Beberapa bukti menunjukkan bahwa kandungan besi dana gen infeksius
meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular. Gen infeksius menyerang langsung pada system imun, sedangkar kandungan besi menstimulasi inflamasi melalui radikal bebas. Keduanya meningkatkan CPR (C-Reactive Protein) berakibat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular. Dalam upaya menurunkan resiko tersebut, terdapat hipotesis mengenai penggunaan antibiotik pada darah transfusi. Pertanyaan yang muncul yaitu (1) Apa jenis antibiotic yang aman digunakan? (2) Berapa rentan waktu pelaksanaan transfusi? (3) Bagaimana tingkat toleransi tubuh terhadap metode ini?. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut mengarah pada metode terapi standar. (Alpert, 2004) Penelitian ini dilakukan di Thailand dengan sekelompok pria yang telah berumur lanjut yang tinggal di lingkungan pedesaan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi resiko yang dimiliki. Dasar penelitian ini adalah dikarenakan persepsi pria yang berumur lanjut tentang penyakit hipertensi adalah buruk yang dimana akan berpengaruh pada perilaku kehidupan mereka. Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancara 29 pria berumur lanjut dengan metode tertentu. Hasil yang didapat adalah bahwa pria yang telah berumur lanjut cenderung berpikir kepada satu hal yang sulit untuk diubah persepsinya. (Seesawang, Bowers and Sansiriphun, 2019) Sebuah pernyataan dikemukakan oleh AHA (asosiasi jantung Amerika) mengenai penemuan tentang faktor pemicu penyakit jantung dan pembuluh darah. Adanya penambahan gula berlebih dalam makanan/diet akan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular, obesitas, dan hipertensi pada anak-anak. Diet gula berlebih dan penyakit kardiovaskular dapat saling berefek karena kebutuhan seseorang terhadap gula yang sebenarnya jauh lebih sedikit dari yang dikonsumsinya, sedangkan gula itu sendiri kaya akan energi namun rendah nutrisi. Adanya fruktosa dalam konsumsi gula tidak akan memicu sekresi insulin sehingga hanya akan memperberat kinerja liver. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, batas konsumsi gula yang aman untuk anak-anak adalah tidak lebih dari 25 gram yang setara dengan 100 kalori. (Vos et al., 2016) Penyakit ataupun kelainan hipertensi pada kehamilan selalu dihubungkan dengan disfungsi pembuluh darah disaat kehamilan. Resiko terkena penyakit kardiovaskuler semakin meningkat di ibu. Poin penting disini adalah tentang jangka waktu, level penyakit, dan bagaimana pengobatan hipertensi pada ibu hamil. Pembagian subtipe untuk penyakit hipertensi merupakan prediktor yang akurat dan signifikan untuk deteksi penyakit kardiovaskuler. Pada percobaan ini wanita hamil yang memiliki hipertensi menjadi 3 kelompok , yaitu antenatal, intrapartum, dan masa prenatal. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi punya resiko yang lebih besar dan ibu hamil yang memiliki penyakit jantung iskemik. Ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang sangat signifikan bagi wanita yang diberi pengobatan antihipertensi dan yang tidak. Kesimpulan dari hasil yang didapat ini adalah ibu hamil yang mengidap hipertensi terlepas apapun tipenya, akan memiliki resiko terkena penyakit kardiovaskuler nantinya.(Tooher et al., 2017)