WRAP UP
KELOMPOK B-15
Anggota :
FK – Universitas YARSI
2011-2012
Skenario 2
1. Apakah oklusi pada arteri koronaria selalu ditandai dengan adanya nyeri
dada yg menjalar ke extremitas atas?
2. Apakah ada hubungan nyeri dada dengan menonton pertandingan sepak
bola?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya peningkatan enzim jantung pada pasien
tersebut?
4. Berapa kadar normal enzim jantung?
5. Apakah bunyi jantung I & II selalu terdengar normal pada nyeri dada?
6. Mengapa dokter memberikan obat trombolitik dan antiangina pada pasien
tersebut?
7. Apakah arti dari hasil EKG pada pemeriksaan pasien tersebut?
8. Apakah dislipidemia dan peningkatan kadar enzim jantung selalu
menyebabkan nyeri di bagian dada?
9. Berapa irapa sinus jantung normal?
SASARAN BELAJAR
Vaskularisasi jantung
Jantung mendapat vaskularisasi dari arterie coronaria dextra dan sinistra,
yang berasal dari aorta ascendens tepat diatas valva aortae. Arteri
coronaria dan percabangan utama terdapat dipermukaan jantung, terrletak
di dalam jaring ikat subepicardial.
Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aorta dan berjalan ke
depan di antara trunkus pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan
turun hampir ventrikel di dalam sulcus atrio-ventrikulare dextra.
Cabang –cabangnya :
1. Ramus coni arteriosis, mendarahi facies anterior conus pulmonalis
(infundibulum ventrikulare dexter) dan bagian atas dinding
anterrior ventrikulare dexter.
Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf
otonom melalui plexus cardiacus yang terletak di bawah arkus aorta. Saraf
simpatis berasal dari bagian cervicale dan thoracale bagian atas truncus
symphatikus, dan persarafan parasimpatis berasal dari nervus vagus.
Serabut – serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinusatrial dan
nodus atrioventrikular, serabut – seerabut otot jantung dan arteria
coronaria.
Perangsangan saraf simpatis mengakibatkan akselerasi jantung,
meningkatkan denyut jantung(daya kontraksi otot jantung) dan dilatasi
arteria koroner. Serabut – serabut postganglionik parasimpatis berakhir di
nodus sinusatrial dan nodus atrioventrikular dan arteria coronaria.
Perangsangan saraf parasimpatis mengakibatkan berkurangnya denyut
jantung(daya kontraksi otot jantung) dan konstriksi arteria koroner.
Serabut – serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa
implus saraf yang biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi bilai pasokan
darah kurang ke otot jantung terganggu maka implus rasa nyeri dapat
dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut – serabut aferen yang berjalan
bersama nervus vagus mengambil bagian dalam refleks kardiovaskular.
LO 2. Aterosklerosis
2.1. Patofisiologi
Pembuluh arteri, semakin bertambahnya umur dalam arteri juga terjadi
proses seperti penebalan lapisan intima, berkurangnya elastisitas,
penumpukan kalsiumdan bertambahnya lapisan intima.
Menurut WHO pada tahun 1958, ”Perubahan variabel intima arteri yang
merupakan akumulasi fokal lemak, kompleks karbohidrat, darah dan hasil
produk darah, jaringan fibrous dan deposit kalsium yang kemudian diikuti
perubahan lapisan media”.
3.1. Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiogram (EKG)
Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering
masih normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien pernah
mendapat infark miokard di masa lampau. Kadang-kadang menunjukkan
pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina; dapat pula
menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada
saat serangan angina, EKG akan menunjukkan depresi segmen ST dan
gelombang T dapat menjadi negatif.
4.1. Patofisiologi
Diagnosa
Dignosa STEMI ditegakkan berdasarkan:
Anamnesis, apakah adanaya gejala nyeri dada yang harus dibedakan
dengan nyeri dada bukan jantung, jika berasal dari jantung harus
dibedakan apakah berasal dari koroner atau bukan. Perlu dianamnesis juga
apakah ada riwayat infark sebelumnya serta faktor – faktor resiko antara
lain hipertensi, diabetes, merokok, riwayat keluarga yang menderita sakit
jantung koroner dan juga adanya stress.
Terdapat faktor pencetus sebelumnya seperti aktivitas fisik berat, stress
emosi.
Walaupun STEMI bisa terjadi sepanjang hari atau malam, dilaporkan
bahwa pada pagi hari juga dapat terjadi dalam beberapa jam setelah
bangun tidur.
Nyeri dada
Nyeri dada tipikal(angina) merupakan gejala kardial pasien IMA dan
merupakan pertanda awal dalam pengelolaan pasien. Sifat nyeri dada
angina adalah sebagai berikut :
Lokasi : berada pada substernal, retrosternal, dan prekordial
Sifat nyeri : rasa sakit seperti ditekan, terbakar, ditindih benda berat
seperti ditusuk, diperas atau dipelintir
Penjalaran : ke lenngan kiri dapat juga ke leher, rahang bawah,
gigi, punggung/interskapula, perut dapat juga ke lengan kanan.
Adanya faktor pencetus : aktivitas fisik, emosi, udara dinggin dan
sesudah makan.
Gejala yang menyertai : keringat dingin, cemas, lemas, mual,
muntah serta sulit bernafas.
Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat atau memakan
obat nitrat.
Nyeri juga terdapat pada perikarditis akut, emboli paru, gangguan
gastroinstestinal dan lain sebagainya. Tetapi nyeri STEMI tidak selalu
ditemukan pada diabetes melitus dan usia lanjut.
Pemeriksaan fisik
Pasien terlihat cemas, pada ekstrimitas pucat dan dingin. Kombinasi nyeri
dada >30 menit dan banyak keringat dicurigai STEMI. Peningkatan suhu
sampai 38o C, disfungsi ventrikulas S4 dan S3 gallop, penurunan
instensitas bunyi jantung pertama dan spit paradoksial bunyi jantung
kedua. Dapat ditemukan murmur midsistolik.
EKG
Terdapat elevasi segmen ST diikuti perubahan sampai inversi gelombang
T, kemudian muncul peningkatan gelombang Q minimal di dua sadapan.
Dilakukan 10 menit setelah pasien datang ke IGD.
Pemeriksaan laboratorium
Pertanda adanya nekrosis jantung, selnya akan mengelurakan enzim yang
dapat dapat diukur:
CKMB (creatinine kinase MB) : meningkat 3 jam setelah miokard
infark dan mencapai puncak dalam 10 – 24 jam dan kembali
normal dalam 2 – 4 hari. Operrasi jantung, miokarditis dan injuri
otot juga meningkatkan CKMB.
cTn (cardiac specifik troponin) T dan I; meningkat setelah 2 jam
setelah infark miokard, dan mencapai puncak setelah 10 – 24 jam
dan cTn T masih dapat dideteksi setelah 5 – 14 hari sedangkan cTn
I setelah 5 -10 hari.
Penatalaksanaan
Tatalaksana Pra Rumah Sakit :
Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolonggan medis,
pemberian fibrinolitik pra hospital hanya bisa dilakukan jika ada
paramedis di ambulan yang sudah terlatih menginterprestasikan EKG.
Evaluasi klinis
Sama seperti STEMI, berupa nyeri dada yang khas.
EKG
Depresi segmen ST
Penatalaksanaan
Pada pasien harus diistirahatkan, empat utama terapi yang harus
dipertimbangkan pada setiap pasien NSTEMI
Terapi antiiskemia (nitrat sublingua atau penyekat beta)
Terapi antiplatelet (aspirin, klopidogrel atau antagonis GP IIb/IIIa)
Terapi antikoagulan (Unfaractionated Heparin atau low Molecular Weight
Heparin)
LO 5. Hasil rekaman EKG pada Sindroma Koroner Akut
A B C
D E F
Gambar 7. Hubungan antara lokasi infark dan oklusi arteri koroner (panah) dan lead
electrocardiogram. a)anteroseptal infark, b)anterior infark extensive (anterolateral
infarction), c)lateral isolated infarction, d)infark inferior, e)infark posterior, f)right
ventricular “infarction” (combined to inferior infarction).
