Berbasis Transmisi
PENDAHULUAN
• Terpenting memotong rantai infeksi dengan PROKES
• Menghilangkan atau meminimalkan reservoir dan
mikroba dengan disinfeksi
• Kebersihan Tangan mencegah kontaminasi silang
• Tehnik aseptik mencegah masuknya mikroba ke pasien
saat tindakan pemasangan alat ( CVC,Kateter urin, dll )
• Droplet nuclei < 5 µm,dapat mencapai 3 m,atau terbawa udara TB, AGP pada covid 19
SARScov2 tidak terdeteksi di sampel udara yang diambil dari sekitar pasien (Chen et al 2020, Ong et al 2020)
AIRBORNE • transmisi airborne > 2m (Santarpia 2020, van Doremalen 2020, Fears 2020) dan pada ventilasi ruangan tidak
berfungsi dengan baik , menyebabkan virus bertahan di permukaan memungkinkan terjadinya transmisi
• China :87% usia 30-79th • Rata 6,5 th
51% laki2 • China 2,1% (median:7 th)
• UK :usia median 73 th • Italy 1,2 % ( median 4-5 th)
• US : 31 % > 65th. , • Spanyol 0,8 %(median 3 th)
• MRS 45% ;53% di ICU; • US 12%,90% kontak dirumah
dg pasien konfirm
• 80% meninggal
Dewasa Anak
Covid 19
Petugas
Bumil kesehatan
Pengendalian SPO,pelatihan,WFH,PHBS,dekontam
administratif inasi lingkungan
Kewaspadaan
Standard
KONTAK AIRBORNE
Waspada terhadap DROPLET droplet nuklei<5µm
darah,cairan droplet nuklei > 5µm, Dapat tetap infeksius waktu
tubuh,sekresi,ekskresi,kulit yg lebih lama ,dapat
Kewaspadaan yg tidak utuh,mucus transmisikan sejauh 1,8 m terbawa udara lebih jauh >
berbasis transmisi membrane Melalui 3m
LANGSUNG batuk,bersin,bicara e Obligat Airborne
TIDAK LANGSUNG Preferensial Airborne
Contact/Kontak Droplet/Percikan Airborne/Udara
Penempatan pasien
Permukaan yang
sering disentuh
bersama
1. Tempatkan Pasien single room, jika tidak memungkinkan kohorting, jarak antar TT minimal 1
m
2. Kebersihan Tangan sesuai 5 moment
3. Hindari menyentuh mulut, hidung ,mata pakai sarung tangan atau tidak pakai sarung tangan
4. APD: gaun dan sarung tangan. APD baru ketika akan merawat pasien, dan sarung tangan
baru saat pindah ke pasien lain.(tidak ada guideline yang merekomendasi ‘ hand hygiene
saat bersarung tangan/’gloves hygiene’)
5. Peralatan: Lakukan proses dekontaminasi ; pembersihan-disinfeksi-sterilisasi
6. Lingkungan, Pembersihan Lingkungan secara rutin 3 x dan setiap nampak kotor, jangan
menyentuh Permukaan Lingkungan bila tidak perlu, jika terpaksa menyentuh lakukan
kebersihan tangan
7. Limbah
Limbah terkontaminasi darah dan cairan tubuh dimasukkan dalam kantong kuning
Limbah sekresi dan ekresi dianggap infeksius, dimasukkan kantong kuning.
Linen ditatalaksana sebagai linen infeksius , dimasukkan kantong kuning.
KEWASPADAAN TRANSMISI DROPLET COVID 19
1. Tempatkan Pasien single room,jika tidak memungkinkan kohorting, Jarak TT min 1.8 m
2. Kebersihan Tangan sesuai 5 moment
3. Hindari menyentuh mulut, hidung ,mata pakai sarung Tangan atau tidak pakai sarung
Tangan
4. APD: masker bedah, goggles dan atau faceshield,gaun lengan panjang
5. Peralatan: Lakukan proses dekontaminasi pembersihan-disinfeksi-sterilisasi
6. Lingkungan, pembersihan Lingkungan secara rutin dan bila perlu, jangan menyentuh
Permukaan Lingkungan bila tidak perlu, jika terpaksa menyentuh Lakukan Kebersihan
Tangan
7. Batasi pergerakan pasien,bila diperlukan pasien memakai masker bedah
8. Limbah
Limbah terkontaminasi darah dan cairan tubuh dimasukkan dalam kantong kuning
Limbah sekresi dan ekresi dianggap infeksius, dimasukkan kantong kuning.
Linen ditatalaksana sebagai linen infeksius , dimasukkan kantong kuning.
KEWASPADAAN TRANSMISI AIRBORNE PADA COVID 19
• intubasi endotrakeal,
• bronkoskopi,
• suction terbuka,
• ventilasi manual sebelum intubasi,
• mengubah pasien ke posisi tengkurap,
• memutus koneksi ventilator,
• ventilasi tekanan positif non-invasif,
• trakeostomi dan
• resusitasi kardiopulmoner
• HFNO,nebulizing---à kewaspadaan Airborne +kontak (WHO 15 januari 2021
Pencegahan dan pengendalian infeksi di ruangan isolasi
protektif
drAAryani,SpPK/Perdalin
23
Kamar Bersalin
• Tekanan positif Lantai vinyl /epoxy agar
• Semua dari udara luar : 15 mudah dibersihkan
ACH Agar dapat mengatasi
• Udara di resirkulasi. : 25 aerosol yang timbul saat
ACH ibu inpartu MENERAN
Dapat diupayakan
• Udara dapat dibuang langsung
keluar bangunan
exhaust yang disebelah
bed partus ,atau
hood yang dipasang
diarea kepala pasien
setinggi 70 cm dari
ketinggian TT
drAAryani,SpPK/Perdalin 24
Kamar Bersalin
YA TIDAK KETERA
Parameter audit waspada transmisi kontak NGAN
• Penempatan pasien terpisah dari pasien lain.Private room,kohorting,jarak
antar TT 1m
• Di pintu r isolasi ditempatkan peringatan cara transmisi infeksi pasien yang
sedang dirawat,APD yang perlu dipakai (warna hijau)
• Kebersihan Tangan petugas sesuai 5 moment
• Tidak menyentuh mulut, hidung ,mata .Pakai sarung tangan atau tidak
lakukan ‘Gloves hygiene’
• APD: sarung tangan dan gaun . APD baru ketika akan merawat pasien, dan
sarung tangan baru saat pindah ke pasien lain;tidak ada’gloves hygiene’
• Gaun hanya buat di area pasien,tidak dibawa keluar
• Peralatan telah di proses dekontaminasi ; pembersihan-disinfeksi-sterilisasi
• Pembersihan Lingkungan secara rutin 3 x dan setiap nampak kotor, air deterjen-air-
klorin-air .
• Terminal decontamination dengan air deterjent-air bersih-disinfektan-air bersih (
mis klorin 0,5%)
• Limbah ditata laksana sebagai limbah infeksius (kantong kuning)
Q/viewform
Ji7GhCAtFrgAi6GN3RAKe20BtnKJ02QYc91DV-
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdDoJ5oa9E
https://forms.gle/4A948ZCBA7C8qHuF6 viewform
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdDoJ5oa9E
Monitoring Ketersediaan Fasilitas Kebersihan Tangan Ji7GhCAtFrgAi6GN3RAKe20BtnKJ02QYc91DV-
https://forms.gle/JPTT6GvqnZAvW3vE9 Q/viewform Monitoring Area pembuangan Limbah
TERIMAKASIH
SALAM SEHAT DAN TETAP PAKAI MASKER DAN KACAMATA
Matur nuwun
tidur lelap bila PPI telah berjalan
salam sehat selalu………….
34
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR Nomor: 5 Tahun
2021 Tentang PANDUAN PEMULASARAAN JENAZAH MUSLIM TERPAPAR
COVID-19
• dr. Edi Suyanto, SpF, MH, kepala departemen forensik RSU dr. Soetomo berpendapat sebagaimana
berikut:
• a. Setelah tujuh jam pasien yang terpapar Covid-19 meninggal, maka sel-sel akan rusak dan virus ikut
mati, karena virus tidak bisa hidup mandiri. Artinya, dalam berkembang biak, virus membutuhkan inang,
bila inangnya mati, maka virusnya juga akan ikut mati.
• b. Perlu mensegerakan pemulasaraan jenazah Covid-19 untuk menghindari terjadinya penularan.
• c. Memandikan jenazah bisa dilakukan anggota keluarga dengan syarat menggunakan alat pelindung
diri (APD) yang sebelumnya disemprot dengan desinfektan dan limbahnya disiram dengan cairan klorin
0,5%.
• d. Diusahakan menghindari cairan tubuh jenazah dari mulut, hidung, mata, anus, kemaluan maupun
luka-luka dikulit walaupun disinfeksi telah dilakukan, sehingga semua lubang tersebut harus ditutup
kapas.
• e. Jenazah yang sudah ditangani sesuai protokol yang berlaku, akan memiliki risiko sangat kecil untuk
menularkan virus corona, sehingga diharapkan warga tidak khawatir dan tidak harus menolak
pemakaman di wilayah mereka.
• f. Keluarga bisa ikut dalam proses penguburan jenazah dengan memakai jas hujan plastik, sarung
tangan, masker, sepatu boots dan pelindung mata, tidak harus memakai pakaian seperti astronot
• Dalam penatalaksanaan jenazah suspek Covid-19 dari
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia disebutkan sebagaimana
berikut:
• a. Jenazah dimandikan sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya.
• b. Keluarga yang hendak membantu memandikan jenazah Covid19
hendaknya dibatasi serta menggunakan APD sebagaimana
petugas pemandi jenazah
• Imam Zakaria al-Ansharai dalam Asna al-Mathalib 4/200 menyatakan
bahwa para ulama sepakat bahwa memandikan jenazah, mengkafani,
menshalatkan dan menguburkan hukumnya adalah fardhu
kifayah. ْ ف ُُه ْ ف ْي ُك ﱞل ِْﻣﻦ َ ُﻧُﻪ) أ َوَد َ ( ر ُض َھﺎ
ي ٍة) ِلَ ل ِﻛَﻔﺎِ ◌ْْ ت ْﻛِﻔﯿُﻨُﻪ ُُه ( ُغ ْﺳﻞ ِ ْج َﻣﺎع َ ﺻﻠُﺔ َو
َ ﻞ َوال ﱠَ ( َو َح ْﻣﻞ ْي ِه) َﻋ
Memandikan jenazah, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan,
semuanya adalah fardhu kifayah berdasarkan kesepakatan ulama. 4.
Imam al- Nawawi dalam al-Majmu’ 5/128 menjelaskan bahwa fardhu
kifayah adalah apabila kewajiban itu dilakukan oleh orang yang
dianggap mencukupi, maka gugurlah dosa bagi lainnya. Apabila mereka
semuanya tidak melakukannya, maka semuanya
berdosa. َ ي ِة ْ ْ ْر ِض َ ف ِ َﻣﻲ ال ِﻛَﻔﺎ َ ي ٍ ة ب ِت َ و ُغ ْﺳﻞ ِ ِا ْج َﻣﺎع ْر ُض ِﻛَﻔﺎ
ھﻢ ﱡ ُﻛﻞ َر ُْﻛﻮُه ﺑَﺎقِ ْي َن َواِ ْن ْ ُ ﺳﻞ ِْﻣﻲ َن َو َم ْﻋﻦ ْ ال َ ال َى
ِ ْ ف ُم
ھﻢ ﱡ اَثِ ُْﻣﻮا ُك ْ ُ ﺔ َِذا َﻓَﻌﻠَُﻪ اَﻧﱠُﻪ إٌ َف ْي ِه ِﻛَﻔﺎﻳ
ِ ﻖ َط اَل َم ْن َ ت ْ َح َر ُج َع ِن ال ْ َﺳ
َ
KEPMENKES HK.01.07/MENKES/4834/2021 TENTANG PROTOKOL PENATALAKSANAA
PEMULASARAAN DAN PEMAKAMAN JENAZAH CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-1
• Tim Pemulasaraan jenazah memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sesuai ketentuan APD.
• Selain tim pemulasaraan jenazah, tidak diperkenankan untuk memasuki ruangan.
• Tidak dilakukan suntik pengawet dan tidak dibalsem.
• Lakukan disinfeksi pada jenazah menggunakan cairan disinfektan.
• Tutup semua lubang tubuh menggunakan kapas yang sudah dibasahi dengan klorin 0,5%. Jika terdapat
bekas luka akibat tindakan medis atau lainnya, maka dilakukan penutupan dengan plester kedap air.
• Masukan jenazah ke dalam 2 (dua) lapis plastik yang diikat erat sebagai pembungkus jenazah, dengan
ketentuan berikut:
• 1) Jenazah dimasukan ke dalam lapis plastik pertama dan diikat erat, kemudian diberikan disinfektan
dengan bahan klorin 0,5%.
• 2) Lakukan pemulasaraan jenazah sesuai dengan kaidah agama yang dianut jenazah (untuk muslim
dimandikan dan dikafani).
• 3) Jenazah dimasukan ke dalam lapis plastik kedua dan diikat erat kemudian diberikan disinfektan
dengan bahan klorin 0,5%.
• h. Setelah jenazah dibungkus dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf
• g, jenazah dapat dimasukan kembali ke dalam plastik yang terdapat pegangan untuk memudahkan
memasukan jenazah ke liang lahat atau dimasukan dalam kantong jenazah atau peti jenazah