1. Identifikasi Risiko
a. Menggunakan metodologi identifikasi risiko yang sesuai tujuan Instansi
Pemerintah dan tingkatan kegiatan
b. Mengidentifikasi dari faktor eksternal dan internal dengan menggunakan
mekanisme yang memadai.
c. Melaksanakan penilaian atas adanya faktor lain yang dapat meningkatkan
risiko
d. Mengidentifikasi secara keseluruhan dan pada setiap tingkatan
2. Analisis Risiko
a. Menentukan dampak risiko terhadap pencapaian tujuan
b. Mengidentifikasi Risiko dari faktor eksternal dan internal
c. Menerapkan prinsip kehati-hatian yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan
dalam pemerintahan, ekonomi, industri, peraturan, operasional atau kondisi
lain yang dapat mempengaruhi tercapainya maksud dan tujuan Instansi
Pemerintah secara keseluruhan.
d. Memberikan perhatian khusus terhadap risiko yang menuntut perhatian
pimpinan pusat.
 KEGIATAN PENGENDALIAN
Kegiatan pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang dapat
membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan Instansi Pemerintah untuk
mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama proses penilaian risiko. Daftar uji
berikut ini dimaksudkan untuk menilai tercapai tidaknya suatu lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan
Sistem Pengendalian Intern dan manajemen yang sehat. Kegiatan pengendalian yang
diterapkan dalam suatu Instansi Pemerintah dapat berbeda dengan yang diterapkan
pada Instansi Pemerintah lain. Perbedaan penerapan ini antara lain disebabkan oleh
perbedaan:
(1) visi, misi, dan tujuan;
(2) lingkungan dan cara beroperasi;
(3) tingkat kerumitan organisasi;
(4) sejarah atau latar belakang serta budaya; dan
(5) risiko yang dihadapi.
Kegiatan pengendalian terdiri atas:
1. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
2. pembinaan sumber daya manusia;
3. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
4. pengendalian fisik atas aset;
5. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
6. pemisahan fungsi;
7. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
8. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
9. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
10. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan
11. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan
kejadian penting.
Daftar uji berikut ini dimaksudkan untuk menilai apakah kegiatan pengendalian intern
pada suatu Instansi Pemerintah sudah memadai.
1. Reviu Atas Kinerja Instansi Pemerintah Yang Bersangkutan

a. Reviu pada Tingkat Puncak – Pimpinan Instansi Pemerintah memantau


pencapaian kinerja Instansi Pemerintah dibandingkan rencana sebagai tolok
ukur kinerja.

b. Reviu Manajemen pada Tingkat Kegiatan – Pimpinan Instansi pemerintah


mereviu kinerja dibandingkan tolok ukur kinerja.

2. Pembinaan Sumber Daya Manusia Komentar/Catatan

a. Pemahaman bersama atas visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi Instansi
Pemerintah.

b. Strategi pembinaan sumber daya manusia yang utuh

c. Strategi perencanaan sumber daya manusia yang spesifik dan eksplisit

d. Persyaratan jabatan dan menetapkan kinerja yang diharapkan

e. Pimpinan Instansi Pemerintah membangun kerja sama tim, mendorong


penerapan visi Instansi, dan mendorong umpan balik pegawai

f. Sistem manajemen kinerja Instansi Pemerintah mendapat prioritas tertinggi


dari pimpinan Instansi pemerintah.

g. Prosedur untuk memastikan bahwa pegawai dengan kompetensi tepat yang


direkrut dan dipertahankan.

h. Pegawai diberikan orientasi, pelatihan dan kelengkapan kerja

i. Sistem kompensasi dan penghargaan untuk mendorong pegawai melakukan


tugas dengan kemampuan maksimal.

j. Program kesejahteraan dan fasilitas untuk meningkatkan kepuasan dan


komitmen pegawai

k. Pengawasan atasan secara berkesinambungan

l. Pegawai diberikan evaluasi kinerja dan umpan balik yang bermakna, jujur, dan
konstruktif untuk membantu pegawai memahami hubungan antara kinerjanya
dan pencapaian tujuan Instansi Pemerintah
m. Kaderisasi untuk memastikan tersedianya pegawai dengan kompetensi yang
diperlukan.

3. Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi

a. Pengendalian umum

b. Pengendalian aplikasi

4. Pengendalian Fisik Atas Aset

a. Penetapkan, pengimplementasikan, dan pengkomunikasikan rencana


identifikasi, kebijakan, dan prosedur

b. Penetapan, pengimplementasikan, dan pengkomunikasikan rencana


pemulihan setelah bencana (disaster recovery plan)

5. Penetapan Dan Reviu Indikator Dan Ukuran Kinerja

a. Ukuran dan indikator kinerja ditetapkan untuk tingkat Instansi Pemerintah,


kegiatan, dan pegawai.

b. Instansi Pemerintah mereviu dan memvalidasi periodik atas ketetapan dan


keandalan ukuran dan indikator kinerja.

c. Faktor penilaian pengukuran kinerja dievaluasi untuk meyakinkan bahwa faktor


tersebut seimbang dan terkait dengan misi, sasaran, dan tujuan serta mengatur
insentif yang pantas untuk mencapai tujuan dengan tetap memperhatikan
peraturan perundang-undangan.

d. Data capaian kinerja dibandingkan secara terus-menerus dengan sasaran


yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut.

