Sifat dan Hakikat Negara Dilihat Secara Politik Sifat Memaksa Negara memiliki sifat memaksa dalam arti mempunyai kekuasaan secara legal dan sarana untuk itu adalah adanya polisi, tentara, jaksa dan sebagainya. Sifat memaksa ini diperlukan agar peraturan perundang-undangan yang ditetapkan negara untuk ditaati. Dengan demikian ketertiban dalam masyarakat tercapai. Unsur paksaan tersebut juga dapat kita lihat dalam ketentuan pembayaran pajak sebagai sumber pendapatan negara. Sifat Monopoli Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Dalam hal ini negara juga dapat menyatakan larangan-larangan jika dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat. Contoh: ketentuan partai terlarang di Indonesia Sifat Mencakup Semua Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian memang perlu, karena jika seseorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha negara ke arah tercapainya masyarakat yang dicita- citakan gagal. Sifat dan Hakikat Negara Dilihat Secara Sosiologis
Sifat dan hakikat negara secara sosiologis
adalah bahwa negara merupakan ikatan suatu bangsa, negara merupakan suatu organisasi kewibawaan, negara merupakan suatu organisasi jabatan, dan negara merupakan organisasi kekuasaan. Ikatan suatu bangsa Sifat dan hakikat negara merupakan ikatan suatu bangsa diketahui dari eksistensi negara yang di dalamnya menunjukkan adanya ikatan suatu bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan konkritisasi dari keluarga besar masyarakat manusia. Kekuatan suatu bangsa akan semakin kelihatan ketika diikat dalam bentuk negara.
Suatu organisasi kewibawaan Sifat dan hakikat negara dikatakan sebagai organisasi kewibawaan dengan melihat bahwa dalam negara memiliki wibawa tertentu. Bahkan dapat dikatakan untuk memahami sejauhmana kedaulatan negara dapat dilihat dari wibawa negara yang bersangkutan. Negara yang berwibawa akan lebih mudah untuk menjalankan roda pemerintahannya untuk mencapai tujuan dan sasarannya.
Organisasi Suatu Jabatan Negara berjalan karena adanya pemerintah yang berjalan dalam sistem peerintahan tertentu. Di dalam menjalankan pemerintahan negara ada orang-orang yang menempati jabatan tertentu. Antara jabatan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan demi penyelenggaraan pemerintahan negara. Ketika jabatan-jabatan yang ada dalam negara tidak terorganisir dengan baik, dapat dipastikan negara dimaksud mengalami masalah dalam penyelenggaraannya. Organisasi Kekuasaan Negara menyelenggarakan kemakmuran warganya. Oleh karena itu, negara sebagai alat agar kelompok manusia bertingkah laku mengikuti tata tertib yang baik dalam masyarakat. Dengan demikian sekaligus negara merupakan organisasi kekuasaan Sifat dan Hakikat Negara Dilihat Secara Yuridis Sifat dan hakikat negara dilihat secara yuridis adalah negara sebagai pemilik atau penguasa atas tanah, negara merupakan pihak yang mengasai atau memerintah, negara sebagai pelindung hak asasi manusia, dan negara sebagai penjelmaan tata hukum. Pemilik atau Penguasa Atas Tanah (Teori Patrimonial Feodal) Negara tidak dapat diceraipisahkan dengan tanah. Karena membicarakan negara berkaitan dengan tanah/area tertentu, lagi pula, salah satu unsur dari negara adalah wilayah. Berdasarkan sifat dan hakikat negara, dalam hal ini negara merupakan pemilik atau penguasa atas tanah. Melalui pemikiran seperti ini mengilhami munculnya konsep adanya tanah negara. Meskipun kalau ditelusuri lebih lanjut penggunaan rumusan bahwa negara sebagai pemilik tanah sangat jauh dari tuntutan keadilan. Terdapatnya tanah pada orang atau masyarakat tertentu, berdasarkan sifat dan hakikat negara ini bukan berarti orang atau masyarakat tersebut sebagai pemilik atau penguasa tanah melainkan orang dan masyarakat tersebut hanya memiliki hak pengelolaan dan pemanfaatan. Pihak yang Menguasai atau Memerintah (Hasil Perjanjian Timbal Balik antara Dua Pihak) Negara dikatakan memiliki sifat menguasai atau memerintah didasarkan kepada konsep bahwa eksistensi negara adalah karena adanya perjanjian antara pihak yang memerintah dan diperintah, perjanjian antara negara dengan warga negara. Oleh karena itu, mudah dipahami bahwa negara berposisi sebagai pihak yang menguasai atau memerintah.
Pelindung Hak Asasi Manusia (Teori Perjanjian Masyarakat) Berdasarkan teori perjanjian masyarakat, masyarakatlah yang mendahului negara. Masyarakat tersebut mengikatkan diri dengan perjanjian sehingga terbentuk negara. Dengan adanya perjanjian ini bermakna bahwa melalui perjanjian masyarakat menyerahkan sebagian hak kepada negara dalam pengurusannya, namun dari sisi lain, negara memiliki kewajiban untuk melindungi hak asasinya. Dari aspek ini lah dapat dikatakan bahwa sifat negara adalah pelindung hak asasi manusia. Penjelmaan Tata Hukum Nasional (Hans Kelsen) Menurut Hans Kelsen negara merupakan suatu tertib hukum. Tertib hukum yang timbul karena diciptakannya peraturan-peraturan hukum yang menentukan bagaimana orang di dalam masyarakat atau negara harus bertanggungjawab terhadap peraturan- peraturannya. Peraturan-peraturan tersebut sifatnya mengikat. Setiap , orang dapat dipaksakan untuk menaatinya, karena apabila masyarakat tidak menaatinya maka ia dapat dijatuhi sanksi. Dengan demikian dapat dikatakan negara adalah sumber tertib hukum yang memaksa. Tegasnya dapat dikatakan bahwa menurut Hans Kelsen negara identik dengan hukum