Anda di halaman 1dari 9

WARISAN ILMIAH

KUNO DAN
PENDIDIKAN ISLAM

Oleh; nurdalipah hasugian


Nim 3003214006
PENDAHULUAN

Dimasa Dinasti Abbasiyah, kegiatan menerjemahkan berlangsung selama satu


abad dimulai sejak 750 M. Persentuhan dengan budaya Yunani bermula ketika
Dinasti Abbasiyah pada masa Khalifah Al-Ma’mun mulai memasuki wilayah
kekuasaan Bizantium, seperti Antiokia, Iskandariyah, Suriah, Amorium, dan
Ankara. Bahkan, Khalifah Al-Manshur diriwayatkan berhasil memperoleh
sejumlah buku dalam bahasa Yunani sebagai hadiah dari raja Bizantium. Titik
tertinggi pengaruh Yunani terjadi pada masa Khalifah Al-Ma’mun.
A. Aktivitas Penerjemahan Warisan Ilmiah Yunani Dan Persia
Yang Dilakukan Oleh Umat Islam Sebagai Upaya
Memperluas Ilmu Pengetahuan

Kegiatan menerjemahkan ilmu pengetahuan terjadi secara besar-besaran pada zaman


Dinasti Abbasiyah yang berkuasa di Baghdad yang berasal dari luar dunia Islam.

- Kegiatan Penerjemahan ini dimulai dengan menerjemahkan berbagai karya ilmu


pengetahuan, diantaranya ilmu filsafat dan ilmu sastra dari bahasa Yunani, Persia,
Sansekerta ke dalam bahasa Arab

- Para penerjemah Nestorian tidak tertarik menerjemahkan karya-karya sastra Yunani.


Mereka umumnya lebih sering menerjemahkan karya Yunani bidang filsafat,
kedokteran, ilmu penge tahuan, dan astronomi.

- Harran yang terletak di wilayah Turki saat ini atau Mesopotamia Atas pada masa
lalu adalah kota yang menjadi lokasi bagi pusat penerjemahan pada masa Dinasti
Abbasiyah
B. Perkembangan Lembaga Bait Al-Hikmah

Bait Al-Hikmah adalah lembaga ilmu pengetahuan yang berdiri di kota


Baghdad, sudah mulai dirintis dimasa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, Pada
masa khalifah Al-Makmun, lembaga ini mencapai puncaknya.

Adapun perkembangan yang dicapai:


• Fungsi sebagai pengembangan ilmu pengetahuan
• Memenuhi fasilitas keilmuwan dalam berbagai bidang
• Membuat lebaga riset
C. Para Penerjemah Beserta Karya-Karya Yang
Diterjemahkan

• Yahya Ibnu Khalid Al-Barmaki berasal dari Persia, untuk menerjemahkan


buku-buku dalam Bahasa Hindu kedalam Bahasa Arab

• Karya-karya yang diterjemahkan dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab,


seperti buku kedokteran Yunani karya Galen (wafat 200 M).
• Matematika dan ilmu pengetahuan gabungan karya Euclides (wafat 300
SM), yakni Element
• Almagest, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi al Majisthi,
serta karya Claudius Ptolemeus (wafat 168 M).

• Karya Plato yang diterjemahkan Hunayn adalah Republic (Siyasah) dan


karya Aristoteles, seperti Categories (Maqulat), Physics (Tha bi’iyat) dan
Magna Moralia (Khulqi yat).
SAMBUNGAN
 Penerjemah lainnya adalah Tsabit bin Qurrah (wafat 901 M), lagi-lagi
penganut Kristen Nestorian. Tsabit menerjemahkan sejumlah karya Yunani
tentang matematika dan astronomi, termasuk karya Archimedes (wafat 212
SM). Beberapa terjemahan karya Euklides oleh Hunayn direvisi oleh
Tsabit. Pekerjaan Tsabit ini didukung penuh oleh Khalifah al-Mutadhid.

 Penerjemah lainnya adalah Hunayn Ibn Ishaq (wafat 873 M). Hunayn
adalah penganut Kristen Nestorian yang menjadi asisten Ibn Masawayh.
Hunayn banyak menerjemahkan karya-karya ilmiah, salah satunya adalah
Hermeneutica, karya Aristoteles yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Aramaik, kemudian dialihbahasakan menjadi bahasa Arab. Selain itu,
Hunayn juga menerjemahkan buku Galen, Hipokrates, Dios korides, dan
Plato. Tujuh buku Galen tentang anatomi juga diterjemahkan oleh Hunayn.
D. Dampak/ Implikasi Gerakan Terjemah Bagi
Perkembangan Pendidikan dan Peradaban Islam.

 Lahirnya empat imam fiqh


 Melahirkan ilmu tafsir Al-Qur'an dan Pengaturannya dari ilmu
hadits.
 Melahirkan Ilmuwan ilmuwan seperti Al-Khawarizmi penemu
aljabar dan angka nol, Ar-Razi seorang yang ahli di bidang
kedokteran yang berhasil menemukan penyakit campak dan cacar,
di bidang filsafat lahir ilmuwan yang terkenal yaitu Al-Kindi.
 Berhasil menerjemahkan buku-buku berbahasa Yunani, Persia,
syiria dan India yang keilmuannya bisa dirasakan sampai
sekarang.
KESIMPULAN

 Al-Ma’mun memiliki peran yang sangat besar dalam pengembangan intelektual muslim.
Kecintaannya pada ilmu pengetahuan membuat dia mendorong para sarjana untuk
menterjemahkan ilmu pengetahuan Persia, Yunani, dan India ke dalam bahasa Arab,
kemudian memperkaya dan menyebarkan  tradisi Muslim tersebut. aktifitas
penerjemahan tersebut tidak berhenti hanya pada proses penterjemahan saja, akan tetapi
sebuah langkah dalam usaha menciptakan ilmu pengetahuan yang lahir dari rahim Islam
telah dibangun oleh sarjana-sarjana Muslim, seperti yang dilakukan Ibnu Sina. Al-
Ma’mun juga membangun Bait al-Hikmah yang telah menjadi pusat utama
penerjemahan dan kemahiran ilmu pengetahuan asing guna dipindahkan ke dalam
bahasa Arab. Sebagai sebuah lembaga yang menggabungkan antara; perpustakaan, biro
penerjemahan dan observatorium, Bait al-Hikmah telah menjadi symbol kekuatan
kekaisaran Abbasiyah. Selain itu, sebagai sebuah pusat penelitian, Bait al-Hikmah telah
berkonstribusi dalam pengembangan intelektual Muslim selama abad pertengahan.
Sungguh, Bait Al-Hikmah telah menjadi sebuah lembaga prestisius yang memberi tanda
atas kemegahan kekaisaran Abbasiyah kepada dunia.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai