Anda di halaman 1dari 11

11th Grade

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA REMAJA DENGAN DYSMENORRHEA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LONG
GELANG

SUHARTINI Y
NIM.P07224422199
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dysmenorrhea didefinisikan sebagai nyeri kram yang berasal dari uterus yang terjadi
pada masa menstruasi dan merupakan salah satu penyebab nyeri panggul dan gangguan
menstruasi (Bernardi et al., 2017 dalam Inayah, 2018)

Ethiopia
Remaja dysmenorrhea 85,5 %

AUSTRALIA
Remaja dysmenorrhea 89,9 %

INDONESIA
Remaja dysmenorrhea 92 %
Bab II: tinjauan pustaka
Dysmenorrhea merupakan gangguan ginekologi yang sering terjadi. Dysmenorrheaadalah nyeri yang
berasal dari kram rahim yang terjadi selama menstruasi. Rasa timbul nyeri bersamaan dengan permulaan
menstruasi dan berlangsung selama beberapa jam hngga beberapa hari hingga mencapai puncak
nyeri(Larasati & Alatas, 2016).
Intensitas nyeri menurut Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom mengklasifikasikan nyeri
dysmenorrheasebagai berikut:
1. Dysmenorrhea ringan
2. Dysmenorrhea sedang
3. Dysmenorrhea berat

Klasifikasi :
4. Dysmenorrhea primer merupakan nyeri, kram spasmodik di perut bagian bawah, terjadi sebelum atau
selama menstruasi, dan tidak disertai patologi panggul
5. Dysmenorrhea Sekunder Diidentifikasi adanya kondisi patologis meliputi endometriosis, adenomiosis,
fibroid dan pelvic inflammatory disease
Bab II: Tinjauan Pustaka
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Wanita dengan Dismenore
LANGKAH I PENGKAJIAN 6. Pola fungsional Kesehatan
DATA SUBYEKTIF • Nutrisi : Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori,
1. IDENTITAS sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak
Nama cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan
Umur : Remaja merupakan kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun • Eliminasi : bak 5-7x/hari , BAB : 1x/hari
(WHO). • Istirahat : Minimal tidur malam selama 6 jam hal ini
Agama : bermanfaat untuk menjaga kesehatan
Pendidikan : • Aktivitas: Dismenore dengan tingkat nyeri yang tinggi dapat
Pekerjaan : mempengaruhi wanita dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Alamat : • Personal Hygiene: Menjaga kebersihan tubuh dan terutama pada
alat genetalia, mencegah terjadinya infeksi. Usahakan agar
2. Keluhan Utama : Merasakan nyeri yang berlebihan ketika haid pada mandi dengan air bersih dan juga membersihkan daerah vital
bagian perut disertai dengan mual muntah, pusing dan merasakan • Kebiasaan: Kebiasaan meminum kopi yang megandung kafein dapat
badan lemas. meningkatkan resiko dismenore

3. Riwayat kesehatan klien yang lalu dan sekarang: 7. Riwayat psikososiokultural Spiritual :
Anemia, asma bronkial, migren, dan penyakit menahun juga menjadi Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri klien. Tingkat
faktor terjadinya dismenore primer (Sarwono, 2010). Dismenore stress klien mempengaruhi ketidakseimbangan antara
sekunder sering dikaitkan dengan adanya penyakit pelvis organic, prostaglandin sehingga menyebabkan ischemia pada sel-sel
seperti endometritis,penyakit radang pelvis, stenosis pelvis, miometrium dan peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan
neoplasma ovarium atau uterus dan polip uterus (Sarwono, 2010). kontraksi yang berlebihan menyebabkan dismenorea (JKI, 2016).
4. Riwayat Kesehatan keluarga
5. Riwayat Menstruasi : Lama menstruasi lebih dari normal
menimbulkan adanya kontraksi uterus yang lebih sering sehingga
semakin banyak, prostaglandin yang dikeluarkan (Bobak, 2012).
Dismenore dapat timbul pada perempuan dengan menometroragia yang
meningkat (Sarwono, 2010).
Bab II: Tinjauan Pustaka
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Wanita dengan Dismenore
LANGKAH I PENGKAJIAN LANGKAH V INTERVENSI
DATA OBYEKTIF 1. Lakukan pendekatan pada klien
1. Pemeriksaan umum : Kesadaran; TD, T, R, N 2. Beritahu hasil pemeriksaan
2. Antropometri : TB, BB : Wanita dengan berat badan berlebih 3. KIE tentang fisiologi nyeri haid
memiliki risiko yang lebih besar terkena gangguan haid dismenore 4. KIE tentang cara mengurangi nyeri seperti kompres hangat pada
3. Pemeriksaan Fisik bagian perut yang nyeri, mandi air hangat, dan olah raga
a. Kepala g. Leher ringan.
b. Wajah h. Dada 5. KIE tentang pola nutrisi kepada klien
c. Mata i. Payudara 6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti nyeri
d. Hidung j. Abdomen
e. Mulut LANGKAH VI IMPLEMENTASI
4. Pemeriksaan Penunjang Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah di susun. Pelaksanaan ini bisa di
LANGKAH II INTERPRETASI DATA DASAR lakukan oleh bidan dan kolaborasi dengan dokter
Diagnosis : Remaja/WUS dengan Diemenore Primer / Sekunder
Masalah : Masalah yang mungkin terjadi seperti mual, muntah, diare, LANGKAH VII EVALUASI
cemas, pusing, letih lesu Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
Kebutuhan : Tidak ada asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk bentuk SOAP.
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Diagnosa Potensial : Syok neurogenic dan invertil
Masalah Potensial : Depresi, invertilitas, gangguan fungsi
seksual, iskemia, dan hypoksia.

LANGKAH IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Merupakan tindakan yang harus dilakukan agar tidak mengancam nyawa
klien. Oksigenasi dapat dilakukan jika pasien mengalami penurunan
kesadaran akibat nyeri.
Jurnal Terkait
Jurnal Terkait
Jurnal Terkait
Jurnal Terkait
Jurnal Terkait
`

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai