Dosen pengampuh: Lisda O. M. Pamangin, SKM, M. Kes
Gambaran epidemiologi infertilitas di indonesia
Angka infertilitas di Indonesia yang dikemukan oleh
Sumapraja berkisar (12-15 %).6 Banyaknya pasangan infertilitas di Indonesia dapat di perhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup. Menurut sensus penduduk terdapat (12 %) baik di desa maupun di kota atau sekitar 3 juta pasangan infertil tersebar di seluruh Indonesia, dari Jumlah tersebut terdapat perempuan infertil 15% pada Usia 30-34 , 30 % pada usia 35-39, dan 64 % pada usia 40-44 tahun. Berdasarkan jenis infertilitas dari 215 pasangan yang infertil terdapat 172 kasus (80 %) pasangan yang mengalami infertilitas primer dan 43 kasus( 20 %) pasangan yang mengalami infertilitas sekunder. Infertilitas tidak terlalu spesifik, yaitu sebagian besar pasangan yang didefinisikan sebagai infertil karena mereka tidak hamil setelah satu tahun melakukan hubungan seksual tanpa kondom, terus hamil tanpa pernah menerima perawatan apa pun.8 Dengan demikian, tingkat infertilitas yang diperoleh dengan menggunakan definisi epidemiologis ini infertilitas akan menyebabkan estimasi infertilitas yang lebih tinggi, dibandingkan dengan estimasi yang diperoleh dengan menggunakan definisi demografi infertilitas Para ahli demografi telah memodifikasi definisi epidemiologi infertilitas, dan mereka mendefinisikan infertilitas sebagai ketidakmampuan seorang wanita yang aktif secara seksual tanpa kontrasepsi untuk memiliki kelahiran hidup.10 Para ahli demografi telah mengubah titik akhir dari konsepsi menjadi kelahiran hidup, karena sulit untuk mengumpulkan data lengkap tentang konsepsi dalam studi berbasis populasi. Selain itu, analisis demografi infertilitas seringkali didasarkan pada data sekunder, seperti Survei Demografi dan Kesehatan (DHS), yang berisi riwayat kelahiran. Infertil memiliki faktor risiko yaitu gaya hidup yang tidak terkontrol yang diterapkan sejak usia remaja. Faktor- faktor tersebut adalah usia, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, stress, diet yang buruk, olah raga berat, mengalami overweight ataupun underweight, penyakit menular seksual, keadaan lingkungan yang buruk (polusi udara dan air), juga masalah kesehatan yang berhubungan dengan perubahan hormon. Referensi
●Analisis Faktor Resiko Kejadian Infertilitas Pada
SGDs Goaperempuan Berusia 15-49 Tahun Yang Membuat Keputusan Sendiri Tentang Hubungan Seksual, Penggunaan Kontrasepsi Dan Perawatan Kesehatan Reproduksi