Anda di halaman 1dari 13

Penyakit Akibat Kerja Paparan Biologis

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA


Penyakit Akibat Kerja Paparan
Biologis
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit yang timbul akibat kerja adalah penyakit yang timbul karena hubungan kerja yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja.

Faktor Penyebab:
- Fisik
- Kimia
- Biologi

Penyakit akibat kerja karena paparan biologis adalah penyakit yang


disebabkan paparan biologis yang terjadi akibat kontak langsung dengan
bahan kerja, proses kerja, dan lingkungan kerja.

Paparan biologis yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja terdiri dari:
1. Golongan mikroorganisme (virus, bakteri, parasit, jamur)
2. Vertebrata (ternak, binatang liar)
3. Invertebrata (serangga)
4. Binatang dalam air (ikan hiu, ular laut)
HEPATITIS B
Definisi
Istilah “Hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati, yang bisa disebabkan
oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol,
lemak yang berlebih dan penyakit autoimun (DEPKES).

Etiologi
Virus Hepatitis B

Transmisi
Kontak dengan cairan tubuh/jaringan yang mengandung Hepatitis B
o Jarum suntik
o Transfusi darah
o Transplantasi organ
*Risiko penularan Hpatitis B adalah 27 – 37%
*Percikan 10-8 ml darah yang mengandung virus Hepatitis B dapat menularkan virus
Pekerja yang Berisiko
1) Pekerja kesehatan yang kontak dengan darah
2) Pekerja kebersihan alat kesehatan yang kontak dengan darah atau cairan tubuh (semen, vagina,
serebrospinal, synovia, pleura, peritoneal, pericardial)
3) Pekerja bank darah
4) Pekerja di bagian analisa dan onkolgi
5) Polisi lalu lintas yang menolong korban kecelakaan

Tenaga analisis kesehatan berisiko terkena paparan biologis golongan mikroorganisme, penyakit infeksi,
infeksi binatang ketika memeriksa feses yang terdapat cacing di dalamnya, dan keracunan bahan toksin dan
zat kimia karena terlalu sering bekerja di laboratorium dan menghirup bahan-bahan kimia.
Manifestasi Klinis
o Ikterik
o Mual
o Panas
o Kronis terhadap asites
o Pemeriksaan HbsAg positif

Tata Laksana
(1) Pemberian antivirus interferon
(2) Istirahat
(3) Diet TKTP (tinggi Kalori dan Tinggi Protein)
(4) Simptomatis
Bagaimana Peran BPJS
dalam Tata Laksana dan
Pencegahan Hepatitis B?
Fasilitas kesehatan memberikan pelayanan obat kepada peserta JKN-KIS dengan mengacu kepada Fornas
yang berlaku. Biaya pelayanan kesehatan, termasuk obat-obatan kemudian ditagihkan kepada BPJS
Kesehatan, yang membayarkan klaim pelayanan tersebut sesuai dengan tarif yang berlaku.

*Untuk pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dibayarkan dengan tarif paket kapitasi
*Begitu pula pelayanan di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) atau rumah sakit, akan
dibayarkan dengan tarif paket INA-CBGs

Pada prinsipnya, seluruh pengobatan Hepatitis yang dijamin oleh BPJS Kesehatan tidak terpisahkan dari
obat. Obat Hepatitis dijamin seluruhnya oleh BPJS Kesehatan selama pelayanan diberikan di fasilitas
kesehatan yang bekerja sama dan obat yang diberikan sesuai Fornas. Pelayanan di faskes yang tidak bekerja
sama hanya dijamin oleh BPJS Kesehatan dalam keadaan kegawatdaruratan medis.

(https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/bcd9d7bfb5e5ecdb9bf958b33ab5c1ae.pdf)
Jika peserta rawat jalan diberikan obat injeksi anti hepatitis B kronik atau obat injeksi anti hepatitis C kronik,
misalnya pegylated interferon alfa-2a(Pegasys®) atau pegylated interferon alfa-2b(Peg-Intron®), maka rumah
sakit dapat menagihkan biaya obat tersebut kepada BPJS Kesehatan dan BPJS Kesehatan akan membayarnya
seluruh biayanya sesuai dengan harga yang tercantum dalam e-catalogue obat yang berlaku yaitu sekitar Rp 1
juta sd Rp 1,4 juta per unit. Lain halnya jika peserta mendapatkan injeksi Hepatitis saat rawat inap, BPJS
Kesehatan membayarkan biaya obat injeksi tersebut ke dalam paket INA-CBGs.

Selain injeksi pegylated interferon, terdapat obat-obat Anti Hepatitis oral yang juga tercantum dalam Fornas.
Obat-obatan tersebut antara lain adefovir dipivoksil, entekavir, lamivudin, ribavirin, tenofovir, dan telbivudin.
Untuk obat-obat tersebut, dapat diberikan kepada penderita hepatitis maksimal untuk kebutuhan 30 hari. BPJS
Kesehatan akan membayarkan biaya obat untuk kebutuhan maksimal 23 hari di luar paket INA-CBGs,
sedangkan biaya obat untuk kebutuhan minimal 7 hari sudah termasuk dalam paket INA-CBGs yang dibayarkan
kepada Faskes.
(https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/bcd9d7bfb5e5ecdb9bf958b33ab5c1ae.pdf)
Pencegahan
o Melaksanakan kewaspadaan standar
o Pengendalian lingkungan: proses alat sesuai dengan standar (dekontaminasi, pencucoian, dan
sterilisasi)
o Membersihkan permukaan barang yang terkontaminasi cairan tubuh
o Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri):
(1) Sarung tangan
(2) Alas kaki tertutup
(3) Alat pelindung wajah
o Bilas mata dan mulur dengan air selama 10 menit
o Mencuci luka tertusuk atau tersayat dengan air sabun, biarkan darah mengalir, kemudian tutup
luka
o Pemeriksaan HbsAg pada waktu sesudah terpapar dan 6 bulan berikutnya
o Deteksi dini lainnya, seperti petugas lab dianjurkan dilakukan pemeriksaan lab (fungsi liver,
status vaksinasi hepatitis)
o Pelayanan promotif-preventif BPJS : vaksinasi Hepatitis B yang termasuk dalam imunisasi
dasar, yaitu Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis B (DOT-HB)
Daftar Pustaka
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hepatitis.pdf
https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/bcd9d7bfb5e5ecdb9bf958b33ab5c1ae.pdf
Lisnawati. 2014. Penyakit Akibat Kerja Kerja Karena Paparan Biologis. Surabaya: Fakultas Kesehatan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai