Anda di halaman 1dari 51

STATISTIK OFFISIAL

12-STATISTIK SOSIAL
Za’ima Nurrusydah SST, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA


STATISTIK SOSIAL

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Statistik Kependudukan

Statistik Politik dan Keamanan


Susenas
Survei Sosial
Ekonomi
Nasional
PENDAHULUAN
• Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan sandaran utama
pemenuhan kebutuhan pemerintah dalam mengimplementasikan
pembangunan nasional agar sejalan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan tujuan
pembangunan internasional (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB)/SDGs).
Susenas sebagai salah satu sumber data Sosial Ekonomi
Perencanaan dan evaluasi Program Pembangunan Nasional

Perencanaan dan evaluasi Program sektoral (Kementerian/Lembaga)

Penyediaan indikator SDGs, RPJMN, dan Nawacita


Level Estimasi & Jumlah Sampel
• Pelaksanaan Susenas dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun, di bulan Maret untuk
estimasi kabupaten/kota, dan di bulan September untuk estimasi provinsi.

• Jumlah sampel Susenas Maret untuk estimasi kab/kota adalah 345.000 rumah
tangga atau 34.500 Blok Sensus. Sampel Blok Sensus ini digunakan juga untuk
pelaksanaan Studi Status Gizi Indonesia 2021 (Integrasi BS).

• Untuk Susenas September estimasi provinsi jumlah sampel adalah 75.000


rumah tangga (7.500 Blok Sensus) yang merupakan subsampel Susenas maret.
Stratifikasi
• Stratifikasi dilakukan di seluruh populasi Blok Sensus dan pada Rumah Tangga.

• Blok Sensus yang digunakan adalah BS2020

• Seluruh Blok Sensus biasa hasil SP2020 distratifikasikan menurut klasifikasi


urban/rural terbaru.

• Implicit stratification rumah tangga dilakukan berdasarkan tingkat


pendidikan KRT.
Kerangka Sampel
• Master sampling frame adalah sekitar 40% BS populasi yang ditarik secara PPS dengan size jumlah
KK hasil RD (pemetaan) SP2020.

• Kerangka sampel tahap pertama adalah


1. daftar BS biasa SP2020,

2. daftar 40% blok sensus SP2020 yang sudah ada kode stratanya.

• Kerangka sampel tahap kedua adalah daftar rumah tangga hasil listing di setiap blok sensus
terpilih.
Penarikan Sampel SSN Maret 2021

Susenas Maret Estimasi Kabupaten/Kota

• Tahap 1:
a. Memilih 40% BS populasi secara PPS, dengan size jumlah KK hasil RD SP2020 di setiap strata di
kabupaten/kota.

b. Memilih sejumlah n BS sesuai alokasi secara systematic di setiap strata urban/rural per kabupaten/kota.

• Tahap 2:
a. Memilih 10 rumah tangga dari hasil listing Ruta secara systematic sampling. Implicit stratification
menurut pendidikan KRT.
Penarikan Sampel SSN Sept 2021
• Susenas September Estimasi Provinsi

• Tahap 1:
• Memilih 7.500 BS secara systematic sampling dari 34.500 BS estimasi kabupaten/kota sesuai
alokasi dan mempertimbangkan distribusi sampel per strata di tingkat kabupaten/kota.

• Tahap 2:
• Memilih 10 rumah tangga dari hasil pemutakhiran Ruta secara systematic sampling dengan implicit
stratification pendidikan KRT.
CAKUPAN SUSENAS
• Susenas Maret 2021 : 345.000 rumah tangga
• Susenas September 2021 : 75.000 rumah tangga

Data yang dihasilkan dapat dipergunakan


untuk estimasi tingkat Nasional,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota
Kuesioner

Kor : Maret (VSEN22.K)

Modul : September (VSEN22.HANSOS,


VSEN22.MSBP, VSEN22.MKP)

Konsumsi dan Pengeluaran (KP) : Maret dan


September (VSEN22.KP)
KOR DAN MODUL (1)
• SUSENAS merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data
sosial kependudukan yang relatif sangat luas.
• Data yang dikumpulkan antara lain menyangkut bidang-bidang
pendidikan, kesehatan/gizi, perumahan, sosial ekonomi lainnya, kegiatan
sosial budaya, konsumsi/pengeluaran dan pendapatan rumah tangga,
perjalanan, dan pendapat masyarakat mengenai kesejahteraan rumah
tangganya.
KOR DAN MODUL (2)

Kor : Susenas Maret


Mengumpulkan data yang bersifat umum dan dilakukan
6. Keterangan kegiatan ketenagakerjaan
tiap tahun dimana cakupan data meliputi: 7. Keterangan fertilitas
1. Keterangan umum anggota rumah tangga (art) 8. Keterangan perumahan
2. Keterangan suku bangsa kepala rumah tangga (krt)
9. Keterangan teknologi dan informasi
3. Keterangan tentang kematian
4. Keterangan tentang kesehatan
10. Keterangan tentang rata-rata
konsumsi/pengeluaran rumah tangga dan
5. Keterangan pendidikan
sumber penghasilan utama rumah tangga
11. Keterangan sosial ekonomi lainnya
12. Keterangan luas lahan pertanian
KOR DAN MODUL (3)

Modul
Mengumpulkan data yang bersifat khusus/rinci dan dilakukan berulang tiap 3
tahun. Modul dikelompokkan ke dalam 3 paket, yaitu:
1. Modul Kesehatan dan Perumahan: September berulang tiap 3 tahun (2019)
2. Modul Ketahanan Sosial: September berulang tiap 3 tahun (2020)
3. Modul Sosial Budaya dan Pendidikan: September berulang tiap 3 tahun (2021)
Keterangan Konsumsi/Pengeluaran Makanan dan
Bukan Makanan
dan Pendapatan/Penerimaan Rumah Tangga (KP)
Jenis Data yang Dikumpulkan:
1. Kuantitas dan nilai konsumsi/pengeluaran makanan, minumam, dan rokok
seminggu terakhir
2. Keterangan tentang pengeluaran untuk barang-barang bukan makanan selama
sebulan dan setahun terakhir
3. Keterangan rekapitulasi pengeluarang
4. Keterangan pendapatan, penerimaan, dan pengeluaran bukan konsumsi selama
setahun terakhir
Pemanfaatan Susenas Kor
KEPENDUDUKAN

PENDIDIKAN

KESEHATAN

FERTILITAS & KB

PERUMAHAN

LAIN-LAIN
Kependudukan
Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin) (1)
(1) Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)
Definisi
Angka yang menunjukkan perbandingan antara penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan pada
suatu daerah dan waktu tertentu.
Manfaat
a) Untuk mempelajari pola atau perubahan rasio jenis kelamin menurut golongan umur.
b) Untuk mempelajari konsistensi rasio jenis kelamin menurut golongan umur, yaitu menurunnya rasio
jenis kelamin sejalan dengan meningkatnya golongan umur.
c) Mempelajari tentang adanya pengaruh migrasi atau wilayah pemukiman dengan karakteristik khusus.
Kependudukan
Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin) (2)
Interpretasi
Rasio jenis kelamin menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dalam setiap 100 penduduk
perempuan. Rasio jenis kelamin diatas angka 100 menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dalam
suatu wilayah/negara lebih besar dibandingkan penduduk perempuan. Sebaliknya, rasio jenis kelamin
dibawah angka 100 menunjukkan jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan penduduk
laki-laki.

Rumus 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑙𝑎𝑘𝑖− 𝑙𝑎𝑘𝑖


𝑆𝑒𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜= 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
Kependudukan
Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan) (1)
(2) Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan)
Definisi
Angka yang menunjukkan beban ketergantungan penduduk usia non produktif
terhadap usia produktif pada suatu wilayah.
Manfaat
Sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu
negara.
Kependudukan
Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan) (2)
Interpretasi
Semakin tinggi nilai dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban
yang harus ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif, dan sebaliknya.
Kependudukan
Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan) (3)
Rumus

Keterangan:
Usia produktif = 15-64 tahun
Usia non produktif = 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas
Kependudukan
Rata-rata usia perkawinan pertama (1)
(3) Rata-rata usia perkawinan pertama (laki-laki, perempuan, laki-laki+perempuan)
Rata-rata usia kawin pertama yang rendah menunjukkan waktu reproduksinya lebih panjang,
akibatnya dapat meningkatkan fertilitas.
Rumus

Interpretasi
Rata-rata usia perkawinan pertama yang rendah menunjukkan waktu reproduksinya lebih
panjang, sehingga lebih berpotensi menghasilkan anak yang lebih banyak.
Kependudukan
Persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang statusnya menikah (1)

(4) Persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang statusnya menikah


Indikator ini menunjukkan karakteristik pernikahan dari penduduk di suatu
wilayah.
Rumus
Kependudukan
(5) Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang menikah, tetapi tidak tinggal di
satu rumah dengan pasangannya
(6) Persentase penduduk 10-17 tahun yang pernah menikah (<18 tahun)
(7) Persentase penduduk usia 0-17 tahun yang memiliki akta kelahiran
(8) Persentase penduduk kawin/pernah kawin yang memiliki buku nikah
Pendidikan
Angka Melek Huruf (AMH) (1)
(1) Angka Melek Huruf (AMH)
Definisi
Proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana dalam huruf
latin, huruf arab, atau huruf lainnya (seperti huruf jawa, Arab, Kanji, dan lain-lain) terhadap penduduk berusia 15 tahun ke atas.
Manfaat
a. Alat ukur untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang melek huruf. Dengan demikian, dapat dikaji seberapa banyak
penduduk di suatu wilayah yang memiliki kemampuan dasar untuk memperluas akses informasi, menambah pengetahuan dan
keterampilan, memudahkan komunikasi, serta mempromosikan pemahaman yang lebih baik sehingga penduduk tersebut
mampu meningkatkan kualitas hidup diri, keluarga, maupun negaranya di berbagai bidang kehidupan.
b. Dapat digunakan sebagai tolok ukur target perencanaan dan evaluasi program pemberantasan buta huruf.
c. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis media informasi dan komunikasi yang dapat diakses masyarakat.
Pendidikan
Angka Melek Huruf (AMH) (2)

Interpretasi
Angka Melek Huruf berkisar antara 0-100. Tingkat melek huruf yang tinggi menunjukkan adanya
sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program keaksaraan yang memungkinkan
sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam
kehidupan sehari-hari dan melanjutkan pembelajarannya.
Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) (1)
(2) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Definisi
Perbandingan antara jumlah penduduk yang masih bersekolah di suatu jenjang
pendidikan tertentu (tanpa memandang usia penduduk tersebut) dengan jumlah
penduduk yang memenuhi syarat resmi penduduk usia sekolah di jenjang
pendidikan yang sama.
Sejak tahun 2007, Pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, dan Paket C)
turut diperhitungkan.
Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) (2)
Manfaat
a. Menunjukkan berapa besar umumnya tingkat partisipasi penduduk pada suatu
jenjang pendidikan.
b. Menunjukkan berapa besar kapasitas sistem pendidikan dapat menampung siswa
dari kelompok usia sekolah tertentu.
c. Sebagai indikator pelengkap dari indikator Angka Partisipasi Murni (APM),
sehingga dapat ditunjukkan besarnya penduduk yang bersekolah pada suatu jenjang
namun usianya belum mencukupi atau bahkan melebihi dari usia sekolah yang
seharusnya.
Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) (3)
Interpretasi
Nilai APK bisa lebih dari 100 persen karena jumlah murid yang bersekolah pada
jenjang pendidikan tertentu mencakup anak di luar batas usia sekolah pada jenjang
pendidikan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah adanya pendaftaran murid
usia dini, pendaftaran murid yang terlambat bersekolah, atau pengulangan kelas.
Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung
penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya. APK yang tinggi
menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah tanpa memperhatikan ketepatan
usia sekolah pada jenjang pendidikannya.
Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) (4)
Rumus
Pendidikan
Angka Partisipasi Sekolah (APS) (1)
(3) Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Definisi
Proporsi dari penduduk kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah (tanpa
memandang jenjang pendidikan yang ditempuh) terhadap penduduk kelompok usia sekolah
yang bersesuaian. Sejak Tahun 2007, Pendidikan Nonformal (Paket A, Paket B, dan Paket
C) turut diperhitungkan.
Manfaat
Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah mengakses fasilitas
pendidikan.
Pendidikan
Angka Partisipasi Sekolah (APS) (2)
Interpretasi
Nilai APS berkisar antara 0-100. Makin tinggi APS berarti makin banyak
anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. APS yang tinggi
menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses
pendidikan secara umum. Pada kelompok umur mana peluang tersebut
terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur.
Pendidikan
Rumus
Pendidikan
4. Angka Partisipasi Murni (APM)
5. Rasio APM SD, Rasio APM SMP dan Rasio APM SMA
6. Anak Tidak Sekolah/Out of School Children (OOSC)
7. Rata-Rata Lama Sekolah (MYS)
8. Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
9. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini
10. Angka Partisipasi Sekolah PAUD 3-4 Tahun
11. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 3-5 Tahun
12. Angka Partisipasi Murni (APM) PAUD 3-5 Tahun
13. Angka Kesiapan Sekolah (AKS)
14. Tingkat Penyelesaian
Kesehatan
(1) Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan
(2) (Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dalam
Sebulan Terakhir
Kesehatan
Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan (1)
(1) Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan
Definisi
Perbandingan penduduk yang memiliki jaminan kesehatan terhadap jumlah penduduk.
Manfaat
Gambaran mengenai banyaknya penduduk yang memiliki jaminan kesehatan mengindikasikan cakupan penduduk
yang terlindungi oleh jaminan kesehatan. Dengan memiliki jaminan kesehatan, kesehatan masyarakat akan lebih
terjamin. Artinya masyarakat akan memiliki kemudahan untuk berobat ketika sakit dengan biaya yang terjangkau
karena adanya subsidi dari penyedia layanan jaminan kesehatan yang dimiliki.
Rumus
Kesehatan
Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan (1)

(2) Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dalam Sebulan


Terakhir
Definisi
Perbandingan antara penduduk yang mempunyai satu atau lebih jenis keluhan dalam
satu bulan terakhir terhadap jumlah seluruh penduduk. Keluhan kesehatan yang
dicakup diantaranya panas, batuk, pilek, asma/sesak nafas, diare, sakit kepala
berulang, sakit gigi, atau keluhan lainnya. Termasuk juga seseorang yang memiliki
penyakit akut atau penyakit kronis (meskipun selama sebulan terakhir tidak
mempunyai keluhan).
Kesehatan
Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan (2)

Manfaat
Statistik ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui gambaran umum tentang
kondisi kesehatan penduduk. Hal ini dapat digunakan sebagai acuan oleh
pemerintah dalam usaha mengintervensi program-program kesehatan.
Rumus
Kesehatan
3)Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dalam Sebulan Terakhir dan Mengakibatkan Terganggunya Kegiatan Sehari-Hari
4)Unmet Need Pelayanan Kesehatan
5)Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Pernah Rawat Jalan dalam Sebulan Terakhir
6)Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Pernah Rawat Jalan dalam Sebulan Terakhir Menggunakan Jaminan Kesehatan
7)Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun Terakhir
8)Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam SetahunTerakhir Menggunakan Jaminan Kesehatan
9)Persentase Penduduk Umur 5 Tahun ke Atas yang Merokok Menggunakan Rokok Elektrik Selama Sebulan Terakhir
10)
Persentase Penduduk Umur 5 Tahun ke Atas yang Merokok selama Sebulan Terakhir
11)Persentase Merokok pada Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas
12)
Persentase Anak Umur 12-23 Bulan yang Menerima Imunisasi Dasar Lengkap
13)
Persentase Bayi 0-5 Bulan yang Menerima Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
Pemanfaatan Susenas Kor
• Fertilitas
• Perumahan
• Lain-lain
Pemanfaatan Susenas KP
Jenis data yang dikumpulkan dengan kuesioner Konsumsi/ Pengeluaran (VSEN22.KP)
mencakup:
A. Keterangan tentang kuantitas dan nilai konsumsi/pengeluaran makanan, minuman, dan rokok
seminggu terakhir. Konsumsi makanan dan minuman dibedakan antara konsumsi makanan
dan minuman yang disiapkan di rumah dan konsumsi makanan dan minuman jadi serta
rokok, mencakup 197 komoditas yang terbagi dalam 14 kelompok;
B. Keterangan tentang pengeluaran untuk barang-barang bukan makanan selama sebulan dan
setahun terakhir (dalam rupiah) yang terbagi dalam 6 (enam) kelompok;
C. Keterangan tentang pendapatan, penerimaan, dan pengeluaran bukan konsumsi selama
setahun terakhir yang terbagi dalam 6 (enam) kelompok.
Pemanfaatan Susenas KP
Statistik/indikator yang dapat disusun dari pengumpulan data konsumsi diantaranya:
A. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut daerah tempat tinggal;
B. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut kelompok barang;
C. Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari menurut daerah tempat tinggal;
D. Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari bahan makanan dan makanan jadi;
E. Rata-rata konsumsi protein per kapita sehari;
F. Proporsi penduduk di bawah garis kemiskinan;
G. Rasio gini;
H. Prelavensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang atau berat;
I. Prevalence of Undernorishment.
Pemanfaatan Susenas KP
Rata-rata konsumsi dan pengeluaran perkapita seminggu menurut komoditas makanan (1)

1. Rata-rata konsumsi dan pengeluaran perkapita seminggu menurut komoditas


makanan
Definisi
Jumlah konsumsi dan pengeluaran seluruh penduduk dalam seminggu terakhir dibagi
dengan jumlah penduduk. Rata-rata konsumsi perkapita adalah konsumsi semua
anggota rumah tanggaselama seminggu dibagi dengan banyaknya anggota rumah
tanggarata-rata pengeluaran per kapita seminggu adalah biaya yangdikeluarkan untuk
konsumsi semua anggota rumah tangga selama seminggu dibagi dengan banyaknya
anggota rumah tangga.
Pemanfaatan Susenas KP
Rata-rata konsumsi dan pengeluaran perkapita seminggu menurut komoditas makanan (2)

Manfaat
(1) Untuk mengetahui rata-rata konsumsi dan pengeluaran komoditas tertentu di
suatu wilayah sebagai dasar penentuan kebijakan terhadap ketersediaan komoditas
tersebut, terutama komoditas pangan (sebagai penentu apakah harus impor atau
peningkatan di sektor produksi).
(2) Data dan informasi mengenai konsumsi dan pengeluaran dapat digunakan dalam
penelitian di bidang ekonomi, salah satunya diungkapkan oleh Ernest Engel (1857)
bahwa persentase pengeluaran untuk makanan menurun sejalan dengan
meningkatnya pendapatan.
Pemanfaatan Susenas KP
Rata-rata konsumsi dan pengeluaran perkapita seminggu menurut komoditas makanan (3)
Pemanfaatan Susenas KP
Gini Ratio (1)
2. Gini ratio
Definisi
Salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan
pendapatan secara menyeluruh. Koefisien Gini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah
kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabel tertentu
dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.
Manfaat
Mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh
Pemanfaatan Susenas KP
Gini Ratio (2)
Rumus
Pemanfaatan Susenas KP
Gini Ratio (3)
Interpretasi
• Jika koefisien Gini bernilai 0 yang berarti pemerataan sempurna;
• sedangkan jika koefisien Gini bernilai 1 yang berarti ketimpangan
sempurna
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai