Negara
OLEH:
RISWAN MUNTHE
Pidana dan Pemidanaan
a. Pidana
Istilah “pidana” merupakan istilah yang lebih khusus,
yaitu menunjukkan sanksi dalam hukum pidana. Pidana
adalah sebuah konsep dalam bidang hukum pidana yang
masih perlu penjelasan lebih lanjut untuk dapat
memahami arti dan hakekatnya. Menurut Roeslan Saleh
“pidana adalah reaksi atas delik, dan ini berwujud suatu
nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara kepada
pembuat delik itu”.
Muladi dan Barda Nawawi: berpendapat bahwa unsur pengertian pidana,
meliputi:
Pidana itu pada hakekatnya merupakan suatu pengenaan penderitaan atau
nestapa atau akibat-akibat lain yang tidak menyenangkan;
Pidana itu diberikan dengan sengaja oleh orang atau badan yang mempunyai
kekuasaan (oleh yang berwenang);
Pidana itu dikenakan pada seseorang yang telah melakukan tindak pidana
menurut undang-undang.
b. Teori Pemidanaan
Mengenai teori pemidanaan, pada umumnya dapat
dikelompokkan dalam tiga golongan besar, yaitu teori
absolut (teori pembalasan), teori relatif (teori tujuan), dan
teori menggabungkan.
a. KUHP Norwegia
KUHP Norwegia menganut double track System (dua Jalur
sistem), yaitu mengenal dua jenis sanksi berupa pidana
(punishment) dan tindakan-tindakan khusus (special measures):
1. Pidana pokok (ordinary punishment) yang diatur dalam Pasal
15 dan terdiri dari:
a) imprisonment (penjara).
b) Jailing (sama dengan penjara)
c) fines (denda).
2. Pidana tambahan (supplementary puneshment) yang diatur
pasal 16 dan terdiri dari:
a). Perampasan hak berupa: hak menjadi anggota angkatan
bersanjata (diatur dalam Pasal 30) dan hak untuk memilih dan
dipilih (Pasal 31).
b). Pengasingan dari tempat-tempat tertentu, yaitu apabila
keberadaan terdakwa di suatu tempat dipandang membahayakan
bagi orang atau harta benda. Terdakwa dapat dilarang tinggal
atau menampakkan diri di tempat tertentu itu atau berada dalam
jarak tertentu dari tempat itu. Larangan ini dapat diakhiri untuk
waktu tertentu atau tidak dalam waktu tertentu.
c) penyitaan benda-benda tertentu, baik benda-benda yang
dihasilkan maupun yang digunakan untuk melakukan kejahatan.
3. Tindakan-tindakan khusus (special measures) terdiri dari:
1) tindakan keamanan, yang diatur dalam Pasal 39.
- jenis sanksi atau tindakan ini diperuntukkan
bagi para pelanggar yang tidak normal.
- jenis-jenisnya adalah:
a. Menempatkan atau melarangnya tinggal di
suatu tempat tertentu;
b. Menempatkan di bawah pengawasan
pejabat atau pejabat khusus yang ditunjuk.
c. Melarangnya minum-minuman beralkhohol.
d. Menempatkannya dalam pemeliharaan
seseorang yang dianggap patut.
e. Menempatkannya dalam rumah sakit jiwa,
sonatorium, rumah perawatan atau bengkel- bengkel kerja dan
menahan/menyekapnya.
KUHP Polandia
2) penahanan preventif (Preventive Detention), hal ini
diperuntukkan bagi recidivis yang telah berulangkali
melakukan tindak pidana tertentu. Ini diatur dalam pasal
39a.