Pembimbing:
dr. Susan, Sp. A
Penyusun:
Viola Gloria Legestino 1522322043
• Penyakit penyerta yang paling banyak ditemukan pada balita gizi buruk
adalah pneumonia (35,4%), anemia (31,3%), dan tuberkulosis (15,4%).
Pasien tersebut sering mendapat nutrisi enteral, karena kesulitan
menghisap dan menelan.
Introduction (3)
• Anemia sering terjadi pada anak gizi buruk yang merupakan kondisi
darurat. Asidosis metabolik banyak ditemukan pada malnutrisi anak-
anak dengan tingkat kematian yang tinggi.
• Saat ini data kematian balita gizi buruk masih ditekankan pada
kelompok balita, namun tidak banyak data kematian gizi buruk pada
anak usia 1 bulan hingga 18 tahun. penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui mortalitas dan faktor risiko pada anak gizi buruk usia 1
bulan sampai 18 tahun yang dirawat di RS Sanglah.
Materials and Methods
• Kriteria inklusi:
anak dengan gizi buruk usia 1 bulan sampai dengan 18 tahun, dirawat di
RS Sanglah, Denpasar tahun 2017-2018.
• Kriteria eksklusi:
pasien yang memiliki data rekam medis yang tidak lengkap.
Results
Results
Discussions
• Pada penelitian ini malnutrisi lebih banyak terjadi pada pasien laki-laki.
• Malnutrisi mempengaruhi individu di semua kelompok umur, tetapi pasien balita
adalah populasi yang paling rentan dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih
besar.
• Malnutrisi dapat terjadi akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat, peningkatan
kebutuhan, gangguan absorpsi, dan kehilangan nutrisi yang berlebihan.
• Marasmus disebabkan oleh asupan nutrisi yang sangat tidak mencukupi sehingga
jaringan lemak pada tubuh digunakan untuk menghasilkan energi.
• Pada penelitian ini ditemukan bahwa jenis gizi buruk yang paling parah adalah
marasmus (96,4%) namun tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis malnutrisi
dan kematian ditemukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis gizi buruk pada
seorang anak bersifat multifaktorial.
Discussions(2)
• Penelitian ini menemukan penyakit penyerta yang paling mendominasi
adalah non infeksius (60,1%).
• Penelitian lain menunjukkan hasil yang berbeda dimana komorbiditas yang
paling dominan pneumonia 35,4% diikuti anemia 31,3% (Rusmil et al.,
2018). Penelitian lain juga menemukan bahwa infeksi saluran pernafasan
akut dan tuberkulosis merupakan penyakit penyerta tersering pada anak
dengan gizi buruk di 26,5 dan 21,5% (Arya et al., 2017).
• Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
komorbiditas dan mortalitas. Hasil penelitian ini berbeda dari sebelumnya
karena terdapat perbedaan rentang usia sampel yang digunakan.
Discussions(3)
• Anemia umumnya terjadi pada anak gizi buruk. Studi ini menemukan
74,6% anak mengalami anemia berat.
• Analisis multivariat dalam penelitian ini menemukan anemia secara
signifikan dan independen terkait dengan risiko kematian. Anak gizi
buruk yang mengalami anemia memiliki risiko kematian 8,63 kali lebih
besar dibandingkan anak gizi buruk yang tidak anemia. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian sebelumnya.
Discussions(4)
• Asidosis metabolik adalah gangguan paling umum pada malnutrisi.
Penelitian ini menemukan bahwa semua sampel mengalami
ketidakseimbangan asam basa dengan kasus yang paling dominan
adalah asidosis metabolik (60,1%).
• Analisis multivariat dari penelitian ini menemukan asidosis metabolik
secara signifikan terkait dengan risiko kematian. Anak malnutrisi yang
mengalami asidosis metabolik memiliki risiko kematian 3,44 kali lebih
besar dibandingkan anak malnutrisi yang tidak mengalami asidosis
metabolic.
Discussions(5)
• Penelitian ini menemukan gangguan keseimbangan elektrolit sebesar
66,7%. Studi lain menemukan 80% dari pasien memiliki gangguan
keseimbangan elektrolit (Shah et al.,2007). Studi menemukan bahwa
kematian secara signifikan terkait dengan hiponatremia, dengan
hyponatremia hipokalemia dibandingkan dengan kelompok normal.
• Hasil tersebut berbeda dengan penelitian ini dimana penelitian ini
tidak ada hubungan yang signifikan antara gangguan keseimbangan
elektrolit dan mortalitas. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh kategori
variabel dalam penelitian ini yang terbatas pada gangguan
keseimbangan elektrolit dan kategori biasa.
Discussions(6)
• Penelitian ini menemukan hipoalbuminemia 47,8% dan ketonuria
10,1%. Sebuah studi oleh Abdullahi menemukan bahwa 47,1% dari
anak malnutrisi mengalami hipoalbuminemia dengan kadar protein
total serum yang rendah sebesar 49,2% dibandingkan dengan kontrol
(Abdullahi et al., 2018).
Conclusion
• Penelitian ini menemukan bahwa anemia dan asidosis metabolik
merupakan kondisi umum pada anak kurang gizi dan ada hubungan yang
signifikan antara anemia dan mortalitas (p = 0,001), dan asidosis
metabolik dan mortalitas (p = 0,04).
• Anemia dan asidosis metabolik merupakan faktor risiko kematian pada
anak gizi buruk.
• Anak gizi buruk dengan anemia memiliki risiko kematian 8,63 kali lebih
besar dibandingkan anak gizi buruk tanpa anemia.
• Anak malnutrisi dengan asidosis metabolik memiliki risiko kematian 3,44
kali lebih besar dibandingkan anak malnutrisi tanpa asidosis metabolik.
TERIMA KASIH