Anda di halaman 1dari 19

Manajemen Energi Pada Jaringan

Tegangan Menengah( JTM )


PLN Area Pontianak

MELI
D1131161013
LATAR BELAKANG

 Menekan losses Jaringan Tegangan Menengah(JTM) serendah

mungkin.

 Mengurangi angka pemadaman yang berlebihan

 Mempertahankan kontinuitas pelayanan secara baik agar

tercapai sistem yang handal.


PENDAHULUAN
 Dalam maksimalkan kontinuitas secara khusus berfokus pada

Jaringan Tegangan Menengah (JTM), PLN Area Pontianak terus

menjaga pasokan energi listriknya agar selalu handal terhadap

gangguan dan terhindar dari kerugian bagi perusahaan.

 Untuk itu dilakukanlah suatu Manajemen Energi demi menjaga

pasokan energi listrik khususnya pada jaringan tegangan

menengah agar tetap handal dan terhindar dari pemadaman yang

berdampak pada profit penjualan energi listrik


DEFINISI MANAJEMEN ENERGI

 Manajemen energi adalah pengelolaan terhadap sumber


daya energi agar dapat digunakan secara lebih
efektif,efisien dan rasional tanpa mengurangi kualitas
dan kuantitas energi tersebut serta aman bagi manusia
dan lingkungan.
Jaringan Tegangan Menengah
(JTM)
 JTM yaitu suatu saluran udara yang digunakan untuk menghantarkan
energi listrik berupa tegangan 20 KV, dimana energinya disalurkan dari
Gardu Induk (GI) ke Gardu induk (GI) lain maupun dari Gardu induk (GI)
ke trafo distribusi.

 Penghantar atau konduktor yang digunakan pada JTM PLN Area Pontianak
untuk daerah perkotaan sebagian besar menggunakan High Isolated Cable
(HIC) sedangkan untuk daerah diluar perkotaan menggunakan All
Aluminium Alloy Conductor (AAAC). Untuk ukuran penampangnya 150 mm
pada line utama dan 95-35 mm untuk percabangan.
KOMPONEN JTM
 JTM memiliki komponen yang digunakan sebagai pendukung
dan pengaman dalam penyaluran energi listrik yaitu :

 Isolator :

 Isolator tumpu/pasak : sebagai tempat dudukan/tumpuan


konduktor.
 Isolator tarik : digunakan untuk menahan tarikan konduktor.

 Isolator gantung : digunakan untuk menggantung konduktor.


 Traves/cross arm :
Digunakan sebagai tempat dudukan isolator di atas tiang
listrik

 Arrester :
Pengaman jaringan terhadap surja (petir)
FCO (Fuse Cut Out)
Pengaman lebur tegangan menengah apabila terjadi
gangguan
LBS (Load Break Switch)
Sebagai pemutus dan penyambung tegangan ke beban

RC (Recloser)
Pengaman jaringan yang
apabila terjadi gangguan
akan memutuskan dan
menghubungkan kembali
aliran energi listrik
secara otomatis.
Komitmen Manajemen PLN
Area Pontianak
o Menetapkan target pencapaian 6 bulan sekali.

o Memantau atau mengontrol pencapaian hasil kerja


dengan mengadakan rapat kinerja.

o Mengevaluasi hasil pencapaian secara bertahap.

o Memberi pengarahan dan dukungan terhadap seluruh


staf dalam melaksanakan pekerjaan.
Langkah – Langkah Manajemen Energi
Pada (JTM ) PLN Area Pontianak

 Pembentukkan Tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan


(PDKB)

 suatu tim yang dibentuk khusus untuk melakukan pekerjaan perbaikan


dan pemeliharaan jaringan tegangan menengah dalam keadaan
bertegangan

 Pembentukkan tim ini sangat membantu PLN Area Pontianak dari segi
mengurangi pemadaman dan menurunkan losses dari segi kwh yang
diselamatkan.
 Pengecekan Loss Kontak Dengan Inframerah

 Pengecekan ini dilakukan dengan bantuan alat


visual yang dapat merekam suhu jaringan. Alat ini
dapat membaca suhu pada objek yang di shoot dan
suhu lingkungan sekitar.

 Agar penggunaan alat ini maksimal pembacaan


dilakukan pada malam hari karena suhu jaringan
dan suhu lingkungan akan terlihat berbeda jauh.
 Penggantian Parallel Grup Dengan
Line Life Connector (LLC)

 Parallel Grup dan LLC merupakan alat untuk


menghubungkan jumper dari satu konduktor ke konduktor
lain. Penggunaan LLC biasanya diutamakan pada jumper
Load Break Switch (LBS) ataupun gardu distribusi

 Alat ini terbukti mempunyai suhu yang lebih tinggi


dibandingkan dengan LLC, selain itu pemasangan LLC bisa
dilakukan dalam keadaan bertegangan sedangkan parallel
grup tidak. Karena itulah penggunaan LLC dianggap lebih
baik dan mulai diterapkan
 Pemasangan Kabel Schoen (sepatu kabel)
 Kabel schoen yaitu suatu material yang digunakan untuk
menghubungkan kabel jumper dengan baut penghubung
pada terminal LBS, FCO, dan rel busbar pada gardu dan
kubikel.
 Penggunaan ini dimaksudkan untuk mengindari merekahnya
kabel jumper yang terhubung pada terminal yang dapat
menyebabkan korona dan panas.

 Pemangkasan Pohon
 Pemangkasan pohon dilakukan untuk mencegah terjadinya
gangguan dari dahan pohon yang menyentuh ke JTM.
Pemangkasan pohon biasanya dilakukan secara berkala baik
itu per-triwulan (3 bulan) maupun per-semester( 6 bulan).
Adapun jarak maksimal dahan pohon ke JTM yaitu ± 3m.
 Pemeliharaan LBS (Load Break Switch)

 Alat ini sangat membantu dalam menjaga keandalan sistem


20 KV karena sering digunakan untuk memanuver
tegangan dari satu penyulang ke penyulang lain apabila
terjadi gangguan.
 Pemeliharaan LBS meliputi pengecekan fungsi dan
pengolesan vaselin.

 Pemasangan RC (Recloser)
 Alatini sangat membantu dalam meningkatkan keandalan
karena dapat lebih cepat digunakan dibandingkan LBS dan
waktu eksekusi nya lebih cepat.
 Pemeliharaan Jaringan

 Pemeliharaan Jaringan dapat berupa penggantian atau perbaikan

komponen yang rusak. Pemeliharaan jaringan dibedakan menjadi 3 :

 Pemeliharaan rutin

 Pemeliharaan rutin berupa survei jaringan untuk ditindak lanjuti ke tahap

selanjutnya

 Pemeliharaan preventif (berjangka)

 Yaitu pemeliharaan yang terencana hasil dari survei yang telah

dilakukan. Jangka waktu pemeliharaan yaitu 3-6 bulan sekali

 Pemeliharaan Emergency (darurat)

 Yaitu pemeliharaan yang dilakukan karena sesuatu hal yang mendadak

seperti karena terjadi musibah dan bencana alam.


Kesimpulan

 Diperlukan perencanaan yang baik di JTM


 Losses dan pemadaman harus diminimalisir pada jaringan
tegangan menengah
 Memilih peralatan yang tepat
 Melakukan pemeliharaan secara teratur
 Komitmen manajemen merupakan unsur penting terhadap
manajemen energi
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai