Anda di halaman 1dari 32

1

M AT E R I 1 A

Pengkajian Faktor Risiko


Penyakit Tidak Menular
Untuk Orientasi Kader Posyandu PTM di Puskesmas lokus Affodability Project

Didukung oleh
2

Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

2. Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

3. Pengisian Kuesioner PUMA

4. Wawancara Faktor Risiko PTM

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
3

Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

1. Penyakit Diabetes Melitus


2. Penyakit Hipertensi
3. Penyakit Jantung
4. Penyakit Stroke
5. Penyakit Kanker
6. Thalasemia

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
4

Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

2. Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

3. Pengisian Kuesioner PUMA

4. Wawancara Faktor Risiko PTM

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
5

Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

2. Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

1. Penyakit Diabetes Melitus 9. Thalasemia


2. Penyakit Hipertensi 10. Lupus
3. Penyakit Jantung 11. Gangguan Penglihatan
4. Penyakit Stroke 12. Gangguan Pendengaran
5. Penyakit Asma 13. Gangguan mental emosional
6. Penyakit Kanker 14. disabilitas
7. Kolesterol tinggi
8. PPOK

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
6

Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

2. Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

3. Pengisian Kuesioner PUMA

4. Wawancara Faktor Risiko PTM

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
7

Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

2. Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

3. Pengisian Kuesioner PUMA

Tujuan : deteksi dini Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Sasaran
• Usia ≥ 40 tahun
• Mempunyai riwayat paparan: asap rokok, polusi udara, lingkungan tempat kerja
• Mempunyai gejala dan keluhan batuk berdahak, sesak nafas, gejala berlangsung lama umumnya semakin
memberat

 Skor < 7 : Risiko rendah PPOK


Interpretasi
 Skor > 7 : Risiko tinggi PPOK, lakukan pemeriksaan spirometri
Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
8

KUESIONER PUMA

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
9

KUESIONER PUMA

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
10

Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

2. Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

3. Pengisian Kuesioner PUMA

4. Wawancara Faktor Risiko PTM

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
11 1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

Pengkajian
2.
Faktor Risiko PTM
Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

3. Pengisian Kuesioner PUMA

4. Wawancara Faktor Risiko PTM

• Tanyakan pola konsumsi gula • Tanyakan pola konsumsi sayur buah


Apakah peserta menambahkan gula pada makanan/ Apakah peserta makan sayur dan atau buah
minuman yang dikonsumsi > 4 sendok makan dalam kurang dari 5 porsi sehari
sehari
• Tanyakan pola aktifitas fisik
• Tanyakan pola konsumsi garam Apakah peserta melakukan aktivitas fisik 30
Apakah peserta menggunakan garam pada makanan menit per hari selama 5 hari atau 150 menit per
yang dikonsumsi > 1 sendok teh dalam sehari minggu

• Tanyakan pola konsumsi lemak • Tanyakan apakah mengkonsumsi alkohol dalam


Apakah peserta konsumsi makana yang diolah dengan waktu 1 bulan terakhir
minyak/ lemak/ margarin > 5 sendok makan dalam
sehari

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
12

M AT E R I 1 B

Pengukuran Faktor Risiko


Penyakit Tidak Menular
Untuk Orientasi Kader Posyandu PTM di Puskesmas lokus Affodability Project

Didukung oleh
13

Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
14

Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

Obesitas Umum dan Obesitas Sentral Sasaran : usia ≥ 15 tahun

OBESITAS
1 OBESITAS UMUM 2
SENTRAL

Obesitas umum diukur berdasarkan Obesitas Sentral dihitung


pengkategorian IMT berdasarkan pengukuran
Lingkar Perut
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
15

Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

1. Pengukuran Berat Badan


2. Pengukuran Tinggi Badan
3. Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT)
4. Pengukuran Lingkar Perut

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
16

Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

1. Pengukuran Berat Badan


Kondisi/syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau digital,
yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
- Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka sampai
menunjukkan angka nol.
- Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala

Cara pengukuran:
1. Klien berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal mungkin, tidak
membawa beban atau benda apa pun, dan tanpa alas kaki.
2. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak lurus
dengan jarum penunjuk angka timbangan.

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
17

Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

2. Pengukuran Tinggi Badan


Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah
dikalibrasi/ditera terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke
atas sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.

Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka di bagian jari kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding, posisi kepala tegak, pandangan
mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
18

Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

3. Pengukuran Lingkat Perut

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
19

Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

4. Menentuan Indeks Massa Tubuh (IMT)


Klasifikasi IMT Lingkar Perut dan Risiko PTM
Kategori IMT Lingkar Jenis Risiko PTM
Perut Kelamin
Kekurangan berat badan tingkat
Sangat Kurus < 17,0 ≥ 90 cm Laki-laki Meningkat
berat
Kekurangan berat badan tingkat ≥ 80 cm Perempuan Meningkat
Kurus 17 - < 18,5
ringan
Normal   18,5 - 25,0
Kelebihan berat badan tingkat
Gemuk (Overweight) > 25,0 - 27,0
ringan
Kelebihan berat badan tingkat
Obese > 27,0
berat

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
20

Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
21

Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

Sasaran
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran • Anak Usia 7-15 tahun
• Penduduk usia >15 tahun

1 Indera Penglihatan 2 Indera Pendengaran


• Pemeriksaan tajam pendengaran dengan menggunakan metode
• Pemeriksaan tajam penglihatan menggunakan
berbisik
metode hitung jari, dan/atau
• Pemeriksaan menggunakan metode E-tumbling
Penilaian :
yakni mengukur ketajaman penglihatan
• Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS pemeriksaan,
seseorang dari jarak 6 meter.
• Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK LULUS dan
disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
menggunakan audiometri.

21
Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
22

Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

1. Pemeriksaaan Indera Penglihatan


2. Pemeriksaan Indera Pendengaran

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
23

Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

1. Pemeriksaaan Indera Penglihatan


LANGKAH 1
MEngambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari orang yang
akan diperiksa.
Yang perlu diperhatikan:
 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat
melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau dengan
pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada sorotan
lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
24

Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

1. Pemeriksaaan Indera Penglihatan


LANGKAH 2
Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan telapak tangan,
kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada mata kiri.

Yang perlu diperhatikan:


 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh lebih tinggi atau
lebih rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu mata yang tidak
diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip dari sela jari
tangan) dan tidak boleh menekan bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari tidak boleh
berurutan

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
25

Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

1. Pemeriksaaan Indera Penglihatan


LANGKAH 3
Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut-turut pada masing-masing mata.

Yang perlu diperhatikan:


 Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata
 Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar dalam hitung jari 3 kali
berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah maka dicurigai
mempunyai gangguan penglihatan.

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
26

Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

1. Pemeriksaaan Indera Penglihatan


LANGKAH 4
Jika ditemukan ada gangguan maka dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
27

Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

2. Pemeriksaaan Tajam Pendengaran/Tes Berbisik


•Gambar 1.Posisi Pemeriksaan
•Persiapan :
•Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising. Ruangan
sunyi, jarak pemeriksaan 1 meter.

•Pemeriksaan :
1. Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang yang
•Gambar 2. Masking telinga yang tidak diperiksa
akan diperiksa.
2. Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking yaitu
menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga bagian
depan yang dekat dengan pipi) kemudian menggesek-gesek
sehingga timbul bunyi.

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
28

Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

2. Pemeriksaaan Tajam Pendengaran/Tes Berbisik


•Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada pemeriksaan
•Pemeriksaan : telinga kanan
3. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan terlebih dahulu. Posisi
kepala pemeriksa menjauh dari telinga yang diperiksa.
4. Pemeriksa membisikkan kata-kata yang terdiri dari dua suku kata
seperti mata, kaki, muka, susu, kaca dan meminta orang yang
diperiksa untuk mengulang kembali kata-kata tersebut.
5. Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung huruf lunak yang •Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata.
terdiri dari frekuensi rendah dan huruf desis yang terdiri dari
frekuensi tinggi. Berikut daftar kata-kata yang digunakan untuk
Tes Bisik Modifikasi.

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
29

Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

2. Pemeriksaaan Tajam Pendengaran/Tes Berbisik

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
30

Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

2. Pemeriksaaan Tajam Pendengaran/Tes Berbisik


•Pemeriksaan :
6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan langkah-langkah
yang sama. Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri, maka telinga
kanan dilakukan masking.

•PENILAIAN :
- Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%, maka dinyatakan
lulus dari pemeriksaan.
- Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%, maka
dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut menggunakan audiometri. Segera bawa ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk diperiksa kembali pendengarannya lebih
lanjut.
Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
31

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes
32

TERIMA KASIH

Orientasi
Pelatihan KaderPengelolaan
Terakreditasi: Posyadu PTMMelitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Diabetes

Anda mungkin juga menyukai