Anda di halaman 1dari 42

KONSULTASI GIZI

SEMESTER 6 – 2021/2022
PS – S1 ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UPN VETERAN JAKARTA
DOSEN

▪Prof. Dr. SITI MADANIJAH, MS.


▪+628128070209
▪smadanijah@gmail.com
▪S1 : Jurusan Agronomi/Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB
▪S2-S3: Ilmu Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga. SPS IPB
▪Community Nutrition, Nutrition
Education and Behavior Change.
▪Dep Gizi Masyarakat, FEMA IPB;
Purnabakti per 1 Desember 2019
KONSULTASI GIZI
PADA PENDERITA PENYAKIT KRONIS
Prof Dr Ir Siti Madanijah, MS PS – S1 ILMU GIZI
18 April 2022 FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UPN VETERAN JAKARTA
DAFTAR PUSTAKA

Cornelia, Sumedi E, Anwar I, Ramayulis


R, Iwaningsih S, Kresnawan T,
Nurlita H. 2013. Konseling Gizi.
Jakarta. Penebar Plus.
Sukraniti, DP., Taufiqurrahman, Iwan S.
2018. Bahan Ajar Gizi: Konseling
Gizi. Jakarta, Pusat Pendidikan
SDM Kesehatan- Kemenkes.
Supariasa, I D N. 2012. Pendidikan dan
Konsultasi Gizi. Terbitan pertama,
Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran.
▪ Istilah penyakit kronis digunakan untuk
menggambarkan suatu penyakit yang bisa
diderita dalam kurun waktu lama,
biasanya lebih dari 6 bulan atau bahkan
bertahun-tahun.
Penyakit kronis kadang tidak
menimbulkan gejala pada tahap awal dan
gejala baru muncul ketika penyakit
tersebut mulai memburuk atau semakin
parah.

Selain dari durasi waktu, penyakit


Penyakit ini bisa saja timbul sewaktu-waktu kronis menyebabkan adanya
secara berulang, dalam waktu yang lama, penurunan kondisi pengidapnya
dan dapat bertambah parah dalam jangka secara bertahap. Penyakit kronis
waktu tertentu. merupakan indikasi penyakit yang
berbahaya
Beberapa Contoh Penyakit
Kronis

PENYAKIT DIABETES PENYAKIT


OSTEOAR
KANKER TRITIS
MELLITUS. PARU KRONIK

PENYAKIT OSTEOPOROSIS
GANGGUAN GANGGUAN
JANTUNG GINJAL PADA SISTEM
KORONER DEGENERASI
SARAF
IMUNITAS
(PARKINSON,
DEMENSIA)
PERBEDAAN PENYAKIT KRONIS DAN AKUT

KRONIS AKUT
1. sudah terjadi dalam waktu yang lama 1. terjadi dalam waktu singkat.
2. awalnya muncul dengan gejala ringan/ 2. Gejala muncul secara tiba-tiba
tanpa gejala, tetapi bisa berkembang
secara perlahan dan semakin parah 3. Umumnya disebabkan infeksi virus
atau bakteri, tetapi bisa juga oleh
3. Penyebab pola hidup yang kurang sehat insiden
(pola makan, aktivitas fisik, konsumsi
alcohol/rokok. 4. Penanganan/Tindakan untuk
penyembuhan secara total
4. perawatan yang diberikan hanya
sebatas untuk mengurangi rasa sakit
PENTINGNYA KONSULTASI GIZI

Penderita penyakit kronis perlu


mendapat pelayanan konseling
gizi agar klien dapat merubah
perilakunya ke arah mendukung
kesembuhannya dan tidak
memperparah keadaan
penyakitnya.
KONSELING GIZI PADA
PENDERITA PENYAKIT
KRONIS
Prinsip Konseling Gizi

1. Membangun
Dasar-dasar 5.
konseling 3. Membangun
Menegakkan komitmen
Diagnosis Gizi

2.
Melakukan 4. 6.
pengkajian Gizi Merencanakan Monitoring dan
(Assessment Intervensi Gizi Evaluasi
Gizi)
Prinsip Konseling Gizi

1. Menyapa dan mengucapkan salam kepada klien


2. Menanyakan identitas klien, dan mempersilahkan
1. duduk
Membangun 3. Konselor meminta data terkait dengan penyakit klien
Dasar-dasar (misal: rekam medis; data laboratorium dll)
konseling 4. Menjelaskan kepada klien tentang kondisi yang dialami
berdasarkan data
5. Memohon Kerjasama dari klien untuk kelancaran
proses konseling
Prinsip Konseling Gizi

2.
Melakukan 1. Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan
pengkajian sebagai dasar perhitungan IMT.
Gizi 2. Kaji data laboratorium yang ada.
(Assessment 3. Kaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit.
Gizi) .
Prinsip Konseling Gizi

