Arti istilah humanisme dan eksistensialisme bisa ditinjau dari dua sisi, pertama dari sisi historis dan kedua
dipandang sebagai aliran-aliran dalam filsafat. Dari sisi yang pertama, humanisme dan eksistensialisme
merupakan gerakan intelektual dan kesusastraan yang pertama kali muncul di Italia pada paruh abad ke-14
Masehi. Gerakan ini boleh dikatakan sebagai motor penggerak kebudayaan modern, khususnya di Eropa.
Beberapa tokoh yang sering disebut sebagai pelopor gerakan ini misalnya Dante, Petrarka, Boccaceu, dan
Michael Angelo
Dari sisi yang kedua, humanisme dan eksistensialisme sering diartikan sebagai
paham dalam filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia,
sehingga manusia menempati posisi yang sangat penting dan sentral dalam
kehidupan.
Humanism
e
Humanisme berkaitan dengan kapasitas manusia yang sadar untuk memberikan alasan, membuat pilihan-pilihan,
dan bertindak secara bebas yang tidak dipengaruhi oleh dewa-dewa dan agama. Artinya, manusialah yang
bertanggung jawab penuh atas semua yang dilakukannya tanpa ada campur tangan dari pihak lain. Karena
pekerjaan sosial merupakan bagian dari sekularisasi kesejahteraan, artinya dalam praktiknya, pekerjaan sosial
selalu dipisahkan dari gereja-gereja pada tahun 1800-an. Humanisme berbeda dari being humane, yaitu praktik
memperlakukan orang-orang dengan kebaikan karena kita menilai mereka sebagai manusia. Humanisme juga
berkaitan dengan demokrasi, dikarenakan isi keyakinannya secara implisit membebaskan manusia untuk menilai
dan berpartisipasi satu sama lainnya dalam mengendalikan nasib/takdir mereka.
eksistensialisme
Eksistensialisme berkenaan dengan pemaknaan manusia tentang fakta eksistensi mereka di dalam kehidupan. Hal
ini terfokus pada kapasitas setiap orang untuk memperoleh kekuatan pribadi dalam mengontrol kehidupan mereka
dan merubah ide-ide yang menentukan bagaimana cara mereka hidup. Pandangan ini juga akan mempengaruhi
bagaimana seseorang menghargai dirinya (self-esteem) dan bangkit dari keterpurukan yang menghilangkan
kepercayaan orang lain terhadap dirinya, misal seseorang yang masuk lembaga pemasyarakatan karena kasus
tertentu.,
spritualitas
Spiritualitas merupakan suatu pencarian manusia untuk mendapatkan arti dan tujuan dalam kehidupan dan
memandang manusia sebagai pribadi yang utuh dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Walaupun pekerjaan sosial berkaitan dengan sekularisasi Barat, di banyak negara kesejahteraan masih tetap
bersambungan dengan keyakinan agama, karena banyak individu menjalankan pekerjaan sosial sebagai suatu cara
mempraktikkan keyakinan mereka, dan banyak agensi/lembaga pekerjaan sosial justru dikembangkan oleh gereja-
gereja dan kelompok-kelompok keyakinan.
politika humanisme eksistensialisme
dan spritualitas
Ketiga pandangan di atas adalah dasar dalam teori pekerjaan sosial karena banyak sikap fundamental dari para
pekerja sosial yang dijelaskan dalam pandangan ini khususnya mengenai klien sebagai manusia secara utuh.
Pandangan ini tidak diperlakukan sebagai suatu perspektif, karena terlihat lebih sebagai suatu filosofis umum
yang menginformasikan praktik daripada suatu cara mendefinisikan pendekatan spesifik untuk dipraktikkan.
Berikut adalah beberapa teknik, prinsip, dan nilai profesi dalam praktik pertolongan pekerjaan sosial yang ada kaitannya dengan
ketiga pandangan di atas (humanisme, eksistensialisme, dan spiritualitas), diantaranya: