Anda di halaman 1dari 32

Pertemuan ke-6

Utang Pajak (Penetapan dan Ketetapan Pajak)

Disusun oleh:
Agus Prasetyo Budi S.
NIM: 2022100021
Prodi: Akuntansi
Pengertian Utang Pajak
Menurut pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa , pengertian utang pajak adalah pajak yang masih
harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa
bunga, denda, atau kenaikan yang tercantum dalam
surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Utang perdata

• Penyebab timbulnya utang perdata karena


adanya perikatan yang dikuasai oleh hukum
perdata.
• Perikatan terjadi bila ada pihak yang
berkewajiban untuk memenuhi hak pihak lain.
• Contohnya : Perjanjian jual beli
Utang pajak

• Utang pajak timbul karena undang-undang ,


pemerintah dapat memaksakan pembayaran
utang kepada WP.
• Negara dan rakyat sama sekali tidak ada
perikatan yang melandasi utang tersebut.
• Hak dan kewajiban anta negara dan rakyat
tidak sama.
Saat Timbulnya Utang Pajak

A. Timbul pada saat disahkannya undang-undang pajak.


Peristiwa yang menyebabkan timbulnya utang pajak antara lain :
• Perbuatan-perbuatan
Misalnya : pengusaha melakukan impor barang
• Keadaan-keadaan
Misalnya : memiliki harta bergerak dan tidak bergerak
• Peristiwa
Misalnya : mendapat hadiah
Saat Timbulnya Utang Pajak

B. Timbul pada saat dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh


Pemerintah cq Direktorat Jenderal Pajak (fiscus).

jika sudah ada yang menyebabkan pajak, tapi belum ada surat
ketetapan pajak, maka belum ada utang pajak.

contoh : Pajak Bumi dan Bangunan


Cara Pengenaan Utang Pajak

a) Pengenaan di depan (Stelsel Fiktif)


Pengenaaan pajak didasarkan pada suatu anggapan (fiksi).
Anggapannya bisa berupa anggaran pendapatan tahun berjalan
atau diasumsikan penghasilan tahun pajak berjalan sama dengan
penghasilan pajak tahun lalu.
Kelemahan
Besarnya pajak yang dipungut belum tentu sesuai dengan besarnya pajak
sesungguhnya karena hanya berdasarkan anggapan.
Kelebihan
Pemungutan pajak sudah dapat dilakukan pada awal tahun pajak/periode pajak.
Cara Pengenaan Utang Pajak
b) Pengenaan di belakang (Stelsel Riil/Nyata)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek atau penghasilan yang
sungguh-sungguh diperoleh dalam setiap tahun pajak atau periode
pajak.
Besarnya pajak baru dapat dihitung pada akhir tahun pajak atau
periode pajak, karena penghasilan riil baru dapat diketahui setelah
tahun pajak atau periode pajak berakhir.
Kelemahan
pemungutan pajak baru dapat dilakukan pada akhir periode pajak
Kelebihan
Besarnya pajak yang dipungut sesuai dengan besarnya pajak sesungguhnya
Cara Pengenaan Utang Pajak

c) Pengenaan Cara Campuran (Stelsel Campuran)


Merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel fiktif.
pada awal periode pajak, penghitungan menggunakan stelsel fiktif dan
pada akhir tperiode pajak dihitung kembali berdasarkan stelsel nyata
Kelemahan
adanya tambahan pekerjaan administrasi, karena penghitungan dilakukan 2x, yaitu
pada awal dan akhir periode pajak.
Kelebihan
pemungutan pajak sudah dapat dilakukan pada awal periode pajak dan besarnya
pajak yang dipungut sesuai dengan besarnya pajak sesungguhnya.
Berakhirnya Utang Pajak
a) Pembayaran
Pembayaran / pelunasan pajak dapat dilakukan WP dengan menggunakan surat
setoran atau dokumen lain yang dipersamakan.
Pembayaran dapat dilakukan di Kantor Kas Negara maupun di Kantor Pos dan Giro

b) Kompensasi
Kompensasi dapat dilakukan antara jenis pajak yang berbeda di tahun pajak yang
sama atau jenis pajak yang sama di tahun yang berbeda.
contoh :
Di tahun yang sama, kelebihan pembayaran PPH dialokasikan ke kekurangan
pembayaran PPN.
Di tahun yang berbeda, kelebihan pembayaran PPh tahun lalu dialokasikan ke
Pembayaran PPh tahun berjalan.
Berakhirnya Utang Pajak
c) Daluwarsa
Untuk memberikan kepastian hukum baik bagi WP maupun fiskus,
maka diberikan batas waktu tertentu untuk penagihan pajak.
Batas daluwarsa yang berlaku :
• untuk pajak pusat 10 tahun
• Untuk pajak daerah 5 tahun
• Untuk retribusi daerah 3 tahun
• Untuk WP yang terlibat tindak pidana pajak, tidak diberikan
batas waktu
Berakhirnya Utang Pajak
d) Penghapusan
Penghapusan pajak dilakukan karena kondisi dari WP yang bersangkutan.
misalnya karena WP dinyatakan bangkrut oleh pihak-pihak yang berwenang.

Utang pajak pada prinsipnya dapat dihapuskan dengan alasan sbb (Keputusan
Menteri Keuangan No.565/KMK.04/2000) :
1. WP meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan tidak
memiliki ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan
2. WP tidak memiliki harta kekayaan lagi
3. Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa
4. Sebab lain sesuai hasil penelitian
PENETAPAN DAN KETETAPAN PAJAK
FUNGSI KETETAPAN PAJAK

1. Koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib Pajak
2. Sarana untuk mengenakan sanksi
3. Sarana untuk menagih pajak
4. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar
5. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang
JENIS KETETAPAN PAJAK

1. Surat Tagihan Pajak (STP)


2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
5. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
6. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
Surat Tagihan Pajak (STP)

• Adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi


berupa bunga dan/atau denda.
•Dirjen Pajak menerbitkan STP apabila terjadi hal-hal berikut :

1. PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar

2. Terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan


atau salah hitung

3. WP dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga


4. Pengusaha yang dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP),
tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi
tidak tepat waktu, dsb.
Surat Tagihan Pajak (STP) lanjutan…

5. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak


(PKP) yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap
6. PKP melaporkan faktur pajak tdk sesuai dgn masa penerbitan faktur
pajak
7. PKP gagal produksi dan telah diberikan pengembalian Pajak
MENURUT AJARAN FORMAL

Menurut ajaran formal utang pajak timbul karena adanya surat


ketetapan pajak yang dikeluarkan oleh fiskus. Jadi, seseorang baru
diketahui mempunyai utang pajak saat fiskus menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak atas namanya serta besarnya pajak yang terutang.
Surat Tagihan Pajak (STP) lanjutan…

Contoh pajak yang masih menganut ajaran formal adalah Pajak Bumi
dan Bangunan, karena utang pajak yang timbul jika ada penetapan dari
fiskus berupa Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
SANKSI ADMINISTRASI

1. WP yang PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar akibat
salah tulis dan atau salah hitung, jumlah kekurangan pajak ditambah
dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan untuk
paling lama 24 bulan sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa
pajak
2. PKP terlambat atau tidak membuat, dan tidak mengisi faktur pajak secara
lengkap didenda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak, dsb.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok


pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,
besanya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.

Dirjen Pajak menerbitkan SKPKB apabila terjadi hal-hal berikut :


1. Berdasar hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak
atau kurang bayar
2. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada
waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran
(SKPKB) lanjutan…

3. Berdasar hasil pemeriksaan mengenai PPN dan PPnBM ternyata tidak


seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya
dikenakan tarif 0% (nol persen)
4. Apabila kewajiban pembukuan dan pemeriksaan tidak dipenuhi, sehingga
tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang
 SANKSI ADMINISTRASI

• Denda bunga 2% per bulan maksimal 12 bulan max 12 bulan, kenaikan


50% untuk PPh yang tidak/kurang dibayar dan 100% untuk PPh yang
dipotong oleh orang atau badan lain serta PPN dan PPnBM
• Sanksi bunga 48% jika WP terbukti bertindak pidana di bidang perpajakan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT)
• Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah
yang telah ditetapkan. SKPKBT merupakan koreksi terhadap SKPKB, dapat
diterbitkan jika ada data baru dan lebih dari satu kali serta jika sudah
pernah diterbitkan SKPKB, SKPLB, SKPN.
• Dirjen Pajak menerbitkan SKPKBT dalam jangka waktu 5 tahun setelah
saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak,
atau tahun pajak.
 SANKSI ADMINISTRASI

1. Jumlah kekurangan pajak ditambah sanksi kenaikan 100% dari jumlah


kekurangan tersebut
(SKPKBT) lanjutan…

2. Kenaikan 100% dari kekurangan pajak tersebut tidak dikenakan


apabila SKPKBT diterbitkan berdasar keterangan tertulis dari WP atas
kehendak sendiri namun belum dilakukan pemeriksaan
 SKPKBT diterbitkan karena

1. SKPKB yang telah ditetapkan lebih rendah dari yang sebenarnya


2. Proses pengembalian SKPLB yang seharusnya tidak dilakukan
3. Pajak terutang dalam SKPN yang ditetapkan lebih rendah
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)

Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan


pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang
terutang atau tdk seharusnya terutang. Dirjen Pajak menerbitkan SKPLB bila :

1. Telah dilakukan pemeriksaan atas jumlah kredit pajak atau jumlah pajak
yang dibayar lebih besar dari jumlah pajak yang terutang
2. Telah meneliti kebenaran pembayaran pajak berdasar permohonan WP
dan apabila terdapat pembayaran yang seharusnya tidak terutang
3. SKPLB dapat diterbitkan lagi bila pajak yang lebih dibayar jumlahnya lebih
besar daripada kelebihan pembayaran pajak yang telah ditetapkan
berdasar pemeriksaan dan atau data baru
(SKPLB) lanjutan…

 Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

1. WP (kecuali yang melakukan tindak pidana perpajakan) menerbitkan


permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak
dan SKP paling lama 12 bulan sejak surat permohonan diterima secara
lengkap.
2. Bila lebih dari 12 bulan Dirjen Pajak tidak memberi suatu keputusan,
maka permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
dianggap dikabulkan dan paling lama 1 bulan setelah jangka waktu
tersebut berakhir
(SKPLB) lanjutan…

 Imbalan Bunga

1. SKPLB terlambat diterbitkan, maka WP diberi imbalan bunga sebesar


2% per bulan di akhir bulan setelah berakhirnya jangka waktu 12 bulan
sampai dengan saat diterbitkan SKPLB
2. Pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan tidak
dilanjutkan dengan penyidikan atau dilanjutkan dengan penyidikan
tetapi tidak dilanjutkan dengan penuntutan
Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)

Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak.

Dirjen Pajak menerbitkan SKPN apabila :

1. Jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah
pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak
atau tidak ada pembayaran pajak
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)

• Adalah surat keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan


Bangunan mengenai pajak terutang yang harus dibayar dalam satu tahun
pajak.
• SPPT diterbitkan berdasarkan SPOP
• Pelunasan paling lambat 6 bulan sejak diterimanya SPPT oleh WP. Jika
terlambat dikenakan sanksi 2% perbulan maksimal 24 bulan
PEMBETULAN SURAT KETETAPAN PAJAK
Antara lain sebagai berikut :

1. Atas permohonan WP atau karena jabatannya, yang dalam penerbitan Surat


Ketetapan dan lainnya terdapat kesalahan tulis, salah hitung, dan atau
kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundangan
perpajakan

2. Dirjend Pajak harus memberi keputusan atas permohonan pembetulan yang


diajukan WP paling lama 6 bulan. Apabila lebih dari batas waktu tsb tidak
ada keputusan, permohonan pembetulan dianggap dikabulkan

3. Dirjend Pajak wajib memberikan keterangan tertulis tentang hal yang


menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian permohonan WP,
bila diminta oleh WP
PELUNASAN PAJAK
Ketentuan-ketentuan pelunasan pajak adalah sebagai berikut :

1. Sebagian Ketetapan Pajak, dsb yang menyebabkan jumlah pajak yang masih
harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak;

2. Apabila dasar penagihan pajak diatas pada saat jatuh tempo pelunasan tidak
atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau atau kurang dibayar
itu dikenai sanksi administrasi 2% per bulan untuk seluruh masa;

3. WP diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak juga


dikenai sanksi administrasi bunga 2% per bulan dari jumlah pajak yang masih
harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung 1 bulan;

4. Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan sesuai dg ketentuan


peraturan perundangan perpajakan; dsb
HAK MENDAHULU
Hal-hal yang berkaitan dengan hak mendahulu adalah sebagai berikut :
1. Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang
milik penanggung pajak

2. Ketentuan tentang hak mendahulu meliputi pokok pajak, sanksi administrasi


berupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak; kecuali
terhadap :
a) Biaya perkara karena suatu penghukuman untuk melelang barang
bergerak maupun tidak bergerak
b) Biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkan barang yg dimaksud

c) Biaya perkara karena pelelangan dan penyelesaian suatu warisan

3. Dsb
GUGATAN

Gugatan WP hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak terhadap


hal-hal berikut :
1. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
Pengumuman Lelang
2. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak
3. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan,
selain putusan keberatan
4. Penerbitan SKP atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya
tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam
ketentuan peraturan perundangan perpajakan
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai