Anda di halaman 1dari 41

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus (DM) dan

Gangguan Metabolik pada Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Pandu


PTM)
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
AINAN RAENA NAS
DEPARTEMEN IKM/IKK FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS
Target Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/
Sustainable Development Goals (SDGs)

Tahun 2030

Target 3.4:
Pada tahun 2030, penurunan sepertiga kematian dini karena Penyakit Tidak Menular (PTM)
Fokus Pada 4 PTM Utama Penyebab 60% Kematian: DM, Kardiovaskuler, Kanker, PPOK
dan Pengendalian 4 Faktor Risiko Bersama yang Dapat Mencegah PTM Sampai 80%: Diet
Tidak Sehat, Kurang Aktivitas Fisik, Merokok, Mengkonsumsi Alkohol
Tantangan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/
Sustainable Development Goals (SDGs)
1. Industrialisasi, globalisasi, kemajuan
teknologi
2. Orang kurang bergerak dan kurang waktu
berolahraga era digital
3. Makan terlalu berlebihan dan tidak sehat
(kurang sayur buah, tinggi Gula Garam
Lemak)
9 Target Global Pengendalian PTM yang
Dilakukan oleh Pemerintah hingga tahun 2025

1. Penurunan Kematian akibat PTM (penyakit jantung, DM, atau paru kronik 25%
2. Penurunan konsumsi tembakau 30%
3. Peningkatan diabetes/obesitas sebesar 0%
4. Penurunan konsumsi alcohol 10%
5. Penurunan asupan garam 30%
6. Penurunan kurang aktifitas fisik 10%
7. Cakupan pengobatan esensial dan teknologi untuk pengobatan PTM 80%
8. Penurunan tekanan darah tinggi 25%
9. Cakupan terapi farmakologis dan konseling mencegah serangan jantung dan stroke 50%
Pengertian:
Penyakit Tidak Menular (selanjutnya disingkat PTM)
adalah penyakit yang perkembangannya berjalan
Permenkes perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronik)
Nomor 71 Tahun
2015 tentang
Penanggulangan Upaya Promotif :
Penyakit Tidak Untuk memenuhi target maka dilakukan beberapa
Menular upaya promotif sebagai bentuk pengendalian PTM.
Pemerintah memiliki program unggulan yaitu seperti
menyediakan Posbindu PTM, dan Kampanye
CERDIK

Upaya Preventif:
a. Primer: Mengurangi faktor risiko, perlindungan diri dan proteksi khusus
seperti vaksinasi HPV
b. Sekunder: Kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit.
c. Tersier: Mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup penderita
yang mengalami sakit berat, dengan rehabilitative, paliatif, termasuk
tatalaksana kasus dan respon cepat terhadap kegawatan PTM
Upaya Promotif PTM
Sepuluh Penyebab Kematian Utama (Semua Umur) Sample
Registration System (SRS) Indonesia, 2014
Di USA, dalam 24 jam berikutnya, 5.258 pasien akan menderita diabetes
• Akan ada 1.104 kasus baru retinopati diabetic, yang
dapat menyebabkan kehilangan penglihatan
• 133 pasien akan memulai dialysis
• 180 pasien akan menjalani amputasi
Tahun 2030, 7 dari 10 Negara Terbanyak Pasien DM berada di Asia
2000 2030

Ranking People with People with


Country DM Country DM
(millions) (millions)
1 India 31,7 India 79,4
2 China 20,8 China 42,3
3 USA 17,7 USA 30,3
4 Indonesia 8,4 Indonesia 21.3
5 Japan 6,8 Pakiztan 13,9
6 Pakiztan 5,2 Brazil 11,3
7 Russian Fed. 4,6 Bangladesh 11,1
8 Brazil 4,6 Japan 8,9
9 Italy 4,3 Philippines 7,8
10 Bangladesh 3,2 Egypt 6,7
DM dan Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

Gangguan
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Metabolik Klasifikasi:
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Defisiensi insulin absolut akibat destruksi sel beta. Penyebab: infeksi
virus dan idiopatik.
2. Diabetes Melitus tipe 2
Defisiensi insulin secara relatif
3. Diabetes Melitus Tipe lain
Defek genetik fungsi sel beta
Defek genetik kerja insulin
Penyakit eksokrin pankreas
Endokrinopati
Karena obat/zat kimia
4. Diabetes Melitus Kehamilan (Gestasional)
Tanda dan Gejala DM: Kriteria Diagnosis DM:

Keluhan Klasik, yaitu:


• Sering kencing (poliuri)
• Cepat lapar (polifagia)
• Sering haus (polidipsi)

Keluhan lainnya, yaitu:


• Kesemutan
• Gatal di daerah genitalia
• Keputihan pada wanita (flour
albus)
• Luka sulit sembuh
• Bisul yang hilang timbul
• Penglihatan kabur
• Cepat lelah
• Mudah mengantuk
• Disfungsi ereksi
Skrining DM Tipe 2:

Faktor risiko
• Usia ≥ 45 tahun
• Mereka yang < 45 tahun tetapi dengan:
• Obesitas, IMT ≥ 25kg/
• Riwayat keluarga diabetes – ayah atau ibu
• Pernah GPT atau TGT
• Wanita pernah DM Gestasional, melahirkan > 4kg bayi
• Kurang aktifitas fisik
• Hipertensi ≥ 140/90 mmHg
• HDL kolestrol ≤ 35mg/dL dan atau trigliserida ≥ 250mg/dL
• PJK atau Stroke
Skrining DM Tipe 2:
Dengan Pemeriksaan Glukosa Plasma Puasa
Subyek

Glukosa Plasma Puasa (mg/dL)

< 100 100 - 125 ≥ 126

Normal Glukosa darah puasa terganggu (GDPT): DM

Tes toleransi glukosa oral (TTGO)

< 140 140-199 ≥ 200

Normal Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) DM


Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok
prediabetes yang meliputi toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT):
• GDPT: Hasil pemeriksaan plasma puasa antara 100-125 mg/dL dan pemeriksaan tes toleransi glukosa
oral (TTGO) glukosa plasma 2-jam <140 mg/dL
• TGT: Hasil pemeriksaan glukoasa plasma 2-jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dL dan glukosa
plasma puasa < 100 mg/dL
• Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT
• Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan
angka 5,7%-6,4%

Kedua kondisi GDPT dan TGT sangat meningkatkan risiko DM


Cara Pelaksanaan tes toleransi glukosa oral (TTGO):
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

01 Primer: Mengetahui Faktor Resiko PTM Terintegrasi di Puskesmas (Pandu PTM)

Package of Essential Noncommunicable (PEN) WHO


• Peningkatan Tatalaksana Faktor Risiko Utama (Konseling berhenti
merokok, konsumsi alkohol, Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas, dan lainya)
di Fasilitas pelayanan dasar (Puskesmas, dokter keluarga, praktek swasta)
• Sepuluh (10) persen penduduk usia >15 th diwilah kerja Puskesmas
mengikuti kegiatan Posbindu PTM
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

01 Primer: Mengetahui Faktor Resiko PTM Terintegrasi di Puskesmas (Pandu PTM)

• Tatalaksana
Terintegrasi
Hipertensi dan
Diabetes melalui
pendekatan Faktor
Risiko
• Prediksi berisiko
penyakit jantung
dan stroke dengan
Charta WHO PEN
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder: Deteksi Dini Penyakit

• Wawancara
• Apa saja yang harus dicatat,
menyesuaikan variabel yang
tertera dalam Buku Monitoring
Faktor Risiko PTM, sebagai
catatan individual
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder: Deteksi Dini Penyakit

• Pengukuran FR PTM
• Tinggi Badan
1. Pastikan alat tsb pada lantai yang datar.
2. Lepas alas kaki, topi, kopiah, sanggul
3. Posisi orang yang diukur dari kepala hingga kaki menempel rapat pada alat pengukur.
4. Pandangan mata menghadap ke depan, tidak menunduk.
5. Tarik alat pengukur ke atas dan pastikan tepat menempel pada kepala.
6. Baca & catat angka yang tertera pada alat.
7. Bila pengukur lebih pendek, harus berdiri di bangku supaya pembacaan hasil benar
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder: Deteksi Dini Penyakit

• Pengukuran FR PTM
• Berat Badan
1.Letakkan timbangan pada lantai yang datar
2. Pastikan jarum tepat pada angka 0 “nol”.
3. Orang yang diukur berdiri tegak, lutut lurus (tidak ditekuk), tangan lurus ke bawah
menghadap ke dalam dan merapat pada samping tubuh, kepala menghadap ke depan
dengan pandangan mata lurus ke depan sejajar telinga dan tidak bergerak.
4. Baca & catat angka yang tertera pada timbangan
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder: Deteksi Dini Penyakit


Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder: Deteksi Dini Penyakit

• Pengukuran FR PTM
• Lingkar Perut
1. Tetapkan batas tepi tulang rusuk paling bawah (beri tanda titik dengan spidol) → bagian kiri
2. Tetapkan batas atas ujung lengkung tulang pangkal panggul (beri tanda titik dengan spidol).
3. Ambil titik tengah (diantara keduanya; point 1 dan 2) dan beri tanda titik dengan spidol.
4. Lakukan pada sisi tubuh yang lain (bagian Kanan).
5. Lakukan pengukuran pada saat akhir mengeluarkan nafas.
6. Lakukan pengukuran dimulai dari bagian kiri secara sejajar mendatar ke kanan melingkari
pinggang melewati perut dan sampai ke bagian kiri.
7. Baca & catat angka yang tertera pada alat ukur
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder: Deteksi Dini Penyakit


Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder:
Deteksi Dini
Penyakit

• Pemeriksaan
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder:
Deteksi Dini
Penyakit

• Pemeriksaan
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder:
Deteksi Dini
Penyakit

• Pemeriksaan
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder:
Deteksi Dini
Penyakit

• Pemeriksaan
Upaya Preventif PTM
Pada DM dan Gangguan Metabolik

02 Sekunder:
Deteksi Dini
Penyakit

• Pemeriksaan
*SCM (Supply Chain Management)
1. Edukasi (Jaga Berat Badan
5 Pilar di Era Pandemi
dan Perawatan Mandiri)
sebagai Langkah
2. Aktivitas Fisik antisipatif bagi
3. Pengaturan Makan penderita Diabetes
(Tatalaksana Gizi)
4. Terapi Farmakologi
5. Self-Monitoring of Blood
Glucose (SMBG), Swa-
Monitor Glukosa Darah
(SMGD)
01 Edukasi (Jaga Berat Badan dan Perawatan Mandiri)

1. Jaga Berat Badan


2. Banyak gerak
3. Kurangi pakai remote
4. Kurangi Cemilan
5. Setelah parkir/makan, lakukan jalan kaki
02 Aktivitas Fisik

Metode F-I-T :
1. Frekuensi 30 menit per hari (4-5 hari
seminggu)
2. Intensitas sedang, denyut nadi = 70x/mnt,
berkeringat
3. Tipe Aerobik, paling mudah jalan kaki
03 Pengaturan Makan (Tatalaksana Gizi)

Metode 3 J:
1. Jumlah
2. Jenis
3. Jadwal

Metode Model Piring:


1. 1 piring dibagi 4 sajian
2. 2 sajian sayur
3. 1 sajian nasi/pengganti
4. 1 sajian daging/pengganti
04 Terapi Farmakologi

1. Obat Hipoglikemik Oral


Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5 golongan:
a) Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonylurea dan
glinid
b) Peningkat sensitivitas terhadap insulin: Metformin dan
tiazolidindion
c) Penghambat gluconeogenesis (metformin)
d) Penghambat absorbs glukosa: penghambat glucosidase alfa
e) DPPIV Inhibitor

2. Suntikan
a) Insulin
b) Agonis GLP1/incretin mimetic

3. Terapi Kombinasi
Bersamaan dengan pengaturan diet dan kegiatan
jasmani, bila perlu dilakukan pemberian OHO tunggal
atau kombinasi OHO sejak dini
Self-Monitoring of Blood Glucose (SMBG), Swa-
05 Monitor Glukosa Darah (SMGD)

3 Langkah SMBG/SMGD:
1. Tes glukosa darah (dengan glucometer)
2. Catat dan interpretasi hasil (dengan logbook)
3. Pengaturan / adjustment terapi (oleh dokter)
“Pemantauan Glukosa
Mandiri (PDGM)”

PDGM terstruktur adalah PDGM yang


dilakukan pada waktu-waktu tertentu
sesuai dengan regimen pengobatan
masing-masing penyandang diabetes
dan kemudian dianalisis untuk
merencanakan penyesuaian regimen
pengobatan dan atau gaya hidup

Manfaat PDGM:
• Memperbaiki pencapaian kendali glukosa darah
• Menurunkan morbiditas dan mortalitas
• Menghemat biaya kesehatan jangka Panjang yang terkait dengan komplikasi akut maupun kronik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai