Anda di halaman 1dari 16

HUKUM

KELUARGA
Dosen Pengampu : Ratih Agustin Wulandari, MH
Disusun Oleh : Marhaeningsih
SUBJEK HUKUM

Orang Badan Hukum


dimulai dari ia dilahirkan dan berakhir saat Subekti (Ibid, hal 21) mengatakan bahwa
ia meninggal. di samping orang, badan-badan atau
perkumpulan-perkumpulan juga memiliki
Pengecualian diatur dalam pasal 2 BW hak dan melakukan perbuatan hukum
seperti seorang manusia
Anak yang ada dalam kandungan seorang
perempuan dianggap telah lahir, setiap kali
kepentingan si anak menghendakinya. Bila telah
mati sewaktu dilahirkan, dia dianggap tidak
pernah ada.
SUBJEK HUKUM
ORANG

Suami Istri merupakan ibu rumah tangga

Merupakan kepala keluarga

Anak
Menurut ketentuan Pasal 330 KUHPerdata, anak
adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21
(dua puluh satu) tahun dan belum kawin. Menurut
Pasal 47 ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan maka
batasan untuk disebut anak adalah belum pernah
melangsungkan perkawinan
Hak dan kewajiban dalam hukum keluarga dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
a.    Hak dan kewajiban antara suami istri
b.    Hak dan kewajiban antara orang tua dengan anaknya
c.    Hak dan kewajiban antara anak dengan orang tuanya manakala oarng
tuanya telah mengalami proses penuaan
Hak dan kewajiban antara suami istri adalah hak dan kewajiban yang timbul
karena adanya perkawinan antara mereka. Hak dan kewajiban suami istri diatur
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.
1.    Hak dan kewajiban antara suami istri adalah sebagai berikut:
a)         Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah
tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat[16]
b)        Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan
suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup dalam masyarakat
[17]
c)         Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum( Pasal
31 ayat 2)
d)        Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.( Pasal 31 ayat
3)
E)Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap,yang ditentukan
bersama.( Pasal 31 ayat 4 dan Pasal 32 ayat 1)
f)          Suami istri wajib saling mencintai , hormat-menghormati, setia dan
member bantuan lahir batin yang satu dengan yang lain.( Pasal 33)
g)         Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu
keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.(Pasal 34 ayat 1)
h)         Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.( Pasal 31 ayat
2)
i)           Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan kepada Pengadilan ( Pasal 31 ayat 3) [18]
Adapun Hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak diatur dalamPasal 45
sampai dengan Pasal 49 UU No. 1 Tahun 1974.
Hak dan kewajiban orang tua dan anak, sebagai berikut:
1.    Orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya.   Kewajiban oarng tua berlaku sampai anat itu kawin atau dapat berdiri
sendiri
2.    Anak wajib menghormati orang tua dan menaati kehendak mereka yang baik
3.    Anak wajib memelihara dan membantu orang tuanya, manakala sudah tua
4.    Anak yang belum dewasa, belum pernah melangsungkan perkawinan, ada di
bawah kekuasaan orang tua( Pasal 47 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974)
Orang tua mewakili anak dibawah umur dan belum dan belum pernah kawin
mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan di luar pengadilan
5.    Orang tua tidak diperbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan barang-
barang tetap yang dimiliki anaknya  yang belum 18 tahun atau belum pernah
melangsungkan perkawinan, kecuali kepentingan si anak menghendakinya
Hak dan kewajiban yang ke tiga dalam keluarga,yakni Alimentasi. Antara orang
tua dengan anak terdapat kewajiban,alimentasi yaitu kewajiban timbal balik
antara orang tua dengan anak seperti yang ditentukan dalam pasal 45 dan 46 UU
No. 1 Tahun 1974 dan Pasal KUH Per. Orang tua dibebani kewajiban untuk
memelihara dan mendidik anak-anaknya yang belum dewasa sesuai dengan
kemampuan masing-masing, demikian sebaliknya anak yang telah dewasa wajib
memelihara menurut kemampuannya, orang tua dan keluarga dalam garis lurus
ke atas bila mereka memerlukan bantuannya.[24]
KECAKAPAN
Kecakapan bertindak adalah kewenangan
umum untuk melakukan tindakan hukum.
KECAKAPAN

Menurut Undang-Undang Perkawinan, seseorang dinyatakan cakap untuk


menikah adalah ketika mencapai umur 18 tahun atau lebih. Seseorang yang
belum mencapai umur 18 tahun maka masih dibawah kekuasaan orang
tuanya.
HUBUNGAN ANAK DENGAN ORANG TUA

Anak merupakan titipan atau amanat


Allah,Akibatnya orang tua
bertanggung jawab atas kehidupan
anak. Orang tua akan dimintai
pertanggungjawabannya di akhirat
kelak.
HUBUNGAN ANAK DENGAN
ORANG TUANYA

Anak dengan ibunya:


Anak dengan Bapaknya:
Perempuan yang melahirkan Hubungan hukum:
anaknya. Tergantung pada ada
tidaknya perkawinan.
Hubungan ini tidak memperhatikan
Hubungan nasab:
anak lahir dalam perkawinan resmi mengikuti bapaknya
atau tidak. (dalam perkawinan)
KEDUDUKAN ANAK

1. Anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau


sebagai akibat perkawinan yang sah. (Ps. 42).
2. Anak yang dilahirkan di luar perkawinan
mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunya (Ps. 43).
3. Suami dapat menyangkal sahnya anak yang dilahirkan
isterinya dan harus dibuktikan dengan bersumpah.
HUBUNGAN ANAK DENGAN KELOMPOK KELUARGA NYA

Mahmud (2003:15) menyatakan bahwa kekerabatan


merupakan suatu bentuk hubungan sosial yang terjadi
karena keturunan (consanguinity) dan perkawinan
(affinity). Syafyahya (2000:7) menyatakan bahwa
seseorang dikatakan kerabat apabila ada pertalian darah
atau pertalian langsung dan pertalian perkawinan atau
tidak langsung.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai