BAB 5
PENGUMPULAN DATA
DALAM PENELITIAN
10 SMA IPS
EKA AMELIA
A. PENGERTIAN PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data adalah aktivitas mencari data di lapangan untuk menjawab permasalahan peneliti yang
telah dirumuskan sebelumnya dan dalam rangk amencapai tujuan penelitian.
Penentuan data menjadi bagian penting dan penentu keberhasilan suatu penelitian karena jika proses ini
keliru, akan menghasilkan simpulan yang keliru pula. Untuk itu, pengumpulan data harus dilakukan secara
sistematis, melalui prosedur yang benar, dan tidak dipengaruhi oleh keinginan pribadi
Terdapat dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari lapangan, sedangakan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
lapangan.
Teknik pengumpulan data juga terbagi dari dua jenis, yaitu teknik pengumpulan data primer dan teknik
pengumpulan data sekunder.
B. PENGUMPULAN DATA PRIMER
Pengumpulan data primer dilakukan menggunakan beberapa cara atau metode, seperti survey,
human instrument, wawancara, observasi, dan diskusi terfokus.
Survei adalah metode pengambilan data dan informasi dari subjek penelitian dengan
menggunakan instrument berupa angket atau kuesinior.
Angket adalah sebuah instrumen yang digunakan penelitia untuk mengumpulkan data dengan
menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab, kemudian
dikembalikan kepada peneliti. Dari jawaban responden tersebut, peneliti memperoleh data,
seperti pendapat dan sikap responden terhadap masalah yang sedang diteliti.
Angket yang digunakan harus benar – benar mewakili tujuan
penelitian. Untuk itu perlu diperhatikan hal berikut:
A. Responden tidak
dapat memberikan
alternative jawaban
karena jawaban telah
ditentukan.
B. Kemungkinan angket
A. Responden harus C. Sulit diolah karena
tidak dikembalikan besar D. Memakan waktu lama
memberikan buah memiliki jawaban
karena responden malas untuk mengisi angket.
pikirannya untuk peneliti. beragam.
menjawabnya.
Kelebihan angket dengan pertanyaan semiterbuka, yaitu responden diberi kebebasan umenjawab
sesuai dengan pendapatnya, dan peneliti memperoleh ragam jawaban yang sebelumnya mungkin tidak
terpikirkan.
sedangkan kelemahannya angket dengan pertanyaan semiterbuka adalah sulit mengelolahnya karena
sikap ketika bertemu, keramahan, kesabaran, dan keseluruhan penampilan peneliti akan sangat
berpengaruh terhadap jawaban responden. dalam melakukan wawancara, sebaiknya pewawancara
menggunakan sejumlah alat bantu, seperti alat tulis atau perekam suara.
Ada dua jenis wawancara dalam penelitian,
yaitu:
• Yaitu wawancara yang disusun secara terperinci, seperti halnya kuesioner. Wawancara terstruktur
Wawancara terdiri dari sederetan pertanyaan dengan jawaban responden dibatasi pada beberapa alternatif
jawaban tertentu.
berstruktur • Pewawancara memberikan tanda centang (ѵ) pada jawaban yang telah tersedia. Contoh:
bagaimana tanggapan anda terhadap fasilitas laboratorium Bahasa disekolah Anda? A. Sangat
bagus B. Bagus C. Buruk C. Sangat buruk.
• Yaitu wawancara yang hanya memuat garis – garis besar pertanyaan. Wawancara diselesaikan
Wawancara tidak dengan garis besar pertanyaan. Wawancara disesuaikan dengan garis besar pertanyaan yang telah
dipersiapkan. Dalam jenis wawancara ini, kreativitas pewawancara sangat diperlukan karena hasil
berstruktur
wawancara lebih banyak tergantung dari pewawancara sendiri. Jenis wawancara ini cocok untuk
kasus penelitian.
• Contoh: “bagaimana penilaian Anda tentang fasilitas belajar disekolah Anda?”
Terdapat empat faktor yang dapat memengaruhi
hasil wawancara, yaitu:
• Seorang pewawancara yang baik harus • Alasannya karena mutu jawaban • Alasannya karena kesediaan • Situasi yang timbul karena
memenuhi persyaratan seperti keterampilan
mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan yang diberikan responden responden untuk menjawab beberapa factor, seperti waktu,
rasa aman. Ia tidak ragu dan takut tergantung pada kemampuannya tergantung pada apakah ia tempat, ada – tidaknya orang
menyampaikan pertanyaan. Pewawancara menangkap isi pertanyaan tertarik pada topic yang diteliti ketiga, dan sikap masyarakat
juga harus menyampaikan pertanyaan yang
dapat merangsang responden untuk dengan tepat dan bersedia dan apakah topik tersebut pada umumnya.
menjawabnya, menggali jawaban, dan menjawabnya dengan baik atau sensitive atau tidak.
mencatat semua hasil wawancara tersebut. tidak.
C. Topik D. Situasi
A. Pewawancara B. Responden
penelitian wawancara
Terdapat beberapa sikap yang harus
dimiliki oleh pewawancara, yaitu:
D. Hindari
A. Netral B. Ramah C. Adil ketegangan
A. Pengamatan telah
terencanakan secara C. Pengamatan harus dicatat
sistematis secara sistematis
No Aspek Keterangan
3 Berpakaian rapi
Contohnya, catatan lapangan, deskripsi wawancara, catatan harian, foto, dan hasil rekaman baik suara
maupun gambar.
Peneliti sebagai “alat pengumpul data” harus aktif mecari data yang dibutuhkan
dalam penelitian agar data yang terkumpul memiliki validitas yang tinggi.
Kelemahan teknik pengambilan data ini adalah peneliti tidak bisa berada pada dua
atau lebih tempat yang berbeda ketika beberapa situasi atau peristiwa yang penting
dalam penelitian terjadi pada saat yang bersamaan.
Observasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
A. Diperlukan waktu
B. Pengamatan terhadap suatu yang lama dalam
fenomena atau peristiwa yang telah proses pengamatan
terjadi tidak dapat dilakukan secara untuk memperoleh
langsung. hasil dari suatu
kejadian.
Berikutnya metode diskusi kelompok terfokus atau Focus Group Discussion(FGD). Ini merupakan
teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan sebuah forum diskusi dengan tema yang telah
Tujuan nya untuk mendapatkan informasi sebanyak – banyaknya tentang tema yang menjadi focus
penelitian. Dalam diskusi kelompok terfokus, peneliti dan informan saling berdiskusi tentang sebuah
konsep yang akan diangkat dalam penelitian sehingga didapatkan kesempatan tentang konsep
tersebut.
Dalam pelaksanaan diskusi kelompok terfokus, peneliti harus mempersiapkan
tema – tema yang akan dijadikan bahan diskusi.
Pelaksanaan diskusi terfokus umumnya dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
A. Pendahuluan
B. Pelaksanaan kegiatan
C. Penutup diskusi
C. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
Salah satu sumber data sekunder yang penting adalah data statistic yang diterbitkan oleh lembaga – lembaga yang berwenang,
baik swasta maupun pemerintah, seperti Badan Pusat Statistik. Data sekunder dikumpulkan orang lain untuk digunakan kembali
Pengumpulan sumber data sekunder sering harus lebih dahulu dilakukan sebelum peneliti mengumpukan data – data primer.
Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan antara lain denga teknik studi kepustakaan.
Studi kepustakaan merupakan kegiatan pengumpulan data dan informs yang memuai berbagai ragam kajian teori yang sangat
dibutuhkan peneliti. Studi kepustakaan dapat dilakukan dari berbagai sumber, seperti buku, Koran, majalah, naskah, catatan
sejarah, arsip, dan laporan penelitian terdahulu. Termasuk didalamnya rekaman berita dari radio, televise, danmedia elektronik
lainnya.
Pengolahan data melalui metode studi kepustakaan memiliki beberapa
kelemahan, yaitu:
A. Data yang diperoleh mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan penelitian karena
dikumpulkan oleh orang lain.
B. Mengikuti
perkembangan penelitian
A. Menggali teori – dalam bidang yang akan
diteliti
teori dasar dan
D. Memanfaatkan E. Menghindarkan
konsep yang telah
data sekunder. duplikasi penelitian
ditemukan oleh para C. Memperoleh orientasi
peneliti terdahulu yang lebih luas
mengenai topic yang
dipilih.