EKG adalah rekaman grafik dari aktifitas listrik jantung. Bagian dari EKG adalah
gelombang P, kompleks QRS dan gelombang T. Untuk infark miokardium yang
sedang kita bicarakan sekarang yang menjadi perhatian adalah kompleks QRS dan
gelombang T. Kompleks QRS menunjukkan aktifitas repolarisasi ventrikel,
sedangkan gelombang T menunjukkan depolarisasi ventrikel. Inversi
T(gambarannya cekung ke bawah) menunjukkan keadaan iskemik, segmen
ST menunjukkan daerah yang mengalami injury akibat iskemik yang agak
lama, dan Q yang patologis (tingginya >25% dari tinggi R) menunjukkan
nekrosis otot akibat iskemik sekitar 30-45 menit(infark).
Untuk mengetahui bagian jantung yang kena, kita memperkirakannya
berdasarkan sadapan mana yang abnormal.
EKG memberi bantuan untuk diagnosis dan prognosis. Rekaman yang dilakukan
saat sedang nyeri dada sangat bermanfaat. Gambaran diagnosis dari EKG adalah :
Perubahan EKG lainnya termasuk bundle branch block (BBB) dan aritmia
jantung, terutama Sustained VT. Serial EKG harus dibuat jika ditemukan adanya
perubahan segmen ST. Namun EKG yang normal pun tidak menyingkirkan
diagnosis APTS/NSTEMI.
• Angina pektoris tidak stabil: depresi segmen ST dengan atau tanpa inversi
gelombang T, kadang-kadang elevasi segmen ST sewaktu nyeri, tidak dijumpai
gelombang Q.
2. Jenis Kelamin.
Merupakan kenyataan bahwa wanita lebih sedikit mengalami serangan
jantung dibandingkan pria. Rata-rata kematian akibat serangan jantung
pada wanita terjadi 10 tahun lebih lama dari pria. Secara umum faktor
resiko lebih sedikitmenyebabkan kelainan jantung PJK .namun ketahanan
wanita berubah setelah menopause. Hal ini diduga faktor hormonal seperti
estrigen melindungi wanita.
4. Ras
2. Hiperkolesterolmia
Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan
dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh darah
tersebut menyempit dan proses ini disebut aterosklerosis. Penyempitan
pembuluh darah ini akan menyebabkan aliran darah menjadi lambat
bahkan dapat tersumbat sehingga aliran darah pada pembuluh derah
koroner yang fungsinya memberi 02 ke jantung menjadi berkurang.
Kurangnya 02 akan menyebabkan otot jantung menjadi lemah, sakit dada,
serangan jantung bahkan kematian.
3. Merokok
Efek rokok adalah menyebabkan beban miokard bertambah karena
rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi 02 akibat inhalasi
CO. Katekolamin juga dapat menambah reaksi trombosis dan juga
menyebabkan kerusakan dinding arteri, sedangkan glikoprotein tembakau
dapat menimbulkan reaksi hipersensitif dinding arteri. Di samping itu
rokok dapat menurunkan kadar HDL kolesterol tetapi mekanismenya
belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang diisap, kadar HDL
kolesterol makin menurun.
4. Kegemukan
Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol.
5. Diabetes Melitus
Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi
penyakit pembuluh darah. Mekanismenya belum jelas, akan tetapi terjadi
peningkatan tipe IV hiperlipidemi dan hipertrigliserid, pembentukan
platelet yang abnormal dan DM yang disertai obesitas dan hipertensi
6. Stress
LO 7. Obat trombolitik, antiagregasi trombosit & antiangina
ANTIANGINA
1. Nitrat organik
Nitrat organik adalah ester alkohol polisakarida dengan nitrat, sedangkan nitrit
organik adalah ester asam nitrit. Amilnitrit, ester asam nitrit dengan alkohol
merupakan cairan yang mudah menguap dan biasa diberikan melalui
inhalasi. Sedangkan ester nitrat lainnya yang berat molekulnya lebih
tinggi (misalnya pentaeritrol tetranirat dan isosorbit dinitrat berbentuk padat).
Farmakodinamik:
Nitrat organik (prodrug) yakni menjadi aktif setelah dimetabolisme dan
mengeluarkan mitrogen monoksida.
Biotransfromasi berlangsung di intraseluler, Mekanisme kerja dari nitrat
dibagi menjadi 2:
a. vasodilatasi non-endothelium dependent dengan cara nitrat organik
melepas nitrit oksida, lalu merangsang penglepasan cGMP yang
memperantarai defosforilasi miosin sehingga terjadilah relaksasi otot
polos.
b. vasodilatasi endothelium dependent dengan cara melepaskan
prostasiklin yang menyebaban vasodilatasi pembulih darah.
Efek kardiovaskular :
Nitrat organik menurunkan dan dapat meningkatkan suplai oksigen
dengan cara mempengaruhi tonus vaskular menimbulkan
vasodilatasi sistem vaskular
Nitrat organik memperbaiki sirkulasi koroner pada pasien
aterosklerosis denagn menimbullkan redistribusi aliran darah
menyebabkan dilatasi pembuluh darah koroner yang besar di daerah
epikardial dan bukan pembuluh darah kecil (arteriol), sehingga tidak
terjadi steal phenomenon
Farmakokinetik
Nitrat organik diabsorpsi baik lewat kulit, mukosa sublingual dan oral.
Metabolisme obat dalam hati dilakukan oleh nitrat reduktase.
Masa kerja lebih panjang bila menggunakan nitrat organik oral (isosorbid
mononitrat, isosorbid dinitrat, eritritil tetranitrat)
Nitrat organik dengan preparat transdermal (salep, plester). Plester
nitrogliserin (penggunaan 24jam-melepaskan 0.2-0.8 mg obat tiap jam).
Bentuk salep nitrogliserin (2%-pada kulit 2.5-5 cm²) biasanya untuk
mencegah angina yang timbul pada malam hari.
Amilnitrit mempunyai bentuk cairan yang mudah menguap (volatile)
cara inhalasi, lebih cepat diabsorpsi dan menghindari efek metabolisme
pertama dihati)
Tabel 2. Sediaan Nitrat Organik
Sediaan Nitrat Interval Lama kerja
Nitrat Kerja Singkat 0,18-0,3 ml 3-5 menit
• Amilnitrit inhalasi
• Preparat sublingual
1. Nitrogliserin 0,5-0,6 mg 10-30 menit
2. Isosorb dinitrat 2,5-5 mg 10-60 menit
Nitrat Kerja Panjang
• Isoisorb dinitrat oral 10-60 mg 4-6 jam
• Nitrogliserin oral 6,5-13 mg 6-8 jam
Kontraindikasi
Efek samping nitrat organik berhubungan dengan efek vasodilatasinya.
Pada awalnya ditemukan sakit kepala, flushing karena dilatasi arteri serebral.
Bila hipotensi berarti terjadi bersama refleks takikardi yang akan
memperburuk keadaan.
Pada pasien stenosis aorta / kardiomiopati hipertrofik, nitrat organik
menyebabkan penurunan curah jantung dan hipotensi refrakter. Pemberian
nitrat organik dikontraindikasikan pada pasien yang mendapat slidenafil.
Indikasi
a. Angina pektoris
Untuk angina tidak stabil nitrat organik diberikan secara iv (dapat
terjadi toleransi cepat 24-48jam). Untuk angina variant diperlukan nitrat
organik kerja panjang dikombinasikan dengan antagonis Ca⁺⁺
b. Infark jantung
Nitrat organik dapat mengurangi luas infark dan memperbaiki fungsi
jantung
c. Gagal jantung kongesif
Nitrat organik untuk GJK dalam bentuk kombinasi dengan hidralazin (lini
kedua), sedangkan lini pertama menggunakan vasodilator. Penggunaan
nitrat organik sebagai obat tunggal memperbaiki gejala dan tanda gagal
jantung terutama pasien tersebut menderita jantung iskemik
2. Penghambat Adrenoreseptor Beta (β-Bloker)
β-Bloker bermanfaat untuk mengobati angina pektoris stabil kronik. Golongan
obat ini dapat menurunkan angka mortalitas infark jantung efek aritmianya.
β-Bloker menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung dengan menurunkan
frekuensi denyut jantung, tekanan darah dan kontraktilitass. Efek kurang
menguntungkan β-Bloker peningkatan volume diastolik akhir yang
meningkatkan kebutuhan oksigen.
Sifat farmakologi
β-Bloker diklasifikasikan sebagai kardioselektif , namun bisa menghilang
sifatnya bila dosis ditinggikan. Sifat larut lemak menentukan tempat
metabolisme (hati) dan waktu paruh memendek.
β-Bloker mempunyai aktivitas simpatomimetik intrinsik yakni kurang
menimbulkan bradikardi atau penekanan kontraksi jantung.
Tabel 3. Sediaan Obat β-Bloker
Obat Kelarutan Eliminasi Kardioselektif Dosis antiangina
Dalam
lemak
asebutolol Hati + kap 200 mg dan tab
400 mg
labetalol Hati + 100-600 mg/hari
bisoprol tab 5 mg
nadolol Ginjal tab 40 dan 80 mg
atenolol Ginjal tab 50 dan 100 mg
metoprolol Sedang Hati + tab 50 dan 100
mg, tab lepas
lambat 100 mg
pindolol Sedang Ginjal & tab 5 dan 10 mg
hati
propanolol Hati tab 10 dan 40 mg,
kapsul lepas
lambat 160 mg
penbutolol hati
Efek Samping
Farmakologi : bradikardi, blok AV, gagal jantung, bronkospasme
Sal cerna : mual, muntah, diare, konstipasi
Sentral : mimpi buruk, insomnia, halusinasi, rasa capai, pusing,
depresi
Alergi : rash, demam dan purpura
Kontraindikasi
a. hipotensi
b. bradikardi simptomatik
c. blok AV derajat 2-3
d. gagal jantung kongesif
e. ekserbasi serangan asma (bronkospasme)
f. diabetes melitus dengan hipoglikemia
Indikasi
Angina pectoris, aritmia, hipertensi, infark miokard
3. Penghambat Kanal Ca⁺⁺ (Calsium antagonis)
Farmakodinamik
a. Secara umum ada 2 jenis kanal Ca⁺⁺, pertama voltage-sensitive
(VSC)/potential-dependent calcium channels (PDC membuka bila ada
depolarisasi membran. Kedua, receptor-operated calcium channel (ROC)
membuka bila agonis menempati reseptor dalam kompleks sistem kanal
ini (contoh : hormon, norepinefrin)
b. Calsium antagonis mempunyai 3 efek hemodinamik yang berhubungan
dengan pengurangan kebutuhan otot jantung :
1) Vasodilatasi koroner dan perifer
2) Penurunan kontraktilitas jantung
3) Penurunan automatisitas serta konduksi pada nodus SA dan AV
Sedangkan untuk meningkatkan suplai oksigen otot jantung dengan cara :
dilatasi koroner dan penurunan tekanan darah da denyut jantung (sehingga
perfusi subendokardial membaik)
Farmakokinetik
Farmakokinetik penghambat kanal Calsium hampir semua absorpsi oralny
sempurna tetapi bioavailabilitasnya berkurang karena metabolisme lintas
pertama dalam hati. efek obat tampak 30-60 menit pemberian. Macam-macam
Calsium antagonis
Dihidropiridin: nifedipin, nikardipin, felodipin, amlodipin
Difenilalkilamin: verapamil, galopamil, tiapamil
Benzotizepin: diltiazem
Piperazin: sinarizin, flunarizin
Lain-lain: prenilamin, perheksilin
Tabel 4. Efek Kardivaskular Antagonis Kalsium
Efek kardiovaskular Nifedipin Verapamil Diltiazem
(N) (V) (D)
1. Vasodilatasi koroner 5 4 3
2. Vasodilatasi perifer 5 4 3
3. Inotropik negatif 1 4 2
4. Kronotropik negatif 1 5 5
5. Dromotropik negatif 0 5 4
* Angka menunjukkan perbandingan kekuatan relatif masing-masing obat
ANTITROMBOTIK
1. Aspirin
Aspirin menghambat sintesis tromboksan A2 (TXA2) di dalam trombosit
dan prostasiklin (PGI2) di pembuluh darah dengan menghambat secara
ireversibel enzim sikloogsigenase (akan tetapi sikloogsigenase dapat dibentuk
kembali oleh sel endotel). Penghambatan siklooksigenase terjadi karena
aspirin mengasetilasi enzim tersebut. Aspirin dosis kecil hanya dapat menekan
pembentukan TXA2, sebagai akibatnya terjadi pengurangan agregasi
trombosit. Dosis lebih tinggi, selain meningkatkan toksisitas (terutama
perdarahan), juga menjadi kurang efektif karena selain menghambat TXA2
juga menghambat pembentukan prostasiklin.
Pada infark miokard akut nampaknya aspirin bermanfaat untuk mencegah
kambuhnya infark miokard yang fatal maupun nonfatal. Pada pasien TIA
(transient ischemic attack), penggunaan aspirin jangka panjang juga
bermanfaat untuk mengurangi kambuhnya TIA, stroke karena penyumbatan,
dan kematian akibat gangguan pembuluh darah. Berkurangnya kematian
terutama jelas pada pria.
Efek samping aspirin misalnya rasa tidak enak di perut, mual, dan
perdarahan saluran cerna; biasanya dapat dihindarkan bila dosis per hari tidak
lebih dari 325 mg. Penggunaan bersama antasid atau antagonis H2 dapat
mengurangi efek tersebut. Obat ini dapat mengganggu hemostasis pada
tindakan operasi dan bila diberikan bersama heparin atau antikoagulan oral
dapat meningkatkan risiko perdarahan.
2. Dipiridamol
Dipiridamol menghambat ambilan dan metabolisme adenosin oleh eritrosit
dan sel endotel pembuluh darah, dengan demikian meningkatkan kadarnya
dalam plasma. Adenosin menghambat fungsi trombosit dengan merangsang
adenilat siklase dan merupakan vasodilator. Dipiridamol juga memperbesar
efek antiagregasi prostasiklin. Dipiridamol sering digunakan bersama heparin
pada pasien dengan katup jantung buatan. Obat ini juga banyak digunakan
bersama aspirin pada pasien infark miokard akut untuk prevensi sekunder dan
pada pasien TIA untuk mencegah stroke.
Efek samping yang paling sering yaitu sakit kepala; biasanya jarang
menimbulkan masalah dengan dosis yang digunakan sebagai antitrombotik.
Bila digunakan untuk pasien angina pektoris, dipiridamol kadang-kadang
memperberat gejala karena terjadinya fenomena coronary steal. Efek samping
lain ialah pusing, sinkop, dan gangguan saluran cerna.
Bioavailabilitas obat ini sangat bervariasi. Lebih dari 90% dipiridamol
terikat protein dan mengalami sirkulasi enterohepatik. Masa paruh eliminasi
bervariasi: 1 – 12 jam. Dosis untuk profilaksis jangka panjang pada pasien
katup jantung buatan 400 mg/hari bersama dengan warfarin. Untuk mencegah
aktivasi trombosit selama operasi by-pass, dosisnya 400 mg dimulai 2 hari
sebelum operasi.
3. Tiklopidin
Tiklopidin menghambat agregasi trombosit yang diinduksi oleh ADP.
Berbeda Tiklopidin menghambat agregasi trombosit yang diinduksi oleh ADP.
Berbeda dari aspirin, tiklopidin tidak mempengaruhi metabolisme
prostaglandin. Dari uji klinik secara acak, dilaporkan adanya manfaat
tiklopidin untuk pencegahan kejadian vaskular pada pasien TIA, stroke, dan
angina pektoris tidak stabil.
Efek samping yang paling sering mual, muntah, dan diare. Yang dapat
terjadi sampai pada 20% pasien. Selain itu, antara lain, dapat terjadi
perdarahan (5%), dan yang paling berbahaya leukopenia (1%). Leukopenia
dideteksi dengan pemantauan hitung jenis leukosit selama 3 bulan pengobatan.
Trombositopenia juga dilaporkan, sehingga perlu dipantau hitung trombosit.
Tiklopidin terutama bermanfaat untuk pasien yang tidak dapat
mentoleransi aspirin. Karena tiklopidin mempunyai mekanisme kerja yang
berbeda dari aspirin, maka kombinasi kedua obat diharapkan dapat
memberikan efek aditif atau sinergistik.
4. Klopidogrel
5. β-bloker
Banyak uji klinik dilakukan dengan β-bloker untuk profilaksis infark
miokard atau aritmia setelah mengalami infark pertama kali. Dari The
Norwegian Multicenter Study, dengan timolol didapatkan bahwa obat ini dapat
mengurangi secara bermakna jumlah kematian bila diberikan pada pasien yang
telah mengalami infark miokard. Akan tetapi, tidak dapat dipastikan apakah
hal tersebut disebabkan oleh efek langsung timolol terhadap pembekuan
darah.
6. Penghambat Glikoprotein IIb/IIIa
(Ganiswarna. 1995; Kee, Hayes. 1996; Setyabudi, Rianto. 2008)
Terapi Bedah
Revaskularisasi terapi untuk lesi aterosklerotik mencakup:
Intervensi Koroner Perkutan atau Percutaneous Coronary Intervention (PCI)
o Percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA)
Gambar 15. Prosedur Balloon Angioplasty
Prosedur ini dilakukan dengan menyisipkan sebuah tabung plastik tipis
(Kateter) ke dalam arteri. Kateter disisipkan ke dalam arteri besar (aorta)
ke arteri koroner. Setelah kateter disisipkan (pada bagian arteri yang
menyempit), ujung balon mengembang dan mendorong plak terhadap
dinding arteri. Angioplasty memungkinkan darah mengalir lebih leluasa ke
jantung. Prosedur ini efektif sekitar 85-90% dari waktu, tetapi sampai 35%
dari orang mengalami kembali pemblokiran arteri mereka dalam 6 bulan.
Jika hal ini terjadi, angioplasty kedua dapat dipertimbangkan.
o Cutting balloon angioplasty
o Coronary stent placement
Bare stents
Drug-eluted stents
o Coronary atherectomy
Directional coronary atherectomy
Rotational coronary atherectomy or rotablator
Transluminal extraction catheter atherectomy
Excimer laser atherectomy
o AngioJet suction device
o Brachytherapy - Intracoronary radiation therapy
Gamma-ray devices
Beta-ray devices
Coronary artery bypass surgery
Melibatkan pengambilan bagian pembuluh darah dari bagian lain dari tubuh
(misalnya kaki atau dada) dan relokasi itu di atas dan di bawah bagian yang
tersumbat dari arteri yang telah menghalangi aliran darah bebas ke jantung.
Operasi biasanya memakan waktu 3 sampai 6 jam, tergantung pada seberapa
banyak pembuluh darah perlu dijahit bersama-sama (dicangkokkan). Penting
untuk memahami bahwa operasi ini bukanlah obat untuk aterosklerosis. Oleh
karena itu, sangat penting bahwa langkah-langkah untuk mencegah
pengerasan pembuluh darah (misalnya olahraga, mendengar diet sehat, obat
yang sesuai) dilanjutkan.
Pemantauan dan memodifikasi faktor risiko tertentu adalah cara terbaik untuk
mencegah penyakit jantung koroner.
Jika mungkin, mengadopsi gaya hidup sehat sejak awal kehidupan
Riwayat keluarga : Jika seseorang dalam keluarga memiliki penyakit jantung
koroner, angina, atau serangan jantung pada usia 55 tahun, resiko terkena
penyakit jantung meningkat. Jika penyakit jantung ada dalam keluarga, dapat
direkomendasikan tes skrining dan tindakan pencegahan.
Ubah faktor-faktor risiko berikut:
o Kadar lemak pada darah
Kolesterol tinggi total: ketahui kadar kolesterol total dan ambil tindakan
untuk mengontrolnya dengan diet dan olahraga jika kadarnya tinggi.
Berikut panduan dari National Cholesterol Education Program (NCEP),
kadar kolesterol total yang diukur dalam darah setelah 9-12 jam berpuasa
berdasarkan subtipe kolesterol penting:
LDL cholesterol
Kurang dari 100 - Optimal
100-129 - Near optimal/above optimal
130-159 - Borderline high
160-189 - High
190 atau lebih tinggi - Very high
Total cholesterol
Kurang dari 200 - Desirable
201-239 - Borderline high
240 atau lebih tinggi - High
HDL cholesterol (the good cholesterol)
Kurang dari 40 0 Low
60 atau lebih tinggi - High (desirable)
o Diet
Diet, seimbang rendah lemak yang baik tidak hanya untuk orang dengan
kolesterol tinggi tetapi untuk semua orang.
American Heart Association merekomendasikan bahwa kalori dari
lemak maksimum kurang dari 30% dari total kalori dalam makanan
apapun.
Setiap hari, cobalah untuk makan 6-8 porsi roti, sereal, atau padi; 2-4
porsi buah segar; 3-5 porsi sayuran segar atau beku, 2-3 porsi susu
tanpa lemak, yogurt, atau keju; dan 2-3 porsi daging, unggas, ikan,
atau kacang kering.
Gunakan minyak zaitun atau canola untuk memasak. Minyak ini
mengandung lemak tak jenuh tunggal yang dikenal untuk menurunkan
kolesterol.
Makan 2 porsi ikan setiap minggu. Makan ikan seperti salmon,
makarel, trout danau, herring, sardin, dan tuna albacore. Semua ikan
ini tinggi asam lemak omega-3 yang menurunkan kadar lemak
tertentu dalam darah dan membantu mencegah detak jantung tidak
teratur dan pembekuan darah yang menyebabkan serangan jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa alkohol dapat membantu melindungi
terhadap penyakit jantung koroner, namun membatasi asupan Anda
untuk 1-2 minuman per hari. jumlah yang lebih tinggi dapat
meningkatkan tekanan darah, menyebabkan gangguan irama
jantung (aritmia), dan kerusakan otot jantung dan hati secara
langsung.
Menghindari makanan cepat saji mungkin tidak menyenangkan atau
nyaman, tapi mungkin memberikan manfaat yang signifikan dalam
jangka panjang.
o Merokok
Berhenti merokok adalah perubahan terbaik yang dapat dibuat. Perokok
pasif (menghirup asap tembakau), cerutu merokok, atau mengunyah
tembakau sama-sama berbahaya bagi kesehatan.
o Diabetes
Diabetes menyebabkan penyumbatan dan pengerasan (aterosklerosis)
pembuluh darah di mana-mana dalam tubuh, termasuk arteri
koroner. Mengontrol diabetes secara signifikan mengurangi risiko
koroner.
o Tekanan darah tinggi
Diet yang tepat, asupan rendah garam, olahraga teratur, pengurangan
konsumsi alkohol, dan pengurangan berat badan adalah sangat penting.
o Kegemukan
Kelebihan berat menempatkan tekanan ekstra pada jantung dan
pembuluh darah dengan tekanan darah meningkat, ditambah sering
dikaitkan dengan diabetes, kolesterol tinggi dan trigliserida, dan HDL
rendah.
Sebuah, diet rendah lemak serat-tinggi dan olahraga teratur dapat
membantu menurunkan berat badan dan mempertahankannya.
Carilah penyedia layanan kesehatan nasihat Anda sebelum
memulai penurunan berat badan program.
Jangan mengandalkan obat untuk menurunkan berat badan. obat-
obatan tertentu yang digunakan untuk berat badan
o Ketidakaktifan Fisik
Latihan membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan tingkat
kolesterol baik (HDL), dan mengendalikan berat badan Anda.
Cobalah untuk menyelesaikan latihan ketahanan minimal 30 menit, 3-
5 kali seminggu. Tapi jalan cepat saja akan meningkatkan
kelangsungan hidup kardiovaskular.
Latihan dapat mencakup berjalan, berenang, bersepeda, atau aerobik.
o Stres emosional
Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan stres emosional
(Singh, Vibhuti N, 2006)
PROGNOSIS
Hidup dengan santai dan tidak terburu – buru dan juga mengontrol gula
darah serta mengontol tekanan darah dapat mencegah dan mengatasi SKA.
DAFTAR PUSTAKA