6. Pemisahan Fungsi

a. Tidak seorangpun diperbolehkan mengendalikan seluruh aspek utama


transaksi atau kejadian.

b. Tanggung jawab dan tugas atas transaksi atau kejadian dipisahkan di antara
pegawai berbeda yang terkait dengan otorisasi, persetujuan, pemrosesan dan
pencatatan, pembayaran atau pemerimaan dana, reviu dan audit, serta fungsi-
fungsi penyimpanan dan penanganan aset.
c. Tugas dilimpahkan secara sistematik ke sejumlah orang untuk memberikan
keyakinan adanya checks and balances.

d. Jika memungkinkan, tidak seorangpun diperbolehkan menangani sendiri uang


tunai, surat berharga, dan aset berisiko tinggi lainnya.

e. Saldo bank direkonsiliasi oleh pegawai yang tidak memiliki tanggung jawab
atas penerimaan, pengeluaran, dan penyimpanan kas.

f. Pimpinan Instansi Pemerintah mengurangi kesempatan terjadinya kolusi


karena adanya kesadaran bahwa kolusi mengakibatkan ketidakefektifan
pemisahan fungsi.

7. Otorisasi Transaksi Dan Kejadian Penting

a. Memberikan keyakinan bahwa hanya transaksi dan kejadian yang valid


diproses dan dientri, sesuai dengan keputusan dan arahan pimpinan Instansi
Pemerintah Dokumentasi yang mencakup identifikasi, penerapan, dan
evaluasi atas.

b. Adanya pengendalian untuk memastikan Bahwa hanya transaksi dan kejadian


signifikan yang dientri adalah yang telah diotorisasi dan dilaksanakan hanya
oleh pegawai sesuai lingkup otoritasnya.

c. Otorisasi yang secara spesifik

d. Otorisasi yang ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan


pimpinan Instansi Pemerintah

9. Pembatasan Akses Atas Sumber Daya

a. Risiko penggunaan secara tidak sah atau kehilangan dikendalikan dengan


membatasi akses ke sumber daya dan pencatatannya hanya kepada pegawai
yang berwenang.

b. Penetapan pembatasan akses untuk penyimpanan secara periodik direviu dan


dipelihara.

c. Pimpinan Instansi Pemerintah mempertimbangkan faktor-faktor seperti nilai


aset, kemudahan dipindahkan tingkat akses.
10. Akuntabilitas Terhadap Sumber

a. Pertanggungjawaban atas penyimpanan, penggunaan, dan pencatatan


sumber daya ditugaskan pegawai khusus.

b. Penetapan pertanggungjawaban akses untuk penyimpanan sumber daya


secara periodik direviu dan dipelihara.

c. Pembandingan berkala antara sumber daya dengan pencatatan akuntabilitas.

d. Pimpinan Instansi Pemerintah menginformasikan dan mengkomunikasikan


tanggung jawab atas akuntabilitas sumber daya dan catatan kepada pegawai.

11. Dokumentasi Atas Sistem Pengendalian Intern

a. Adanya dokumentasi tertulis mengenai SPI serta seluruh catatan transaksi dan
kejadian penting.

b. Dokumentasi tersedia setiap saat pemeriksan

c. Dokumentasi mencakup identifikasi, penerapan, dan evaluasi atas tujuan dan


fungsi Instansi Pemerintah

d. Dokumentasi yang mencakup mencakup dokumentasi mengenai sistem


informasi otomatis, pengumpulan dan penanganan data, serta pengendalian
umum dan pengendalian aplikasi.

e. Dokumentasi atas transaksi dan kejadian penting yang lengkap dan akurat
sehingga memudahkan penelusuran transaksi dan kejadian penting sejak
otorisasi, inisiasi, pemrosesan, hingga penyelesaian.

f. Terdapat dokumentasi baik dalam bentuk catatan maupun elektronis.

g. Seluruh dokumentasi dikelola dan dipelihara secara baik

 INFORMASI DAN KOMUNIKASI


Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dengan
menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mendapatkan umpan balik.
1. Sarana dan Komunikasi

a. Buku pedoman kebijakan dan prosedur,

b. Surat edaran,

c. Memorandum,

d. Papan pengumuman,

e. Situs internet dan intranet,

f. Rekaman video,

g. E-mail,

h. Arahan lisan, dan

i. Tindakan pimpinan yang mendukung implementasi SPI

2. Manajemen Sistem Informasi

a. Pimpinan Instansi perlu mempertimbangkan manajemen sistem


informasi,

b. Mekanisme identifikasi kebutuhan informasi,

c. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi,

d. Pemantauan mutu informasi, dan

e. Kecukupan SDM dan keuangan untuk pengembangan teknologi


informasi.

 PEMANTAUAN
Pemantauan pengendalian internal adalah proses penilaian atas mutu kinerja Sistem
Pengendalian Intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit
dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. Unsur pemantaun pengendalian internal
yaitu

1. Pemantauan berkelanjutan
2. Evaluasi terpisah
3. Tindak lanjut
1. Pemantauan Berkelanjutan
a. Memiliki strategi untuk menyakinkan

b. Mendapatkan informasi yang fungsinya pengendalian secara efektif

c. Komunikasi dengan pihak eksternal

d. Struktur organisasi dan supervisi yang memadai

e. Membandingkan data yang tercatat dalam sistem informasi dan keuangan


dengan aset fisik.

f. Menindaklanjuti rekomendasi penyempurnaan pengendalian internal

g. Meminta masukan tentang efektivitas pengendalian intern

h. Tingkat kepatuhan terhadap kode etik atau peraturan bagi pegawai

2. Evaluasi Terpisah

a. Metodologi evaluasi pengendalian intern harus logis dan memadai

b. Memiliki sumber daya, kemampuan, dan independensi memadai

c. Kelemahan yang ditemukan segera diselesaikan

3. Tindak Lanjut

a. Memiliki mekanisme untuk meyakinkan ditindaklanjutinya temuan audit atau


reviu lainnya dengan segera

b. Pimpinan Instansi Pemerintah tanggap terhadap temuan dan rekomendasi


audit dan reviu lainnya guna memperkuat pengendalian intern

c. Menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya dengan tepat

 IKHTISAR PENGENDALIAN INTERN SECARA KESELURUHAN


A. Lingkungan Pengendalian Komentar/Catatan
Pimpinan dan pegawai Instansi Pemerintah memiliki sikap perilaku yang positif
dan mendukung pengendalian intern dan manajemen bersih. Pimpinan Instansi
Pemerintah harus menyampaikan pesan bahwa nilai-nilai integritas dan etis tidak
boleh dikompromikan. Pimpinan Instansi Pemerintah menunjukkan suatu komitmen
terhadap kompetensi / kemampuan pegawainya dan menggunakan kebijakan dan
praktik pembinaan sumber daya manusia yang baik. Pimpinan Instansi Pemerintah
memiliki kepemimpinan yang kondusif yang mendukung pengendalian intern yang
efektif. Struktur organisasi Instansi Pemerintah dan metode pendelegasian wewenang
dan tanggung jawab memberikan kontribusi terhadap efektivitas pengendalian intern.
Instansi Pemerintah memiliki hubungan kerja yang baik dengan badan legislatif serta
auditor internal dan eksternal.

B. Penilaian Risiko
Pimpinan Instansi Pemerintah sudah menetapkan tujuan keseluruhan Instansi
Pemerintah yang jelas dan konsisten serta tujuan tingkatan kegiatan yang
mendukungnya. Pimpinan Instansi Pemerintah sudah melakukan identifikasi risiko
secara menyeluruh, mulai dari sumber internal maupun eksternal, yang dapat
mempengaruhi kemampuan Instansi Pemerintah dalam mencapai tujuannya. Analisis
risiko sudah dilaksanakan, dan Instansi Pemerintah sudah mengembangkan
pendekatan yang memadai untuk mengelola risiko. Selain itu, sudah ada mekanisme
untuk mengidentifikasi perubahan yang dapat mempengaruhi kemampuan Instansi
Pemerintah tersebut dalam mencapai visi, misi, dan tujuannya.

C. Kegiatan Pengendalian
Kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisme pengendalian yang memadai
sudah dikembangkan dan sudah diterapkan untuk memastikan adanya kepatuhan
terhadap arahan yang sudah ditetapkan. Kegiatan pengendalian yang tepat sudah
dikembangkan untuk setiap kegiatan Instansi Pemerintah dan diterapkan
sebagaimana mestinya.

D. Informasi Dan Komunikasi


Sistem informasi untuk mengidentifikasi dan mencatat informasi operasional
dan keuangan yang penting yang berhubungan dengan peristiwa internal dan
eksternal telah ada dan diimplementasikan. Informasi tersebut dikomunikasikan
kepada pimpinan dan pihak lain di lingkungan Instansi Pemerintah dalam bentuk yang
memungkinkan pihak tersebut melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
efisien dan efektif. Pimpinan Instansi Pemerintah memastikan bahwa komunikasi
internal telah terjalin dengan efektif.

E. Pemantauan
Pemantauan pengendalian intern menilai kualitas kinerja pengendalian intern
Instansi Pemerintah secara terus-menerus sebagai bagian dari proses pelaksanaan
kegiatan sehari-hari. Selain itu, evaluasi terpisah terhadap pengendalian intern
dilakukan secara berkala dan kelemahan yang ditemukan diteliti lebih lanjut. Sudah
ada prosedur untuk memastikan bahwa seluruh temuan audit dan reviu lainnya segera
dievaluasi, ditentukan tanggapan yang tepat, dan dilaksanakan tindakan
perbaikannya.

Anda mungkin juga menyukai