Anda di halaman 1dari 14

BAB VI 

SIFAT DAN HAKIKAT NEGARA


Sifat dan Hakikat Negara Dilihat Secara
Politik
 Sifat Memaksa
Negara memiliki sifat memaksa dalam arti
mempunyai kekuasaan secara legal dan sarana
untuk itu adalah adanya polisi, tentara, jaksa dan
sebagainya. Sifat memaksa ini diperlukan agar
peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
negara untuk ditaati. Dengan demikian ketertiban
dalam masyarakat tercapai. Unsur paksaan tersebut
juga dapat kita lihat dalam ketentuan pembayaran
pajak sebagai sumber pendapatan negara.
 Sifat Monopoli
Negara mempunyai monopoli dalam
menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
Dalam hal ini negara juga dapat menyatakan
larangan-larangan jika dianggap bertentangan
dengan tujuan masyarakat. Contoh: ketentuan
partai terlarang di Indonesia
 Sifat Mencakup Semua
Semua peraturan perundang-undangan
berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.
Keadaan demikian memang perlu, karena jika
seseorang dibiarkan berada di luar ruang
lingkup aktivitas negara, maka usaha negara
ke arah tercapainya masyarakat yang dicita-
citakan gagal.
Sifat dan Hakikat Negara Dilihat Secara Sosiologis

Sifat dan hakikat negara secara sosiologis


adalah bahwa negara merupakan ikatan suatu
bangsa, negara merupakan suatu organisasi
kewibawaan, negara merupakan suatu
organisasi jabatan, dan negara merupakan
organisasi kekuasaan.
 Ikatan suatu bangsa
Sifat dan hakikat negara merupakan ikatan
suatu bangsa diketahui dari eksistensi negara
yang di dalamnya menunjukkan adanya ikatan
suatu bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan
konkritisasi dari keluarga besar masyarakat
manusia. Kekuatan suatu bangsa akan
semakin kelihatan ketika diikat dalam bentuk
negara.
 
 Suatu organisasi kewibawaan
Sifat dan hakikat negara dikatakan sebagai
organisasi kewibawaan dengan melihat bahwa
dalam negara memiliki wibawa tertentu.
Bahkan dapat dikatakan untuk memahami
sejauhmana kedaulatan negara dapat dilihat
dari wibawa negara yang bersangkutan.
Negara yang berwibawa akan lebih mudah
untuk menjalankan roda pemerintahannya
untuk mencapai tujuan dan sasarannya.
 
 Organisasi Suatu Jabatan
Negara berjalan karena adanya pemerintah yang
berjalan dalam sistem peerintahan tertentu. Di
dalam menjalankan pemerintahan negara ada
orang-orang yang menempati jabatan tertentu.
Antara jabatan yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan demi penyelenggaraan
pemerintahan negara. Ketika jabatan-jabatan
yang ada dalam negara tidak terorganisir dengan
baik, dapat dipastikan negara dimaksud
mengalami masalah dalam penyelenggaraannya.
 Organisasi Kekuasaan
Negara menyelenggarakan kemakmuran
warganya. Oleh karena itu, negara sebagai alat
agar kelompok manusia bertingkah laku
mengikuti tata tertib yang baik dalam
masyarakat. Dengan demikian sekaligus
negara merupakan organisasi kekuasaan
Sifat dan Hakikat Negara Dilihat Secara
Yuridis
Sifat dan hakikat negara dilihat secara yuridis
adalah negara sebagai pemilik atau penguasa
atas tanah, negara merupakan pihak yang
mengasai atau memerintah, negara sebagai
pelindung hak asasi manusia, dan negara
sebagai penjelmaan tata hukum.
 Pemilik atau Penguasa Atas Tanah (Teori Patrimonial Feodal)
Negara tidak dapat diceraipisahkan dengan tanah. Karena
membicarakan negara berkaitan dengan tanah/area
tertentu, lagi pula, salah satu unsur dari negara adalah
wilayah. Berdasarkan sifat dan hakikat negara, dalam hal ini
negara merupakan pemilik atau penguasa atas tanah.
Melalui pemikiran seperti ini mengilhami munculnya konsep
adanya tanah negara. Meskipun kalau ditelusuri lebih lanjut
penggunaan rumusan bahwa negara sebagai pemilik tanah
sangat jauh dari tuntutan keadilan. Terdapatnya tanah pada
orang atau masyarakat tertentu, berdasarkan sifat dan
hakikat negara ini bukan berarti orang atau masyarakat
tersebut sebagai pemilik atau penguasa tanah melainkan
orang dan masyarakat tersebut hanya memiliki hak
pengelolaan dan pemanfaatan.
 Pihak yang Menguasai atau Memerintah (Hasil
Perjanjian Timbal Balik antara Dua Pihak)
Negara dikatakan memiliki sifat menguasai
atau memerintah didasarkan kepada konsep
bahwa eksistensi negara adalah karena adanya
perjanjian antara pihak yang memerintah dan
diperintah, perjanjian antara negara dengan
warga negara. Oleh karena itu, mudah
dipahami bahwa negara berposisi sebagai
pihak yang menguasai atau memerintah.
 
 Pelindung Hak Asasi Manusia (Teori Perjanjian
Masyarakat)
Berdasarkan teori perjanjian masyarakat,
masyarakatlah yang mendahului negara. Masyarakat
tersebut mengikatkan diri dengan perjanjian sehingga
terbentuk negara. Dengan adanya perjanjian ini
bermakna bahwa melalui perjanjian masyarakat
menyerahkan sebagian hak kepada negara dalam
pengurusannya, namun dari sisi lain, negara memiliki
kewajiban untuk melindungi hak asasinya. Dari aspek
ini lah dapat dikatakan bahwa sifat negara adalah
pelindung hak asasi manusia.
 Penjelmaan Tata Hukum Nasional (Hans Kelsen)
Menurut Hans Kelsen negara merupakan suatu tertib
hukum. Tertib hukum yang timbul karena diciptakannya
peraturan-peraturan hukum yang menentukan
bagaimana orang di dalam masyarakat atau negara
harus bertanggungjawab terhadap peraturan-
peraturannya. Peraturan-peraturan tersebut sifatnya
mengikat. Setiap , orang dapat dipaksakan untuk
menaatinya, karena apabila masyarakat tidak
menaatinya maka ia dapat dijatuhi sanksi. Dengan
demikian dapat dikatakan negara adalah sumber tertib
hukum yang memaksa. Tegasnya dapat dikatakan bahwa
menurut Hans Kelsen negara identik dengan hukum

Anda mungkin juga menyukai