Anda di halaman 1dari 35

PEMANGKASAN

• Pemangkasan  sangat diperlukan untuk :


Menyediakan batang dan percabangan yang baik untuk buah kopi
fase berikutnya.
• Menjaga keseimbangan antara total luas daun dan tanaman.
• Mencegah kelebihan cabang dan kematian tunas.
• Mengurangi bantalan bunga berlebihan (terutama bantalan bunga
yang telah berusia 2-3 kali panen) pada cabang.
• Mempertahankan bentuk pohon yang ideal.
• II. SISTEM PEMANGKASAN
• Pada tanaman kopi dikenal 2 sistim pemangkasan, yaitu sistem
pemangkasan batang tunggal dan pemangkasan batang ganda.
• A. SISTEM PEMANGKASAN BATANG TUNGGAL
• 1. Pemangkasan Bentuk
• Pemangkasan bentuk bertujuan untuk menciptakan bentuk pohon
yang ideal. Pemangkasan dilakukan pada tanaman berumur 1-3
tahun.
Prinsip dasar pemangkasan bentuk diantaranya :
• Agar pohon tidak terlalu tinggi;
• Agar pertumbuhan cabang-cabang samping lebih kuat dan panjang
untuk mendukung pembuahan;
• Tinggi ideal pohon pangkasan 1,5 - 1,8 m.;
• Cabang primer teratas harus dipotong tinggi satu ruas;
• Cabang sekunder yang tumbuh pada posisi 20 cm harus dipangkas
bersih;
• Pilih 2-3 cabang sekunder yang kuat dan letaknya menyebar pada
setiap cabang primer untuk dipelihara, dan sisanya dipangkas;
• Pemangkasan dilakukan pada akhir kemarau agar pertumbuhan
cabang lebih baik dan kuat.
2. Pemangkasan Produksi (Pemeliharaan)
Pemangkasan produksi dilakukan untuk menjaga keseimbangan jumlah
daun dengan tanaman. Menciptakan aerasi yang ideal sehingga
kelembaban iklim mikro sekitar cabang terjaga (menghindarkan
penyakit).
Prinsip dasar Pemangkasan produksi :
• Pembuangan tunas air (wiwilan) yang tumbuh keatas
• Pembuangan cabang cacing dan cabang balik
• Pembuangan cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit
• Pemangkasan dilakukan 3-4 kali dalam setahun dan dilakukan pada
awal musim hujan
• 3. Pemangkasan Rejuvinasi (Peremajaan) 
Terdapat dua metode dalam rejuvinasi (peremajaan), yaitu
Metode Side Pruning (pemangkasan sisi) dan metode Full
Stumping (Potong Habis)

a. Metode Side Pruning (Pemangkasan Sisi)


• Dilakukan dengan memangkas habis seluruh cabang disatu sisi dan
membiarkan sisi berlawanan normal. Pemangkasan satu sisi nantinya
akan mendorong tumbuhnya tunas pada sisi yang telah dipangkas.
• Seleksi satu tunas yang baik dengan kriteria
 berada 30-45 cm dari permukaan tanah,
 sehat dan kokoh.
• Di Indonesia banyak yang menggunakan pemangkasan dengan sistem
berbatang tunggal,
• sedangkan perkebunan rakyat kebanyakan menggunakan sistem
berbatang ganda.
• Sistem berbatang tunggal lebih sesuai untuk jenis kopi arabika karena
jenis kopi ini banyak membentuk cabang-cabang sekunder dan sistem
ini lebih banyak diarahkan pada pengaturan peremajaan cabang.
• Sehubungan dengan hal tersebut, apabila peremajaan cabang yang
merupakan inti dan sistem ini kurang diperhatikan, produksi akan
cepat menurun, karena pohon-pohon menjadi berbentuk payung.
• Untuk daerah-daerah yang basah dan letaknya rendah, yang
pertumbuhan batang-batang baru berjalan lebih cepat, sistem
berbatang ganda lebih diarahkan pada peremajaan batang karena
lebih sesuai.
• Sebaliknya, sistem ini pada umumnya kurang sesuai untuk
pertanaman kopi yang sudah tua yang telah lemah daya
regenerasinya.
• Sama dengan sistem Pemangkasan Batang Tunggal,  sistem
Pemangkasan Batang Ganda juga dikenal tiga macam pemangkasan
yaitu:

• Pemangkasan bentuk 
• Pemangkasan produksi (pemangkasan pemeliharaan)
• Pemangkasan rejuvinasi (peremajaan)
1. Pemangkasan Bentuk
• Tujuan pangkasan bentuk dalam budidaya kopi bertujuan
membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang.
• Tanaman menjadi tidak terlalu tinggi,
• cabang-cabang lateral dapat tumbuh dan berkembang
menjadi lebih kuat dan lebih panjang.
• Selain itu kanopi pertanaman lebih cepat menutup. Hal ini
penting untuk mencegah rumpai dan erosi.
2. Pemangkasan Produksi (Pemangkasan Pemeliharaan)
• Pangkasan produksi bertujuan untuk
• menjaga keseimbangan kerangka tanaman yang telah diperoleh melalui dari
pangkasan bentuk.
• Pemangkasan cabang-cabang yang tidak produktif yang biasanya tumbuh
pada cabang primer, dan cabang balik, cabang cacing (adventif).
• Pemangkasan cabang-cabang tua yang tidak produktif biasanya telah
berbuah 2-3 kali, hal ini bertujuan agar dapat memacu pertumbuhan cabang-
cabang produksi.
• Apabila tidak ada cabang-cabang reproduksi, cabang tersebut harus dipotong
juga agar zat hara dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan cabang lain yang
lebih produktif.
• Pemangkasan juga dilakukan terhadap cabang yang terserang hama hal ini
agar tidak menjadi sumber inang.
3. Pemangkasan Rejuvinasi (Peremajaan)
Pangkasan rejuvinasi bertujuan untuk
• memperoleh batang muda,
• untuk sistem berbatang ganda pangkasan produksi adalah juga merupakan pangkasan
rejuvinasi.
• Pangkasan ini dilakukan apabila produksi rendah tetapi keadaan pohon-pohon masih
cukup baik.
• Untuk lokasi kebun yang banyak diperoleh tanaman yang mati (lebih 50%) sebaiknya
didongkel dan dilakukan penanaman ulang (replanting).
• Pemangkasan ini dilakukan terhadap batang pada tinggi ± 50 cm, pada menjelang
musim hujan.
• Apabila batang nampak “halus”, biasanya wiwilan sukar keluar,
• kurang lebih 1 tahun sebelum dilakukan rejuvenasi tanaman harus dipotong (distump).
• Agar produksi tidak menurun secara drastis, maka pemangkasan rejuvinasi hendaknya
dilakukan pada akhir suatu tahun panen besar (akhir on-year).
PANEN KOPI
Tanaman kopi yang dipelihara dengan baik sudah
berproduksi pada umur 2,5 – 3 tahun bergantung pada iklim
dan jenis tanaman kopi. 
Tanaman kopi robusta mulai berproduksi pada umur 2,5
tahun,
Tanaman kopi arabika mulai berproduksi pada umur 2,5 – 3
tahun
Tanaman kopi yang ditanam pada dataran rendah berbuah
lebih cepat dibandingkan pada dataran tinggi.
• Panen buah kopi pertama umumnya sedikit.  Jumlah tersebut meningkat
dari tahun ke tahun dan mencapai puncaknya setelah tanaman berumur 7 –
9 tahun. 
• Tanaman kopi berumur 7 – 9 tahun rata-rata produksi 500 – 1.500 kg kopi
beras/ha/tahun. 
• Tanaman kopi yang dikelola secara intensif produksinya men-capai 2.000
kg/ha/tahun. 
• Buah kopi mulai masak bulan April/Mei sampai September/Oktober Pada
daerah-daerah basah, distribusi panen lebih merata daripada di daerah-
daerah kering, sehingga masa panennya lebih panjang (April – Oktober). 
• Rendemen buah kopi, yaitu perbandingan antara berat kopi biji dan berat
kopi gelondong berbeda-beda menurut jenis kopinya. 
• Rendemen kopi robusta 22 – 24%, kopi arabika 16 – 18%, dan
kopi liberika 10 -12%. 
Waktu Panen

• Untuk mendapatkan mutu hasil yang tinggi, buah kopi yang dipetik setelah


matang yaitu saat kulit buah berwarna merah. 
• Waktu yang dibutuhkan dari terbentuknya kuncup bunga sampai siap
dipanen adalah 8 – 11 bulan untuk kopi Robusta dan 6 – 8 bulan untuk kopi
Arabika. 
• Beberapa jenis kopi seperti kopi liberika dan kopi yang ditanam pada
daerah basah, panen bisa dilakukan sepanjang tahun.  
• Kopi robusta dan kopi yang ditanam pada daerah kering umumnya
menghasilkan buah pada musim tertentu sehingga panen dilakukan secara
musiman. 
• Musim panen kopi pada bulan Mei/Juni dan berakhir pada bulan
Agustus/September.
Setiap tingkat kematangan menghasilkan karakteristik kopi yang berlainan.
Berikut ini karakteristik buah kopi dilihat dari tingkat kematangannya:
• Warna hijau dan hijau kekuningan.
Warna ini menandakan kondisi buah kopi masih muda. Apabila dipetik bijinya berwarna
pucat keputihan dan keriput. Aroma dan postur (body) yang dihasilkan masih sangat
lemah. Buah seperti ini tidak disarankan untuk tidak dipetik.
• Warna kuning kemerahan,
Menunjukkan sudah mulai matang. Aroma dan posturnya mulai terasa mantap. Bijinya
berwarna keabu-abuan. Buah seperti ini sudah boleh untuk dipetik.
• Warna merah penuh,
Menunjukkan buah telah matang sempurna. Aroma dan citarasanya telah terbentuk
dengan mantap. Keadaan buah seperti ini merupakan kondisi paling baik untuk dipetik.
• Warna merah tua,
Menandakan buah sudah kelewat matang. Bijinya berwarna coklat dan kehitaman. Aroma
dan posturnya mulai menurun, terkadang mengeluarkan citarasa seperti bau tanah
(earthy). Buah seperti ini harus sudah dipetik.
• Tanaman kopi berbunga tidak serempak sehingga buahpun matang
tidak serempak, oleh kerena itu buah kopi dipetik secara bertahap. 
• Buah yang berwarna merah dipetik satu per satu dengan tangan. 
Pemetikan buah kopi dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

a. Pemetikan pendahuluan. 
Pemetikan pendahuluan dilakukan pada bulan Februari – Maret untuk
memetik buah yang terserang hama bubuk buah.  Kopi yang
terserang hama bubuk buah berwarna kuning sebelum berumur
delapan bulan.  Buah kopi dipetik, kemudian langsung direbus dan
dijemur untuk diolah secara kering.
b. Petik merah (panen raya). 
Panen raya dimulai bulan Mei/Juni untuk memetik buah yang sudah berwarna
merah.  selama 4 – 5 bulan dengan interval 10 – 14 hari.  Buah kopi berwarna
hijau yang terbawa saat panen harus dipisahkan dari buah berwarna merah.

c. Petik racutan dan lelesan.  


Petik racutan adalah memanen buah kopi yang berwarna hijau dilakukan bila
sisa buah di pohon sekitar 10%.  Caranya dengan memetik semua buah yang
masih tersisa di pohon baik yang berwarna merah maupun yang berwarna
hijau.  Setelah dipetik, buah yang berwarna merah dipisahkan dengan buah
yang berwarna hijau.  Sedangkan lelesan adalah me-ngumpulkan semua buah
yang jatuh di sekitar pohon kopi baik buah berwarna merah, berwarna hijau
maupun buah yang hampa agar tidak menjadi inang hama bubuk buah
Cara Panen

• Alat yang digunakan untuk pemanenan buah kopi adalah keranjang


bambu berukuran kecil atau tas dari daun pandan yang mudah
dibawa serta karung goni. 
• Pada tanaman kopi yang tinggi dan buah tidak terjangkau oleh tangan
maka diperlukan tangga segitiga (tangga berkaki tiga atau empat). 
• Buah yang berwarna merah, hijau, dan hitam dimasukkan ke dalam
karung goni yang berlainan. 
• Kadangkala ada petani yang memperkirakan waktu panennya sendiri
dan kemudian memetik buah yang telah matang maupun yang belum
matang dari pohonnya secara serentak.
• Dahan-dahan digoyang-goyang dengan mengguna-kan tangan
sehingga buah-buah jatuh ke dalam sebuah keranjang atau pada kain
terpal yang dibentangkan di bawah pohon.
• Metode ini memang lebih cepat, namun menghasilkan kualitas biji
kopi yang lebih rendah (Starfarm, 2010b).
Terdapat pemanenan secara alami yaitu seperti yang terjadi pada kopi
luwak.
• Luwak atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-
buahan yang cukup baik dan masak (termasuk buah kopi) sebagai
makanannya.
• Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul masak sebagai
makanannya.
• Dalam proses pencernaannya, biji kopi yang dilindungi kulit keras
tidak tercerna dan akan keluar bersama kotoran luwak.
• Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi,
karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan
secara alami dalam perut luwak, mempunyai citarasa yang khas. 
Sortasi buah kopi
• Pisahkan buah kopi dari kotoran, buah yang cacat dan buah
berpenyakit.
• Kemudian pilah buah yang merah dan mulus (buah superior) dari
buah yang masih kuning atau hijau (buah inferior). Pemisahan ini
nantinya akan menentukan grade kualitas mutu kopi.
• Buah kopi yang telah disortasi harus segera diolah jangan disimpan
terlalu lama. Penundaan pengolahan bisa memicu reaksi kimia yang
akan menurunkan mutu kopi.
Panen
• Maret adalah bulan penuh kerja keras yang mana para petani mulai memanen
ceri kopi dari kebunnya.
• Para petani memetik ceri yang siap panen pada pagi dan siang hari. Kemudian
pada malam hari mereka melakukan proses pemisahan ceri dan biji kopi lalu
mencucinya.
• Di tahap ini juga ditentukan ceri kopi ini akan lanjut ke proses apa. Mulai
dari fully washed, natural, atau semi-washed. 
• Beberapa petani melakukan proses pencucian ini sendiri, ada juga yang langsung
mengirim ceri kopinya ke kilang kopi.
• Kerugiannya adalah mereka akan mendapatkan upah yang lebih rendah meski
hal itu tak berlaku di semua daerah di dunia.
• Masa panen mulai berangsur berakhir pada pertengahan April. Semua ceri kopi
harus segera dipanen karena ceri yang tidak dipanen akan membusuk di pohon
dan akan menimbulkan hama. Hama tersebut akan memengaruhi kualitas panen
di tahun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai