Disusun oleh Nama :Ervi Kartika Nim :2022100030 PENILAIAN KEMBALI (REVALUASI) ASET TETAP
Dalam kondisi inflasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dalam
melakuka revaluasi karena nilai buku tidak mencerminkan harga yang berlaku saat itu. Penilaian keembali aset tetap bagi perusahaan mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Perhitungan harga pokok akan menghasilkan nilai yang mendekati harga pokok yang wajar. 2. Meningkatkan struktur modal sendiri, artinya perbandingan antara pinjaman (debt) dengan modal sendiri/ekuitas atau rasio utang terhadap ekuitas menjadi membaik. Dengan demikian DER perusahaan dapat menarik dana, baik melalui pinjaman dari pihak ketiga atau melalui emisi saham. 3. Pembayaran PPh atas selisih lebih penilaian kembali aset tetap sebesar 10 persen yang bersifat final apakah cukup menarik bagi perusahaan untuk melakukan revaluasi. REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Revaluasi dalam akuntansi umumnya tidak diperkenankan kecuali
ditentukan berdasarkan peraturan pemerintah. Dalam PSAK Nomor 16 disebutkan bahwa penailaian kembali aset tetap tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aset berdasarkan harga perolehan. Penyimpangan ini dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah, laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan dalam penyajian aset tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Revaluasi aset dan kewajiban menimbulkan kenaikan atau penurunan ekuitas. REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN UNDANG- UNDANG
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 384/KMK.04/1998
Tanggal 14 Agustus 1998n dan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor 29/Pj.42/1998, menjelaskan hal sebagai berikut : 1. Wajib Pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah Wajib Pajak Badan dalam negeri yang terletak di Indonesia 2. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali, yang terdiri atas : a. Pajak Penghasilan b. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah c. Pajak Bumi dan Bangunan d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Macam-macam aset yang dapat direvaluasi
a. Aset tak berwujud (tanah,
f. Selisih antara nilai pasar dengan bangunan dll yang tidak dijual) nilai buku fiskal yang dinilai kembali b. Aset yang berada di wilayah wajib dikompensasikan terlebih Indonesia dahulu dengan kerugian fiskal tahun c. Penailaian kembali terhadap berjalan dan sisa kerugian fiskal seluruh aset tetap yang dimiliki tahun sebelumnya masih dapat perusahaan dikompensasikan. d. Penilaian kembali aset tetap yang g. Selisih lebih karena penilaian dilakukan berdasarkan bilai pasar kembali setelah dilakukan pada saat penilaian dilakukan dan kompensasi kerugian dikenakan diakui oleh pemerintah pajak final 10 persen. e. Dalam hal nilai pasar yang h. Bagi Wajib Pajak yang melakukan ditetapkan oleh perusahaan yang penggabungan usaha, pajak yang diakui oleh pemerintah, ternyata terutang sebesar 10 persen dapat tidak mencerminkan keadaan dibayar dalam jangka waktu paling sebenarnya maka Dirjen Pajak akan lama lima tahun sejak tahun menetapkan kembali nilai wajar yang dilakukannya penilaian kembali aset bersangkutan. perusahaan. i. Pajak Penghasilan yang harus l. Aset tetap yang telah dilakukan dilunasi setiap tahun paling sedikit penilaian kembali dan dikenakan 20 persen dari jumlah pajak yang Pajak Penghasilan tidak dapat terutang, kecuali pelunasan untuk dialihkan kepada pihak lain sebelum tahun terakhir. jangka waktu lima tahun setelah j. Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali. penilaian kembali aset tetap sebelum m. Apabila Wajib Pajak mengalihkan akhir tahun pajak maka kerugian aset tetap sebelum jangka waktu fiskal pada tahun buku lima tahun maka atas selisih diperhitungkan sampai dengan penilaian aset tetap tersebut tetap dilakukannya revaluasi. dikenakan Pajak Penghasilan 10 k. Nilai pasar merupakan dasar persen dan tambahan Pajak penyusutan aset mulai tahun pajak Penghasilan final 15 persen. dilakukannya penilaian kembali aset n. Dikecualikan dari jangka waktu tersebut. Penyusutan dilakukan lima tahun jika aset tetap tersebut sesuai pasal II Undang-Undang Pajak dialihkan kepada pemerintah dalam Penghasilan. rangka penggabungan, peleburan atau pemekaran usaha. Persyaratan Administrasi Setelah Revaluasi Aset Tetap Tarif Perlakuan Khusus Setelah melakukan revaluasi aset Selisih lebih akibat revaluasi setelah tetap, Wajib Pajak memberitahukan dikompensasikan dengan kerugian kepada Dirjen Pajak dengan, fiskal atau sisa kerugian fiskal pada melampirkan hal-hal sebagai berikut: tahun-tahun sebelumnya (Pasal 6 1. Laporan penilaian dari perusahaan ayat 2 UU PPh) dikenakan PPh final penilai profesional yang diakui sebesar 10 persen. Khusus Wajib pemerintah. Pajak yang melakukan 2. Neraca penyesuaian yang telah penggabungan usaha, PPh dapat diaudit oleh akuntan publik secara dibayarkan dalam jangka waktu 5 jelas terlihat nilai aset sebelum dan tahun sejak tahun dilakukannya sesudah dilakukannya revaluasi. revaluasi aset tetap, sepanjang PPh 3. Penghitungan selisih lebih akibat dilunasi setiap tahunnya tidak boleh revaluasi tetap dan perhitungan kurang dari 20 persen kecuali besarnya PPh terutang. pelunasan untuk tahun terakhir. 4. Surat Setoran Pajak (SPP). Jangka Waktu Pengambilan Teknis Akuntansi atas Selisih Lebih Keputusan oleh Otoritas Pajak Akibat Revaluasi Aset Tetap
Dalam jangka waktu satu bulan
Selisih akibat revaluasi aset tetap setelah pemberitahuan Wajib Pajak setelah diperhitungkan dengan diterima lengkap Dirjen Pajak. KPP kerugian dibukukan dalam perkiraan wajib menerbitkan SK pengesahan tersendiri yang diberi nama “Selisih atau penolakan atas neraca Penilaian Kembalin Aset” dan penyesuasian yang dilaporkan oleh termasuk dalam perkiraan modal. Wajib Pajak yang melakukan Permberian saham bonus atau revaluasi. Jika Dirjen Pajak idak pencatatan tambahan nilai saham memberikan pengesahan/penolakan tanpa penyetoran kepada pemegang maka neraaca penyesuaian dianggap saham sebagai akibat disetujui demi kepastian hukum. pemindahbukuan perkiraan “Selisih Penilaian Kembali Aset” ke perkiraan “Modal Saham” tidak dikenakan PPh bagi pemegang saham sbagaimana dalam pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Kebijakan Efisiensi
Apabila neraca penyesuian dalam
rangka revaluasi aset tetap telah dilakukan pemeriksaan umum oleh kantor Akuntan Publik, neraca penyesuaian tidak perlu lagi dilakukan pemeriksaan khusus, sedangkan apabila belum dilakukan pemeriksaan umum, neraca tersebut cukup dilakukan pemeriksaan khusus oleh akuntan publik. Regulasi fiskal yang tertuang dalam sirkuler Nomor SE-19/Pj.42/1999 tanggal 10 Mei 1999. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN REVALUASI
Revaluasi Persial atau Pembayaran PPh Sebesar
Menyeluruh Sepuluh Persen yang Bersifat Final Objek revaluasi adalah aset Bagi perusahaan yang akan berwujud dalam bentuk tanah, melakukan revaluasi perlu keompok bangunan dan bukan melakukan perhitungan apakah bangunan yang tidak membayar PPh 10 persen itu dimaksudkan untuk dijual atau lebih menguntungkan daripada bukan barang dagangan. tarif PPh badan 30 persen. Aset Revaluasi parsial berarti tetap yang sudah direvaluasi perusahaan hanya melakukan akan disusutkan berdasarkan revaluasi atas sebagian aset tetap nilai revaluasi, biaya penyusutan yang ada sesuai pertimbangan akan mengurangi Penghasilan perusahaan. Kena Pajak. Pembayaran Pajak Selama Lima Tahun
Bagi perusahaan yang melakukan
penggabungan usaha, PPh 10 persen dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun, ini sangat membantu likuiditas perusahaan yang melakukan revaluasi penggabungan. Namun bertentangan dengan pasal 4 huruf b, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK.04/1998 yang menegaskan bahwa Wajib Pajak yang melakukan penggabungan, peleburan, atau pemekaran harus melunasi seluruh utang pajak dari tiap perusahaan terkait. PERENCANAAN PAJAK TERHADAP REVALUASI ASET TETAP
Perusahaan Tidak Mempunyai Rugi Revaluasi Aset Tetap 2015
Fiskal Pada tanggal 15 Oktober 2015, pemerintah meluncurkan kebijakan perpajakan melalui Karena perusahaan tidak mempunyai Peraturan Menteri Keuangan Nomor rugi fiskal maka yang harus 191/PMK.10/2015 tentang Penilaian dipertimbangkan adalah nilai tunai Kembali Aktiva Tetap untuk tujuan dari jumlah penyusutan aset yang permohonan yang diajukan pada tahun 2015 berasal dari selisih lebih, baru dan tahun 2016 (PMK 191/2015) atau lebih dikenal dengan Kebijakan Revaluasi Aktiva kemudian dibandingkan dengan PPh Tetap. Tarif insentif revaluasi aktiva dibagi final yang harus dibayar. menjadi tiga yaitu : 1. 3%, untuk permohonan sampai dengan 31 Desember 2015 dan penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2016 2. 4%, untuk permohonan periode 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Juni 2016 dan penilaian kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017 3. 6%, untuk permohonan periode 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 dan penilaian kembali selesai TERIMAKASIH