Anda di halaman 1dari 36

Kas dan Piutang

Ninik Mas’adah, MAk


Kas
• Kas adalah aktiva yang dimiliki dan
digunakan hampir di semua perusahaan
 meliputi uang tunai, kertas-kertas
berharga, simpanan di bank
• Kas sering juga disebut sebagai aktiva
liquid (cair) karena kas dapat diubah
menjadi aktiva (seperti Membeli barang
dan jasa serta memenuhi kewajiban)
dengan lebih mudah.  karenanya
menjadi sasaran kecurangan dan
pencurian
Pengendalian Intern
• Perusahaan kecil  pemilik dapat mengawasi
dan terlibat secara langsung atas operasi
perusahaan
• Perusahaan besar  Manajer mendelegasikan
sebagian wewenangnya dan mengandalkan
pada prosedur-prosedur pengendalian interen
• Pengendalian interen yang baik yang baik akan
mendorong terciptanya:
– Efisiensi organisasi
– Melindungi aktiva perusahaan dari pemborosan,
Kecurangan dan pencurian
– Data akuntansi yang tepat dan bisa dipercaya
• Hongren, dkk (2005) mendefinisikan pengendalian intern
sebagai sebagai, suatu rancangan organisasi dan
semua tindakan-tindakan terkait yang dilaksanakan
suatu organisasi untuk memenuhi empat sasaran, yaitu:
– Melindungi aset perusahaan
– Mendorong para karyawan untuk mengikuti kebijakan
perusahaan
– Mendorong efisiensi operasional
– Untuk menjaga catatan yang tepat dan bisa dipercaya
• Tujuh pokok sistem penegendalian intern:
– Penetapan tanggung jawab secara jelas
– Penyelenggaraan pencatatan yang memadai
– Pengasuransian kekayaan dan karyawan perusahaan
– Pemisahaan pencatatan dan penyimpanan aktiva
– Pemisahaan pertanggung jawaban atas transaksi yang
berkaitan
– Pemakaian peralatan mekanis (bila memungkinkan)
– Pelaksanaan pemeriksaan secara independen
Audit Internal dan Audit Ekternal
• Untuk memvalidasi catatan akuntansinya perusahaan
akan mengadakan audit secara periodik
• Audit adalah pemeriksaan terhadap laporan keuangan
dan sistem akuntansi suatu perusahaan  Untuk
mengevaluasi sistem akuntansi, auditor akan memeriksa
pengendalian intern
• Internal auditor adalah akuntan yang bekerja pada
suatu perusahaan. Mereka akan mengamati bahwa para
karyawan telah mentaati kebijakan-kebijakan
perusahaan dan kegiatan-kegiatan operasional bekerja
dengan efisien
• Audit eksternal adalah pemeriksaan kewajaran suatu
laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan publik.
Setelah dilakukan audit, akuntan publik akan
memberikan pernyataan opini tentang obyektivitas
laporan keuangan yang diperiksanya serta kesesuaian
laporan tersebut dengan prinsip akuntansi Indonesia
yang lazim
Rekening Bank sebagai Wahana
Pengendalian
• Menyimpan uang pada rekening bank akan
membantu pengendalian kas karena
– bank akan melindungi uang nasabahnya
– Bank akan memberikan catatan kunci atas
transaksi yang dilakukan
• Perusahaan harus menjelaskan semua
penerimaan-penerimaan kas ke bank dan
melakukan pembayaran-pembayaran
melalui bank, kecuali transaksi kecil yang
dicatat melalui kas kecil.
• Dokumen-dokumen yang digunakan untuk
mengontrol suatu rekening bank antara lain,
meliputi:
– Kartu tanda tangan
– Tiket deposit
– Buku check
– Laporan bank
– Rekonsiliasi bank
• Pos kas pada perusahaan yang tercantum pada buku
besar perusahaan.
• Laporan bank, yang menunjukkan transaksi penerimaan-
penerimaan serta pengeluaran-pengeluaran melalui bank
• Transfer Dana secara elektronik
Cara Penyajian Kas dalam
Neraca
• Kas dicantumkan dalam neraca sebesar nilai
nominalnya, Cara yang paling umum yang
digunakan adalah:
– digunakan satu pos, yaitu “KAS” yang menunjukkan
seluruh elemen kas yang dimiliki perusahaan,
maupun kas yang disimpan pada bank dalam
bentuk demand deposit/rekening giro.
– Kas dicantumkan menjadi dua pos, yaitu:
• Pos “kas” yang menunjukkan saldo kas yang ada dalam
perusahaan.
• Pos “bank” yang menunjukkan saldo kas di bank dalam
bentuk pos giro/demand deposit.
Jenis-jenis Simpanan di Bank
• Tabungan
• Giro
• Deposito berjangka
Penyetoran ke Bank dan
Penarikan Check
• Untuk penyetoran ke kas disediakan buku tanda
setoran yang dicetak. Bukti setoran tersebut
akan diarsipkan dan dibukukan oleh perusahaan
• Penarikan check merupakan suatu perintah
tertulis dari pemegang giro (penarik) yang
ditujukan pada bank untuk membayar sejumlah
uang kepada orang yang namanya tertulis
dalam check tersebut atau kepada orang yang
membawa check tersebut ke bank
Laporan Bank
• Setiap bulan bank akan memberikan
laporan kepada para pemegang giro,
laporan ini memuat antara lain:
– Informasi saldo giro pada awal bulan
– Setoran-setoran selama sebulan
– Check-check yang ditarik selama sebulan
– Pendebitan dan pengkreditan lainnya yang
telah dilakukan atas rekening pemegang giro.
– Saldo giro akhir bulan
Rekonsiliasi Rekening Bank
• Saldo laporan bank yang diterima terkadang
tidak sama dengan saldo yang nampak dalam
pembukuan pemegang giro, penyebab
perbedaan ini adalah:
– adanya transaksi-transaksi yang belum dicatat oleh
salah satu pihak.
– Adanya kesalahn pembukuan baik dari pihak
pemegang giro ataupun bank
• Rekonsiliasi berarti menentukkan hal-hal yang
menimbulkan adanya perbedaan antara saldo
yang nampak dalam laporan bank dengan saldo
yang nampak dalam catatan pemegang giro 
gunanya agar saldo dapat ditentukan dengan
benar  untuk dicantumkan dalam neraca
• Transaksi-transaksi yang dicatat oleh pemegang
giro, namun belum dicatat oleh bank, misalnya:
– Check dalam peredaran (outstanding check), yaitu
check yang telah oleh pemegang giro tetapi belum
dicairkan oleh si pemegang check
– setoran dalam proses deposit (deposit in transit),
yaitu setoran yang telah dilakukan dan telah dicatat
oleh pemegang giro, tetapi belum tercantum dalam
laporan bank  penyebabnya antara lain, setoran
dilakukan di akhir bulan dan belum sempat dicatat
dalam pembukuan bank
• Transaksi-transaksi yang nampak dalam
laporan bank, tetapi belum dicatat dalam
pembukuan pemegang giro, misalnya:
– Biaya administrasi  Besarnya biaya ini baru baru
diketahui setelah pemegang giro menerima laporan
bank.
– Pendebitan karena check kosong  Check yang
diterima oleh pemegang giro yang disetorkan ke
bank jika diantaranya ada yang dananya tidak
mencukupi, maka bank akan mendebit kembali
rekening pemegang giro. Dari laporan bank
pemegang giro baru mengetahui kalau check yang
diterima dari nasabah perusahaan ternyata kosong.
– Biaya penagihan bank (inkaso)  Pembebanan
biaya inkaso ini, hampir sama perlakuannya dengan
biaya administrasi
• Bandingkanlah setoran-setoran yang tercantum dalam
laporan bank dengan setoran-setoran yang tercantum
dalam dalam pembukuan pemegang giro. Catatlah
setoran-setoran yang tidak cocok jumlahnya tentukan
jumlah setoran yang benar
• Buatlah daftar check yang tidak diuangkan di bank
berdasarkan urutan nomor dan bandingkanlah daftar
tersebut dengan daftar pengeluaran check yang tertera
pada jurnal pengeluaran kas
• Kurangkanlah pada saldo menurut pembukuan
pemegang giro semua debit memo yang dikreditkan oleh
bank dan belum dicatat oleh pemegang giro, seperti
misalnya pembebanan biaya administrasi
• Tambahkan pada saldo menurut pembukuan pemegang
giro, semua kredit memo yang dikirim oleh bank yang
dikirm oleh bank dan belum dicatat oelh pemegang giro,
seperti misalnya wesel yang berhasil ditagihkan oleh
bank
• Periksa apakah ada check yang masih beredar
(outstanding check) menurut rekonsiliasi bank
bulan lalu masih belum juga diuangkan pada
bulan ini. Jika ada, maka check tersebut harus
dimasukkan sebagai check yang masih beredar
pada rekonsiliasi bank bulan ini
• Periksa bahwa setoran dalam perjalanan
menurut rekonsiliasi bank bulan lalu (deposit in
transit) tidak dikreditkan pada laporan bulan ini.
• Lakukan rekonsiliasi bank dengan tahap-tahap
seperti yang diuraikan tersebut di atas.
• Buatlah jurnal untuk pendebitan dan
pengkreditan yang tercantum dalam laporan
bank, tetapi belum dicatat dalam pembukuan
pemegang giro
Contoh
• Pada pembukuan PT. Maju Jaya untuk kas di
bank yaitu rekening giro pada Bank Mandiri per
tanggal 30 Oktober 2000 menunjukkan saldo
sebesar Rp 41.475.700,-. Sedangkan saldo
menurut laporan bank mandiri menunjukkan
angka sebesar Rp 50.001.700,- sehingga
terdapat selisih sebesar Rp 8.276.000,-
• Setelah dilakukan pengecekan maka diketahui
bahwa penyebab perbedaan tersebut adalah:
– Setoran yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober
2000 sebesar Rp 3.109.000,- ternyata belum
tercantum dalam laporan bank.
– b). Kredit memo per 28 Oktober 2000 sebesar Rp
5.000.000,- yaitu penagihan wesel melalui bank.
– c). Empat lembar check yang dikeluarkan bulan
Oktober 2000 ternyata belum diuangkan ke bank.
No Check Tanggal Jumlah
1024 16 Oktober Rp 1.000.000,-
1028 25 Oktober Rp 102.000,-
1030 27 Oktober Rp 4.025.000,-
1031 29 Oktober Rp 2.050.000,-

• Debit nota dari bank berjumlah Rp 20.000,- belum dibukukan. Debit


nota tersebut bertanggal 30 Oktober 2000 untuk pembebanan biaya
administrasi bank.
• Check no 1025 yang ditarik oleh PT Maju Jaya per 21 Oktober
bernilai Rp 850.000,- telah dicatat pada jurnal pengeluaran kas
dengan jumlah Rp 580.000,- check tersebut untuk membayar
rekening listrik dan air.
• Selembar check yang diterima PT Maju Jaya dari PT Lukman pada
tangggal 19 Oktober 2000 sebesar Rp 502.500,- dan telah
disetorkan ke Bank Mandiri sebagai setoran atas rekening giro
ternyata dananya tidak mencukupi dan dikembalikan oleh bank. Hal
ini belum dicatat oleh PT Maju Jaya.
PT Maju Jaya
Rekonsiliasi Bank per 30 Oktober 2000

Saldo per buku 30 Oktober 2000         Rp 41.725.700,-


+ Inkaso wesel         Rp 5.000.000,-
          Rp 46.725.700,-
─ Biaya administrasi bank     Rp 20.000,-    
Check kosong dari PT Lukman     Rp 502.000,-    
Kesalahan pembukuan check # 1025     Rp 270.000,-    
          Rp 792.500,-
Saldo per buku yang telah disesuaikan         Rp 45.933.200,-
             
             
Saldo menurut Laporan Bank 30 Oktober 2000         Rp 50.001.700,-
+ Setoran salam proses 30 Oktober 2000 belum dicatat oleh bank         Rp 3.109.000,-
          Rp 53.110.700,-
             
Check yang masih beredar            
No 1024 Rp 1.000.000,-            
No 1028 Rp 102.500,-            
No 1030 Rp 4.025.000,-            
No 1031 Rp 2.050.000,-            
          Rp 7.177.500,-
Saldo yang telah disesuaikan         Rp 45.933.200,-
• Dengan demikian maka saldo rekening
giro yang benar adalah sebesar Rp
45.933.200,- dan jumlah tersebut akan
dicantumkan pada neraca per 30 Oktober
2000
• penyesuaian pembukuan setelah
rekonsiliasi. Agar supaya pembukuan PT
Maju Jaya memberikan gambaran yang
benar, diperlukan penyesuaian-
penyesuaian untuk mencatat rekonsiliasi
sebagai berikut:
1. Inkaso Wesel oleh bank        

Kas Rp 5.000.000    
- Wesel tagih     Rp 5.000.000,-
         
         
2. Biaya administrasi bank        
Biaya administrasi Rp 20.000,-    
-/ Kas     Rp 20.000,-
         
3. Check kosong dari PT Lukman        
Piutang dagang Rp 502.500,-    
-/ Kas     Rp 502.500,-
         
4. Kesalahan pencatatan check no. 1025 seharusnya Rp
805.000,- dicatat pada        
jurnal Rp 508.000,-        
Listrik dan air Rp 270.000,-    
- Wesel tagih     Rp 270.000,-
Kas Kecil
• Untuk kontrol intern yang baik atas kas,
semua penerimaan kas harian disetorkan
ke bank dan pengeluaran-pengeluaran kas
dilakukan dengan menggunakan check.
• Untuk pengeluaran yang kecil dan sering
terjadi, seperti misalnya pembelian materai
dan pranko, biaya angkutan dll dapat
dilakukan kas kecil atau petty cash.
• Kontrol intern terhadap kas kecil  tata
laksana kas kecil dengan menggunakan
system imprest
• Ketentuan pokok dalam melaksanakan
system imprest :
– Kas kecil disediakan khusus untuk keperluan
pembayaran-pembayaran yang kecil jumlahnya
sehingga tidak praktis bila dilakukan dengan
menggunakan check.
– Dana yang disediakan dalam kas kecil telah
ditentukan (jumlahnya tidak boleh dilampaui)
– Pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil hanya bisa
dilakukan, bila ada perintah pengeluaran kas yang
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
– Pengisian kembali kas kecil hanyalah untuk jumlah
kas kecil yang telah digunakan sehingga setelah
diberi penggantian atas pengisian kembali, maka
kas kecil akan kembali pada jumlah semua
• Contoh pembentukan kas kecil (imprest
system):
– Pada tanggal 1 Juli 2000 PT Bimasena
memutuskan untuk membentuk dana kas
kecil, perusahaan menetapkan besarnya
kas kecil ini sebesar Rp 1.000.000,- dan kas
kecil akan diisi kembali setiap 2 minggu
sekali.
• Jumlah untuk mencatat transaksi
tersebut adalah:
Kas kecil Rp 1.000.000,-
-/Kas Rp 1.000.000,-
• Contoh pengisian kembali kas kecil,
misalnya selama dua minggu pertama
terjadi transaksi-transaksi kas kecil
sebagai berikut:

2 Juli : Pembelian prangko Rp 16.000,-


3 Juli   Rp 31.000,-
5 Juli   Rp 28.000,-
6 Juli   Rp 60.000,-
8 Juli   Rp 590.000,-
12 Juli   Rp 52.000,-
12 Juli   Rp 20.000,-
13 Juli   Rp 100.000,-
  Jumlah Rp 897.500,-
• Pada tanggal 14 Juli 2000 kas kecil diisi kembali
untuk mengganti pengeluaran-pengeluaran kas kecil
yang telah dilakukan dengan cara sebagai berikut:
– Ditarik check sebesar Rp 897.500,- untuk pengiriman
kembali. Check tersebut diuangkan oelh pemegang kas
kecil, sehingga saldonya kembali menjadi Rp 1.000.000,-.
– Jurnal untuk mencatat pengeluaran check tersebut adalah
sebagai berikut:
Biaya telepon, telegram Rp 148.000,-
Biaya angkut pembelian barang Rp 60.000,-
Biaya perjalanan dinas Rp 590.000,-
Biaya BBM Rp 52.500,-
Macam-macam biaya Rp 47.000,-
-/Kas Rp 897.500,-
PIUTANG
• Pengertian Piutang dagang adalah
tagihan-tagihan kepada pembeli atau
organisasi yang timbul dari penjualan
barang atau jasa secara kredit, tanpa
disertai dengan janji tertulis secara formal
• Piutang lain yang timbul karena berbagai
sebab seperti misalnya pemberian
pinjaman kepada karyawan, pemberian
pinjaman kepada perusahaan lain, dll,
tidak termasuk dalam piutang dagang.
Cara Penyajian Piutang Dagang
Dalam Neraca
• Bilamana perusahaan memiliki berbagai jenis piutang
yang timbul dari transaksi yang berbeda-beda sifatnya,
maka piutang-piutang tersebut harus dicantumkan ke
dalam neraca terpisah Pada neraca harus dipisahkan
secara jelas antara:
– Piutang dagang
– Piutang kepada pegawai
– Piutang kepada pemegang saham, dan
– Piutang lain-lain

• Piutang dagang pada umumnya dikelompokkan sebagai


aktivav lancar, yaitu apabila piutang tersebut diharapkan
dapat ditagih dalam jangka waktu tidak lebih dari satu
tahun atau tidak lebih dari satu siklus kegiatan normal
perusahaan
Kerugian Piutang
• Tujuan penjualan secara kredit adalah
untuk mendorong peningkatan penjualan
• Namun penjualan secara kredit
mengandung risiko adanya debitur yang
tidak membayar sebagaimana mestinya 
jika terjadi menimbulkan kerugian dan
dicatat dalam laporan laba-rugi yaitu pada
pos kerugian piutang
Metode Pencatatan Kerugian
Piutang
• Ada 2 (dua) metode pencatatan kerugian
piutang:
– Metode Penghapusan Langsung (Direct Write
off Method)  kerugian dari piutang yang
tidak tertagih dicatat ketika perusahaan
mendapat keyakinan bahwa piutang tidak
akan dapat ditagih (debitur dinyatakan pailit)
– Metode Cadangan (Allowance Method) 
kerugian yang akan terjadi menjadi beban
periode dimana keputusan pemberian kredit
dilaksanakan (periode dimana penjualan
direalisasikan)
• Dikarenakan besarnya kerugian piutang
yang sebenarnya diderita belum dapat
diketahui dengan pasti, maka kerugian
piutang harus ditaksir jumlahnya pada
tiap-tiap akhir periode akuntansi.
Jurnalnya adalah:
Kerugian Piutang Rp xxx
-/Cadangan Kerugian Piutang Rp
xxx
Ilustrasi Metoda Penghapusan
Langsung

• Misalnya pada tanggal 15 Maret 2000,


Tuan Amat dinyatakan jatuh pailit,
hutangnya sebesar Rp 50.000,-. Jurnal
yang dibuat perusahaan:
Kerugian Dagang Rp 50.000,
--/ Piutang Dagang Rp
50.000,-
• Pada tanggal 17 Agustus 2000, Tuan
Amat menyatakan sanggup membayar
hutangnya yang telah dihapus, tetapi
hanya sanggup membayar 80%-nya.
Jurnal yang dibuat perusahaan:
Kas/Piutang Dagang Rp 40.000,
--/ Kerugian Piutang Rp
40.000,-
• Jika Tuan Amat yang telah menyatakan
kesanggupannya untuk melunasi 80%
utangnya tersebut membayarnya tidak pada
periode tahun yang bersangkutan misalnya
10 Februari 2001, maka jurnalnya:
Kas Rp 40.000,
--/ Bad Debt Recovered Rp
40.000,-
Ilustrasi Metoda Cadangan (Allowance
Method)
Cadangan Kerugian
15/3/2000 Piutang Rp 50.000,-  
    -/ Piutang Dagang Rp 50.000,-

31/12/200
0 Kerugian Piutang Rp xxx  

    -/ Cadangan Kerugian Piutang Rp xxx

17/8/2 Kas/Piutang
000 Dagang Rp 40.000,-  
-/ Cadangan
    Kerugian Piutang Rp 40.000,-

Pembayaran tahun 2001


10/2/2001 Kas   Rp 40.000,-  

    -/ Bad Debt Recovery Rp 40.000,-


Metoda Penaksiran – Kerugian
Piutang
• Pada dasarnya ada dua pendekatan,
yaitu:
– Pendekatan laba-rugi
• a. % dari penjualan neto (tunai dan kredit)
• b. % dari penjualan kredit neto
– Pendekatan pada neraca
• a. % dari saldo piutang akhir tahun
• b. Dengan menganalisa umur masing-masing
piutang (aging method)

Anda mungkin juga menyukai