• Dari sini bisa difahami kontradiksi hadits dengan hadits bisa jadi penyebabnya karena adanya sudut pandang
yang berbeda tentang nasikh dan mansukh, tersalah dan terlupanya sahabat, tidak mengetahui adanya hadis yang
lain dan sebagainya. Maka cara memahami haditsnya adalah dengan melakukan proses tajma', tarjih dan tawakuf.
• Dari sini bisa kita simpulkan juga bahwa kontradiksi hadits dengan akal hanya akan terjadi pada dua kondisi
yaitu apabila haditsnya tidak valid dan atau proses akalnya tidak sempurna, misal haditsnya tertolak atau maklumat
yang diproses akal tidak benar, atau identifikasi yang keliru. Selama haditsnya valid dan proses berpikirnya benar
maka tidak akan kita temukan kontradiksi antara hadits dengan akal karena masing-masing hakikatnya saling
membutuhkan bahkan akan saling menguatkan. Maka cara memahami hadits tersebut dengan melakukan riset
terhadap validitas haditsnya kemudian dipahami sesuai dengan kedudukan haditsnya dan objek pembahasannya
apakah termasuk perkara syariah atau aqidah.