12-STATISTIK SOSIAL
Za’ima Nurrusydah SST, M.Si
Statistik Kependudukan
• Jumlah sampel Susenas Maret untuk estimasi kab/kota adalah 345.000 rumah
tangga atau 34.500 Blok Sensus. Sampel Blok Sensus ini digunakan juga untuk
pelaksanaan Studi Status Gizi Indonesia 2021 (Integrasi BS).
2. daftar 40% blok sensus SP2020 yang sudah ada kode stratanya.
• Kerangka sampel tahap kedua adalah daftar rumah tangga hasil listing di setiap blok sensus
terpilih.
Penarikan Sampel SSN Maret 2021
• Tahap 1:
a. Memilih 40% BS populasi secara PPS, dengan size jumlah KK hasil RD SP2020 di setiap strata di
kabupaten/kota.
b. Memilih sejumlah n BS sesuai alokasi secara systematic di setiap strata urban/rural per kabupaten/kota.
• Tahap 2:
a. Memilih 10 rumah tangga dari hasil listing Ruta secara systematic sampling. Implicit stratification
menurut pendidikan KRT.
Penarikan Sampel SSN Sept 2021
• Susenas September Estimasi Provinsi
• Tahap 1:
• Memilih 7.500 BS secara systematic sampling dari 34.500 BS estimasi kabupaten/kota sesuai
alokasi dan mempertimbangkan distribusi sampel per strata di tingkat kabupaten/kota.
• Tahap 2:
• Memilih 10 rumah tangga dari hasil pemutakhiran Ruta secara systematic sampling dengan implicit
stratification pendidikan KRT.
CAKUPAN SUSENAS
• Susenas Maret 2021 : 345.000 rumah tangga
• Susenas September 2021 : 75.000 rumah tangga
Modul
Mengumpulkan data yang bersifat khusus/rinci dan dilakukan berulang tiap 3
tahun. Modul dikelompokkan ke dalam 3 paket, yaitu:
1. Modul Kesehatan dan Perumahan: September berulang tiap 3 tahun (2019)
2. Modul Ketahanan Sosial: September berulang tiap 3 tahun (2020)
3. Modul Sosial Budaya dan Pendidikan: September berulang tiap 3 tahun (2021)
Keterangan Konsumsi/Pengeluaran Makanan dan
Bukan Makanan
dan Pendapatan/Penerimaan Rumah Tangga (KP)
Jenis Data yang Dikumpulkan:
1. Kuantitas dan nilai konsumsi/pengeluaran makanan, minumam, dan rokok
seminggu terakhir
2. Keterangan tentang pengeluaran untuk barang-barang bukan makanan selama
sebulan dan setahun terakhir
3. Keterangan rekapitulasi pengeluarang
4. Keterangan pendapatan, penerimaan, dan pengeluaran bukan konsumsi selama
setahun terakhir
Pemanfaatan Susenas Kor
KEPENDUDUKAN
PENDIDIKAN
KESEHATAN
FERTILITAS & KB
PERUMAHAN
LAIN-LAIN
Kependudukan
Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin) (1)
(1) Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)
Definisi
Angka yang menunjukkan perbandingan antara penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan pada
suatu daerah dan waktu tertentu.
Manfaat
a) Untuk mempelajari pola atau perubahan rasio jenis kelamin menurut golongan umur.
b) Untuk mempelajari konsistensi rasio jenis kelamin menurut golongan umur, yaitu menurunnya rasio
jenis kelamin sejalan dengan meningkatnya golongan umur.
c) Mempelajari tentang adanya pengaruh migrasi atau wilayah pemukiman dengan karakteristik khusus.
Kependudukan
Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin) (2)
Interpretasi
Rasio jenis kelamin menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dalam setiap 100 penduduk
perempuan. Rasio jenis kelamin diatas angka 100 menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dalam
suatu wilayah/negara lebih besar dibandingkan penduduk perempuan. Sebaliknya, rasio jenis kelamin
dibawah angka 100 menunjukkan jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan penduduk
laki-laki.
Keterangan:
Usia produktif = 15-64 tahun
Usia non produktif = 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas
Kependudukan
Rata-rata usia perkawinan pertama (1)
(3) Rata-rata usia perkawinan pertama (laki-laki, perempuan, laki-laki+perempuan)
Rata-rata usia kawin pertama yang rendah menunjukkan waktu reproduksinya lebih panjang,
akibatnya dapat meningkatkan fertilitas.
Rumus
Interpretasi
Rata-rata usia perkawinan pertama yang rendah menunjukkan waktu reproduksinya lebih
panjang, sehingga lebih berpotensi menghasilkan anak yang lebih banyak.
Kependudukan
Persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang statusnya menikah (1)
Interpretasi
Angka Melek Huruf berkisar antara 0-100. Tingkat melek huruf yang tinggi menunjukkan adanya
sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program keaksaraan yang memungkinkan
sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam
kehidupan sehari-hari dan melanjutkan pembelajarannya.
Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) (1)
(2) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Definisi
Perbandingan antara jumlah penduduk yang masih bersekolah di suatu jenjang
pendidikan tertentu (tanpa memandang usia penduduk tersebut) dengan jumlah
penduduk yang memenuhi syarat resmi penduduk usia sekolah di jenjang
pendidikan yang sama.
Sejak tahun 2007, Pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, dan Paket C)
turut diperhitungkan.
Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) (2)
Manfaat
a. Menunjukkan berapa besar umumnya tingkat partisipasi penduduk pada suatu
jenjang pendidikan.
b. Menunjukkan berapa besar kapasitas sistem pendidikan dapat menampung siswa
dari kelompok usia sekolah tertentu.
c. Sebagai indikator pelengkap dari indikator Angka Partisipasi Murni (APM),
sehingga dapat ditunjukkan besarnya penduduk yang bersekolah pada suatu jenjang
namun usianya belum mencukupi atau bahkan melebihi dari usia sekolah yang
seharusnya.
Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) (3)
Interpretasi
Nilai APK bisa lebih dari 100 persen karena jumlah murid yang bersekolah pada
jenjang pendidikan tertentu mencakup anak di luar batas usia sekolah pada jenjang
pendidikan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah adanya pendaftaran murid
usia dini, pendaftaran murid yang terlambat bersekolah, atau pengulangan kelas.
Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung
penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya. APK yang tinggi
menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah tanpa memperhatikan ketepatan
usia sekolah pada jenjang pendidikannya.
Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) (4)
Rumus
Pendidikan
Angka Partisipasi Sekolah (APS) (1)
(3) Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Definisi
Proporsi dari penduduk kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah (tanpa
memandang jenjang pendidikan yang ditempuh) terhadap penduduk kelompok usia sekolah
yang bersesuaian. Sejak Tahun 2007, Pendidikan Nonformal (Paket A, Paket B, dan Paket
C) turut diperhitungkan.
Manfaat
Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah mengakses fasilitas
pendidikan.
Pendidikan
Angka Partisipasi Sekolah (APS) (2)
Interpretasi
Nilai APS berkisar antara 0-100. Makin tinggi APS berarti makin banyak
anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. APS yang tinggi
menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses
pendidikan secara umum. Pada kelompok umur mana peluang tersebut
terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur.
Pendidikan
Rumus
Pendidikan
4. Angka Partisipasi Murni (APM)
5. Rasio APM SD, Rasio APM SMP dan Rasio APM SMA
6. Anak Tidak Sekolah/Out of School Children (OOSC)
7. Rata-Rata Lama Sekolah (MYS)
8. Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
9. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini
10. Angka Partisipasi Sekolah PAUD 3-4 Tahun
11. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 3-5 Tahun
12. Angka Partisipasi Murni (APM) PAUD 3-5 Tahun
13. Angka Kesiapan Sekolah (AKS)
14. Tingkat Penyelesaian
Kesehatan
(1) Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan
(2) (Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dalam
Sebulan Terakhir
Kesehatan
Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan (1)
(1) Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan
Definisi
Perbandingan penduduk yang memiliki jaminan kesehatan terhadap jumlah penduduk.
Manfaat
Gambaran mengenai banyaknya penduduk yang memiliki jaminan kesehatan mengindikasikan cakupan penduduk
yang terlindungi oleh jaminan kesehatan. Dengan memiliki jaminan kesehatan, kesehatan masyarakat akan lebih
terjamin. Artinya masyarakat akan memiliki kemudahan untuk berobat ketika sakit dengan biaya yang terjangkau
karena adanya subsidi dari penyedia layanan jaminan kesehatan yang dimiliki.
Rumus
Kesehatan
Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan (1)
Manfaat
Statistik ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui gambaran umum tentang
kondisi kesehatan penduduk. Hal ini dapat digunakan sebagai acuan oleh
pemerintah dalam usaha mengintervensi program-program kesehatan.
Rumus
Kesehatan
3)Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dalam Sebulan Terakhir dan Mengakibatkan Terganggunya Kegiatan Sehari-Hari
4)Unmet Need Pelayanan Kesehatan
5)Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Pernah Rawat Jalan dalam Sebulan Terakhir
6)Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Pernah Rawat Jalan dalam Sebulan Terakhir Menggunakan Jaminan Kesehatan
7)Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam Setahun Terakhir
8)Persentase Penduduk yang Pernah Rawat Inap dalam SetahunTerakhir Menggunakan Jaminan Kesehatan
9)Persentase Penduduk Umur 5 Tahun ke Atas yang Merokok Menggunakan Rokok Elektrik Selama Sebulan Terakhir
10)
Persentase Penduduk Umur 5 Tahun ke Atas yang Merokok selama Sebulan Terakhir
11)Persentase Merokok pada Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas
12)
Persentase Anak Umur 12-23 Bulan yang Menerima Imunisasi Dasar Lengkap
13)
Persentase Bayi 0-5 Bulan yang Menerima Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
Pemanfaatan Susenas Kor
• Fertilitas
• Perumahan
• Lain-lain
Pemanfaatan Susenas KP
Jenis data yang dikumpulkan dengan kuesioner Konsumsi/ Pengeluaran (VSEN22.KP)
mencakup:
A. Keterangan tentang kuantitas dan nilai konsumsi/pengeluaran makanan, minuman, dan rokok
seminggu terakhir. Konsumsi makanan dan minuman dibedakan antara konsumsi makanan
dan minuman yang disiapkan di rumah dan konsumsi makanan dan minuman jadi serta
rokok, mencakup 197 komoditas yang terbagi dalam 14 kelompok;
B. Keterangan tentang pengeluaran untuk barang-barang bukan makanan selama sebulan dan
setahun terakhir (dalam rupiah) yang terbagi dalam 6 (enam) kelompok;
C. Keterangan tentang pendapatan, penerimaan, dan pengeluaran bukan konsumsi selama
setahun terakhir yang terbagi dalam 6 (enam) kelompok.
Pemanfaatan Susenas KP
Statistik/indikator yang dapat disusun dari pengumpulan data konsumsi diantaranya:
A. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut daerah tempat tinggal;
B. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut kelompok barang;
C. Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari menurut daerah tempat tinggal;
D. Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari bahan makanan dan makanan jadi;
E. Rata-rata konsumsi protein per kapita sehari;
F. Proporsi penduduk di bawah garis kemiskinan;
G. Rasio gini;
H. Prelavensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang atau berat;
I. Prevalence of Undernorishment.
Pemanfaatan Susenas KP
Rata-rata konsumsi dan pengeluaran perkapita seminggu menurut komoditas makanan (1)
Manfaat
(1) Untuk mengetahui rata-rata konsumsi dan pengeluaran komoditas tertentu di
suatu wilayah sebagai dasar penentuan kebijakan terhadap ketersediaan komoditas
tersebut, terutama komoditas pangan (sebagai penentu apakah harus impor atau
peningkatan di sektor produksi).
(2) Data dan informasi mengenai konsumsi dan pengeluaran dapat digunakan dalam
penelitian di bidang ekonomi, salah satunya diungkapkan oleh Ernest Engel (1857)
bahwa persentase pengeluaran untuk makanan menurun sejalan dengan
meningkatnya pendapatan.
Pemanfaatan Susenas KP
Rata-rata konsumsi dan pengeluaran perkapita seminggu menurut komoditas makanan (3)
Pemanfaatan Susenas KP
Gini Ratio (1)
2. Gini ratio
Definisi
Salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan
pendapatan secara menyeluruh. Koefisien Gini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah
kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabel tertentu
dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.
Manfaat
Mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh
Pemanfaatan Susenas KP
Gini Ratio (2)
Rumus
Pemanfaatan Susenas KP
Gini Ratio (3)
Interpretasi
• Jika koefisien Gini bernilai 0 yang berarti pemerataan sempurna;
• sedangkan jika koefisien Gini bernilai 1 yang berarti ketimpangan
sempurna
TERIMA KASIH