Anda di halaman 1dari 5

Nama: Tia Zahra Khairunnisa

Nim : 0801213206

Kelas/Semester : IKM-3/ 3

Mata Kuliah : Dasar Kependudukan

Dosen Pengampu : Marlina Elfa Lubis, M..Kes

Jelaskan Data Demografi di bawah ini :

1. SENSUS 2020

SP2020 mencatat penduduk Indonesia pada September 2020 sebanyak 270,20 juta
jiwa. Hasil SP2020 dibandingkan dengan SP2010 memperlihatkan penambahan
jumlah penduduk sebanyak 32,56 juta jiwa atau rata-rata sebanyak 3,26 juta setiap
tahun.

Dari 270,20 juta penduduk Indonesia, sebesar 91,32 persen atau sekitar 246,74 juta
penduduk berdomisili sesuai Kartu Keluarga (KK). Sementara sebesar 8,68 persen
atau sekitar 23,47 juta penduduk lainnya berdomisili tidak sesuai KK. Jumlah ini
mengindikasikan banyaknya penduduk yang bermigrasi dari wilayah tempat tinggal
sebelumnya karena sekarang sudah tidak tinggal pada alamat yang tercatat pada KK.

Hasil SP2020 mencatat mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi Z


(lahir pada tahun 1997 – 2012) dan Generasi Milenial (lahir pada tahun 1981 – 1996).
Proporsi Generasi Z sebanyak 27,94 persen dari total populasi dan Generasi Milenial
sebanyak 25,87 persen. Kedua generasi ini termasuk dalam usia produktif yang dapat
menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Persentase penduduk usia produktif (15–64 tahun) terhadap total populasi pada tahu
2020 sebesar 70,72 persen. Sedangkan persentase penduduk usia nonproduktif (0–14
tahun dan 65 tahun ke atas) sebesar 29,28% di 2020. Persentase penduduk usia
produktif sebesar itu. menunjukkan bahwa Indonesia masih berada pada era bonus
demografi.

SP2020 mencatat jumlah penduduk laki-laki di Indonesia sebanyak 136,66 juta orang,
atau 50,58 persen dari penduduk Indonesia. Sementara, jumlah penduduk perempuan
diIndonesia sebanyak 133,54 juta orang, atau 49,42 persen. Sehingga rasio jenis
kelamin (sex ratio) penduduk Indonesia adalah sebesar 102, yang artinya terdapat 102
laki-laki untuk setiap 100 perempuan di Indonesia pada 2020.

Sebaran penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu sebesar 151,59
juta penduduk ( 56,10 persen dari total penduduk Indonesia). Sebaran penduduk
terbesar kedua terdapat di Pulau Sumatera dengan jumlah penduduk sebanyak 58,56
juta orang (21,68 persen). Pulau Sulawesi mempunyai sebaran sebesar 7,36 persen
dan Pulau Kalimantan mempunyai sebaran sebesar 6,15 persen, sedangkan wilayah
Bali-Nusa Tenggara dan Maluku-Papua masing masing sebesar 5,54 dan 3,17.

2. SUPAS

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) adalah survei yang tujuan utamanya
mengestimasi jumlah penduduk dan indikator demografi diantara dua waktu sensus
penduduk. Badan Pusat Statistik (BPS) telah empat kali melakukan SUPAS, yaitu
tahun 1976, 1985, 1995 dan 2005. SUPAS2015 merupakan SUPAS yang kelima yang
dilaksanakan BPS.

Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil SUPAS 2015 sebanyak 255,18 juta
jiwa. Dibandingkan dengan sensus maupun survei penduduk sebelumnya, dapat
dilihat bahwa jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan. Dalam
jangka waktu lima belas tahun yaitu tahun 2000 hingga 2015, jumlah penduduk
Indonesia mengalami penambahan sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata 3,33 juta
setiap tahun.

Berdasarkan hasil SUPAS 2015, tiga provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak
adalah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Di antara tiga provinsi tersebut
yang mengalami penambahan jumlah penduduk terbesar adalah Provinsi Jawa Barat,
sedangkan penambahan terkecil terjadi di Provinsi Jawa Timur. Tiga provinsi dengan
jumlah penduduk terkecil adalah Kalimantan Utara, diikuti Papua Barat dan
Gorontalo. Penambahan jumlah penduduk terbanyak adalah Kalimantan Utara
kemudian Gorontalo dan Papua Barat.

3. SUSENAS

Indonesia memiliki data kondisi sosioekonomi rumah tangga yang bersifat


representasi nasional atau dikenal sebagai Survei Sosial Ekonomi Nasional (Su-
senas). Data ini dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 1963. Data
cross section dikumpulkan secara berulang setiap tahun atau dua tahun yang
mencakup seluruh provinsi di In- donesia. Susenas seri pertama mencakup 14.670
rumah tangga, tetapi sejak tahun 2011 jumlah sam- pel diperbesar menjadi lebih dari
285.000 rumah tangga, yang mana tinggal 1.18 juta individu. Di tahun 2007, sebagian
dari sampel Susenas (sekitar 27% rumah tangga) diikuti selama setahun untuk
mendalami isu kemiskinan di tingkat kabupaten. Perkembangan dan perubahan pada
struktur peng- ambilan data Susenas dalam 7 tahun terakhir (li- hat Tabel 1); Susenas
2017 baru saja dibuka untuk umum, setelah kajian ini selesai dibuat. Sejak tahun 2015,
Susenas hanya dikoleksi 2 kali setahun pada Maret dan September.

Sistem pengumpulan data SUSENAS terdiri dari:

1. Kor

◆ Mengumpulkan data yang bersifat umum dan dilakukan tiap tahun dimana
cakupan data meliputi:

◆ Keterangan umum anggota rumah tangga (art) Keterangan suku bangsa kepala
rumah tangga (krt) Keterangan tentang kematian

◆ Keterangan tentang kesehatan

◆ Keterangan pendidikan

◆ Keterangan kegiatan ketenagakerjaan

◆ Keterangan fertilitas

◆ Keterangan perumahan

◆ Keterangan teknologi dan informasi

◆ Keterangan tentang rata-rata konsumsi/pengeluaran rumah tangga dan sumber


penghasilan utama rumah tangga

◆ Keterangan sosial ekonomi lainnya

◆ Keterangan luas lahan pertanian

2. Modul

Mengumpulkan data yang bersifat khusus/rinci dan dilakukan berulang tiap 3 tahun.
Modul dikelompokkan ke dalam 3 paket, yaitu:

Modul KOnsumsi/Pengeluaran dan Pendapatan Rumah Tangga Modul Sosial Budaya


dan Pendidikan Modul Kesehatan dan Perumahan

4. SAKERNAS

Sakernas dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada Februari dan Agustus.
Sakernas Februari dan Agustus 2022 dilaksanakan di seluruh provinsi di wilayah
Republik Indonesia. Besarnya sampel Sakernas Februari 2022 sebanyak 7.500 blok
sensus (BS) atau 75.000 rumah tangga. Sakernas Februari 2022 dikumpulkan untuk
memperoleh estimasi data ketenagakerjaan yang representatif hingga tingkat provinsi.
Pada Agustus 2022, besarnya sampel Sakernas sebanyak 30.000 BS atau sekitar
300.000 rumah tangga (yang terdiri dari 7.500 BS sampel Sakernas Semester 2 dan
22.500 BS sampel Sakernas Tahunan). Sakernas Agustus 2022 dikumpulkan untuk
memperoleh estimasi data ketenagakerjaan yang representatif hingga tingkat provinsi.
Sakernas tidak mencakup rumah tangga korps diplomatik, rumah tangga yang tinggal
di BS khusus, dan rumah tangga khusus yang berada di BS biasa.

5. SAKERTI

Indonesia Family Live Survey (IFLS) atau Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga
Indonesia (SAKERTI) adalah detail Survei rumah tangga, komunitas dan fasilitas
yang dilakukan di negara berkembang oleh RAND (Research ANd Development),
bekerja sama dengan lembaga penelitian di masing–masing survei. IFLS adalah survei
longitudinal rumah tangga Indonesia dan merupakan survei paling komprehensif yang

pernah dilakukan di Indonesia. Survei ini adalah studi panel rumah tangga, individu
dan fasilitas umum yang berlangsung secara terintegrasi lima gelombang semenjak
tahun 1993 di 24 provinsi di Indonesia yaitu provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, seluruh
provinsi di Jawa, Bali, NTB, seluruh provinsi di Kalimantan, Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat. Survei gelombang lima (IFLS-5) dilakukan pada akhir 2014 dengan
jumlah 15.900 rumah tangga dan 709 komunitas dengan jumlah individu dalam rumah
tangga sebanyak 50.000 individu yang merupakan kolaborasi dari RAND dan Survey
METER. IFLS-5 berisi data rumah tangga anggota IFLS dan data fasilitas
masyarakat.

Sampel awal dari rumah tangga dan masyarakat dimulai pada tahun 1993 (IFLS- 1)
sebagai baseline di 13 provinsi Indonesia mencakup 321 area pencacahan
(enumeration areas) dengan 7200 rumah tangga dan 16.300 individu. Sampel IFLS
mencapai 83 persen dari jumlah populasi pada tahun 1993. Kemudian kembali di
survei pada akhir 1997 (IFLS-2) dengan recontact rate 94.4 persen, sampel mencapai
7.600 rumah tangga dan 25.000 individu. Pada tahun 1998, 25 persen dari sampel atau
sekitar 2000 rumah tangga kembali di survei pada akhir 1998 (IFLS2+1998). Namun
data tersebut tidak di publikasikan untuk umum. RAND melakukan survei
IFLS2+1998 setahun setelah IFLS-2 bertujuan untuk memotret dampak krisis
ekonomi yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu 1997 sampai 1998. Tahun 2000
kembali dilakukan survei (IFLS-3) dengan recontact rate yang tinggi mencapai 95.3
persen dengan sampel 10.400 rumah tangga dan 31.000 individu. Recontact rate yang
tinggi juga dapat dipertahankan pada IFLS-4 tahun 2007 dengan jumlah 13.500 rumah
tangga dan 43.000 individu yang diwawancarai. Jumlah peningkatan sampel menjadi
15.900 rumah tangga dan 50.000 individu diwawancarai pada IFLS-5 tahun 2014.
Recontact rate mencapai 90.5 persen dari IFLS1, 2, 3 dan 4. Serta 92 persen recontact
rate dari rumah tangga asli pada IFLS-1.

Pada tahun 2012, RAND bersama Survey METER meluncurkan IFLSEast untuk
memotret keadaan di bagian provinsi-provinsi Indonesia timur. Survei mengumpulkan
data di tingkat individu, rumah tangga dan masyarakat dimana mereka tinggal serta
kesehatan dan fasilitas pendidikan pada komunitas tersebut. Survei ini dilakukan pada
sekitar 10.000 individu dan 2.500 rumah tangga di 99 komunitas (wilayah
pencacahan)

yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia bagian timur yaitu Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan
Papua.

Anda mungkin juga menyukai