Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 6

Mustiko Sari 22130310043

Aquí es donde comienza la presentación


MATRIKS
BENTUK-BENTUK
03 KHAS MATRIKS
Bentuk-bentuk khas matrik

 Matriks satuan
 Matriks diagonal
 Matriks nol
 Matriks ubahan
 Matriks simetrik
 Matriks simetriks miring
 Matriks balikan
 Matriks saklar, ortogonal, singular, dan nonsigular
Matriks Satuan

Matriks satuan atau matriks identitas ialah matriks bujur


sangkar yang semua unsur pada diagonal utama adalah angka
angka 1 sedangkan unsur unsur lainnya nol. Dinamakn matriks
satuan karena sifat matriks ini , mirip dengan bilangan 1.
Contoh :

12 = 13 =
Matriks Diagonal
Matriks diagonal ialah matriks bujursangkar yang semua unsurnya nol kecuali
pada diagonal utama
Contoh :

Pada contoh terakhir adalah matriks satuan, matriks identitas memang merupakan
bentuk khusus ataubagian dari matriks diagonal. Jika dua matriks dional yang
seorde dikalikan hasilnya akan berups matriks diagonal juga.
Matriks Nol

Matriks nol dalah matriks yang semua unsurnya nol, matriks ini lazim juga
dilambangkan dengan angka 0

Contoh :
02 02 =

Setiap matriks jika dikalikan dengan matriks nol akan menghasilkan matriks nol.
Matriks Ubahan

Matriks ubahan adalah matriks yang merupakan hasil pengubahan matriks lain yang sudah ada
sebelumnya, dimana unsur barisnya menjadi unsur kolom dan unsur kolom menjadi unsur garis. Matriks
ubahan biasanya dituliskan denga menmbahkan (‘) pad notasi matriks aslinya.
Contoh :

A = A’ =

B = B’ =
Ubahan dari suatu matriks ubahan adalah matriks alinya. Jadi (A’) ‘
Matrik Simetrik

Matrix simetrix adalah matrix bujursangkar


yang sama dengan ubahannya.
A = A′

contoh :

AA
Matrik Simestrik Miring (skew symmetric)
Matrik ini merupakan matrix bujursangkar yang sama dengan negatif
ubahannya.
A = -A′ atau A′ = -A

contoh :
 0 5  4  0  5 4  0 5  4
A   5 0  2 A'   5 0 2 -A'   5 0  2
 4 2 0   4  2 0  4 2 0 
Matrix Balikan (inverse matrix)

Matrix balikan : matrix yang apabila dikalikan dengan


suatu matrix bujursangkar menghasilkan sebuah
matrik identitas.
A  balikannya adalah A-1
AA-1 = I
A-1 = adj.A  |A|
Bentuk khas yang lain :
1. Matrix skalar : matrix diagonal yang unsurnya sama atau seragam (λ). Jika λ = 1 
matrix identitas
2. Matrix ortogonal : matrix yang apabila dikalikan dengan matrix ubahannya
menghasilkan matrix identitas (AA′=I)
3. Matrix singular : matrix bujursangkar yang determinannya sama dengan nol.
Matrik semacam ini tidak memiliki inverse
4. Matrix non-singular : matrix bujusangkar yang determinannya tidak nol, memiliki
balikan (inverse)
Pengubahan Matriks

Mengubah matriks menjadi sebuah matriks baru dengan cara menukarkan


posisi unsur-unsur baris dan unsur-unsur kolomnya. Hasil pengubahan suatu
matriks dinamakan matriks ubahan dan dilambangkan A = A’
Karena dalam pengubahan terjadi pertukaran baris menjadi kolom dan kolom
menjadi baris maka ubahannya adalah
Amxn = A’nxm dan konsekuensinya aij = a’ji

Contoh
3x2 = 2x3
Ubahan penjumlahan dan pengurangan matriks

Amxn ± Bmxn ± Cmxn = A’nxm ± B’nxm ± C’nxm

Contoh
A = B= C=

Komutatif= (A+B)’ = (B+A)’A’+B’ = B’+A’


Asosiatif = {A+(B+C}’ = {(A+B)+C}’ = A’+B’+C’
Penyelesaian :
(A+B+C)’ = =
A’+B’+C’ = + + = sedangkan
(A+B-C)’ =
A’+B’-C’ = + - =
Ubahan Perkalian

(λA)’ = λA’
(Amxn x Bnxp x Cpxq)’ = C’qxp x B’pxn x A’nxm

Contoh ubahan perkalian matriks :


=3 =
Komutatif = (λa)’ = (A λ)’ = λA’ = A’ λ
Distributif = {λ(A±B)}’ = (λA± Λb)’ = λ A’ ± λB’
Ubahan perkalian antarmatriks :
Asosiatif = {A(BC)}’ = {(AB)C}’ = (ABC)’ = C’ B’ A’
Distributif = {A(B±Q}’ = (AB ± AC)’ = B’ A’ ± C’ A’
Matriks bersekat

Kegunaan: untuk mempermudah dalam pengoperasian,


khususnya untuk matriks berordo tinggi.
Jika dua matriks seordo disekat secara sebangun, maka
dapat dilakukan penjumlahan dan pengurangan pada
sekatan-sekatannya.

jika: Amnx =[A1 | A2] dan Bnxp=[B1 |B2]


(A1 dan B1 berorde m x n, serta A2 dan B2 berorde m x
n2)
Maka: A+B=[A1 | A2][B1 | B2]=[A1 ±B1 | A2±B2]
a.Berlaku juga untuk penyelesaiaan perkalian antar matriks.
b.Matriks-matriks yang akan dikalikan harus disekat sedemikian rupa
sehingga memenuhi syarat operasi perkalian.
c.Jumlah kolom dari sekatan-sekatan yang dikalikan harus sama dengan
jumlah baris dari sekatan-sekatan pengalinya.

Jika : Amnx =[A1 | A2] dimana A1 berorde m x n1, A2 berorde m x n2


dan Bnxp =[ ]dimana B1 berorde n1 x p, B2 berorde n2 x p
Maka : AB = [A1 | A2 ] []=[A1B1+A2B2]nxp
Contoh:
A=[A1 | A2 ]= [ | ] B= [ ]= ,
A1B1= [ ][ ]=[ ]
A2B2= [ ][ ]=[ ]
AB= [A1B1- A2B2 ]= [ ]
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai