Anda di halaman 1dari 11

PENYAKIT INFEKSI

MDR TB

Disusun Oleh :
Wiwin susilawati
Yustiyani Arifah
Zahra Munawaroh

UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA


PROGRAM PROFESI APOTEKER
2023
KASUS
• Seorang pasien, laki-laki, usia 48 tahun, didignosa dokter
mengalami MDR-TB dan dirawat di suatu rumah
sakit.Hasil uji sensitivitas bakteri menyimpulkan bakteri
penyebab infeksi telah resisten terhadap INH dan
Rifampisin, dan masih sensitif terhadap Pyrazinamid dan
Ethambutol. Dokter dan apoteker berdiskusi untuk
menetapkan terapi yang akan diberikan pada pasien.
Pertanyaan/Tugas Mahasiswa:
Jelaskan tentang penyakit MDR-TB!
• Multidrug resistance (MDR): resistansi terhadap isoniazid dan
rifampisin (HR), dengan atau tanpa OAT lini pertama yang lain.
Resistansi kuman M. tuberculosis terhadap obat
antituberkulosis (OAT) adalah keadaan dimana kuman sudah
kebal sehingga tidak dapat lagi dibunuh oleh obat
antituberkulosis.
• Resistansi kuman Mycobacterium tuberculosis (Mtb)
disebabkan oleh mutasi spontan pada kromosom. Proporsi
kuman Mtb yang sudah mengalami mutasi (wild-type resistant
mutants) pada pasien yang tidak pernah mendapatkan OAT
sangat sedikit. Dimana faktor utama penyebab terjadinya
resistansi kuman terhadap OAT adalah akibat tata laksana
pengobatan pasien TB yang tidak adekuat atau tidak sesuai
standar.
Jelaskan tata laksana terapi MDR TB!
Perlu dilakukan pengkajian riwayat pasien untuk mengetahui apakah
pasien memenuhi kriteria untuk mendapatkan paduan pengobatan
jangka pendek. Pada paduan pengobatan TB RO jangka pendek,
kriteria pasien TB RR/ MDR yang bisa mendapatkan paduan ini adalah:
• Tidak resistan terhadap fluorokuinolon
• Tidak ada kontak dengan pasien TB pre/XDR
• Tidak pernah mendapat OAT lini kedua selama ≥ 1 bulan
• Tidak ada resistansi atau dugaan tidak efektif terhadap OAT pada
paduan jangka pendek (kecuali resistan INH dengan mutasi inhA atau
katG).
• Tidak sedang hamil atau menyusui
• Bukan kasus TB paru berat
• Bukan kasus TB ekstraparu berat
• Pasien TB RO (paru ataupun ekstraparu) dengan HIV
• Anak usia lebih dari 6 tahun

Pasien TB RR/MDR yang tidak memenuhi kriteria di atas akan


mendapatkan pengobatan TB RO dengan paduan jangka panjang.
Tetapkan terapi antibiotik yang tepat untuk diberikan kepada
pasien beserta regiment terapinya.!
• Pada kasus ini, pasien memenuhi kriteria dari anamnesia atau kajian yang
ditetapkan. Maka dari itu pasien diberikan terapi jangka pendek.

• Ket
• BDQ : Bedaquiline
• Lfx : Levofloksasin atau Moxifloxacin
• Cfz : Clofazimin
• Hdt : Isoniazid dosis tinggi
• Z : Pirazinamid
• E : Etambutol
• Eto : Etionamid
• Semua obat diminum satu kali sehari, 7 hari dalam seminggu
(setiap hari), kecuali bedaquiline yang diminum setiap hari pada 2
minggu pertama dan 3x seminggu pada 22 minggu berikutnya (total
Bdq diminum selama 24 minggu).
• Durasi total pengobatan adalah 9–11 bulan, dengan tahap awal
selama 4 bulan dan tahap lanjutan selama 5 bulan.
Jelaskanlah tata cara Pemantauan Minum Obat
(PMO) dalam tatalasana terapi TB!
• Pengawasan minum obat dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan (nakes), kerabat / keluarga pasien, ataupun
orang dari komunitas yang menjadi pendamping
pengobatan pasien (treatment supporter). Pengawasan
juga dapat dilakukan melalui video daring real-time,
seperti melalui aplikasi telepon video. Definisi dari patuh
berobat ialah pasien mengkonsumsi >90% obat-
obatannya dengan pengawasan langsung oleh pengawas
menelan obat (PMO).
Berikanlah pelatihan Pemantauan Minum Obat (PMO)
kepada salah satu anggota keluarga pasien!
• WHO lebih merekomendasikan PMO dari nakes dan
komunitas terlatih daripada anggota keluarga pasien
ataupun menelan obat sendiri tanpa pengawasan (self-
administered treatment). Mekanisme pengawan minum
obat melalui video (video-observed treatment, VOT) dapat
menggantikan PMO bila tersedia dan dapat dioperasikan
dengan baik oleh nakes dan pasien. PMO sangat
dianjurkan untuk pasien TB RO dengan kondisi berat,
pasien koinfeksi TB-HIV, dan pasien yang berisiko tinggi
untuk putus berobat.
Jelaskan parameter klinik dan laboratorium yang akan diamati untuk menilai
efektifitas terapi dan ESO yang diberikan kepada pasien tersebut!

• Skrining fungsi penglihatan : efek samping etambutol


• Skrining neuropati perifer : efek isoniazid
• Skrining psikiatri : efek isonoazid (psikosis toksis)

• Parameter laboratorium :
• Rontgen dada
• EKG
• SGOT, SGPT : efek pirazinamid
• Bun, kreatinin
• Asam urat : efek pirazinamid
TERIMAKASIH
• SUMBER : PETUNJUK TEKNIS PENATALAKSANAAN
TUBERKULOSIS RESISTAN OBAT DI INDONESIA 2020

Anda mungkin juga menyukai