Anda di halaman 1dari 4

Nama: Maria Margaret Mano

Nim: 2020071014487
Mata kuliah: Epid Kespro

Dosen pengampuh: Lisda O. M. Pamangin, SKM, M. Kes


Gambaran epidemiologi infertilitas di indonesia

Angka infertilitas di Indonesia yang dikemukan oleh


Sumapraja berkisar (12-15 %).6 Banyaknya pasangan
infertilitas di Indonesia dapat di perhitungkan dari
banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak
mempunyai anak yang masih hidup. Menurut sensus
penduduk terdapat (12 %) baik di desa maupun di kota
atau sekitar 3 juta pasangan infertil tersebar di seluruh
Indonesia, dari Jumlah tersebut terdapat perempuan
infertil 15% pada Usia 30-34 , 30 % pada usia 35-39,
dan 64 % pada usia 40-44 tahun. Berdasarkan jenis
infertilitas dari 215 pasangan yang infertil terdapat 172
kasus (80 %) pasangan yang mengalami infertilitas
primer dan 43 kasus( 20 %) pasangan yang mengalami
infertilitas sekunder.
Infertilitas tidak terlalu spesifik, yaitu sebagian besar pasangan yang didefinisikan sebagai infertil karena mereka tidak hamil
setelah satu tahun melakukan hubungan seksual tanpa kondom, terus hamil tanpa pernah menerima perawatan apa pun.8
Dengan demikian, tingkat infertilitas yang diperoleh dengan menggunakan definisi epidemiologis ini infertilitas akan
menyebabkan estimasi infertilitas yang lebih tinggi, dibandingkan dengan estimasi yang diperoleh dengan menggunakan
definisi demografi infertilitas Para ahli demografi telah memodifikasi definisi epidemiologi infertilitas, dan mereka
mendefinisikan infertilitas sebagai ketidakmampuan seorang wanita yang aktif secara seksual tanpa kontrasepsi untuk
memiliki kelahiran hidup.10 Para ahli demografi telah mengubah titik akhir dari konsepsi menjadi kelahiran hidup, karena sulit
untuk mengumpulkan data lengkap tentang konsepsi dalam studi berbasis populasi. Selain itu, analisis demografi infertilitas
seringkali didasarkan pada data sekunder, seperti Survei Demografi dan Kesehatan (DHS), yang berisi riwayat kelahiran. Infertil memiliki
faktor risiko yaitu gaya hidup yang tidak terkontrol yang diterapkan sejak usia remaja. Faktor- faktor tersebut adalah usia, kebiasaan
merokok, mengkonsumsi alkohol, stress, diet yang buruk, olah raga berat, mengalami overweight ataupun underweight, penyakit menular
seksual, keadaan lingkungan yang buruk (polusi udara dan air), juga masalah kesehatan yang berhubungan dengan perubahan hormon.
Referensi

●Analisis Faktor Resiko Kejadian Infertilitas Pada


Perawat di RSU Sembiring Ribka Flora Panjaitan (1)
, Evalina Manurung (2)

●Infertilitas primer dan sekunder di Afrika sub-


Sahara

Anda mungkin juga menyukai