Disusun Oleh:
Esra Adelina Simamora
201501148
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara I ffar@usu.ac.id
LATAR BELAKANG
Minyak zaitun dianggap sebagai "emas hijau" karena memiliki kandungan senyawa
fenolik tinggi yang bersifat antioksidan dan antibakteri. Lalat buah zaitun, Bactrocera
Oleae atau Dacus oleae, dianggap sebagai salah satu hama serangga paling terkenal yang
menyebabkan penurunan kandungan fenolik minyak zaitun. Selama ini
pengendalian Bactrocera oleae dilakukan dengan aplikasi pestisida kimiawi yang biasanya
berupa campuran protein hidrolisat dan insektisida organofosfor. Namun, konsekuensi
berbahaya mereka baik pada kesehatan manusia maupun lingkungan menyebabkan
pengembangan metode baru yang ramah lingkungan untuk pengendalian populasi Dacus.
Di antara bahan kimia yang diusulkan untuk pengendalian populasi Dacus oleae,
feromon 1,7-dioxaspiro(5.5)undecane (DSU), Dacusferomon. Masalah keterbatasnya jumlah
feromon yang tersedia dapat diatasi dengan melakukan prosedur sintetik Dacusferomon
hanya dengan lima langkah. Produk ini dianalisis dengan High Resolution Mass
Spectroscopy Electrospray Ionization (HRMS-ESI) (m/z), sedangkan DSU yang dihasilkan
selanjutnya dikarakterisasi dengan 1H and 13C-NMR. DSU yang disintesis selanjutnya
dienkapsulasi dalam mikropartikel poli (asam L-laktat) (PLLA) dalam tiga konsentrasi
berbeda; 5, 10 dan 20%w/w. Mikropartikel ini mungkin sesuai untuk mengendalikan populasi
Dacus oleae
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara I ffar@usu.ac.id
ALAT DAN BAHAN
- PLLA
- Polivinil alcohol (PVA)
- Komponen utama feromon 1,7-dioxaspiro [5.5] undecane (DSU)
- Reagen dan pelarut lain yang digunakan
- Solid Phase Microextraction (SPME) dan rakitan serat untuk pengambilan sampel manual
- Serat polydimethylsiloxane (PDMS) 100 μm
FLOWSHEET
Sintesis feromon dilakukan dengan metode baru, sederhana dan efisien dalam lima Langkah
• Sintesis 4-(benziloksi)butan-1-ol.
- ditambahkan PCC 5,3 g dan silika gel (5,5 g) - Suspensi 1,9-bis(benziloksi) nonan-5-on (4) (4,3
dan campuran direfluks selama 2 jam. g, 12 mmol) dan Pd/C 10% (b/b ) (64 mg, 0,6
- kemudian disaring Padatan mmol) dalam MeOH (84 mL) dihidrogenasi
- diuapkan pelarut dalam rotavapor dan dengan H 2 pada suhu kamar selama 16 jam.
residunya dikromatografi dalam kolom silika gel - Disaring padatan yang terbentuk
(heksana/etil asetat 8:1) menghasilkan 1,9- - Diuapkan pelarut dalam rotavapor
bis(benziloksi)nonan-5-on (4) (4,3 g, 97%) - Lalu dikromatografi residu di dalam kolom silika
sebagai minyak kekuningan. gel menggunakan metilena klorida sebagai eluen.
Butana-1,4-diol dimonobenzilasi menggunakan benzil bromida sebagai pereaksi pembatas dengan hasil 99. Gugus hidroksil
primer kemudian diganti dengan atom bromin dengan prosedur standar untuk menghasilkan bromida 2 dengan hasil 80% dan
penambahan masing-masing pereaksi Grignard ke etil format memberikan hasil yang baik dari alcohol 3. Oksidasi selanjutnya
dari 3 dengan pyridinium chlorocromate (PCC) menghasilkan keton masing-masing secara kuantitatif, yang setelah debenzylation
dengan hidrogenasi katalitik menyebabkan siklisasi spontan dari dihidroksiketon yang terbentuk antara, untuk memberikan olean
rasemat yang diinginkan dalam hasil 80%. Hasil keseluruhan konversi senyawa 1 menjadi olean adalah 37%. Semua senyawa yang
disiapkan memiliki kemurnian tinggi dan dicirikan oleh data spektral dan analitiknya. Hasil akhir (±)-olean serta produk antara
memberikan spektra 1 H dan 13 C NMR yang akurat dan jelas tanpa adanya pengotor.
Feromon seksual serangga Bactrocera oleae(DSU) berhasil disintesis. Selanjutnya dilakukan persiapan mikropartikel PLLA pada
5, 10 dan 20% berat. Seperti yang ditemukan oleh pengukuran FT-IR dan DSC, DSU dienkapsulasi menjadi mikropartikel. Meskipun
beberapa interaksi tidak terjadi antara kelompok reaktif DSU dan PLLA, ditemukan bahwa DSU dapat bertindak sebagai plasticizer
matriks PLLA karena berat molekulnya yang rendah. GC-MS digunakan untuk kuantifikasi sisa DSU dalam mikropartikel pada minggu
0, 1, 2, 3 dan 4. Hasilnya menjanjikan untuk digunakan sebagai formulasi inovatif dalam pengendalian populasi Dacus oleae.
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara I ffar@usu.ac.id
DAFTAR PUSTAKA