Anda di halaman 1dari 16

Sejarah Peradaban

Islam Pada Masa


Dinasti Umayyah Di
Andalusia
Kelompok 4 :
1.Salsabila Mardianti - 10050019200
2.Rera Anjani - 10050019201
3.Razka Razkiandra - 10050019211
4.Farhan M.Raihan - 10050019212
5.Raisya Arda Fadilla - 10050019213
Sejarah Lahirnya
Dinasti Umayyah
Andalusia adalah nama bagi semenanjung Iberia pada Zaman kejayaan Umayyah. Andalusia berasal
dari Vandal yang berarti negeri bangsa Vandal, yaitu orang-orang Eropa yang mungkin dianggap dominan.
Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang biasa melaut dan kemudian menjadi sebutan bagi orang-
orang yang tinggal di wilayah Eropa Barat.

Pasukan Islam ini bergerak dan mulai menguasai wilayah Spanyol dan Portugal pada tahun 92 Hijriah
yang bertepatan dengan tahun 711 Masehi. Pasukan ini dipimpin oleh orang-orang muslim yang berada
dalam kekuasaan Daulah Bani Umayyah di masa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, yang bertugas
sebagai Gubernur Afrika Utara saat itu adalah Musa bin Nushoir. Mereka saat itu menyerang pasukan
gothia barat yang beragama kristen yang tinggal di semenanjung Iberia atau wilayah yang juga disebut
dengan Hispania, yang oleh orang-orang muslim biasa disebut dengan Andalusia.

Pasukan muslim yang menaklukkan Spanyol kala itu dipimpin oleh Thariq bin Ziyad sebagai
pemimpin pasukan yang dia sendiri bukanlah orang Arab, melainkan orang barbar yang merupakan
penduduk asli Afrika Utara.
Penaklukan ini bergerak ke arah utara untuk menghadapi Raja Gotik saat itu ialah
Luzrik atau Roderick, maka pasukan muslim berhasil mengalahkan pasukan Roderick
dalam sebuah pertempuran bernama pertempuran lakah atau peristiwa wadi lakah.
Penaklukan ini berlangsung terus menerus sampai tahun 107 Hijriyah.

Kemudian setelah itu umat islam menguasai wilayah yang luas yang mencakup
Spanyol Portugal dan bagian selatan Perancis. Maka penaklukan ini menjadi awal
keberadaan umat islam di Andalusia selama sekitar 800 tahun lamanya.
Proses Berdirinya Daulah Bani Umayyah Di Andalusia
Oleh Abdurrahman Ad-Dakhil
Abdurrahman Ad-Dakhil bin Muawiyah bin Hisyam bin Selanjutnya Abdurrahman berpindah pindah dari satu
Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abi Al-Ash bin tempat ke tempat yang lain dan memutuskan untuk hijrah ke
Umayyah lahir tahun 113 Hijriah di Damaskus yang merupakan Maroko. Kemudian ia berhasil sampai di maghrib atau wilayah
pendiri Dinasti Bani Umayyah jilid 2 di Andalusia Maroko dengan ditemani beberapa pengikutnya
Abdurrahman lahir dan dibesarkan di Damaskus, dia
Saat Abdurrahman tiba di Andalusia, ia didatangi oleh
dilahirkan saat kakeknya Hisyam bin Abdul Malik masih menjadi
Usman dan Abdullah bin Walid. Keduanya memberikan
khalifah. Dia ditinggal mati ayahnya saat kecil sehingga dia
dukungan dan perlindungan kepada Abdurrahman. Mereka pun
tinggal di istana khalifah bersama kakeknya Hisyam bin Abdul
kemudian berkumpul di benteng Thorsy yang merupakan
Malik
kediaman dari Abu Usman.
Saat daulah Abbasiyah berhasil mengalahkan Bani Umayyah
pada tahun 132 H, Bani Abbas menangkap dan menghabisi semua Setelah terjadi rentetan peristiwa yang menegangkan
keturunan Bani Umayyah. Karena mereka takut kalau Bani Abdurrahman berhasil menguasai Andalusia pada tahun 138 H.
Umayyah memberontak dan merebut kembali kekuasaan dari Kekuasaan daulah Bani Umayyah tetap bertahan di Andalusia
tangan mereka. Para keturunan Bani Umayyah dikejar ke semua dari tahun 756-1031 M.
tempat dan hampir semuanya tidak selamat. Abdurrahman sendiri
berhasil kabur dan kemudian dari Damaskus beliau lari ke Iraq. Di
Iraq, dia sempat hampir tertangkap, dia bahkan terpaksa berenang
melintasi sungai Eufrat demi melarikan diri dari kejaran pasukan
Bani Umayyah
Produk Peradaban Dari
Al-Qashr al-Kabir
Dinasti Umayyah Kota satelit yang dibangun oleh Ad-
Dakhil dan disempurnakan oleh
penggantinya, yang didalamnya
terdapat gedung-gedung istana.
Al-Rushafah
Istana yang dikelilingi taman yang
luas dan indah, yang dibangun al-
Masjid Jami’ Dakhil sebelah barat laut Cordova.
Istana ini mencontoh bentuk istana
Cordova dan taman Rushafah yang pernah
Dibangun tahun 786, hingga dibangun oleh nenek moyangnya di
kini masih tegak. Syria.
Produk Peradaban Dari
Al-Zahra
Dinasti Umayyah Kota satelit di bukit pegunungan
Sierra Morena, nama tersebut diambil
dari nama asalah seorang selir al-
Nashir pada tahun 936.
Al-Zahirah
Idibangun Al-Manshur di pinggir
Wadi Al-abir, tidak jauh dari
Istana Alhambira Cordova.

di Granada dibangun pada abad


ke 13 M.
Tokoh Yang Menonjol dan Karyanya

•Perkembangan Ilmu Bahasa & Sastra


Salah satu ciri dari Dinasti Umayyah adalah Arabisasi. Ahamd Syalabi (1928:89-90) menginformasikan, bahwa
Bahasa resmi di Andalusia adalah Bahasa Arab. Pada zaman Dinasti Umayyah II di Andalusia, tercatat ulama-
ulama besar yang melahirkan karya-karya di Cordova, yaitu :
1.Al-Zaidi (Guru Ibn Quthiyah) dengan karyanya Mukhtashar Al-‘Ayn & Akhbar Al-Nahwiyin
2.Ali Al-Qali dengan karyanya Al-‘amali & al-Nawadir
3.Ibn Al-Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar dengan karyanya Al-Af’al & Fa’alta wa af’alat
(Mubarok, 2004 :72)
Tokoh Yang Menonjol dan Karyanya
•Seni Musik Modern
Perkembangan sastra dan syair mendorong juga pertumbuhan ilmu musik dan seni suara di Andalusia pada zaman
Abdurrahman II Al Awsath, Hasan Ibn Nafi (dikenal juga dengan nama ziryab) tiba di Cordova. Keahliannya di bidang
musik membekas hingga sekarang dan bahkan ia dianggap sebagai peletak dasar musik Spanyol modern dengan
mendapat julukan yaitu bapak musik modern
•Perkembangan Filsafat & Ilmu Eksakta
Pada abad 10 masehi para pelajar Andalusia banyak yang pergi ke Baghdad untuk belajar filsafat. Di antara mereka
adalah Abu Al Qasim Maslamah Ibnu Ahmad Al-Majriti. Ia mempelajari manuskrip-manuskrip Arab dan Yunani,
kemudian mengembangkan matematika astronomi, kedokteran dan kimia (m. M. Syarif, 1979 : 71)
•Perkembangan Ilmu Sains
Abbas ibn Fama termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia orang yang pertama kali menemukan pembuatan kaca
dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya
gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat
menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang
Penyebab Kemajuan & Kehancuran Masa Dinasti Umayyah

Bani Ummayyah memiliki keunggulan dibanding keluarga Bani Hasyim. Bani Ummayyah memiliki beberapa unsur yaitu
berasal dari keturunan keluarga bangsawan, mempunyai harta yang cukup banyak, memiliki 10 anak yang terhormat dan
menjadi pemimpin di masyarakat, diantaranya ialah Harb, Sufyan, dan Abu Sufyan (Rizem Aizid, 2005). Muawiyah berhasil
mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya karena kemenangan diplomasi di Siffin dan terbunuhnya Khalifah Ali. Melainkan
sejak semua gubernuh Suriah memiliki “Basis Rasional” yang solid bagi landasan pembangunan politiknya di masa depan
(Philip K, 2013).
- Pertama, dukungan yang kuar dari rakyat Suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri.
- Kedua, sebagai seorang administrator, Muwiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan -
jabatan penting
- Ketiga, Muwiyah memiliki kemampuan menonjol sebagai negarawan sejati, bahkan mencapai tingkat “hilm”, sifat tertinggi
yang dimiliki oleh para pembesar Mekkah pada zaman dahulu. Adapun langkah pertama yang dilakukan oleh Muawiyah bin
Abi Sufyan adalah memindahkan ibu kota pemerintahan Islam dari Madinah ke kota Damaskus di wilayah Suriah.
Kehancuran Masa Dinasti Umayyah
Penyebab keruntuhan/kehancuran Dinasti Umayyah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
1. Konflik Islam dengan Kristen, pada penguasa muslim tidak melakukan Islamisasi dengan sempurna. Mereka sudah merasa puas
dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan
ada mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata.Namun, kehadiran Arab Islam telah
memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah
berhenti dari pertentangan tentara Islam dan Kristen. Pada Abad ke-11 M, umat kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara
umat Islam mengalami kemunduran.
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu, Di Spanyol, orang-orang Arab tidak pernah menerima pribumi. Setidaknya sampai abad ke
10 M, mereka masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para m ukalah, yaitu suatu ungkapan yang dinilai
merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian.
3. Kesulitan Ekonomi, Diparuh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya, timbul kesulitan ekonomi yang amat
memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
4. Tidak Dijelaskan Sistem Peralihan Kuasaan, Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris.
5. Keterpencilan, Spanyol Islam terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali
dari Afrika Utara.
Peradaban Bani Umayyah di Spanyol
1. Periode pertama (711-755 M). Islam Spanyol pada periode ini berada di bawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini, stabilitas politik negeri
Spanyol belum tercapai secara sempurna karena masih ada gangguan-gangguan yang datang dari luar maupun dari
dalam. Gangguan dari dalam itu berupa perselisihan antara penguasa elite, terutama akibat perbedaan etnis dan
golongan terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Sedangkan gangguan dari luar datang dari sisa-sisa
musuh Islam di Spanyol yang tidak pernah tunduk dengan pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri
hingga pada akhirnya, mereka inilah yang mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol.
2. Periode kedua (755-912 M). Spanyol pada periode ini berada di bawah pemerintahan seorang amir tetapi tidak
tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang saat itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Umat Islam
Spanyol pada periode ini mulai memperoleh kemajuan-kemajuan di bidang politik dan peradaban, sehingga
kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak. Namun, dalam periode ini masih terjadi berbagai ancaman
dan kerusuhan, misalnya munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesyahidan sehingga mengakibatkan
stabilitas negara terganggu.
3. Periode ketiga (912-1013 M). Pada periode ini Spanyol diperintah oleh seorang penguasa yang bergelar khalifah, gelar ini
1. Periode pertama (711-755 M). Islam Spanyol pada periode ini berada di bawah pemerintahan para wali yang
mulai dipakai pada tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini adalah Abdurrahman al-Nashir
diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini, stabilitas politik negeri
Peradaban Bani Umayyah di Spanyol
(912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M). Pada masa ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak
Spanyol belum tercapai secara sempurna karena masih ada gangguan-gangguan yang datang dari luar maupun dari
kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan daulah Abbasiyah di Baghdad. Pada masa ini juga, masyarakat dapat menikmati
dalam. Gangguan dari dalam itu berupa perselisihan antara penguasa elite, terutama akibat perbedaan etnis dan
kesejahteraan dan kemakmuran dan pembangunan kota berlangsung cepat. Namun, pada tahun 1013 jabatan khalifah sudah
golongan terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Sedangkan gangguan dari luar datang dari sisa-sisa
dihapuskan, dan ketika itu Spanyol sudah terpecah-pecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota
musuh Islam di Spanyol yang tidak pernah tunduk dengan pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri
tertentu.
hingga pada akhirnya, mereka inilah yang mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol.
4. Periode keempat (1013-1086 M). Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah
2. Periode kedua (755-912 M). Spanyol pada periode ini berada di bawah pemerintahan seorang amir tetapi tidak
pemerintahan raja-raja golongan (Al-Muluk-al-Thawaif) yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo. Pada
tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang saat itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Umat Islam
masa ini, umat Islam kembali memasuki masa pertikaian intern yang mengakibatkan terjadinya perang saudara. Ironisnya di
Spanyol pada periode ini mulai memperoleh kemajuan-kemajuan di bidang politik dan peradaban, sehingga
antara pihak-pihak yang bertikai itu ada yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen, dari sinilah orang-orang Kristen
kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak. Namun, dalam periode ini masih terjadi berbagai ancaman
melihat kelemahan dan kekacauan keadaan politik umat Islam dan akhirnya orang-orang Kristen pada masa ini mulai
dan kerusuhan,
berinisiatif misalnyaumat
untuk menyerang munculnya
Islam. gerakan Kristen fanatik yang mencari kesyahidan sehingga mengakibatkan
stabilitas negara terganggu.
5. Periode kelima (1086-1248 M). Pada periode ini meskipun Islam Spanyol masih terpecah-pecah dalam beberapa
negara, tetapi masih terdapat satu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan
dinasti Muwahhidun (1146- 1235 M). Dinasti Murabithun mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh
Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara, ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa Islam di sana yang tengah memikul
beban berat memperjuangkan negerinya dari serangan orang Kristen. Namun, para penguasa sesudah Ibn Tasyfin
adalah raja-raja yang lemah hingga akhirnya kekuasaan dinasti ini berakhir dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun
yang didirikan oleh Muhammad Ibn Tumart. Dinasti ini datang ke Spanyol di kota penting seperti Cordova, Almeria,
dan Granada jatuh ke bawah kekuasaannya. Dalam jangka beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan
dan kekuatan Kristen dapat dipukul mundur.
6. Periode keenam (1248-1492 M). Pada masa ini, kekuasaan Islam hanya ada di daerah Granada di bawah kekuasaan
dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Pada masa ini umat islam kembali mengalami kemajuan di bidang peradaban, akan
tetapi secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan
terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Dengan
demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai