Anda di halaman 1dari 40

Gelombang Cahaya

Nama Kelompok :

Yeremia Hanzael Hutapea


Raditya Rizky Fathurrochman
Athalia Rahel
Jesika Ernawati
Viola Indah
Gita Aurelia
Bab 11 Gelombang Cahaya

A. Sumber Cahaya D. Pembiasan Cahaya

B. Cahaya Merambat Lurus E. Penguraian Cahaya (Dispersi)

C. Pemantulan Cahaya F. Penyerapan Cahaya (Absorbsi)


A. Sumber Cahaya
Sumber Cahaya
Sumber cahaya adalah benda-benda yang dapat mengeluarkan cahaya sendiri.
Sumber cahaya terdapat 3 jenis, ada beberapa benda yang dapat mengeluarkan
cahaya sendiri, ada benda yang tidak dapat mengeluarkan cahaya sendiri, dan ada
benda yang hanya bisa memantulkan cahaya. Benda yang tidak dapat
mengeluarkan cahaya sendiri disebut benda gelap.

Contoh benda yang dapat mengeluarkan cahaya sendiri yaitu:

Matahari Bintang Kunang-Kunang


Contoh benda yang tidak bisa mengeluarkan cahaya sendiri yaitu:

Lilin Lampu

Contoh benda yang memantulkan cahaya yaitu:

Cermin Bulan Air dikolam


Cahaya Merambat
B. Lurus
Secara natural atau alamiah, cahaya akan memiliki arah rambatan
yang lurus. Ketika cahaya dihasilkan, maka cahaya akan bergerak
lurus mengenai objek terdekat sehingga cahaya tersebut bisa
dipantulkan, dibiaskan, disebar, atau diserap tergantung objek yang
dikenai oleh cahaya. Kita bisa membuktikanya dengan menyalakan
senter atau laser.

Cahaya akan dibiaskan ketika mengenai dua buah medium yang


berbeda kerapatanya. Medium adalah media yang dilewati cahaya
seperti air, udara, plastic, dan kaca. Setiap medium memiliki sifat
yang menyebabkan kecepatan cahaya berkurang ketika melewati
medium terusebut. Fenomena pembiasan cahaya ini terjadi pada
pensil yang tampak bengkok saat dimasukan ke dalam air.
Contoh kehidupan sehari-hari:

Senter yang menerangi Lampu kendaraan Cahaya dari jendela


ruang gelap
C. Pemantulan Cahaya
Pemantulan cahaya pada permukaan rata diamati pertama kali
oleh Willebrord Snellius dan dikenal sebagai Hukum
Snellius. Sinar yang berasal dari sumber cahaya disebut sinar
datang, sinar yang dipantulkan oleh cermin datar disebut sinar
pantul, dan garis yang tegak lurus dengan cermin disebut garis
normal

Hukum Pemantulan Cahaya


Poin penting hukum pemantulan cahaya atau
Hukum Snellius yaitu:
1.Sinar datang , garis normal (N), dan sinar
pantul (r)  terletak pada satu bidang datar
2. Besaran susdut datang (θi) sama dengan sudut
Pantul (θr) Sin i = Sin r
Macam-Macam Pemantulan Cahaya :

Pemantulan baur merupakan


Pemantulan teratur merupakan pemantulan
pemantulan dimana suatu berkas
dimana suatu berkas cahaya mengenai
cahaya mengenai bidang pantul yang
bidang pantul yang datar sehingga hasil
tidak datar sehingga hasil pantulnya
pantulnya menjadi arah yang teratur
tidak terarah
Contoh kehidupan sehari-hari:

Panorama gunung yang Kaca spion kendaraan


bayanganya terpantulkan oleh
permukaan air yang berada di
sekitar
Pemantulan pada Cermin Datar Rumus perbesaran bayangan pada cermin datar :
Cermin datar adalah cermin dengan permukaan datar dan halus
yang memantulkan berkas - berkas sejajar dengan cahaya datang
dalam bentuk permukaan yang datar. Berikut sifat-sifat cermin
datar:
- Bersifat semu (maya)
- Tegak dan berlawanan arah
- Ukuran bayangan sama dengan ukuran benda Rumus jumlah bayangan pada dua cermin datar :.
- Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan
- jarak benda pada cermin sama dengan jarak bayangan pada
cermin

Keterangan:
M = perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
S = jarak benda ke cermin
s’  = jarak bayangan ke cermin
n = jumlah bayangan
θ = sudut apit kedua crmin
Contoh cermin datar pada kehidupan sehari-hari:

Cermin Kaca jendela


Contoh Soal
Sebuah benda terletak di depan 2 buah cermin datar yang
membentuk sudut 60°. Tentukanlah jumlah bayangan yang
terbentuk.

Jawab:

Diketahui:
θ = 60°
n = – 1
n = – 1
n = 6 – 1
n=5

Jadi, jumlah bayangan yang terbentuk 5 buah.


Pemantulan pada Cermin Cekung
Cermin cekung merupakan salah satu jenis cermin sferis yang
memiliki permukaan pantulan melengkung ke dalam. Cermin
cekung juga memiliki sifat yang mampu mengumpulkan
cahaya atau konvergen yang juga disebut sebagai cermin
positif. Sifat konvergen dari cermin cekung juga
menjadikannya berbeda dengan cermin cembung yang
memiliki sifat divergen atau mampu menyebarkan cahaya
Posisi Objek Posisi Bayangan Ukuran Bayangan Sifat Bayangan
Diantara titik P dan F Di belakang Cermin Lebih besar dari objek Maya dan tegak
Di titik F Tak hingga Jauh lebih besar dari objek Nyata dan terbalik

Diantara titik C dan F Di belakang C Lebih besar dari objek Nyata dan terbalik
Di titik C Di titik C Sama besar dengan objek Nyata dan terbalik

Di belakang titik C Di antara titik F dan C Lebih kecil dari objek Nyata dan terbalik
Di titik tak hingga Di belakan cermin Jauh lebih kecil dari objek Nyata dan terbalik
Pemantulan pada Cermin Cekung
Pada cermin cekung, hubungan antara jarak benda (s) dan jarak
bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus (f). Hubungan
tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui Keterangan:


perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi benda s = jarak benda
atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan s’ = jarak bayangan
sebagai berikut. f = jarak fokus
R = jari-jari cermin
M = perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
Contoh cermin cekung pada kehidupan sehari-hari:

Teleskop Kaca mulut (Spiegel) Oftalmoskop


Contoh Soal
Benda setinggi 6 cm berada di depan cermin cekung yang
berjari-jari 30 cm. bila jarak benda ke cermin 20 cm, maka
tentukanlah perbesaran bayangan dan tinggi bayangan
Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |60/20|
M = 3x
Jadi, perbesaran bayangan benda adalah 3x dari benda aslinya.
Tinggi Bayangan
M = h’/h
3 = h’/6
h' = 3 × 6
h' = 18 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 18 cm.
Pemantulan pada Cermin cembung
Cermin cembung (konveks) adalah cermin lengkung yang bagian
luarnya dapat memantulkan cahaya. Cermin cembung disebut juga
cermin negatif dan cermin divergen. Disebut cermin negatif karena
titik pusat kelengkungan cermin dan titik fokus berada di belakang
cermin yang merupakan titik potong perpanjangan sinar-sinar pantul
dari berkas sinar datang yang sejajar.
Sifat-sifat pada cermin cembung yaitu :
- Bersifat semu (maya)
- Bayangan tegak dan diperkecil

Nilai fokus dan pembesaran pada cermin cembung nilai


jarak fokus (f) ke cermin dapat dihitung dengan mengetahui
jarak dari objek ke cermin (s) dan jarak dari bayangan ke
cermin (s). Hubungan ketiga besaran tersebut dinyatakan
dengan persamaan berikut.
Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi bayangan dengan
tinggi benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
M = perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda

Tinggi bayangan akan bernilai positif untuk bayangan maya dan bernilai negatif untuk bayangan nyata.
Nilai negatif pada pembesaran bayangan mengindikasikan bahwa bayangan yang dihasilkan adalah
bayangan nyata. Begitu juga sebaliknya, nilai positif pada pembesaran bayangan mengindikasikan
bahwa bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya..
Contoh cermin cembung pada kehidupan sehari-hari:

Kaca spion Convex Mirror


Contoh Soal
Benda setinggi 10 cm, berada di depan cermin cembung yang memiliki jari-jari 80 cm. Bila
jarak benda 60 cm, maka tentukan letak bayangan
Jawab:
Penyelesaian:
■ Jarak bayangan
Diketahui:
1
/f = 1/s + 1/s’
h = 10 cm 1
/−40 = 1/60 + 1/s’
s = 60 cm 1
/s’ = 1/−40 − 1/60
R = 80 cm = −80 cm (dibelakang cermin)
f = ½R = ½(−80 cm) = −40 cm
1
/s’ = −3/120 − 2/120
Ditanyakan: s’ 1
/s’ = −5/120
s' = 120/−5
s' = −24 cm
Jadi, bayangan benda berada di belakang cermin pada jarak
24 cm.
D. Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa
perubahan arah rambat cahaya ketika
berpindah dari satu medium ke medium lain
yang kerapatan optiknya berbeda. Beberapa
jenis medium yang biasa digunakan sebagai
media perambatan cahaya di antaranya udara,
kaca, dan air

Fenomena pembiasan cahaya dijelaskan dengan Hukum Snellius sebagai berikut :


1. Sinar datang , garis normal (N), dan sinar pantul (r)  terletak pada satu bidang datar
2. Hubungan antara sudut datang sudut bias dengan indeks bias medium adalah sin 1 = sin r
Proses Pembiasan Cahaya

Ketika cahaya datang dari udara (medium 1) ke kaca (medium 2), maka
cahaya akan dibelokkan atau dibiaskan. Titik pertemuan antara udara
dengan kaca menunjukkan sinar tidak tegak lurus, tetapi sinar akan
berbelok. Hal ini dikarenakan cahaya melewati 2 medium yang berbeda
>> Medium 1 adalah medium yang digunakan oleh sinar datang yang
disebut medium sinar datang.
>> Medium 2 adalah medium di mana pembiasan terjadi yang disebut
dengan medium sinar bias.
>> Garis putus-putus pada titik pertemuan kedua medium dinamakan garis
normal.
1. Indekas Bias Medium
Indeks bias medium adalah nilai yang menunjukkan kemampuan medium untuk mempengaruhi
kecepatan cahaya. Secara matematis indeks bias medium (n) dinyatakan dalam persamaan berikut

Hubungan antara sudut datang dan sudut bias dengan indeks bias medium dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut
Contoh Soal
Emat sedang melakukan eksperimen untuk menentukan kecepatan cahaya di
dalam etil alkohol. Ia melepaskan seberkas cahaya pada permukaan cairan etil
alkohol. Jika indeks bias mutlak etil alkohol (n = 1,36) dan kecepatan cahaya di
udara 3 x 108 m/s, berapakah cepat rambat cahaya di dalam etil alkohol tersebut?

Penyelesaian:
Diketahui:
n = 1,36
c = 3 x 108 m/s
Ditanyakan: v = ?
Jawab:
n = c/v
v = c/n
v = 3 x 108/1,36
v = 2,2 x 108 m/s
Jadi, cepat rambat cahaya di dalam etil alkohol adalah
sebesar 2,2 x 108 m/s
2. Pengertian dan Jenis Lensa
Untuk dapat melihat fenomena pembiasan, anda membutuhkan lensa. Lensa
adalah alat optik yang memiliki 2 titik fokus pada setiap sisinya.

Perbandingan cermin dan Lensa :

Cermin Lensa
Kaca dengan bagian permukaan Kaca atau plastic transparan yang
belakang berwarna keperakan yang memiliki dua permukaan
dapat memantulkan cahaya
Dapat berbentuk datar atau Biasanya minimal salah satu
melengkung permukaanya berbentuk melengkung
Prinsip kerja cermin menggunakan Prinsip kerja lensa menggunakan
hokum pemantulan hokum pembiasan
Jenis Lensa
Berikut ini terdapat beberapa jenis lensa yang biasa digunakan
pada alat optik yaitu :
1. Lensa cekung adalah lensa divergen yang dapat
menyebarkan cahaya ke segala arah
2. Lensa cembung adalah lensa konvergen yang dapat
memusatkan cahaya
3. Lensa silinder adalah lensa yang memiliki kelengkungan
dalam satu arah
4. Lensa fresnel adalah lensa yang memiliki permukaan
seperti cincin yang sempit
5. Lensa indeks gradien adalah lensa dengan permukaan
datar namun tersusun sebagai indeks bias
6. Lensa lecticular adalah lensa yang tersusun dari beberapa
lensa dengan ukuran kecil atau mikro
7. Lensa Aksikon adalah lensa dengan permukaan kerucut
3. Kekuatan Lensa
kekuatan sebuah lensa bergantung pada jarak fokus lensa tersebut.
Kekuatan lensa didefinisikan sebagai kemampuan sebuah lensa untuk
mengumpulkan atau menyebarkan cahaya. Kekuatan lensa berbanding
terbalik dengan jarak fokusnya. Jika jarak fokus lensa besar maka
kekuatan lensanya kecil, sedangkan jika jarak fokusnya kecil maka
kekuatan lensanya besar. Secara matematis kekuatan lensa dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Contoh Soal
Sebuah benda berdiri tegak sejauh 30 cm di depan sebuah lensa tipis konvergen. Ternyata
bayangan bendanya berada pada jarak 15 cm di belakang lensa. Tentukan kekuatan lensa
tersebut.

Penyelesaian:
Diketahui:
s = 30 cm
s’ = 15 cm

Ditanyakan: P = ?
Jawab:
Hal pertama yang harus dicari yakni jarak fokus lensa
tersebut dengan menggunakan rumus:
1/f = 1/s + 1/s’
1/f = (1/30 cm) + (1/15 cm) P = 1/f
1/f = 1/30 + 2/30 P = 1/0,1 m
1/f = 3/30 P = 10 dioptri.
1/f = 1/10 Jadi kekuatan lensa tersebut sebesar 10 dioptri.
f = 10 cm = 0,1 m
E. Penguraian Cahaya
Penguraian Cahaya
Kecepatan cahaya yang berbeda yang melalui medium yang sama dikenal dengan penguraian
cahaya (dispersi). Di ruang angkasa atau bahkan di udara, kecepatan cahaya adalah sama.
Oleh karena itu, cahaya tidak diuraikan. Fenomena alam seperti pelangi adalah salah satu
contoh penguraian cahaya (dispersi).

Pelangi Gelembung sabun Tumpahan bensin


1. Dispersi pada Sebuah Prisma
Newton menggunakan prisma untuk menjelaskan proses dispersi
pada cahaya. Cahaya putih ditembakkan ke dalam prisma pada sudut
tertentu. Hal ini menyebabkan sinar datang akan masuk ke dalam
prisma dengan sudut yang berbeda-beda. Perbedaan sudut-sudut
tersebut menyebabkan kecepatan cahaya pada prisma berbeda-beda
dan menghasilkan penguraian cahaya purih menjadi cahaya
monokromatik dengan warna yang berbeda-beda, yaitu merah,
jingga,kuning, hijau, biru, nila,ungu.

2. Sudut Deviasi
Ketika sinar monokromatik datang ke titik A, maka akan terjadi
pembiasan cahaya ke titik C di dalam prisma dan selanjutnya keluar
dari tink C. Ketika Anda akan membuat garis normal pada titik A dan
titik C, lalu Anda hubungkan perpanjangan garis normal tersebut,
sehingga titik temu dari kedua garis normal tersebut adalah titik B.
Sudut yang terbentuk dari perpanjangan sinar yang keluar di titik C dan
masuk dari titik A yaitu di titik D. Hasil perpanjangan titik tersebut
membentuk sebuah sudut yang disebut deviasi (δ)
Ketika anda mendapatkan nilai sudut deviasi Contoh Soal
terkecil, maka sudut tersebut dinamakan sudut
deviasi minimum
Seberkas sinar di udara menuju sebuah prisma
sama sisi yang memilikinilai indeks bias 1,5
dengan sudut datang pembias prisma 60°.
Tentukan sudut deviasi minimum yang terjadi!
F. Penyerapan Cahaya
Penyerapan Cahaya
Penyerapan atau absorpsi cahaya terjadi ketika sebuah objek yang terkena cahaya yang tersusun dari
panjang gelombang tertentu tidak memantulkan cahaya atau meneruskan yang diterimanya. Penyerapan
cahaya adalah proses di mana cahaya diserap dan diubah menjadi energi. Misalnya pada proses
fotosintesis tumbuhan yang menyerap cahaya matahari sebagai bahan bakar untuk menghasilkan
oksigen. Marahari sebagai salah satu sumber

Tumbuhan Benda / Objek


melakukan Proses yang berwarna
Fotosintesis hitam
THANKS

Anda mungkin juga menyukai