Anda di halaman 1dari 29

Jadd

TARBIYAH

Metode Tepat Membina Ummat

ah
Muqaddimah
Banyaknya kemaksiatan
Kemunduran Umat Islam

Diabaikannya hukum Islam

Tarbiyah
Pribadi
Jaddah
Kebangkitan Masyarakat
Islam
Kesungguhan dalam
membina mujtama’ muslim
BAB 1: Antara Tarbiyah Jaaddah dan Amal

Amal ad/tuntutan •Yang dibutuhkan dalam hidup ad/karya dan produktivitas


•Sejarah diukir oleh bangsa yang berdiri di atas landasan amal
kehidupan
• Iman dan amal shalih selalu bergandengan
Al-Qur’an mengajak • Iman tanpa amal itu propaganda semu yang negatif (49:14)
ita untuk beramal •

Balasan tergantung amalan (29:55, 7:96)
Pertanggungjawaban di hari Akhir (16:93, 45: 28)

Sunnah mengajak • Ilmu hanya bermanfaat jika diamalkan


kita beramal • Sirah Nabi seluruhnya adalah amal dan kerja

• Ilmu harus disertai dengan karya dan amal


• Keilmiahan tanpa orientasi karya tidak perlu ditekuni
Ahli Ilmu Turut Andil • Permohonan yang tidak realistis dan tanpa amal ad/tercela
Mengajak Orang • Sikap, pendirian, serta sejarah perjuangan ahli ilmu ad/bukti
terbaik
untuk Beramal
TARBIYA
AMAL
H
JAADDA
H

GENERASI YANG DINAMIS


DAN BERKARYA
Bab 2: Spesifikasi Tarbiyah Jaddah
1. Tarbiyah Jaaddah adalah jejak para 2. Tarbiyah Jaaddah Perintah dalam
salaf Nash-Nash Al-Qur’an
• Q.S 62: 2, Q.S 3: 164 • Perintah agar jiddiyah kepada
• Generasi terbaik eksis di kaum muslimin (QS. 19:12, QS.
dunia karena tarbiyah 7: 145)
jaaddah dari Nabi. • Perkataan yang berat (QS. 73:
• Diteruskan oleh para salaf 1-5)  butuh kesungguhan
dengan manhaj yang sama untuk memikulnya
• Peranan tarbiyah bisa stabil • Kesungguhan mendatangkan
jika di bawah bimbingan kekuatan jiwa, dan
ulama, pewaris para Nabi. mendekatkan pada pertolongan
Allah (QS. 3:146-147
Bab 2: Spesifikasi Tarbiyah Jaddah
3. Tarbiyah Jaaddah dalam nash-nash As- T 4. Serius dan sungguh-sungguh adalah
Sunnah u dasar kehidupan
• “Mintalah pertolongan j
u
kepada Allah dan jangan aS
menyerah.” n
u
n
Suc
• “Neraka itu dikelilingi oleh
syahwat, sedangkan surga
g ces
g
dikelilingi oleh yng tidak u s
disenangi.” h
• “Ya Allah, sesungguhnya aku -
berlindung kepada-Mu dari s
u
ketidakmampuan dan n Tujuan yang lebih mulia 
kemalasan.” g kesungguhan yang lebih besar
g
u
h
Bab 2: Spesifikasi Tarbiyah Jaddah
5. Dalam tarbiyah jaaddah 6. Bagaimana para pemimpin bisa
diperlukan kesabaran berjaya dan berhasil?
• Banyak hukum dan ibadah • Sirah Nabawiyah 
yang menuntut generasi pilihan dibina
kesungguhan dan
kesabaran. Ex: haji melalui alam nyata dan
• Jihad adalah cita tertinggi. perjuangan pahit
Mati tanpa hasrat untuk • Sejarah salaf membuktikan
berjihad berarti mati dalam mereka adalah pribadi yang
kemunafikan sangat besar
kesungguhannya dalam
menuntut ilmu dan
kebenaran
Bab 2: Spesifikasi Tarbiyah Jaddah
7. Bagaimana da’wah dapat berhasil? 8. Aku berlindung kepada-Mu, Ya Allah,
dari Ilmu yang tidak bermanfaat

• Ummat ini sudah mengalami • Sirah Nabawiyah 


masa-masa sulit  da’wah generasi pilihan dibina
pembaharu dan perbaikan melalui alam nyata dan
• Sempurnanya kebangkitan perjuangan pahit
Islam hanya dengan tarbiyah • Sejarah salaf membuktikan
jaaddah mereka adalah pribadi yang
• Butuh kesungguhan untuk sangat besar
melawan rekayasa dan kesungguhannya dalam
serangan musuh-musuh Islam menuntut ilmu dan
kebenaran
Bab 2: Spesifikasi Tarbiyah Jaddah
10. Umat membutuhkan pribadi
9. Banyaknya Cobaan dan Godaan?
yang handal dan ulet
Syahwat
Syubhat • Ciri pribadi seorang muslim:
sabar, tenang, derwaman,
berani, kreatif, percaya diri,
berwawasan luas, dan
Wanita beretika.
Harta • Tapi tanpa pembinaan dan
praktik nyata, serta DA’WAH
ILALLAH  bangunan rapuh
Kedudukan tanpa kekuatan.
Bab 2: Spesifikasi Tarbiyah Jaddah

11. Merebaknya gaung KEBANGKITAN ISLAM


a. Semakin bertambahnya orang bertaubat dan kembali
kepada Allah, mereka butuh diarahkan.
b. Perlu membuka lahan baru dan memperluas kantong
da’wah.
c. Perlu membuka cakrawala berpikir tanpa bergantung pada
figuritas
d. Tarbiyah jaaddah yang produktif sebagai pedoman untuk
mengukur sentra pemikiran dan tujuan da’wah.
e. Tarbiyah jaaddah di berbagai sektor untuk menguatkan
da’wah.
BAB 3: Buah Tarbiyah
Jaaddah
Mewujudkan Amal yang Sungguh-
tarbiyah yang kontinu dan sungguh dengan
asasi berbuah waktu

Serius dalam Berpikir yang Tidak berlebihan


hal-hal yang produktif dan dalam bercanda
penting sungguh-sungguh dan bersenda gurau

Menanggung aktivitas Kritik yang


Memikul
yang berat dan sungguh-sungguh
sungguh-sungguh tanggung jawab dan berdaya guna
BAB 4: Tarbiyah Jaaddah dalam Sejarah

• “Kalian belum menjaga dan siaga”


Rasulullah selalu terdepan dan berani, serta
bersegera di setiap keadaan. Rasulullah tahu
benar, keterlambatan dari mubadarah dalam
kondisi dan situasi tertentu bisa berakibat fatal
dan harus dibayar mahal. Di sinilah tampak peran
dari seseorang yang bersungguh-sungguh
dan serius dalam ketangkasan dan kekokohan.
BAB 4: Tarbiyah Jaaddah dalam Sejarah

• “Jangan mengikuti saya salah satu dari


mereka”
Jihad hanya bisa diemban oleh orang-orang
yang sungguh-sungguh dan terpercaya. Siapa
yang menunggu-nunggu kesenangan duniawi,
atau dirinya mulai tertarik dengan kesenangan
semu atau menjadikan itu sebagai masalah
sepele, maka dia belum terbina dengan tarbiyah
jaaddah..
BAB 4: Tarbiyah Jaaddah dalam Sejarah

• “Barangsiapa yang meminumnya, bukan


golongankup”
QS. 2: 249  Siapa yang tidak bisa menahan diri dan
nafsunya, lalu ia meminum air yang tersedia di depan
matanya, maka orang itu tidak layak dipakai untuk ikut
berperang. Sebaliknya, siapa yang berhasil melampaui ujian
ini, maka harga diri dan derajatnya akan naik melambung
tinggi dalam ketaatan, dan keloyalannya terhadap
pimpinan telah teruji. Hasilnya, eksisnya unsur-unsur
kesungguhan dan kemantapan, dan dengan itu Allah
memberi kemudahan dalam memenangkan peperangan.
BAB 4: Tarbiyah Jaaddah dalam Sejarah

• “Walau engkau berjalan dengan kami ke


ujung Burkil Ghamad”
Generasi shahabat selalu siap menerima
perintah dan menyertai perjuangan Rasulullah
seberat apapun medannya. Generasi yang
telah terbina dalam tarbiyah jaaddah seperti
itulah yang siap mewujudkan penaklukan dan
kemenangan.
BAB 4: Tarbiyah Jaaddah dalam Sejarah

• “Demi Allah, Dia tidak akan menghinakan


engkau selama-lamanya”
Hasil tarbiyah jaaddah dalam sejarah
ad/Khadijah, wanita yang serius dan
bersungguh-sungguh mempunyai peran yang
amat penting dan strategis dalam
menenangkan hati Rasulullah. Beliau ibarat
benteng pertahanan di garis belakang.
BAB 4: Tarbiyah Jaaddah dalam Sejarah

• “Kami menemukannya pada saat tidak


ada sesuatu”
Perbekalan yang sedikit cukup untuk
mengenyangkan para pasukan. Saat kehabisan
bekal, mereka berkata, “Kami telah merasa
cukup kenyang pada saat semua sudah habis.”
Perkataan seperti ini hanya lahir sebagai buah
tarbiyah jaaddah.
BAB 4: Tarbiyah Jaaddah dalam Sejarah

• “Atas tiga orang yang ditangguhkan


taubatnya”
Tiga shahabat yang diboikot karena tidak
berangkat ke perang Tabuk. Di masa itu, datang
tawaran dari Raja Ghassan, tapi dia menolak dan
pasrah kepada Allah. Lalu Allah pun menerima
taubat mereka setelah 50 hari. Inilah tarbiyah
jaaddah yang didalamnya para shahabat ditempa
dan dibina. Mereka memiliki kematangan jiwa.
BAB 4: Tarbiyah Jaaddah dalam Sejarah

• “Bagaimana bangsa Romawi melupakan


bisikan syaithan”
Khalid dalam satu peperangan melawan
Romawi, berkata kepada pasukannya,
“Janganlah kalian berbeda jalan, dan jangan
melemahkan keyakinan kalian, sebab seorang
muslim tidak patut berbangga diri terhadap
sesuatu yang di dalamnya selalu ada
pertolongan Allah.”
BAB 4: Tarbiyah Jaaddah dalam Sejarah

• “Apakah mereka mempunyai waktu?”


Sesungguhnya orang yang mempunyai kesiapan
penuh untuk belajar atau untuk mengajar
dengan risiko besar, ia akan tahu betapa
tingginya ilmu dan kewajiban yang berilmu
untuk mengamalkannya kepada orang lain,
berda’wah, dan menjaganya dari unsur
pelecehan dan penghinaan terhadap ilmu itu
sendiri.
BAB 4: Tarbiyah Jaaddah dalam Sejarah

• “Dan tidak juga malam Shiffin”


Ali bin Abi Thalib tidak meninggalkan tasbih,
takbir, dan tahmid sebelum tidur. Tidak juga di
malam Shiffin. Ini adalah tarbiyah jaaddah.
• “Tatkala berita kematian bapak tidak
mengejutkan”
anak-anak itu berkata, “Demi Allah, kabar tentang
kematianmu lebih kami senangi daripada engkau
memberi kabar tentang penciptaan Al-Qur’an.”
Tarbiyah jaaddah ibarat pohon yang berkah,
memberikan buahnya sepanjang masa, yang
paling bisa merasakannya di dunia sebelum yang
lainnya adalah para murabbi.
Alangkah indah bila para guru dan murabbiyah
mengetahui kematangan berpikir dan
kemandiriannya, serta bila telah berhasil
mengatasi kearncuan berpikir dan taklid buta.
BAB 5: Saat Tarbiyah Jaaddah Tidak
Berdampak
5: 21-24 •“Pergilah engkau bersama Rabb-mu, berperanglah berdua”
•Tabiat yang tidak mau menerima upaya perbaikan untuk diri mereka sendiri.

2: 246 - 249 •Mereka meminta perang diwajibkan atas mereka. Tapi saat perintah itu turun, mereka justru lari.
•Mereka berpaling dan hanya sedikit yang mau menerima

48: 15 -16 •Saat kesusahan dan kesempitan


•Orang munafik mencerminkan golongan yang buruk dan jiwa yang kerdil

49:14 •Saat iman itu belum masuk ke dalam hati


•Mereka pemeluk Islam yang masih baru, belum merasakan tarbiyah yang sempurna dan paripurna

33: 10-14 •Mereka mengira pasukan sekutu belum berangkat


• Mereka ragu dan selalu mencari udzur dari berperang
BAB 6: Bentuk Penyimpangan dalam Tarbiyah
Jaaddah
Terlalu menyibukkan diri den berlebihan dalam berbicara tentang keuntungan,
keberhasilan amal, dan kegiatan yang diproyeksikan untuk kepentingan agama

Bila bahasa kritikan dijadikan sebagai sarana bisnis

Bila banyaknya pengaduan tentang problema hidup, amal Islami, kepemudaan,


da’wah, dan sederetan problema lainnya.

Merasa tidak berdaya bila berhadapan dengan masalah apa saja, merasa sempit atau
menganggap sebagai halangan yang amat pokok bila tidak ada dukungan dan pintu
peluang sulit dibuka, dan alasan lainnya

Merasa sudah cukup bila sudah loyal terhadap bergulirnya roda kebangkitan dan
menjadi mitra orang-orang baik, tanpa diikuti usaha, keikutsertaannya, serta
berbangga dengan atribut kebaikan serta orang-orangnya
BAB 6: Bentuk Penyimpangan dalam Tarbiyah
Jaaddah
Menyoroti terus kenyataan yang ada di masyarakat, baik dalam bentuk kritikan
maupun bentuk ketimpangan berlangsung lama, tapi tidak disertai dengan nasihat
yang bersifat amalan atau usulan jitu sebagai acuan dalam pelaksanaannya

Banyak membicarakan persekongkolan yang diarahkan untuk memusuhi Islam dan


kebangkitan musuh Islam, baik dari dalam maupun dari luar.

Jika tugas dan tanggung jawab yang seharusnya dipikulnya, sebaliknya malah
dibebankan kepada orang lain

Usul jitu tetapi tidak ada


Sifat tawadhu yang dibuat-buat
kesiapan dalam beramal

Menghabiskan waktu dengan


Saat
kegiatan yang kurang Terlalu banyak bicara
beristirahat
bermanfaat
BAB 7: Pemahaman yang Keliru terhadap
Tarbiyah Jaaddah
• Terhadap hadits Rasulullah, “Wahai Hanzhalah,
sesaat dan sesaat.”  acara penyegaran tidak
menjadi tujuan utama.
• Nasihatilah orang, tetapi jangan membuat jemu
 bedakan menasihati org tua dan generasi muda
• Merasa tidak mampu menanggung sosok ideal
tarbiyah jaaddah
• Tabiat tarbiyah jamaah
• Banyak tertawa
BAB 8: Usulan –Usulan untuk Perubahan

Al-Qudwah (kesederhanaan)

Sungguh-sungguh yang pertengahan

Gantilah kayu pintumu


BAB 6: Tarbiyah Jaaddah itu Bertingkat

Tarbiyah jaaddah menuntut agar kedudukan kita


sesuai dan menjadi umat pembawa risalah untuk
manusia. Maka kita butuh tarbiyah jaaddah untuk
semua ummat dengan segala tingkatannya.
Tarbiyah jaaddah dibutuhkan oleh para penuntut
ilmu, para daiyah, para ayah, para ibu, dan
generasi muda.
Seluruh rangkaian kehidupan harus tetap dalam
kerangka Jiddiyah
Penutup
Adakah para dai di negri Islam yang mengajak
kepada kesungguhan, dan adakah diantara mereka
yang paham dan peka terhadap fiqh da’wah yang
mengaplikasikan usulan-usulan perbaikan da’wah
ke dalam rangkaian dan kenyataan hidup??

Mari introspeksi diri dan hindari taklid buta

Anda mungkin juga menyukai