2.
Melakukan 4. Lakukan pengkajian identifikasi terhadap riwayat makan
pengkajian dengan metode food recall untuk mengetahui asupan
Gizi zat gizi klien dan food frequency untuk mengetahui pola
(Assessment dan kebiasaan makan klien.
Gizi) 5. Lakukan kajian data riwayat personal, yang meliputi
riwayat penyakit sebelumnya.
Prinsip Konseling Gizi

1. Domain Intake/Konsumsi, meliputi : Asupan energi, dan


zat gizi apakah mengalami kekurangan/kelebihan dari
3. kebutuhan
Menegakkan
Diagnosis Gizi 2. Domain Klinis/Fisik, meliputi : Apakah terjadi penurunan
BB, perubahan kadar Hb, dll
3. Domain Perilaku, meliputi : Pengetahuan tentang
penyakit, dan perilaku kebiasaan dari klien
Prinsip Konseling Gizi

1. Tetapkan tujuan diet berdasarkan masalah dan


4. diagnosis gizi
Merencanakan
Intervensi Gizi 2. Lakukan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
lainnya.
3. Tetapkan preskripsi diet
4. Isi form tentang diet yang diberikan kepada klien
Prinsip Konseling Gizi

1. Memperoleh komitmen dari klien untuk melaksanakan


diet yang direncanakan merupakan hal penting untuk
5. memotivasi klien melakukan perubahan perilaku yang
Membangun diharapkan.
komitmen 2. Untuk memperoleh komitmen, saran yang diberikan
kepada klien sebaiknya di diskusikan dengan klien agar
klien merasa happy dalam menjalankan
Prinsip Konseling Gizi

Untuk mengetahui keberhasilan proses konseling yang telah


diberikan, maka tentukan hasil yang diharapkan pada
6. kunjungan berikutnya, seperti:
Monitoring
dan Evaluasi a) Peningkatan asupan zat gizi makro (KH, protein)
b) Penurunan asupan zat gizi tertentu
c) Perubahan nilai zat-zat tertentu mencapai/menuju normal.
Prinsip Konseling Gizi pada
Penderita Penyakit Kronis

Untuk mengetahui keberhasilan proses konseling yang telah


diberikan, maka tentukan hasil yang diharapkan pada
kunjungan berikutnya, seperti:
6.
Monitoring d) Perubahan keluhan klinis
dan Evaluasi e) Catat proses konseling seperti: respons klien,
lamanya waktu konseling.
f) Akhiri sesi konseling dengan menyepakati
kunjungan konseling lanjutan
PENERAPAN
KONSELING GIZI PADA PENDERITA PENYAKIT
KRONIS : DIABETES MELITUS
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: Diabetes
Melitus
▪ Penyakit yang mengakibatkan glukosa darah tinggi
▪ 2 jenis yang umum: DM tipe 1 dan DM tipe 2.
▪ DM tipe 1: kondisi kronis saat pancreas memproduksi insulin sedikit atau
Gambaran tidak ada; sering disebut D M ketergantungan insulin; terdiagnosis saat
Umum DM anak-anak
▪ DM tipe 2 : kondisi kronis yang mempengaruhi tubuh memproduksi gula
darah. Faktor risiko: gaya hidup dan genetic. Hal yang tidak bisa
dikendalikan: usia, jenis kelamin, genetik; hal yang bisa dikendalikan:
Gaya hidup asupan gizi yang tidak baik, konsumsi minuman manis,
konsumsi lemak, kurang olahraga
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM tipe-2

1. 1. “Selamat pagi/siang bapak/ibu, mari silakan masuk”.


Membangun 2. “Saya Fitri (Nama konselor), ahli gizi yang bertugas saat ini”.
Dasar-dasar 3. “ Maaf… dengan bapak/ibu siapa? Setelah klien menyebutkan
konseling nama, (misalnya Bapak Anwar). lalu klien dipersilakan duduk”.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM tipe-2

4. Kemudian konselor meminta surat rujukan (bila ada), data


laboratorium, dan data lainnya
1. 5. Selanjutnya konselor menjelaskan tujuan dan proses
Membangun konseling berdasarkan diagnosis tersebut. Klien teriagnosis
Dasar-dasar pemyakit DM. Mohon maaf Bapak Anwar…… seperti yang
konseling tercantum pada catatan ini, bapak didiagnosis terkena
penyakit DM atau Diabetes mellitus atau kencing manis.
Perlu dijelaskan tentang penyakit DM dan peranan makanan atau
pengaturan diet dalam pengobatan Diabetes mellitus.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM tipe-2

6. Tekankan bahwa kelancaran konseling sangat tergantung


1. dari kerja sama klien. Misalnya dengan kalimat “Saya
Membangun berharap Bapak Anwar bersedia bekerja sama dan
Dasar-dasar
konseling memberikan informasi selengkapnya sehingga konseling
dapat berjalan lancar”.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM tipe-2

1. Lakukan pengukuran berat badan dan IMT, serta lingkar


2. pinggang. IMT dibandingkan dengan standar normal.
Melakukan Lingkar pinggang bandingkan dengan batas normal; pria =
pengkajian 90 cm, wanita = 80 cm.
Gizi 2. Kaji data biokimia/laboratorium dengan membandingkan
(Assessment hasil lab dg batas normal. Bagi penderita DM yang sering
Gizi) memiliki kadar gula darah puasa cenderung tinggi , kadar
gula darah 2 jam PP tinggi kadar gula darah sewaktu tinggi ,
profil lipid tinggi atau normal, HBA 1 c tinggi.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM tipe-2

2.
Melakukan
pengkajian
Gizi
(Assessment 3. Kaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis
Gizi) penyakit DM seperti hipoglikemi, hiperglikemi, dan
adanya luka yang terinfeksi (sembuh dalam waktu lama).
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM tipe-2

4. Lakukan pengkajian terhadap riwayat makan.


2. a. Gunakan metode food recall untuk mengetahui asupan zat
Melakukan gizi klien kemudian bandingkan dengan kebutuhan gizi saat
pengkajian ini, diketahui tingkat konsumsi/pemenuhan zat gizi klien
Gizi (data kuantitatif). Biasanya penderita DM mempunyai asupan
(Assessment karbohidrat dan lemak cenderung tinggi.
Gizi) b. Gunakan metode food frequency untuk mengetahui pola dan
kebiasaan makan klien (data kualitatif). Hasil kajian riwayat
makan berupa kebiasaan konsumsi makanan tertentu.
Penderita mempunyai kebiasaan menyukai makanan manis,
makanan sumber karbohidrat dan sumber lemak.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM TIPE-2

2. 5. Lakukan kajian data riwayat personal, yang meliputi riwayat


Melakukan penyakit keluarga apakah ada yang menderita DM, pola
pengkajian aktivitas fisik kurang, kebiasaan ngemil saat menonton tv
Gizi atau pola konsumsi makanan suplemen atau herbal.
(Assessment 6. Buat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi/diet
Gizi) berdasarkan kajian tersebut di atas. Proses ini memerlukan
waktu kurang lebih 10 menit . Sambil menunggu, persilakan
klien untuk membaca beberapa brosur yang berhubungan
dengan penyakit DM.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM tipe-2

3. 1. Domain Intake/Konsumsi,
Menegakkan Perhatikan Asupan/intake energi, karbohidrat dan lemak
Diagnosis Gizi dari klien saat ini, kemudian bandingkan dengan
kebutuhan saat ini. Biasanya penderita DM mempunyai
asupan energi, karbohidrat dan lemak cenderung lebih
tinggi dari kebutuhan.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM tipe-2

2. Domain Klinis/Fisik.
3. Tanyakan kepada klien
Menegakkan
Diagnosis Gizi Perhatikan data laboratorium seperti perubahan nilai kadar
gula darah puasa, kadar gula 2 jam PP. Biasanya penderita
DM mempunyai kadar gula darah puasa, kadar gula 2 jam PP
di atas normal dan HBA 1 c tinggi.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM tipe-2

3. 3. Domain Perilaku.
Menegakkan Perhatikam Perilaku klien yang menyukai makanan dan
Diagnosis Gizi minuman yang manis-manis, makanan berlemak dan pola
aktivitas kurang berolahraga, suka mengemil saat
menonton tv.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM tipe-2

a) Tetapkan tujuan diet berdasarkan masalah dan diagnosis gizi


Tujuan diet untuk penderita penyakit DM:
4.
Merencanakan (1) Membantu klien mampu memperbaiki pola makan dan pola
Intervensi Gizi aktivitas fisik guna mengontrol metabolisme glukosa secara
baik.
(2) Menurunkan asupan energi, karbohidrat dan lemak.
(3) Menurunkan kadar gula darah.
(4) Meningkatkan pemahaman dalam memilih makanan yang
tepat untuk mengatasi masalah DM.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM Tipe-2

b) Lakukan penghitunhan energi dan zat gizi lain:

4. (1) Berikan energi basal yaitu 30 kkal/kg BB untuk laki-laki, 25 kkal/BB


Merencanakan untuk wanita perhari. Tambahkan faktor aktivitas jika klien melakukan
Intervensi Gizi aktivitas atau koreksi berat badan.
(2) Berikan karbohidrat 50-50 % dari total energi.
(3) Berikan protein 15-20 % dari total energi.
(4) Berikan lemak 30-35% dari total energi usahakan, lemak jenuh kurang
dari 10% dari total energi, kolesterol kurang dari 300mg/hari.
(5) Berikan vitamin dan mineral yang sesuai kecukupan.
(6) Berikan serat tinggi (25-30 g) terutama berikat serat yang larut air.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM Tipe-2
c) Tetapkan preskripsi diet

c) Tetapkan preskripsi diit


4. yaitu diet DM (I atau II atau III, sesuai standar makanan,
Merencanakan
Intervensi Gizi meliputi kebutuhan energi, proporsi karbohidrat, protein dan
lemak), Perhitungan zat gizi dapat menggunakan software
FP2/Nutriclin/Nutrisurvey.
Bentuk makanan bisa MB (makanan biasa).
Frekuensi makan tiga kali makanan utama dan dua kali
makanan selingan berupa buah.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM Tipe-2

d) Isi brosur
4.
Merencanakan Isi brosur sesuai dengan preskripsi diet.
Intervensi Gizi Isi brosur yang dapat dipergunakan sebagai pedoman makan
dalam sehari di rumah.
Brosur pedoman makan sehari mencakup:
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM Tipe-2

(1) 3 J yaitu mencakup jenis makanan yang dikonsumsi harus tepat,


Jumlah makanan yang dikomsi tepat dan Jadwal yaitu saat makanan
4. dan jarak makan harus sesuai anjuran.
Merencana
kan Intervensi (2) Makanan yang tidak dianjurkan dan dihindari seperti gula pasir,
Gizi gula Jawa, sirop, jam, selai, buah yang diawetkan dengan larutan gula,
susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis,
dodol, cake, tarcis, makanan siap saji, goring-gorengan, ikan asin, telur
asin, makanan yang diawetkan.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM Tipe-2

(3) Makanan yang dianjurkan seperti nasi, roti, mie, kentang,


4. singkong, ubi, sagu, ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tahu,
Merencana tempe, kacang-kacangan, makanan yang direbus, dikukus,
kan Intervensi dipanggang.
Gizi (4) Gunakan Food Models, Contoh Menu, Standar Makanan
Sehari Dan Daftar Bahan Makanan Penukar Untuk Membantu
Pemahaman Diet Yang Dilaksanakan.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM Tipe-2

Tujuan memperoleh komitmen dari klien adalah untuk memotivasi


klien dalam melaksanakan diet yang direncanakan. Klien diharapkan
dapat memegang komitmen untuk melakukan perubahan perilaku.
5. Dapat dilakukan dengan:
Membangun a) Jelaskan/informasikan kepada klien tentang kajian
komitmen antropometri /status gizi.
b) Sampaikan tujuan diet.
c) Diskusikan tentang perubahan pola makan yang berisiko
memperberat penyakit DM, hilangkan kebiasaan konsumsi
makanan dan minuman manis, kurangi konsumsi sumber
karbohidrat dan lemak.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM Tipe-2

Dapat dilakukan dengan:


5. d) Diskusikan hambatan yang dirasakan klien dan alternatif
Membangun pemecahan masalahnya.
komitmen
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM Tipe-2

Untuk mengetahui keberhasilan proses konseling yang telah


diberikan, maka tentukan hasil yang diharapkan pada kunjungan
6. berikutnya, seperti:
Monitoring
dan Evaluasi a) Perubahan IMT untuk mengetahui perubahan status gizi.
b) Mengontrol berat badan bila klien terlalu gemuk.
c) Perubahan kadar gula darah.
d) Terjadi perubahan profil lipid.
e) Terjadi perubahan serum HBA 1c.
f) Berkurangnya kejadian hipoglikemi.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM Tipe-2

g) Terjadi perubahan profil lipid.


6. h) Perbaikan pola makan yang sudah mengarah ke 3 J
Monitoring i) Terjadi perubahan asupan energi, karbohidrat, lemak dan
dan Evaluasi kolesterol.
j) Perubahan pemahaman klien tentang diet untuk penderita DM.
k) Klien dapat menceritakan hambatan dan dukungan dalam
menjalankan diet DM.
Konseling Gizi pada Penderita
Penyakit Kronis: DM Tipe-2

6. m) Akhiri sesi konseling dengan menyepakati kunjungan konseling


Monitoring lanjutan dua minggu kemudian atau sesuai kebutuhan. Misalnya
dan Evaluasi dengan kalimat

“Bapak Anwar… proses konseling hari ini sudah selesai


mudah2an apa yang kita sepakati dapat dijalankan dengan baik.
Untuk konseling selanjutnya kita rencanakan dua minggu lagi, apa
bisa disepakati? Terima kasih”.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai