Anda di halaman 1dari 26

KEWASPADAAN

TRANSMISI
AIRBORNE
PENDAH
ULUAN
Bagian dari kewaspadaan standar ditujukan untuk memutus mata

rantai transmisi mikroba penyebab infeksi untuk diterapkan terhadap

pasien yang diketahui maupun dugaan terinfeksi atau terkolonisasi

patogen yang dapat ditransmisikan lewat udara, droplet, kontak

dengan kulit atau permukaan terkontaminasi


Pencegahan dan Rantai Penularan Infeksi
Pengendalian Infeksi
Agen Penyebab
Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit

Pejamu Rentan: Reservoir:


Immunocompromised; Pasca Manusia; Air dan Larutan;
bedah; Luka bakar; Obat; Peralatan
Penyakitkronik;Umur muda; Lansia

Tempat Masuk: Tempat Keluar:


Lapisan mukosa; Luka; Sal. Cerna; Ekskreta; Sekreta; Droplet
Sal. Kemih; Sal. nafas

Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak langsung,
droplet; melalui Udara; mel.
Benda; Vektor
Pencegahan dan Kewaspadaan Transmisi
Pengendalian Infeksi

Mode Transmisi

Contact Droplet Airborne

Direct, indirect dan Tindakan aerosol : intubasi,


Batuk, bersin,
close contact (fecal- berbicara atau esktubasi, CPR, nebulisasi, CPAP,
oral, mother to child) induksi sputum, bronkospkopi, open
bernyanyi suction, bagging, endoskopi,
(Fomite) prosedura dental
Suatu infeksi
dapat
MEAN OF
TRANSMISSION
ditransmisikan
Airborne, Droplet, Contact lebih dari satu
Common Vihicle,
Vertorborne
cara.

Kewaspadaan berdasarkan transmisi dilaksanakan sebagai


tambahan Kewaspadaan Standar.
KEWASPADAAN
TRANSMISI AIRBORNE
Di gunakan pada Perawatan pasien dengan risiko terpapar infeksi dari sirkulasi udara contoh :
merawat pasien TB, H1N1, SARS, Flu burung, MERs.
Prosedur kewaspadaan Airborne yang di lakukan :

Pengaturan ventilasi dengan tekanan negatif


Pengertian Kewaspadaan Airborne
• Jenis precaution ini digunakan untuk infeksi yang dapat
disebarkan oleh organisme yang sangat kecil yang dapat
bertahan di udara dalam jangka waktu panjang
8
KEWASPADAAN
TRANSMISI AIRBORNE
1. Lakukan pencegahan pada pasien yang teridentifikasi maupun di curigai.
2. Kontrol sumber : etika batuk, penyediaan masker
3. Pastikan penempatan pasien, letakkan pasien pada ruangan tekanan
negatif
4. Batasi petugas perawatan yang rentan untuk memasuki ruangan
5. Gunakan APD yg tepat, masker N95
6. Batasi transportasi dan pergerakan pasien
7. Imunisasi orang yang rentan pd infeksi yg dpt di cegah dengan vaksin :
campak, varicella. (CDC
2017)
KEWASPADAAN
TRANSMISI
1. Gunakan
AIRBORNE pencegahan
airborne pada pasien
yang di ketahui atau
di curigai

Lakukan fast track pada


pelayanan, Zonasi area
2. Kontrol sumber Resiko
1. Menempatkan pasien sesuai dengan tatalaksana
2. Penyediaan Kecukupan APD/ masker
3. Pelaksanaan tindakan beresiko sesuai SPO( intubasi dll)
4. Pada tindakan beresiko bisa menggunakan alat khusus (Closed
suction)
3. Pastikan penempatan pasien, letakkan pasien pada ruangan tekanan negatif
Ventilasi Alamiah
sistem ventilasi yang mengandalkan pada pintu dan jendela terbuka,
serta skylight (bagian atas ruangan yang bisa dibuka/terbuka) untuk
mengalirkan udara dari luar kedalam gedung dan sebaliknya.

Ventilasi Mekanik
sistem ventilasi yang menggunakan peralatan mekanik untuk
mengalirkan dan mensirkulasi udara di dalam ruangan secara paksa
untuk menyalurkan/menyedot udara ke arah tertentu sehingga
terjadi tekanan udara positif dan negatif. Termasuk exhaust fan, kipas
angin berdiri (standing fan) atau duduk
Ventilasi campuran (hybrid)
Sistem ventilasi alamiah ditambah dengan penggunaan peralatan
mekanik untuk menambah efektifitas penyaluran udara.
PENGENDALIAN : KUALITAS UDARA

o Udara tidak berbau


o Tidak dianjurkan untuk melakukan fogging atau sinar UV untu kebersihan udara
o Diperlukan pembatasan jumlah personil diruangan dan ventilasi yang memadai
o Semua lingkungan perawatan pasien diupayakan seminimal mungkin kandungan
partikel debu, kuman dan spora dengan menjaga kelembaban dan pertukaran udara
o Pertukaran udara (ACH) dalam tiap ruangan berbeda
Ruang perawatan biasa minimal 6 X per jam
Ruang isolasi (airborne) minimal 12 X per jam
Ruang kamar operasi minimal 20 X per jam

1. Peraturan Mentri Kesahatan RI, NO 27.(2017).Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


VENTILASI
ALAMI
VENTI MEKA
LASI NIK
.........



8.0 Kebijakan dan
Dukungan Sarana Ruang
Isolasi
Untuk Pasien Immuno
Compromised

17 The Power of PowerPoint | thepopp.com


Ducting AHU

Polyurethane duct (PU) : terbuat


dari bahan polyurethane

BJLS Rectangular duct : terbuat dari bahan BJLS (seng) luar atau luar dalam
20

R. Ganti APD R. Spoelhook R. ME


(Masuk) (AHU, UPS, Trafo
Isolasi, Gas Medik)

R. Isolasi dilengkapi Nurse Station


R. Ganti APD (Keluar) Area Lepas airlock
APD Gambar Contoh Model Zoning Komplek Bangunan
Ruangan Perawatan Isolasi PIE
Ruangan-ruangan Penunjang Ruang Isolasi PIE (COVID-19)
Ruangan-ruangan ME (Trafo Isolasi, Panel Listrik, AHU, Manifold Gas
Medik)

PRINSIP-PRINSIP ALUR PELAYANAN R. ISOLASI (COVID-19)


INDIKASI KASUS DI RUANG
ISOLASI
NEGATIVE POSITIVE STANDART
• AIRBORNE DEASES • IBS, ICU, ICCU • Contac deases
• EXP : MEASLES, • Kemoterapi, bone • Exp : MDRO,
TB, FLU marrow hepatitis,
BURUNG, (immunocompremis gastroenteritis,
DIPTERIA e)
4. Batasi petugas perawatan yang rentan untuk memasuki
ruangan.
TATA LAKSANA PERAWATAN DI RUANG ISOLASI
1. Kepatuhan cuci tangan dengan sarana cuci
tangan yang dekat
2. Penggunaan APD sesuai indikasi ruang isolasi :
isolasi airborne menggunakan apd lengkap
yaitu sepatu tertutup, scott panjang, masker,
dan tutup kepala.
3. Penggunaan sarung tangan sesuai transmisi jika
risiko cairan tubuh ( darah, urin, faeses) baru di
gunakan.
4. Pintu harus selalu tertutup
5. Tunjuk satu petugas yang bertanggung jawab
di ruang isolasi
6. Kelola limbah dan linen sesuai infeksius
7. Kelola peralatan dan single use.
8. Alur masuk pasien dan petugas berbeda.
5. Gunakan APD yg tepat, masker N95
• Respirator partikulat untuk pelayanan kesehatan N95 atau FFP2 (health care particular
respirator), merupakan masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk melindungi
seseorang dari partikel berukuran < 5 mikron yang dibawa melalui udara. Pelindung
ini terdiri dari beberapa lapisan penyaring dan harus dipakai menempel erat pada
wajah tanpa ada kebocoran.
6. Batasi transportasi dan pergerakan pasien
• Bentuk Ruang, alur isolasi
di IGD
• Pembagian Zona RS
• Alur dan Jalur
Transportasi pasien
kesimpulan

• Kewaspadaan isolasi di lakukan untuk memutus mata rantai infeksi


• Kewaspadaan isolasi ada 2 lapis yaitu kewaspadaan standart dan
kewaspadaan berdasarkan transmisi
• Kewaspadaan berdasarkan transmisi di berlakukan sesuai
transmisi
penularan (kontak, droplet, airbone)
Diskusi Yuuuk…
Bagaimana Saat
ini….????

TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai