Sektor Dika
Sektor Dika
SAKD atau SAPD adalah sama Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 (2006:76) yang terdapat pada pasal 232 menyatakan bahwa Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah merupakan : “serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan komputer”
SAPD memiliki beberapa karakteristik yang sama
dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP),
yaitu:
1. Basis Akuntansi
2. Sistem Pembukuan Berpasangan (double entry)
A. Basis Akuntansi
SAPD menggunakan basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan basis akrual untuk neraca. Dengan basis kas,
pendapatan diakui dan dicatat pada saat kas diterima oleh rekening Kas Daerah serta belanja diakui dan dicatat pada saat kas
dikeluarkan dari rekening Kas Daerah. Aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi.
dilaksanakan oleh PPK ( Pejabat Penatausahaan Keuangan ), yang bertugas mencatat transaksi-transaksi yang terjadi
di lingkungan satuan kerja harus dicatat dan dilaporkan oleh PPK SKPD. Contoh :
- pendapatan pajak
- pendapatan retribusi
- belanja pegawai
- belanja modal
- lain-lain pendapatan yang sah
Dalam pelaksanaan anggaran, transaksi yang terjadi
di SKPD ada 2 klasifikasi :
sah
sah
Sistem Akuntansi Satuan Kerja (SKPD)
kegiatan-kegiatan akuntansi pada satuan kerja meliputi pencatatan atas :
- pendapatan
- belanja
- asset
- selain kas
• Siklus Akuntansi Keuangan Daerah
• Siklus akuntansi keuangan daerah sebenarnya sama dengan siklus akuntansi pada umumnya hanya saja
terdapat perbedaan dialurnya. Alur yang berbeda itu adalah pada akuntansi keuangan daerah setelah
penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (NSPP) maka dapat langsung dibuatkan Laporan
Perhitungan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Setelah NSSP dibuat maka akan ditutup
oleh Jurnal Penutup dan langsung dibuatkan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal (R/K Pemda)
dan Neraca. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk kemudahan pembuatan laporan.
•
• Sesuai dengan peraturan pemerintah daerah, tentu saja setiap pencatatan transaksi tersebut harus
disertakan dengan dokumen-dokumen dan bukti transaksi yang sah untuk kemudian dimasukan
kedalam jurnal dan buku besar pembantu. Bukti transaksi dikategorikan menjadi tiga yaitu Bukti
Penerimaan Kas, Bukti Pengeluaran Kas dan Bukti Memorial yang kemudian dimasukan ke Jurnal Umum.
•
• Untuk menambah wawasan baca juga tentang 5 Jenis Jurnal Akuntansi yang Anda Harus Ketahui.
•
• Metode Pencatatan
• Pencatatan akuntansi keuangan daerah sampai saat ini masih mengunakan 3 metode
yaitu :
•
•
• 1. Single Entry
• Dalam sistem ini pencatatan ekonomi hanya dilakukan satu kali. Transaksi yang
mengakibatkan pemasukan kas akan dimasukan dalam sisi penerimaan dan yang
mengurangi kas dimasukan dalam sisi pengeluaran. Sistem single entry ini memiliki
kelebihan mudah dipahami dan sederhana namun sistem ini mulai ditinggalkan oleh
banyak pemerintah daerah karena memiliki kelemahan yaitu kurang bagus untuk
pelaporan karena sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan serta sulit untuk
mengontrol keuangan.
•
• 2. Double Entry
• Metode pencatatan kedua adalah double entry atau sering juga disebut sistem tata buku berpasangan. Dalam
sistem ini metode pencatatannya sama dengan pencatatan debit-kredit pada prinsip dasar akuntansi umum
namun ada sedikit perbedaan formula dalam persamaan dasar akuntansinya yaitu :
•
• Belanja + Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan
•
• Transaksi yang menambah aktiva dimasukan dalam debit dan yang mengurangi aktiva dimasukan dalam kredit.
Pencatatan dengan mengunakan metode double entry ini menggunakan Basis Kas Modifikasi yaitu pencatatan
akuntansi yang hanya berlaku pada pencatatan yang berkaitan dengan penerimaan dan penegeluaran kas
sedangkan pencatatan diluar penerimaan dan pengeluarkan kas dicatat dengan Basis Akrual
• 3. Triple Entry
• Metode triple entry merupakan pengembangan dari metode double entry tetapi ditambah dengan pencatatan
pada buku anggaran. Cara kerjanya adalah pada saat pencatatan double entry dilakukan, maka tim PPK SKPD
(Pejabat Pengelolah Keuangan Surat Ketetapan Pajak Daerah) dan SKPKD (Satuan Kerja Pengelolah Keuangan
Daerah) juga melakukan pencatatan transaksi pada buku anggaran sehingga catatan ini berimbas pada buku
anggaran.