06-02-2017
Hukum Kekerabatan
.Keluarga = unit terkecil dari masyarakat. Unit tersebut terbentuk karena perkawinan.
Keanggotaan patrilineal : laki2 dan perempuan selama dari garis laki2 (ayah)
Keanggotaan matrilinel : laki2 dan perempuan selama dari garis perempuan (ibu)
Pada kekerabatan patrilineal, pada waktu tertentu pada anggota tertentu dia bukan lagi
anggota kerabatnya lagi. Yaitu wanita saat menikah. (ketika menikah maka
meninggalkan kerabatnya itu dan masuk ke dalam kerabat suaminya)
8-02-2017
Anak sah
- Dalam hukum positif kita ada yang mengaturnya :
1. Hukum adat
2. UU 1/1974
3. KHI
4. Putusan MK
- Anak sah menurut hukum adat memiliki pengertian yang sama dengan UU no
1/1974 pada pasal 42 anak yang lahir dalam / akibat perkawinan
anak lahir dalam perkawinan sepanjang dia lahir apabila ibunya punya
suami (misal 13.30 kawin, 13.35 dia melahirkan), misal hamilnya karena
A tapi nikah dengan B maka secara yuridis itu anak B, secara biologis itu
anak A
akibat perkawinan hamil setelah menikah (ayah biologis pasti ayah
yuridis)
di jawa ada perkawinan tambahan untuk menutup malu maka
konsekuensinya ayah yuridis belum tentu ayah biologis
- dalam hukum islam, anak sah = anak yang lahir minimal 180 hari usai perkawinan
orangtuanya
- dalam KHI anak sah diatur dalam pasal 99. “anak sah adalah anak yang
dilahirkan akibat perkawinan dan tidak ada batasan minimal hari”
Ada anak lahir diluar perkawinan, lalu ayah biologisnya mengawini ibu anak itu (B
melahirkan tanggal 25 tapi tanggal 28 B menikah, bagaimana status anaknya itu?)
dalam UU 1/1974 maka anak tersebut statusnya adalah anak diluar kawin, maka
hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya.
Namun di dalam hukum dimungkunkan anak biologisnya mempunyai hubungan
keperdataan dengan ayahnya karna kemajuan zaman (lihat kasus machicha
mochtar dalam putusan MK)
13-02-2017
Pengingkaran anak
- Pasal 44 UU no 1/1974
1. Seorang suami dapat menyangkal sahnya anak yang dilahirkan oleh istrinya,
bilamana ia dapat membuktikan bahwa istrinya telah berzina dan anak itu
merupakan hasil dari perzinahan tersebut
2. Pengadilan memberikan keputusan tentang sah / tidaknya anak atas
permintaan pihak yang berkepentingan
KHI
- Pasal 101
Seorang suami yang mengingkari sahnya anak, sedang istri tidak menyangkalnya,
dapat meneguhkan pengingkarannya dengan li’an
- Pasal 102
1. Suami yang akan mengingkari seorang anak yang lahir dari isterinya,
mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama dalam jangka waktu 180 hari
sesudah hari lahirnya atau 360 hari sesudah putusnya perkawinan atau setelah
suami itu mengetahui bahwa istrinya melahirkan anak dan berada di tempat
yang memungkinkan dia mengajukan perkaranya kepada Pengadilan Agama.
2. Pengingkaran yang diajukansesudah lampau waktu terebut tidak dapat
diterima
KUHPer ps 252
Suami tidak dapat mengingkari keabsahan anak, hanya bila dia dapat membuktikan
bahwa sejak hari ke 300 dan ke 180 hari sebelum lahirnya anak itu, dia telah berada
dalam keadaan tidak mungkin untuk mengadakan hubungan jasmaniah dengan
isterinya, baik karena keadaan terpisah maupun karena sesuatu yang kebetulan saja.
Dalam hukum adat tidak mengenal pengingkaran anak tapi jutru mengenal pengakuan
anak
Tujuan : mendudukan seupaya anak luar kawin mempunyai hubungan keperdataan
dengan ayahnya dan kerabat ayahnya tanpa harus mengawini si ibu
Cara agar anak luar kawin mempunyai hubungan keperdataan dengan ayah
biologisnya KUHPer
Pengakuan anak :
1. Hukum adat lilikur di ambon
2. UU no 1/1974 tidak mengatur
3. KUHper pasal 280 s/d pasal 289
4. KHI tidak mengatur
Dalam hukum adat pengakuan anak dapat dilakukan kapanpun (sebelum, saat,
sesudah perkawinan)
Dalam KUHPer hanya sebelum dan saat perkawinan
KHI dan UU no 1/1974 tidak mengakuui pengakuan anak, karena apabila
mengakui sama saja menghalalkan zina
Putusan MK no 46/2010
Mengoreksi pasal 43 ayat (1) yang mengatur hubungan antara seorang anak dengan
orangtuanya dimana anak diluar kawin hanya mempunyai hubungan keperdataan
dengan ibunya. Putusan MK bisa diakui oleh ayah asalkan dapat dibuktikan
dengan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Putusan MK machica mohtar dalam perkawinan yang sah dalam agama namun
tidak sah menurut negara. Jadi putusan MK no 46/2010 tidak mengakomodir
perzinahan (perkawinan siri) / tidak melegalkan perzinahan
20-02-2017
PENGANGKATAN ANAK
Anak angkat anak orang lain yang diangkat dan dimasukkan kedalam KK
Mengkat anak memerlukan upaya hukum yang mengakibatkan adanya konsekuensi
hukum
Ex : waris
Anak asuh tidak ada upaya hukum sehingga tidak menimbulkan konsekuensi
hukum
Anak angkat vs anak adopsi
- Persamaan
Sama – sama mengambil anak orang lain dan mendudukkannya secara hukum
sebagai anak sendiri
- Perbedaan
Adopsi selalu anak laki – laki
Pada awalnya adopsi adalah cara untuk mengangkat anak yang dilakukan oleh kaum
tionghoa yang tidak memiliki keturunan laki – laki
Nyentane / sentane perkawinan dimana laki – lakinya kedudukannya diubah
menjadi perempuan (tukeran)
PERKAWINAN
22 - 02 – 2017
Bentuk perkawinan
1. Perkawinan jujur
Pemberian dari laki – laki kepada kerabat perempuan dengan tujuan untuk mengambil
anggota kerabatnya untuk dimasukkan kedalam kerabat pemberi jujur
Tujuannya adalah untuk mengembalikan keseimbangan dari keguncangan kerabat
yang anggotanya diambil
Batak sinamot
Sinamot tidak selalu dalam bentuk uang, karena perempuan batak tidak / bukan dijual.
Jujur bukan pembayaran, tapi pemberian.
Konsekuensi : wanita tsb dikeluarkan dari kerabatnya dan dimasukkan ke kerabat
suaminya, anak – anaknya juga masuk kedalam kerabat suaminya.
Jujur TIDAK SAMA dengan mahar
- Kasih jujur, tidak kasih mahar boleh
- Kasih mahar, tidak kasih jujur tidak boleh
Suku jawa tengah peningset (simpul mati) semua perkawinan terjadi karena
kesepakatan diikat oleh panjer.
Sinamot & jujur boleh dihutang. Dengan konsekuensi perempuan beserta
keturunannya belum dimasukkan kedalam kerabatnya sampai jujur tsb dilunasi.
Nyeburin = sentane
Karena laki – lakinya diposisikan sebagai perempuan, maka yang membayar jujur
adalah perempuannya
2. Perkawinan semenda
Perkawinan tanpa adanya pemberian jujur baik dari pihak laki – laki maupun
perempuan
Masing – masing pihak masih dalam kerabatnya
Anak – anaknya ikut di kelompok ibunya
Hanya dilakukan peminangan saja seserahan
3. Perkawinan mentas / mandiri / keluar
Perkawinan yang menjadikan para pihak keluar dari keluarga aslinya dan membentuk
keluarga baru, sehingga tidak ada kewajiban keperdataan.
Ada pada masyarakat bilateral / parental
4. Perkawinan lari
Kemungkinan terjadinya :
1. Adanya hambatan
2. Hukum adat mengharuskan kawin lari
Perkawinan silariang
- Perkawinan yang tidak mendapat restu dari pihak perempuan (di sulsel)
- Dianggap siri (harga diri diinjak – injak oleh si laki laki) bagi keluarga perempuan
- Konsekuensi : ;
Bagi laki – lakinya : dapat dibunuh. Yang berhak membunuh adalah
semua anggota kerabat
Bagi perempuan : dianggap mati (bahkan sampai ada yang dibikin upacara
kematiannya)
27 – 02 – 2017
Pak Agus
Tahap perkawinan
1. Perkenalan
2. Peminangan
3. Pertunangan (masa tunggu)
4. Nikah
Ijab qabul (serah terima)
Yang diserahkan yaitu anak dan tanggungjawab keperluan istrinya
HARTA PERKAWINAN
Terbagi menjadi 2
a. Harta bawaan
Harta yang dibawa masuk kedalam perkawinan oleh suami / istri
(bisa waris, hibah dll)
b. Harta bersama
Harta yang didapat selama pernikahan
Tidak semua harta yang diperoleh setelah perkawinan menjadi harta
bersama
Harta perkawinan
Seluruh harta yang dikuasai / dimiliki oleh pasangan suami – istri selama
perkawinan
Ex :
1. Tanah ulayat di minang menguasai, tidak dimiliki
2. Jawa tanah yang belum diwariskan, namun boleh di garap
Perbandingan harta
a. Hukum islam
Al-qur’an + hadist tidak ada istilah harta bersama
KHI ada / mengenal harta bersama
b. KUHperdata
Bergitu menikah terjadi persatuan harta. Tidak mengenal harta bawaan. Kalo cerai
harta tsb dibagi 50-50
c. Hukum adat
Variatif.
Persatuan harta masy. Patrilineal
Harta asal & harta bersama masy. Matrilineal
Sumber harta bawaan
- Waris
- Hibah
- Hasil usaha
Hadiah perkawinan
Kalo dikasih sama orang yang masih dalam kerabatnya biasanya masuk harta asal,
kecuali ada ikrar. Tergantung ijab qabulnya dan dilihat dari sifat barangnya (ditujukan
pada siapa)
Harta pusaka
Harta turun temurun Pusako tinggi
harta dari nenek moyang
(7 – 10 turunan)
Harta
Materiil Ex : tn ulayat Pusako
Pusako rendah
Asalnya masih bisa
MINANG terdeteksi (ortu, mbah, uyut)
Harta
immateriil soko Ex : jabatan, kedudukan, tradisi
PUTUSNYA PERKAWINAN
Masyarakat matrilineal
Karena kematian
Jika salah satu wafat suami / istri yang hidup + kerabat perempuan
meneruskan harta dan mengurus anak sampai pewarisan ke anak
Karena cerai
Kalau belum punya anak yang dibawa adalah harta pribadi + ½
harta bersama.
Kalau udah punya anak, suami tidak berhak dapat harta
apapun / hartanya untuk anak kecuali harta – harta
kebendaan / pusaka suami tetap jd miliknya
Masyarakat parental
Karena kematian
Yang tanggungjawab yaitu suami / istri yang masih hidup, apabila
keadaan tidak mampu bisa minta bantuan kerabat suami / istri yang
mampu
Karena perceraian
Kalau belum punya anak yg dibawa adalah harta pribadi + ½
harta bersama
Kalau udah punya anak biasanya yang mengasuh anak
mendapat bagian lebih banyak. Tapi tergantung kesepakatan
masing – masing.
06-03-2017
HUKUM WARIS ADAT
Sebutan
- Waris subyek (soepomo)
- Warissan obyek (wirjono)
- Kewarisan subyek + obyek (hazairin)
Menurut hukum adat tidak dikenal hibah terhadap ahli waris. Karena
mnrt hukum adat namanya proses pewarisan apabila diberikannya
ketika pewarisnya masih hidup
Kesimpulan
- Waris barat dan adat berasal dari pengalaman hidup manusia nilai norma
- Waris islam berasal dari kehendak Allah
Sistim pewarisan
1. Individual
Pewarisan dari pewaris kepada seluruh ahli waris dan dimiliki secara personal.
Berlaku pada BW dan hukum waris Islam.
Ex : jawa, sulawesi, sumatera, kalimantan
2. Kolektif
Proses pewarisan dari pewaris, diwariskan kepada seluruh ahli warisnya untuk
dimiliki / dikuasai secara bersama – sama.
biasanya di tanah pusaka
ex :
Minang tanah ulayat
Ambon tanah dati
Minahasa malageran (?)
3. Mayorat
proses pewarisan dari pewaris diwariskan kepada salah satu anak tertua. Bisa anak
laki2 tertua atau perempuan tertua.
- Laki2 tertua : di lampung (suku pepadun), irian
- Perempuan tertus : di sumsel (suku semendo), dayak landak (kalimantan)
Makna :
Bukan hak milik yang diberikan, melainkan penguasaannya. Anak tertus dianggap
sebagai pengganti orangtua. Dengan kata lain anak tertus diposisikan untuk
menajerial / pengatur, dengan tetap bertanggungjawab atas keperluan adik –
adiknya.
08-03-2017
Perbandingan hukum waris
a. Barat
BW ps 830 : pewarisan hanya berlangsung karena kematian
Ps 852 BW : anak pria dan wanita mendapat bagian sama (1:1)
Dasar BW – insaaniah barat
b. Islam
Annisa” : 7
Bagi pria – wanita ada bagian dari HP ibu – bapak kerabatnya menurut
bagian yang telah ditetapkan
Annisa’ : 11
Anak lelaki – perempuan, 2 : 1
c. Adat
Pewaris masih hidup atau setelah meninggal
Tidak dikenal legitime portie (bagian mutlak) dibagi menurut
kepentingannya
Dasar living law : nilai insaniah bangsa indonesia
Q : mengapa sila – sila pancasila dijadikan sebagai dasar acuan asas waris adat?
A : karena pancasila menjadi pandangan hidup bagi bangsa indonesia pada umumnya,
sedang asas – asas hukum adat lebih sempit, yakni hanya terkait pada kebendaan.
Harta peninggalan
Harta yang ditinggal pemiliknya dan merupakan bagian dari harta perkawinan dan
baru menjadi harta warisan karena harus dikurangi biaya kubur dll.
Inti / esensi semua asas adalah harmonisasi nilai2 insaniyah dan ilahiyah
Menurut moh koesnoe :
- Keselarasan (sila 1)
Sinkronisasi kehendak tuhan dan kepentingan manusia
- Kerukunan (sila 2-4)
Akumulasi 3 sila. Tidak ada pertentangan dan perselisihan sehingga damai
- Kepatutan (sila 5)
Berasal dari adil / layak sehingga patut / pantas
13 – 03 – 2017
Dampak putusan MK 46/PUU-VIII/2010
positif Negatif
Pertanggungjawaban lelaki Memperluas / toleransi perzinahan
Kepastian hukum tentang ayah bagi anak Kurang menghargai perkawinan formal
Anak dan ayah ada hubungan keperdataan Poligami terselubung
tanpa pengakuan
Hak waris istri dan anak sah menjadi
lemah / berkurang
Subyek waris
1. Anak sah
Tidak semua anak sah kedudukannya sebagai ahli waris, tergantung struktur
kemasyarakatan, bentuk perkawinan, sistim pewarisan dan sistim kekerabatannya.
Variasinya :
Bisa seluruh anak laki - laki dan perempuan sebagai ahli waris
Hanya seluruh anak laki – laki sebagai AW (patrilineal), ex : batak, NTT
Hanya satu orang anak perempuan (mayorat)
Hanya seluruh anak perempuan sebagai AW lampung.
2. Anak tidak sah
Hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibu dan kerabat ibu. Dalam hukum
adat, ayah biologis dapat mengakui melalui lembaga lilikur (lembaga pengakuan
anak) di minahasa. Maknanya tidak untuk menikahi si perempuan, namun hanya
untuk memberi bekal kepada si anak.
Kedudukan anak yang diakui dengan lilikur adalah sebagai yang mendapat waris
(punya hak), namun bukan ahli waris.
3. Anak angkat
Menurut hukum adat ada 2 pilihan :
a. Sebagai ahli waris
Diminta untuk sebagai garis penerus keturunaan sehingga hanya punya hak
waris dari orangtua angkatnya.
Contoh :
Pengangkatan anak tegak tegi (di lampung), kalau di jawa anak angkat
statusnya menjadi ahli waris dari orangtua kandung dan orangtua angkat
(berhak mewarisi kedua – duanya) istilahnya “ngangsu sumur loro”
b. Sebagai bukan ahli waris
Biasanya mengangkat anak hanya dalam rangka memenuhi tradisi
perkawinan / syarat perkawinan. Misal di patrilineal di batak
(cewenya batak, cowonya jawa) maka yang jawa diambil anak oleh
orang batak.
Bisa juga terjadi kalau perkawinan ambil anak, maksudnya perkawinan
yang memang nanti diangkat anak untuk kemudian dinikahkandengan
anak perempuannya. (anaknya jadi kerabat mertuanya / pihak
perempuan)
4. Janda / duda
Dikaitkan sistim kekerabatan, misal patrilineal ; yang menguasai harta ialah
dominasi suami sehingga janda bukan ahli waris suaminya, karena ketika
memiliki anak, janda dimaknai sebagai perantara jembatan emas tapi keperluan
hidupnya dijamin oleh kerabat suaminya.
Misal di matrilineal
1. Punya anak tidak ada hubungan waris mewaris karena bagi lelaki
yang punya keturunan membawa harta itu adalah hal yang tabu, baik
karena kematian maupun perceraian.
2. Tidak punya anak janda / duda punya hubungan waris mewaris
Misal di parental
Suami / istri sebelum 1950 tidak ada hubungan mewaris, namun setelah
ada putusan – putusan pengadilan mengakibatkan suami / istri ada
hubungan waris mewaris sesuai teori teer haar hukum adat ada
karena putusan pejabat fungsionaris hukum.
Proses pewarisan
Bisa dijalankan ketika sebelum dan setelah meninggal.
a. Pra kematian ada 3 cara :
1. Pengalihan sudah dialihkan baik hak milik maupun penguasaannya
2. Penunjukan acungan (jawa) yang dialihkan baru pengelolaan /
penguasaan tetapi hak milik masih di perwaris.
3. Pesan wasiat yang dipegang hanya janji / ucapan yang pelaksanaannya
akan dijalankan ketika pewaris meninggal dunia.
15 – 03 – 2017
Menurut hukum islam the sooner the better, menurut hukum adat belum tentu, bisa
the sooner (dibagi sebelum orangtua meninggal) the better atau the slower the better.
Juru bagi
Orangtua, anak tertua, anggota keluarga yang adil dan bijaksana, tetangga – tokoh
masyarakat.
Besarnya bagian
- Sangat dinamis – tergantung kondisi ahli waris
- Wujud benda, kebutuhan ahli waris
- Kesamaan hak
- Contoh : jawa
1. Sigar semangka / dundum kupat 1 : 1
2. Segendong sepikul 2 : 1
Dinilai kemanfaatannya.
Hutang
- Negatif : ahli waris tidak dapat dituntut
- Positif : ahli waris tanggungjawab sepanjang kesangupan.
KHI kadang tidak sesuai dengan al-qur’an, karena KHI merupakan ijtihad (dibawah al-qur’an
dan hadist) yang beberapa ketentuan disesuaikan dengan kemaslahatan umat manusia.